1
BAB I PENDAHULUAN
Bab I ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk dan definisi
operasional.
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada saat ini masalah besar yang dialami oleh Indonesia adalah korupsi, bahkan hampir setiap hari ada saja berita tentang korupsi terbukti
pada penghujung akhir tahun 2016 tepatnya tanggal 30 Desember 2016 terdapat Operasi Tangkap Tangan OTT yang dilakukan oleh Komisi
Pemberantasan Korupsi KPK kepada Bupati Klaten berinisial SH dan masih banyak lagi kasus korupsi yang masih dalam penyelidikan. Menurut Karsona
dalam Mukodi dan Burhanuddin 2014:10 korupsi sebagai sesuatu yang busuk, jahat, dan merusak yang menyangkut perbuatan yang bersifat amoral,
sifat dan keadaan busuk, menyangkut jabatan instansi atau aparatur pemerintah, penyelewengan kekuasaan dalam jabatan karena pemberian,
menyangkut faktor ekonomi dan politik dan penempatan keluarga atau golongan ke dalam kedinasaan di bawah kekuasaan jabatan. Menurut
pernyataan Dirjen Otda dalam APTIK 2015:4 bahwa sejak tahun 2004 sampai Februari 2013 ada 291 Kepala daerah GubernurBupatiWalikota,
2545 anggota DPRD provinsi dan 431 anggota DPRD kabupatenkota yang
terjerat kasus korupsi. Oleh sebab itu maka korupsi sebaiknya dicegah dengan cara yang tepat. Menurut Wijaya 2014:23 cara yang paling efektif adalah
melalui media pendidikan sehingga diperlukan sistem pendidikan anti korupsi yang berisi sosialisasi bentuk korupsi, cara pencegahan dan pelaporan, serta
pengawasan terhadap tindak pidana korupsi. Menurut Wijaya 2014:24 upaya pemberantasan korupsi melalui jalur pendidikan harus dilaksanakan karena
pendidikan merupakan sarana yang strategis untuk membina generasi muda agar menanamkan nilai-nilai kehidupan termasuk antikorupsi. Pendidikan anti
korupsi adalah usaha sadar untuk memberikan pemahaman dan pencegahan terjadinya perbuatan korupsi yang dilakukan melalui pendidikan formal di
sekolah, pendidikan informal di lingkungan keluarga, serta pendidikan nonformal di masyarakat.
Masalah yang saat ini terjadi di dalam dunia pedidikan adalah minat baca yang rendah pada anak. Anak jaman sekarang memiliki minat baca yang
rendah dan memilih untuk bermain
gadget
. Penyalahgunaan
gadget
inilah yang berdampak kurang baik bagi anak, apalagi sampai mempengaruhi minat
baca anak. Selain itu sumber bacaanbuku yang menarik bagi anak dan murah sukar untuk didapat, padahal menurut pepatah buku yang dibaca adalah
jendela dunia. Menurut Huck, dkk, dalam Nurgiyantoro, 2005:153 Jikalau manusia membaca buku yang bermutu maka manusia terpengaruh menjadi
lebih bermutu, dan sebaliknya bila manusia membaca buku yang kurang
bermutu atau tidak baik maka manusia akan menjadi orang yang kurang bermutu.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menanamkan perilaku anti korupsi adalah melalui pendidikan. Dari hasil observasi yang dilakukan
peneliti pada siswa kelas IV B di SD Karitas Nandan pada bulan September hingga Oktober didapatkan bahwa minat baca siswa kelas IV B masih sangat
rendah terbukti dengan sedikitnya siswa yang membaca di perpustakaan, kejujuran siswa juga belum baik dikarenakan masih banyak siswa yang
berbuat curang saat ulangan harian. Menurut wawancara dengan guru kelas IV B juga didapatkan minat baca yang rendah dari siswa kelas IV B.
Berdasarkan temuan data di atas, peneliti mengembangkan media pembelajaran berupa cerita bergambar. Jenis penelitian ini merupakan
Research and
Development
RD, peneliti
menggambil judul:
“Pengembangan Buku Cerita Bergambar Berbasis Pendidikan Anti Korupsi untuk Pembelajaran Membaca Siswa pada Kelas IV
Sekolah Dasar”. Pengembangan buku cerita bergambar berbasis pendidikan anti korupsi ini
diharapakan menanankan anti korupsi kepada anak sejak dini agar memiliki landasan karakter yang jujur serta menambah minat baca anak.
1.2 Rumusan Masalah