Pengertian Korupsi Bentuk Korupsi

8

BAB II LANDASAN TEORI

Pada Bab II ini akan menjelaskan tentang kajian teori, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis

2.1 Kajian Pustaka

Kajian pustaka ini berisi teori-teori yang dijadikan landasan guna mendukung penelitian ini. Adapun beberapa hal yang menjadi pembahasan peneliti adalah korupsi, pendidikan, pendidikan anti korupsi, buku cerita bergambar, dan membaca.

2.1.1 Korupsi

2.1.1.1 Pengertian Korupsi

Menurut Sumiarti dalam Mukodi dan Afid 2014:11 korupsi merupakan hasil persilangan antara keserakahan dan ketidakpedulian sosial. Para pelaku korupsi adalah mereka yang tidak mampu mengendalikan keserakahan dan tidak peduli atas dampak perbuatannya atas orang lain, rakyat bangsa, dan negara. Korupsi merupakan perpaduan dari keserakahan tamak dan sifat asocial . Dapat dikatakan bahwa orang yang melakukan korupsi adalah orang yang tidak pernah puas menumpuk dan mengumpulkan harta dan tidak memiiki sense of crisis terhadap masyarakat. Menurut Klitgaad dalam Mukodi dan Afid 2014:11 korupsi adalah sebagai tingkah laku yang menyimpang dari tugas-tugas resmi sebuah jabatan negara karena keuntungan status atau uang yang menyangkut pribadi perorangan, keluarga dekat, kelompok sendiri atau melanggar aturan-aturan. Setiap tindakan yang menyimpang dari prosedur dengan tujuan untuk mencari keuntungan pribadi maka dapat dikatakan melakukan korupsi. Menurut Evi, 2007:1 korupsi merupakan masalah serius, tindak pidana ini dapat membahayakan stabilitas dan keamanan masyarakat, membahayakan pembangunan sosial ekonomi, dan juga politik serta dapat merusak nilai-nilai demokrasi dan moralitas karena lambat laun perubahan tersebut menjadi sebuah budaya yang menjadikan ancaman terhadap cita-cita menuju masyarakat adil dan makmur. Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa korupsi adalah sebuah tindakan yang keliru dan menyebabkan banyak kerugian yang berdampak bagi orang lain yang disebabkan oleh kepentingan yang menguntungkan diri sendiri maupun golongan dan biasanya karena mendapatkan kesempatan atau terdapat pembiaran.

2.1.1.2 Bentuk Korupsi

Menurut Komisi Pemberantasan Korupsi KPK dalam Mukodi dan Afid 2014:51-53 bentuk-bentuk yang tergolong sebagai korupsi adalah sebagai beikut: 1. Kerugian uang Negara Maksudnya adalah secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi dengan tujuan untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada. 2. Suap menyuap Maksudnya memberikan atau menjanjikan sesuatu kepada penyelenggara Negara dengan maksud supaya berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu dalam kewenangannya. Bagi penyelengara Negara, menerima sesuatu atau janji dari pihak lain merupakan bagian dari suap. 3. Pengelapan dalam jabatan Maksudnya seseorang yang ditugaskan untuk menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus atau sementara waktu, dengan sengaja menggelapkan uang atau surat berharga yang disimpan karena jabatannya oleh diri sendiri atau dibantu pihak lain. 4. Pemerasan Maksudnya seseorang yang ditugaskan untuk menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus atau semetara waktu, meminta atau menerima sesuatu, seolah-olah merupakan utang terhadap dirinya, padahal diketahui bahwa hal tersebut bukan merupakan utang piutang. 5. Perbuatan Curang Maksudnya, seseorang yang ditugaskan untuk menjalankan suatu jabatan, sengaja melakukan perbuatan curang atau membiarkan adanya perbuatan curang terjadi di lingkungan jabatannya Misalnya, markup angaran, penggunaan anggaran yang tidak sesuai dengan alokasi anggarannya. 6. Benturan kepentingan dalam pengadaan Maksudnya, seseorang yang ditugaskan untuk menjalankan suatu jabatan baik langsung maupun tidak langsung dengan sengaja turut serta dalam pemborongan, pengadaan atau persewaan yang pada saat dilakukan perbuatan, untuk seluruh atau sebagian ditugaskan untuk mengurus atau mengawasinya. 7. Gratifikasi Gratfikasi adalah sebuah pemberian yang diberikan atas diperolehnya suatu bantuan atau keuntungan. Menurut UU No. 20 tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi, gratifikasi didefinisikan sebagai pemberian dalam arti luas yakni yang meliputi pemberian uang, barang, rabat atau diskon, komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya. Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara Negara dianggap pemberian suap apabila berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya.

2.1.1.3 Penyebab Korupsi