Pengaruh Diferensiasi Kualitas Audit, Kesulitan Keuangan Perusahaan, Opini Audit, dan Fee Audit Terhadap Pergantian Kantor Akuntan Publik Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH DIFERENSIASI KUALITAS AUDIT, KESULITAN KEUANGAN PERUSAHAAN, OPINI AUDIT, DAN FEE AUDIT TERHADAP PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA

OLEH INDAH PRATIWI

120522056

PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM S-1 EKSTENSI

M E D A N

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

NAMA : INDAH PRATIWI

N I M : 120522056

PROGRAM STUDI : S-1 AKUNTANSI

JUDUL SKRIPSI : PENGARUH DIFERENSIASI KUALITAS AUDIT, KESULITAN KEUANGAN PERUSAHAAN, OPINI

AUDIT, DAN FEE AUDIT TERHADAP

PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Tanggal... Ketua Departemen Akuntansi

(Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS., Ak.)

Tanggal... Dekan Fakultas Ekonomi


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM S-1 EKSTENSI

M E D A N

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

NAMA : INDAH PRATIWI

N I M : 120522056

PROGRAM STUDI : S-1 AKUNTANSI

JUDUL SKRIPSI : PENGARUH DIFERENSIASI KUALITAS AUDIT, KESULITAN KEUANGAN PERUSAHAAN, OPINI

AUDIT, DAN FEE AUDIT TERHADAP

PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Medan, 2015 Menyetujui

Pembimbing


(4)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM S-1 EKSTENSI

M E D A N

Telah diuji pada

Tanggal 2015

PANITIA PENGUJI SKRIPSI

Koordinator : Drs. Erwin Abubakar, M.B.A., Ak. Anggota - I : Drs. Arifin Lubis, M.M., Ak. Anggota - II : Dra. Nurzaimah, M.M., Ak.


(5)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Diferensiasi Kualitas Audit, Kesulitan Keuangan Perusahaan, Opini Audit, dan Fee Audit Terhadap Pergantian Kantor Akuntan Publik Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/ atau saya kutip dari hasil karya orang lain yang telah mendapat izin, dan/ atau dituliskan sumbernya dengan jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi dengan peraturan yang berlaku.

Medan,

Yang Membuat Pernyataan,

Indah Pratiwi NIM : 120522056


(6)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh diferensiasi kualitas audit, kesulitan keuangan perusahaan, opini audit, dan fee audit terhadap pergantian kantor akuntan publik pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara tahun 2008 hingga tahun 2012.

Populasi penelitian ini sebanyak 112 perusahaan manufaktur. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling, sehingga diperoleh 40 perusahaan sampel untuk 5 tahun pengamatan (2008 - 2012) dengan 200 observasi (pengamatan). Data penelitian diperoleh dari laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen, dari perusahaan sampel yang diunduh dari website BEI yaitu www.idx.co.id. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan analisis regresi logistik. Proses analisis data yang dilakukan terlebih dahulu adalah analisis deskriptif, lalu uji asumsi klasik, lalu kemudiam pengujian hipotesis. Model penelitian dinyatakan lolos uji asumsi klasik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa diferensiasi kualitas audit, kesulitan keuangan perusahaan, dan opini audit tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap pergantian kantor akuntan publik, sedangkan fee audit berpengaruh signifikan dan positif terhadap pergantian kantor akuntan publik. Diferensiasi kualitas audit, kesulitan keuangan perusahaan, opini audit, dan fee audit berpengaruh secara simultan terhadap pergantian kantor akuntan publik.

Kata kunci : Diferensiasi kualitas audit, kesulitan keuangan perusahaan, opini audit, dan fee audit terhadap pergantian kantor akuntan publik.


(7)

ABSTRACT

The purpose of this research is to discover and analyze the effect of the differentiation of audit quality, financial distress, audit opinion, and fee audit to audit switching in manufacturing company listed on from 2008 to 2012.

The population of this research are 112 manufacturing company. Sampling method that used in this research is purposive sampling method, so I get 40 company samples to 5 years (2008-2012) with 200 analysis or observation units by access the financial statements audited by an independent auditor on website Indonesia Stock Exchange www.idx.co.id. Analysis data technique that is used in this research is description statistics analysis and analysis logistic regression. Analysis data is begining from analysis description statistics, and then testing the assumptions of clasical test and after that hypotesis analysis. Research model passed the test of the classical assumptions.

The results of this research indicate that differentiation of audit quality, financial distress, audit opinion has insignificantly influence to the audit switching, while fee audit have positive and significantly influence to the audit switching. Differentiation of audit quality, financial distress, audit opinion, and fee audit has a significant influence simultaneously to audit switching.

Keyword: Differentiation of audit quality, financial distress, audit opinion, fee audit, and audit switching.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat dan rahmat-Nya masih diberikan kesehatan, kesempatan dan kemampuan untuk menjalani perkuliahan sampai dengan menyelesaikan skripsi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara. Adapun skripsi ini berjudul “Pengaruh Diferensiasi Kualitas Audit, Kesulitan Keuangan Perusahaan, Opini Audit, dan Fee Audit Terhadap Pergantian Kantor Akuntan Publik Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” disusun guna untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Departemen Akuntansi, Universitas Sumatera Utara. Sejalan dengan penyelesaian skripsi ini begitu banyak hikmah yang penulis terima terutama dalam hal kesabaran, ketekunan, disiplin dan kesabaran untuk memahami orang lain, kemampuan berfikir dan daya nalar, khususnya dalam penyelesaian skripsi ini merupakan pengalaman berharga yang tidak terlupakan.

Selama penulisan skripsi ini, penulis telah banyak menerima bimbingan, bantuan, saran, motivasi, serta dukungan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, SE, M.Ec., Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(9)

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, SE, MAFIS, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, M.M., Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak selaku ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Erwin Abubakar, M.B.A., Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Arifin Lubis, M.M., Ak selaku Dosen Penguji dan Ibu Dra. Nurzaimah, M.M., Ak selaku Dosen Pembanding yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis.

6. Kepada keluarga tercinta, Ayahanda Suyitno dan Ibunda Kartinah serta kedua kakakku Fitri Andrayani dan Dian Puspita Sari terima kasih untuk doa, kasih sayang, dan dukungan yang senantiasa diberikan kepada penulis, terima kasih kepada Denny Setiawan Siregar yang telah banyak memberikan motivasi supaya penulis bersemangat untuk menyelesaikan skripsi ini, dan terima kasih kepada sahabat-sahabatku Ayi, Ririn, Iyung, Madi, teman seperjuangan akuntansi ekstensi 2012 terkhusus grup BPI team, dan teman-teman yang tak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan doa dan dukungan tiada henti bagi penulis.


(10)

Penulis menyadari sebagai manusia biasa pasti terdapat kekurangan di sana sini yang mungkin sangat jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang berguna dalam penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini berguna dan bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan penulis khususnya.

Medan, Agustus 2015 Penulis,

Indah Pratiwi


(11)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 9

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka ... 11

2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)... 11

2.1.2 Teori Signal (Signal Theory) ... 14

2.1.3 Auditing ... 14

2.1.4 Jenis-jenis Audit ... 15

2.1.5 Standar Auditing... 17

2.1.6 Diferensiasi Kualitas Audit... 20

2.1.7 Kesulitan Keuangan Perusahaan (Financial Distress) 23 2.1.7.1 Pengertian Kesulitan Keuangan ... 23

2.1.7.2 Faktor Penyebab Kesulitan Keuangan ... 24

2.1.7.3 Akibat Financial Distress ... 26

2.1.7.4 Pihak-pihak yang Membutuhkan Informasi Financial Distress... 27

2.1.8 Opini Audit ... 29

2.1.9 Fee Audit ... 32

2.1.10 Pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP) ... 33

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 35

2.3 Kerangka Konseptual... 39

2.4 Hipotesis Penelitian ... 42 2.4.1 Hubungan antara Diferensiasi Kualitas Audit dengan


(12)

Pergantian Kantor Akuntan Publik ... 42

2.4.2 Hubungan antara Kesulitan Keuangan Perusahaan dengan Pergantian Kantor Akuntan Publik ... 43

2.4.3 Hubungan antara Opini Audit dengan Pergantian Kantor Akuntan Publik ... 44

2.4.4 Hubungan antara Fee Audit dengan Pergantian Kantor Akuntan Publik ... 45

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 39

3.2 Batasan Operasional ... 47

3.3 Definisi Operasional ... 48

3.3.1 Variabel Independen (Bebas) ... 48

3.3.1.1 Diferensiasi Kualitas Audit ... 48

3.3.1.2 Kesulitan Keuangan Perusahaan... 48

3.3.1.3 Opini Audit ... 49

3.3.1.4 Fee Audit ... 49

3.4.2 Variabel Dependen (Terikat)... 50

3.4 Skala Pengukuran Variabel... ... 50

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian... 51

3.6 Jenis Data... ... 52

3.7 Metode Pengumpulan Data... .... 53

3.8 Teknik Analisis Data... . 53

3.8.1 Statistik Deskriptif ... 53

3.8.2 Analisis Regresi Logistik... 54

3.8.2.1 Menilai Kelayakan Model Regresi ... 55

3.8.2.2 Uji Statistik Cox and Snell’s R Square... 56

3.8.2.3 Uji Statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test... 57

3.9 Pengujian Hipotesis... ... 58

3.9.1 Uji t (Uji Regresi Parsial)... ... 58

3.9.2 Uji F (Uji Parsial)... ... 59

3.9.3 Uji Asumsi Klasik... ... 60

3.9.3.1 Uji Multikolinearitas ... 60

3.9.3.2 Matriks Klasifikasi ... 61

BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian ... 62


(13)

4.2 Hasil Penelitian ... 65

4.2.1 Statistik Deskriptif ... 65

4.2.2 Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian ... 66

4.2.2.1 Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)... .. 67

4.2.2.2 Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square). 68

4.2.2.3 Menguji Kelayakan Model Regresi... 68

4.2.2.4 Uji t (Uji Regresi Parsial)... 69

4.2.2.5 Uji F (Uji Parsial)... 72

4.2.2.6 Uji Multikolinieritas ... 73

4.2.2.7 Matriks Klasifikasi... 74

4.2.2.8 Model Regresi Logistik yang Terbentuk... 75

4.3 Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis... 76

4.3.1 Pengaruh Diferensiasi Kualitas Audit (BNM) terhadap Pergantian KAP (CHANGES)... 77

4.3.2 Pengaruh Kesulitan Keuangan Perusahaan (DEBT) terhadap Pergantian KAP (CHANGES)... 78

4.3.3 Pengaruh Kesulitan Opini Audit (OPINI) terhadap Pergantian KAP (CHANGES)... 79

4.3.4 Pengaruh Fee Audit (FEE) terhadap Pergantian KAP (CHANGES)... 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 82

5.2 Saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA... .. 85


(14)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 35

3.2 Skala Pengukuran Variabel Independen dan Variabel Dependen . 50 4.1 Proses Seleksi Sampel dengan Kriteria ... 63

4.2 Sampel Penelitian ... 64

4.3 Statistik Deskriptif ... 65

4.4 Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)... 67

4.5 Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square) ... 68

4.6 Menguji Kelayakan Model Regresi (Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test) ... 68

4.7 Hasil Uji Statistik t ... 69

4.8 Hasil Uji Statistik F ... 72

4.9 Hasil Uji Multikolinieritas ... 74

4.10 Matriks Klasifikasi ... 75


(15)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

NO. Lampiran Judul Halaman Lampiran 1 Data Pergantian KAP Perusahaan Manufaktur tahun

2008-2012 ... 88

Lampiran 2 Data Kualitas Audit Perusahaan Manufaktur tahun 2008-2012 ... 89

Lampiran 3 Data Kesulitan Keuangan Perusahaan Manufaktur tahun 2008-2012 ... 90

Lampiran 4 Data Opini Audit Perusahaan Manufaktur tahun 2008-2012 ... 91

Lampiran 5 Data Fee Audit Perusahaan Manufaktur tahun 2008-2012 ... 92

Lampiran 6 Hasil Pengolahan Data ... 93

Lampiran 7 Daftar Pemilihan Sampel Penelitian ... 97

Lampiran 8 Tabel t ... 102


(17)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh diferensiasi kualitas audit, kesulitan keuangan perusahaan, opini audit, dan fee audit terhadap pergantian kantor akuntan publik pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara tahun 2008 hingga tahun 2012.

Populasi penelitian ini sebanyak 112 perusahaan manufaktur. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling, sehingga diperoleh 40 perusahaan sampel untuk 5 tahun pengamatan (2008 - 2012) dengan 200 observasi (pengamatan). Data penelitian diperoleh dari laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen, dari perusahaan sampel yang diunduh dari website BEI yaitu www.idx.co.id. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan analisis regresi logistik. Proses analisis data yang dilakukan terlebih dahulu adalah analisis deskriptif, lalu uji asumsi klasik, lalu kemudiam pengujian hipotesis. Model penelitian dinyatakan lolos uji asumsi klasik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa diferensiasi kualitas audit, kesulitan keuangan perusahaan, dan opini audit tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap pergantian kantor akuntan publik, sedangkan fee audit berpengaruh signifikan dan positif terhadap pergantian kantor akuntan publik. Diferensiasi kualitas audit, kesulitan keuangan perusahaan, opini audit, dan fee audit berpengaruh secara simultan terhadap pergantian kantor akuntan publik.

Kata kunci : Diferensiasi kualitas audit, kesulitan keuangan perusahaan, opini audit, dan fee audit terhadap pergantian kantor akuntan publik.


(18)

ABSTRACT

The purpose of this research is to discover and analyze the effect of the differentiation of audit quality, financial distress, audit opinion, and fee audit to audit switching in manufacturing company listed on from 2008 to 2012.

The population of this research are 112 manufacturing company. Sampling method that used in this research is purposive sampling method, so I get 40 company samples to 5 years (2008-2012) with 200 analysis or observation units by access the financial statements audited by an independent auditor on website Indonesia Stock Exchange www.idx.co.id. Analysis data technique that is used in this research is description statistics analysis and analysis logistic regression. Analysis data is begining from analysis description statistics, and then testing the assumptions of clasical test and after that hypotesis analysis. Research model passed the test of the classical assumptions.

The results of this research indicate that differentiation of audit quality, financial distress, audit opinion has insignificantly influence to the audit switching, while fee audit have positive and significantly influence to the audit switching. Differentiation of audit quality, financial distress, audit opinion, and fee audit has a significant influence simultaneously to audit switching.

Keyword: Differentiation of audit quality, financial distress, audit opinion, fee audit, and audit switching.


(19)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan (Mulyadi dan Puradiredja, 1998). Profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan perusahaan, sehingga masyarakat memperoleh informasi keuangan yang andal sebagai dasar pengambilan keputusan.

Dalam melaksanakan tugasnya, auditor memerlukan kepercayaan terhadap kualitas jasa yang diberikan pada pengguna. Penting bagi pengguna laporan keuangan untuk memandang Kantor Akuntan Publik (KAP) sebagai pihak yang independen dan kompeten, karena akan mempengaruhi berharga atau tidaknya jasa yang telah diberikan oleh KAP kepada pengguna. Jika pengguna merasa KAP memberikan jasa yang berguna dan berharga, maka nilai audit atau kualitas audit juga meningkat, sehingga KAP dituntut untuk bertindak dengan profesionalisme tinggi. Standar profesi akuntan publik yang terus bertambah juga membuat profesi auditor menjadi sangat mudah untuk dituntut bilamana terjadi pelanggaran dalam penyajian laporan keuangan yang tidak mengandung unsur integritas. Standar yang baru yaitu Keputusan Menteri Keuangan No. 423/ KMK.06/ 2002 tentang Jasa Akuntan Publik. Standar profesi akuntan publik yang baru ini hanya memperbolehkan seorang auditor/ akuntan publik hanya boleh mengaudit klien


(20)

yang sama maksimal tiga tahun, dan untuk kantor akuntan publik paling lama lima tahun.

Guna menunjang profesionalismenya sebagai akuntan publik, maka auditor dalam melaksanakan tugas auditnya harus berpedoman pada standar audit yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yakni standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan. Dimana standar umum merupakan cerminan kualitas pribadi yang harus dimiliki oleh seorang auditor yang mengharuskan auditor untuk memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup dalam melaksanakan prosedur audit. Standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan mengatur auditor dalam hal pengumpulan data dan kegiataan lainnya yang dilaksanakan selama melakukan audit serta mewajibkan auditor untuk menyusun suatu laporan atas laporan keuangan yang diauditnya secara keseluruhan.

Bertambahnya jumlah Kantor Akuntan Publik (KAP) yang beroperasi membuat persaingan diantara mereka semakin tajam. Bagi pihak perusahaan yang memerlukan jasa audit, semakin banyaknya KAP berarti mereka semakin mempunyai alternatif untuk memilih atau berpindah dari auditor yang satu ke auditor lainnnya. Oleh Karena itu, kemampuan untuk menyediakan jasa audit yang berkualitas tinggi menjadi fokus penting yang harus diperhatikan. Kualitas auditor yang dipilih oleh perusahaan untuk melaksanakan audit akan menentukan kredibilitas laporan keuangan yang diaudit. Setiap KAP memiliki perbedaan kualitas dalam memberikan jasa audit berkaitan dengan tingkat kompetensi dan kredibilitas, dalam hal ini disebut diferensiasi kualitas audit yang bisa diamati


(21)

melalui investasi KAP dalam reputasi brand-name (The Big dan Non Big). Selain itu, masalah opini audit dapat menjadi pemicu pergantian KAP. Kondisi ini muncul saat perusahaan klien atau akuntan publik tidak setuju dengan opini audit sebelumnya atau yang akan datang. Permasalahan ini dapat memicu salah satu pihak untuk memisahkan diri. Secara umum, auditee tentunya menginginkan laporan keuangannya mendapat opini wajar tanpa pengecualian dari KAP yang disewanya. Karena pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan akan berpengaruh besar terhadap kelangsungan hidup (going concern) perusahaan serta penyedia dana, terlebih lagi bagi perusahaan yang go public.

Disisi lain, akuntan publik berlaku professional sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan standar professional akuntan publik, sehingga apabila ada kondisi yang tidak sesuai dengan standar dalam pengauditan dapat menimbulkan konflik. Dan salah satu alasan kuat perpindahan auditor adalah adanya dorongan pada perusahaan yang terancam bangkrut untuk mengganti auditornya (Damayanti dan Sudarma, 2008). Ketidakpastian bisnis pada perusahaan-perusahaan yang terancam bangkrut (mempunyai kesulitan keuangan) menimbulkan kondisi yang mendorong perusahaan untuk berpindah KAP. Pergantian KAP juga dapat disebabkan karena perusahaan tidak dapat memenuhi biaya audit (fee audit) yang dibebankan oleh KAP yang mengauditnya karena sedang menurunnya kondisi keuangan perusahaan (Sulistiarini dan Sudarno, 2012).

Kasus-kasus skandal akuntansi dalam tahun-tahun belakangan ini memberikan bukti lebih jauh tentang kegagalan audit yang membawa akibat


(22)

serius bagi masyarakat bisnis dan timbulnya krisis kepercayaan publik terhadap profesi akuntan publik. Akuntan publik banyak mendapat sorotan dari masyarakat yang menganggap para akuntan telah bersekongkol melakukan tindak manipulasi informasi untuk kepentingan sekelompok masyarakat, dengan mengorbankan kepentingan masyarakat banyak.

. Kasus seperti itu terjadi pada Enron, Global Crossing, Worldcom di Amerika Serikat yang mengakibatkan kegemparan besar dalam pasar modal. Kasus serupa terjadi di Indonesia seperti PT Telkom dan PT Kimia Farma. Meski beberapa salah saji yang terjadi belum tentu terkait dengan kecurangan, tetapi faktor-faktor risiko yang berkaitan dengan kecurangan oleh manajemen terbukti ada pada kasus-kasus ini.

Enron adalah perusahaan yang sangat bagus. Sebagai salah satu perusahaan yang menikmati booming industri energi di tahun 1990an, Enron sukses menyuplai energi ke pangsa pasar yang begitu besar dan memiliki jaringan yang luar biasa luas. Enron bahkan berhasil menyinergikan jalur transmisi energinya untuk jalur teknologi informasi. Kalau dilihat dari siklus bisnisnya, Enron memiliki profitabilitas yang cukup menggiurkan. Seiring booming industri energi, Enron memposisikan dirinya sebagai energy merchants : membeli natural gas dengan harga murah, kemudian dikonversi dalam energi listrik, lalu dijual dengan mengambil profit yang lumayan dari markup sale of power atau biasa disebut “spark spread“. Pada beberapa tahun yang lalu beberapa perusahaan seperti Enron dan Worldcom yang dinyatakan bangkrut oleh pengadilan dan Enron perusahaan energi terbesar di AS yang jatuh bangkrut itu meninggalkan


(23)

hutang hampir sebesar US $ 31.2 milyar, karena salah strategi dan memanipulasi akuntansi yang melibatkan profesi Akuntan Publik yaitu Kantor Akuntan Publik Arthur Andersen. Arthur Andersen, merupakan kantor akuntan public yang disebut sebagai “The big five” yaitu (price water house coopers, deloitte & touché, KPMC, Ernest & Young dan Anderson) yang melakukan audit terhadap laporan keuangan Enron Corp. Laporan keuangan maupun akunting perusahaan yang diaudit oleh perusahaan akunting ternama di dunia, Arthur Andersen, ternyata penuh dengan kecurangan (fraudulent) dan penyamaran data serta syarat dengan pelanggaran etika profesi. Akibat gagalnya Akuntan Publik Arthur Andersen menemukan kecurangan yang dilakukan oleh Enron maka memberikan reaksi keras dari masyarakat (investor) sehingga berpengaruh terhadap harga saham Enron di pasar modal. Kasus Enron ini menyebabkan indeks pasar modal Amerika jatuh sampai 25 %. Akibat gagalnya Akuntan Publik Arthur Andersen menemukan kecurangan yang dilakukan oleh Enron maka memberikan reaksi keras dari masyarakat (investor) sehingga berpengaruh terhadap harga saham Enron di pasar modal. Kasus Enron ini menyebabkan indeks pasar modal Amerika jatuh sampai 25 %. Perusahaan akuntan yang mengaudit laporan keuangan Enron, Arthur andersen, tidak berhasil melaporkan penyimpangan yang terjadi dalam tubuh Enron. Di samping sebagai eksternal auditor, Arthur andersen juga bertugas sebagai konsultan manajemen Enron. Besarnya jumlah consulting fees yang diterima Arthur Andersen menyebabkan KAP tersebut bersedia kompromi terhadap temuan auditnya dengan klien mereka. KAP Arthur Andersen memiliki kebijakan pemusnahan dokumen yang tidak menjadi bagian dari kertas kerja audit


(24)

formal. Walaupun penghancuran dokumen tersebut sesuai kebijakan internal Andersen, tetapi kasus ini dianggap melanggar hukum dan menyebabkan kredibilitas Arthur Andersen hancur. Akibatnya, banyak klien Andersen yang memutuskan hubungan dan Arthur Andersen pun ditutup. Faktor tersebut adalah merupakan perilaku tidak etis yang sangat bertentangan dengan good corporate governance philosofy yang membahayakan terhadap business going cocern.

Sebagai contoh di Indonesia dapat dikemukakan kasus yang terjadi pada PT Kimia Farma Tbk . PT Kimia Farma adalah badan usaha milik negara yang sahamnya telah diperdagangkan di bursa. Berdasarkan indikasi oleh Kementerian BUMN dan pemeriksaan Bapepam (Bapepam, 2002) ditemukan adanya salah saji dalam laporan keuangan yang mengakibatkan lebih saji (overstatement) laba bersih untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2001 sebesar Rp 32,7 miliar yang merupakan 2,3 % dari penjualan dan 24,7% dari laba bersih. Salah saji ini terjadi dengan cara melebihsajikan penjualan dan persediaan pada 3 unit usaha, dan dilakukan dengan menggelembungkan harga persediaan yang telah diotorisasi oleh Direktur Produksi untuk menentukan nilai persediaan pada unit distribusi PT Kimia Farma per 31 Desember 2001. Selain itu manajemen PT Kimia Farma melakukan pencatatan ganda atas penjualan pada 2 unit usaha. Pencatatan ganda itu dilakukan pada unit-unit yang tidak disampling oleh auditor eksternal.

Terhadap auditor eksternal yang mengaudit laporan keuangan PT Kimia Farma per 31 Desember 2001, Bapepam menyimpulkan auditor eksternal telah melakukan prosedur audit sampling yang telah diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik, dan tidak ditemukan adanya unsur kesengajaan membantu


(25)

manajemen PT Kimia Farma menggelembungkan keuntungan. Bapepam mengemukakan proses audit tersebut tidak berhasil mendeteksi adanya penggelembungan laba yang dilakukan PT Kimia Farma. Atas temuan ini, kepada PT Kimia Farma Bapepam memberikan sanksi administratif sebesar Rp 500 juta, Rp 1 milyar terhadap direksi lama PT Kimia Farma dan Rp 100 juta kepada auditor eksternal (Bapepam 2002).

Informasi keuangan yang disajikan oleh pihak manajemen merupakan tanggung jawab pihak manajemen sepenuhnya. Bagaimanapun informasi yang hanya bersifat sepihak dari manajemen akan cenderung untuk banyak mengandung bias mengingat informasi tersebut dihasilkan dari lingkungan yang dilingkupi oleh banyak kepentingan. Oleh karena itu diperlukan jasa professional untuk menilai kewajaran informasi keuangan yang disajikan oleh pihak manajemen. Jasa profesi inilah yang dilakukan oleh auditor independen.

Disinilah letak peran penting profesi akuntan publik. Profesi ini hadir untuk memberikan penilaian atas keandalan (reliability) informasi akuntansi yang disajikan perusahaan dalam laporan keuangan. Untuk itulah maka pengujian oleh akuntan publik diperlukan guna menetralisir bias yang melekat pada informasi tersebut, sehingga laporan yang telah dinyatakan wajar oleh akuntan publik akan berisi informasi yang reliable.

Adanya perbedaan antara apa yang diharapkan oleh pemakai laporan keuangan dengan apa yang sesungguhnya menjadi tanggung jawab auditor menimbulkan adanya suatu perbedaan yang disebut expectation gap. Auditor di dalam melaksanakan audit harus sesuai dengan standar auditing yang berlaku


(26)

umum sementara itu para pemakai laporan keuangan memiliki keyakinan bahwa auditor menjamin akurasi laporan keuangan dan auditor menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Keyakinan yang dimiliki oleh para pemakai laporan keuangan nantinya cenderung akan menjadi masalah ketika opini yang dikeluarkan oleh auditor pada kenyataannya tidak sesuai dengan kondisi yang ada di perusahaan. Disinilah mulai hilang kepercayaan pemakai laporan keuangan terhadap akuntan karena ketidakmampuannya mendekati harapan publik, yang akan berakibat adanya tuntutan dan gugatan terhadap kewajiban hukum profesi akuntan publik yang dianggap telah melakukan kesalahan di dalam memberikan opini.

Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Meisya (2013), namun terdapat perbedaan yang diklasifikasikan yaitu pada penelitian sebelumnya membahas pengaruh kualitas audit, opini audit, financial distress terhadap auditor switching. Sedangkan dalam penelitian ini, peneliti menambah variabel fee audit. Dalam penelitian sebelumnya, populasi yang digunakan adalah perusahaan manufaktur go public, merupakan emiten di Bursa Efek Indonesia yang terdaftar selama periode tahun 2008-2012. Sedangkan objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012.

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti dan menganalisis lebih dalam mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berjudul “Pengaruh Diferensiasi Kualitas Audit, Kesulitan Keuangan Perusahaan,


(27)

Opini Audit, dan Fee Audit terhadap Pergantian Kantor Akuntan Publik (Studi Empiris pada Perussahan Manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2008-2012).”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Apakah diferensiasi kualitas audit, kesulitan keuangan perusahaan, opini audit, dan fee audit berpengaruh terhadap pergantian Kantor Akuntan Publik baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai berdasarkan perumusan masalah dengan adanya penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah diferensiasi kualitas audit, kesulitan keuangan perusahaan, opini audit, dan fee audit berpengaruh terhadap pergantian Kantor Akuntan Publik baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti, auditor, investor dan peneliti sejenis.


(28)

1. Bagi Peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti khususnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pergantian Kantor Akuntan Publik. 2. Bagi Auditor, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

gambaran mengenai alasan-alasan dibalik pergantian Kantor Akuntan Publik yang dilakukan oleh perusahaan.

3. Bagi Investor, penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi pada suatu perusahaan yang mempunyai kinerja tertentu berdasarkan laporan audit.

4. Bagi Peneliti Sejenis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan informasi untuk memungkinkan penelitian sejenis mengenai pergantian Kantor Akuntan Publik.


(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan pustaka

2.1.1 Teori Keagenan (Agency theory)

Teori keagenan (Agency theory) merupakan basis teori yang mendasari praktik bisnis perusahaan yang dipakai selama ini. Teori tersebut berakar dari sinergi teori ekonomi, teori keputusan, sosiologi, dan teori organisasi. Teori Agensi pertama kali dicetuskan oleh Jensen dan Meckling pada tahun 1976.

Jensen dan Meckling (1976) menggambarkan hubungan agensi sebagai suatu kontrak di bawah satu atau lebih prinsipal yang melibatkan agen untuk melaksanakan beberapa layanan bagi mereka dengan melakukan pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada agen. Baik prinsipal maupun agen diasumsikan orang ekonomi rasional dan semata-mata termotivasi oleh kepentingan pribadi. Shareholders atau principal mendelegasikan pembuatan keputusan mengenai perusahaan kepada manajer atau agen. Bagaimanapun juga, manajer tidak selalu bertindak sesuai keinginan shareholders.

Perkembangan perusahaan yang semakin besar akan meningkatkan konflik yang terjadi antara prinsipal dan pihak agen. Agen dikontrak oleh prinsipal untuk melakukan tugas tertentu oleh prinsipal. Agen bertanggung jawab atas tugas yang diberikan oleh prinsipal. Sedangkan prinsipal


(30)

mempunyai kewajiban untuk memberikan imbalan kepada agen atas jasa yang diberikan agen. Prinsipal dan agen mempunyai kepentingan yang berbeda sehingga dapat menimbulkan konflik. Keduanya sama-sama menginginkan keuntungan yang sebesar-besarnya dan juga sama-sama menghindari risiko. Perbedaan kepentingan inilah yang menyebabkan konflik keagenan.

Eisenhardt (1989) menyatakan bahwa teori agensi menggunakan tiga asumsi sifat manusia yaitu : (1) manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri (self interest), (2) manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendantang (bounded rationality), (3) manusia selalu menghindari risiko (r isk averse). Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut manajer sebagai manusia akan bertindak opportuunistic, yaitu mengutamakan kepentingan pribadinya.

Prinsipal dan agen diasumsikan sebagai orang ekonomi yang rasional, memiliki kepentingan masing-masing dan bertindak atas kepentingan mereka sendiri. Prinsipal diasumsikan hanya tertarik pada hasil keuangan yang bertambah atau investasi mereka di dalam perusahaan. Sedang para agen diasumsikan menerima kepuasan berupa kompensasi keuangan dan syarat-syarat yang menyertai dalam hubungan tersebut. Karena perbedaan kepentingan ini masing-masing pihak berusaha memperbesar keuntungan bagi dirinya sendiri (Nuswantari, 2011). Dari sinilah adanya ketidakseimbangan penguasaan informasi dapat menjadi


(31)

pemicunya suatu kondisi yang disebut asimentri informasi (information asymmetry).

Bukti teoritis mengenai pergantian auditor didasarkan pada teori agensi (Sulistiarini dan Sudarno, 2012). Seperti yang telah dikemukakan bahwa baik principal maupun agent ingin mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya serta ingin terhindar dari resiko yang mungkin terjadi dalam perusahaan. Dalam teori agensi, auditor independen berperan sebagai penengah kedua belah pihak (agent dan principal) yang berbeda kepentingan. Auditor independen juga berfungsi untuk mengurangi biaya agensi yang timbul dari perilaku mementingkan diri sendiri yang dilakukan oleh manajer.

Pemisahan antara kepemilikan dan pengendalian perusahaan merupakan salah satu faktor yang memicu timbulnya konflik keagenan. Konflik keagenan yang timbul antara berbagai pihak yang memiliki beragam kepentingan dapat menyulitkan dan menghambat perusahaan didalam mencapai kinerja yang positif guna menghasilkan nilai bagi perusahaan itu sendiri dan juga bagi shareholders (Oktadella, 2011). Maka dibutuhkan akuntan publik (auditor) sebagai pihak ketiga yang independen. Tugas dari akuntan publik (auditor) memberikan jasa untuk menilai laporan keuangan yang dibuat oleh agen, dengan hasil akhir adalah opini audit. Auditor sebagai pihak yang independen di dalam pemeriksaan laporan keuangan suatu perusahaan, yang nantinya akan memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan yang diauditnya.


(32)

2.1.2 Teori Sinyal (Signal Theory)

Teori sinyal menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja akan memberikan sinyal pada pasar, dengan demikian pasar diharapkan dapat membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk (Hartono, 2005).

Signal Theory menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya dimanfaatkan oleh perusahaan untuk memberi sinyal (baik positif maupun negatif) kepada para penggunanya. Signal Theory juga dapat membantu mengurangi asimetri informasi antara perusahaan (agent), pemilik (principal), dan pihak luar perusahaan melalui laporan keuangan yang berkualitas. Laporan keuangan yang telah diperiksa oleh pihak (auditor) independen dapat digunakan sebagai dasar informasi yang independen dalam menggambarkan kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya. Menurut Scott (2001), manajer yang rasional tidak akan memilih auditor berkualitas tinggi dan membayar fee yang tinggi apabila karakteristik perusahaan tidak bagus. Argumen ini didasarkan dengan anggapan bahwa auditor berkualitas tinggi akan mampu mendeteksi karakteristik perusahaan yang tidak bagus dan menyampaikannya kepada publik.

2.1.3 Auditing

Pengertian auditing menurut Whittington, O.Ray dan Kurt Pann (2012) adalah sebagai berikut :


(33)

Auditing is an examination of a company’s financial statements by firm of independent public accounts. The audit consists of a searching and other evidence supporting those financial statements. By obtaining an understanding of the company’s internal control, and by inspecting documents, observing of assets, making enquires within and outside the company, and performing other auditing procedures, the auditors will gather the evidence necessary to determine whether the financial statement provide a fair and reasonably complete picture of the company’s financial position and its activities during the period being audited”.

“Audit adalah pemeriksaan laporan keuangan perusahaan oleh perusahaan akuntan publik yang independen. Audit terdiri dari penyelidikan mencari catatan akuntansi dan bukti lain yang mendukung laporan keuangan tersebut. Dengan memperoleh pemahaman tentang pengendalian internal perusahaan, dan dengan memeriksa dokumen, mengamati aset, membuat bertanya dalam dan di luar perusahan, dan melakukan prosedur audit lain, auditor akan mengumpulkan bukti yang diperlukan untuk menentukan apakah laporan keuangan menyediakan adil dan cukup melengkapi gambaran posisi keuangan perusahaan dan kegiatan selama periode yang diaudit”.

2.1.4 Jenis-Jenis Audit

Pengauditan dapat dibagi dalam beberapa jenis. Pembagian ini dimaksudkan untuk menentukan tujuan atau sasaran yang ingin dicapai dengan adanya pengauditan tersebut. Berikut ini merupakan jenis-jenis audit menurut ahli sebagai berikut :

Menurut (Sukrino Agoes, 2004), ditinjau dari luasnya pemeriksaan, maka jenis-jenis audit dapat dibedakan atas:


(34)

1. Pemeriksaan Umum (General Audit), yaitu suatu pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang independen dengan maksud untuk memberikan opini mengenai kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.

2. Pemeriksaan Khusus (Special Audit), yaitu suatu bentuk pemeriksaan yang hanya terbatas pada permintaan auditte yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan memberikan opini terhadap bagian diri laporan keuangan yang diaudit, misalnya pemeriksaan terhadap penerimaan kas perusahaan.

Masih menurut sumber yang sama (Sukrisno Agoes, 2004), ditinjau dari jenis pemeriksaan, maka jenis-jenis audit dapat dibedakan atas:

1. Audit Operasional (Management Audit), yaitu suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditetapkan oleh manajemen dengan maksud untuk mengetahui apakah kegiatan operasi telah dilakukan secara efektif, efesien dan ekonomis.

2. Pemeriksaan Ketaatan (Complience Audit), yaitu suatu pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan telah menaati peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang berlaku, baik yang ditetapkan oleh pihak intern perusahaan maupun pihak ekstern perusahaan.

3. Pemeriksaan Intern (Internal Audit), yaitu pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan yang mencakup laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan yang bersangkutan serta ketaatan terhadap kebijakan manajemen yang telah ditentukan.

4. Audit Komputer (Computer Audit), yaitu pemeriksaan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) terhadap perusahan yang melakukan proses data akuntansi dengan menggunakan system Elektronic Data Processing (EDP). Sedangkan berdasarkan kelompok atau pelaksana audit, jenis audit dibagi 4 yaitu:

1. Auditor Ekstern : Auditor ekstern/ independen bekerja untuk Kantor Akuntan Publik yang statusnya diluar struktur


(35)

perusahaan yang mereka audit. Umumnya auditor ekstern menghasilkan laporan atas financial audit.

2. Auditor Intern : Auditor intern bekerja untuk perusahaan yang mereka audit. Laporan audit manajemen umunnya berguna bagi manajemen perusahaan yang diaudit. Oleh karena itu tugas internal auditor biasanya adalah audit manajemen yang termasuk jenis compliance audit.

3. Audit Pajak : Auditor pajak bertugas melakukan pemeriksaan ketaatan wajib pajak yang diaudit terhadap undang-undang perpajakan yang berlaku.

4. Auditor Pemerintah : Auditor pemerintah bertugas menilai kewajaran informasi keuangan yang disusun oleh instansi pemerintahan. Disamping itu audit juga dilakukan umtuk menilai efisiensi, efektifitas, dan ekonomisasi operasi program dan penggunaan barang milik pemerintah. Dan sering juga audit atas ketaatan pada peraturan yang dikeluarkan pemerintah. Auditing yang dilakukan oleh pemerintahan dapat dilaksanakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atau Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

2.1.5 Standar Auditing

Standar auditing merupakan pedoman bagi auditor dalam menjalankan tanggung jawab professionalnya yaitu sebagai pedoman audit atas laporan keuangan historis. Standar auditing berbeda dengan prosedur


(36)

auditing, yaitu “prosedur” berkaitan dengan tindakan yang harus dilaksanakan, sedangkan “standar” berkaitan dengan kriteria atau ukuran mutu kerja tindakan tersebut, dan berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai melalui penggunaan prosedur tersebut. Standar-standar ini merupakan dan meliputi pertimbangan mengenai kualitas professional mereka seperti keahlian dan indepedensi, persyaratan dan pelaporan serta bahan bukti. Pedoman utama adalah 10 standar auditing atau 10 generally auditing standards. Sejak disusun oleh American Institute of Certified Public Accoutant (AICPA) tahun 1947 dan diadaptasin oleh IAI di Indonesia sejak 1973 dan sekarang disebut standar auditing yang di tetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (SA-IAI) kecuali untuk perubahan-perubahan kecil, namun bentuknya tetap sama. Standar-standar ini tidak cukup spesifik untuk dapat dipakai sebagai pedoman kerja oleh auditor tetapi menggambarkan suatu kerangka sebagai landasan interpretasi oleh AICPA atau IAI. Kesepuluh standar tersebut adalah sebagai berikut:

1. Standar umum

1) Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor.

2) Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, indepedensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.


(37)

3) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

2. Standar Pekerjaan Lapangan

1) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.

2) Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.

3) Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.

3. Standar Pelaporan

1) Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. 2) Laporan audit harus menunjukkan keadaan yang didalamnya

prinsip akuntansi tidak secara konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dalam hubungannya dengan prinsip akuntansi yang diterapkan dalam prinsip sebelumnya.

3) Pengungkapan informative dalam laporan keuangan harus dipandang memadai kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit.


(38)

4) Laporan audit harus memuat suatu pendapat mengenai laporan keuangan secara menyeluruh atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diterima.

2.1.6 Diferensiasi Kualitas Audit

Dalam pendekatan Total Quality Manajement (TQM), kualitas ditentukan oleh puas atau tidaknya pelanggan/klien. Adanya kepuasan pelanggan/ klien dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya : 1. Hubungan antara perusahaan dan pelanggannya menjadi harmonis, 2. Memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang, 3. Dapat terciptanya loyalitas pelanggan/ klien, 4. Membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut yang menguntunggkan perusahaan, 5. Reputasi perusahaan menjadi baik dimata pelanggan /klien, 6. Laba yang diperoleh dapat meningkat.

Teori reputasi memprediksi adanya hubungan positif antara ukuran KAP dengan kualitas audit (Lannox 2000). Dopuch dan Simunic (1980) dan Deange Lo (1981) dalam Schwatz (1996) beragumentasi bahwa ukuran auditor berhubungan positif dengan kualitas auditor.

Kualitas audit menurut Deange Lo (1981) dalam Schwatz (1997) didefinisikan sebagai probabilitas error dan irregularities yang dapat dideteksi dan dilaporkan probabilitas pendeteksian dipengaruhi oleh isu yang merujuk pada audit yang dilakukan oleh auditor untuk menghasilkan pendapatnya. Isu-isu yang berhubungan dengan isu audit adalah kompetensi auditor, persyaratan yang berkaitan dengan pelaksanaan audit dan persyaratan pelaporan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa KAP


(39)

yang besar akan berusaha untuk menyajikan kualitas audit yang lebih besar dibandingkan dengan KAP yang lebih kecil.

Economic of scale yang besar akan memberikan intensif yang kuat untuk memenuhi aturan SEC sebagai cara pengembangan dan pemasaran keahlian KAP tersebut. KAP diklarifikasi menjadi dua yaitu Kantor Akuntan Publik yang berafiliasi dengan KAP Big Four dan akuntan publik lainnya.

Berikut adalah nama KAP Big four yang berafiliasi dengan KAP Indonesia (IAPI, 2013):

1. KAP Osman Bing Satrio & Eny berafiliasi dengan Deloitte Touche Tohmatsu (Deloitte).

2. KAP Purwantono, Suherman & Surja berafiliasi dengan Ernst & Young (EY).

3. KAP Siddharta & Widjaja berafiliasi dengan Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG).

4. KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan berafiliasi dengan Pricewaterhouse (PwC).

KAP Non Big Four adalah semua KAP selain Big Four.

Kualitas audit adalah kesesuaian antara apa yang diharapkan dengan apa yang dirasakan. Suatu hal yang tidak dapat disangkal lagi bahwa kualitas produk adalah kunci keberhasilan suatu organisasi yang sangat penting. Kemampuan suatu organisasi menghasilkan produk barang


(40)

maupun jasa bermutu tinggi merupakan kunci sukses bagi keberhasilan masa datang.

Apabila jasa yang diterima atau dirasakan sudah sesuai dengan yang diharapkan maka kualitas jasa dipersepsikan baik, dan memuaskan jika jasa yang diterima melampaui harapan pelanggan maka kualitas jasa dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal. Sebaliknya jika kualitas jasa yang diperoleh lebih rendah daripada jasa yang diharapkan maka kualitas jasa dikatakan kurang baik. Dengan demikian baik tidaknya kualitas jasa tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan pelanggannya secara konsisten.

Dalam situasi yang berlainan kualitas diartikan secara berbeda-beda. Menurut (Garvin : 1990) ada lima macam perspektif kualitas yang berkembang. Kelima perspektif inilah yang bisa menjelaskan mengapa kualitas diartikan secara berbeda-beda.

Kelima perspektif itu adalah:

1. Trancedental Approach, pendekatan ini memandang bahwa kualitas sebagai innate excellence, dimana kualitas dapat dirasakan atau diketahui tetapi sulit didefinisikan dan dioperasionalkan. Sudut pandang ini biasanya diterapkan dalam dunia seni,

2. Product based approach, pendekatan ini menganggap bahwa kualitas merupakan karakteristik atau atribut yang dapat dikuantitatifkan dan dapat diukur,

3. User based approach pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung pada orang yang memandangnya, sehingga produk yang paling memuaskan preferensi seseorang merupakan produk yang berkualitas paling tinggi,

4. Manufacturing- based approach, pendekatan ini bersifat suplaybased dan terutama memperhatikan praktikpraktik perekayasaan dan pemanufakturan, serta mendefinisikan kualitas sebagai kesesuaian atau sama dengan persyaratannya,


(41)

5. Value based approach, pendekatan ini memandang kualitas dari segi nilai dan harga.

Di Indonesia sendiri, isu mengenai diferensiasi kualitas auditor semakin mengemuka saat pemerintah mengatur jangka waktu pemberian jasa audit oleh KAP dan partner audit melalui Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002, KMK Nomor 359/KMK.06/2003 dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008. Dengan adanya regulasi ini perusahaan diharuskan untuk melakukan pergantian auditor dan KAP setelah jangka waktu tertentu sehingga mendorong perusahaan untuk memikirkan mengenai kualitas audit yang dibutuhkan.

Kesimpulan dari uraian di atas adalah diferensiasi kualitas audit merupakan perbedaan kualitas audit yang dapat diukur dengan berbagai cara salah satunya dengan reputasi brand-name atau the big four dari KAP tersebut.

2.1.7 Kesulitan Keuangan Perusahaan (Financial Distress) 2.1.7.1Pengertian Kesulitan Keuangan (Financial Distress)

Kesulitan keuangan mempunyai banyak arti. Pada kondisi sesungguhnya,kesulitan keuangan tergambar dari ketidakmampuan atau tersedianya dana untuk membayar kewajiban-kewajiban yang telah jatuh tempo. Kesulitan keuangan dapat membawa suatu perusahaan mengalami kegagalan, tidak sesuai dengan kontrak yang telah disepakati. Kegagalan pembayaran tersebut mendorong debitor untuk mencari penyelesaian dengan pihak kreditor, yang pada akhirnya dapat dilakukan restrukturisasi keuangan antara


(42)

perusahaan, kreditor dan investor (Ross & Westerfield, 1996). Perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan akan menghadapi kondisi : a) Tidak mampu memenuhi jadwal atau kegagalan pembayaran kembali hutang yang telah jatuh tempo kepada kreditor, b) Perusahaan dalam kondisi tidak solvable (insolvency).

Menurut Gitman (1994), kesulitan keuangan dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu :

1. Bisnis Failure (kegagalan bisnis), dapat diartikan sebagai : 1) Suatu keadaan dimana realized rate of return dari

modal yang diinvestasikan secara siginifikan terus menerus lebih kecil dari rate of return pada bisnis sejenis, seperti : investasi pada kosnstruksi sipil dibanding dengan investasi pada konstruksi mekanik dan listrik.

2) Suatu keadaan dimana pendapatan perusahaan tidak dapat menutupi biaya perusahaan.

3) Perusahaan diklasifikasikan kepada failure, perusahaan mengalami kerugian operasional selama beberapa tahun atau memiliki return yang lebih kecil daripada biaya modal (cost of capital) atau negative return.

2. Insolvency (tidak solvable), dapat diartikan sebagai :

1) Technical insolvency timbul apabila perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran hutangnya pada saat jatuh tempo.

2) Accounting insolvency, perusahaan memiliki negative networth, secara akuntansi memiliki kinerja buruk (insolvent), hal ini terjadi apabila nilai buku dari kewajiban perusahaan melebihi nilai buku dari total harta perusahaan tersebut.

3) Bankruptcy, kesulitan keuangan yang menyebabkan perusahaan memiliki negative stockholders equity atau nilai pasiva perusahaan lebih besar dari nilai wajar harta perusahaan. Pada kondisi keuangan seperti ini, tuntutan dari kreditor baik pokok maupun bunga pinjaman tidak dapat dipenuhi tanpa melikuidasi harta perusahaan. 2.1.7.2Faktor Penyebab Kesulitan Keuangan


(43)

1. Faktor Internal Kesulitan Keuangan

Menurut Damodaran (1997), faktor internal penyebab kesulitan keuangan merupakan factor dan kondisi yang timbul dari dalam perusahaan yang bersifat mikro ekonomi. Faktor internal tersebut dapat berupa kesulitan kas, besar jumlah hutang, dan kerugian dari kegiatan operasional perusahaan.

1) Kesulitan arus kas, disebabkan oleh tidak seimbangnya antara aliran penerimaan uang yang bersumber dari penjualan dengan pengeluaran uang untuk pembelanjaan dan terjadinya kesalahan pengelolaan arus kas (cash flow) oleh manajemen dalam pembiayaan operasional perusahaan sehingga arus kas perusahaan berada pada kondisi defisit. 2) Besarnya jumlah hutang, perusahaan yang mampu

mengatasi kesulitan keuangan melalui pinjaman bank, sementara waktu kondisi defisit arus kas dapat teratasi. Pada masa depan akan menimbulkan masalah baru yang berkaitan dengan pembayaran pokok dan bunga pinjaman, sekiranya sumber arus kas dari operasional perusahaan tidak dapat menutupi kewajiban pada pihak bank. Ketidakmampuan manajemen perusahaan dalam mengatur penggunaan dana pinjaman akan berakibat terjadinya gagal pembayaran (default) yang pada akhirnya timbul penyitaan harta perusahaan yang dijadikan sebagai jaminan pada bank.

3) Kerugian dalam kegiatan operasional perusahaan selama beberapa tahun merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan perusahaan mengalami kesulitan keuangan (financial distress). Situasi seperti ini perlu mendapat perhatian manajamen dengan seksama dan terarah.

2. Faktor Eksternal kesulitan Keuangan

Menurut Damodaran (1997), faktor eksternal kesulitan keuangan merupakan faktor-faktor di luar perusahaan yang


(44)

bersifat makro ekonomi yang mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap kesulitan keuangan perusahaan. Faktor kesternal kesulitan keuangan dapat berupa kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan kenaikan tingkat bunga pinjaman.

1) Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM)

Pemerintah dalam rangka meningkatkan penerimaan Negara atau mengurangi subsidi bahan bakar minyak, menerbitkan kebijakan pemerintah yang dapat membebani dunia usaha dan masyarakat. Pengurangan subsidi tersebut berdampak pada kenaikan harga bahan pokok, harga bahan bangunan, upah dan ongkos trasnportasi. Kondisi ini akan memicu kenaikan biaya operasional perusahaan dan dapat menimbulkan kerugian perusahaan. Khususnya pada perusahaan kontaraktor perlu adanya penyesuaian harga kontrak masing-masing proyek agar tidak mengalami kerugian.

2) Kenaikan tingkat bunga pinjaman

Sumber pendanaan yang berasal dari pinjaman lembaga keuangan bank atau non bank, merupakan solusi yang harus ditempuh oleh manajemen agar proses produksi dan investasi dapat berjalan dengan lancar. Konsekwensi dari pinjaman, jika terjadi kenaikan tingkat bunga pinjaman bagi para pelaku bisnis merupakan suatu resiko dan ancaman bagi kelangsungan usaha. Karena akan berakibat pada kenaikan harga pokok produksi dan terganggunya perencanaan arus kas (cash flow) perusahaan. Akibat selanjutnya dari kondisi tersebut produk tidak dapat bersaing dipasaran karena harga jual tinggi dan manajemen mengalami kesulitan untuk membayar cicilan pokok dan bunga pinjaman. Hal ini merupakan tanda awal bahwa perusahaan mengalami kesulitan keuangan.

2.1.7.3Akibat Financial Distress

Beberapa akibat yang ditimbulkan oleh kondisi financial distress pada perusahaan adalah sebagai berikut:


(45)

1. Hubungan manajer sebagai agen dan manajer sebagai principal akan memburuk karena perusahaan tidak dapat memberikan keuntungan bagi principal.

2. Perusahaan akan kehilangan kredibilitas dihadapan investor baru sehinggan tidak dapat menambah modal melalui pasar saham.

3. Perusahaan mendapat sanksi dari Bursa berupa suspense ataupun delisting.

2.1.7.4Pihak-pihak yang Membutuhkan Informasi Financial Distress

Menurut Almilia dan Kristiadji (2003), prediksi financial distress (kesulitan keuangan) perusahaan menjadi perhatian dari banyak pihak. Pihak-pihak yang menggunakan model tersebut meliputi:

1. Pemberi pinjaman

Penelitian berkaitan dengan financial distress mempunyai relevansi terhadap institusi pemberi pinjaman, baik dalam memutuskan apakah akan memberikan suatu pinjaman dan menentukan kebijakan untuk mengawasi pinjaman yang telah diberikan.

2. Investor

Model prediksi financial distress dapat membantu investor ketika akan menilai kemungkinan masalah suatu


(46)

perusahaan dalam melakukan pembayaran kembali pokok dan bunga.

3. Pembuat peraturan

Lembaga regulator mempunyai tanggung jawab mengawasi kesanggupan membayar hutang dan menstabilkan perusahaan individu, hal ini menyebabkan perlunya suatu model yang aplikatif untuk mengetahui kesanggupan perusahaan membayar hutang dan menilai stabilitas perusahaan.

4. Pemerintah

Prediksi financial distress juga penting bagi pemerintah dalam antitrust regulation.

5. Auditor

Informasi financial distress dapat menjadi alat yang berguna bagi seorang auditor dalam membuat penilaian mengenai going concern (kelangsungan hidup) suatu perusahaan.

6. Manajemen

Apabila perusahaan mengalami kebangkrutan maka perusahaan akan menanggung biaya langsung (fee akuntan dan pengacara dan biaya tidak langsung (kerugian penjualan atau kerugian paksaan akibat ketetapan pengadilan). Sehingga dengan adanya model prediksi


(47)

financial distress diharapkan perusahaan dapat menghindari kebangkrutan dan otomatis juga dapat menghindari biaya langsung dan tidak langsung dari kebangkrutan. Apabila manajemen perusahaan bisa mendeteksi kebangkrutan ini lebih awal, maka tindakan-tindakan penghematan bisa dilakukan, misalnya dengan melakukan merger atau restrukturisasi keuangan sehingga biaya kebangkrutan bisa dihindari.

Posisi keuangan auditee mungkin memiliki implikasi penting pada keputusan mempertahankan Kantor Akuntan Publik (KAP). Kondisi perusahaan klien yang terancam bangkrut cenderung meningkatkan evaluasi subjektivitas dan kehati-hatian auditor. Dalam kondisi seperti ini suatu perusahaan akan cenderung melakukan auditor switching. Auditor switching juga bisa disebabkan karena perusahaan sudah tidak lagi memiliki kemampuan untuk membayar biaya audit yang dibebankan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang diakibatkan penurunan kemampuan keuangan perusahaan.

2.1.8 Opini Audit

Opini audit diberikan oleh auditor melalui beberapa tahap audit sehingga auditor dapat memberikan kesimpulan atas opini yang harus diberikan atas laporan keuangan yang diauditnya.

Ada lima tipe pendapat laporan audit yang diterbitkan oleh auditor (Mulyadi, 2002: 20) yaitu pendapat wajar tanpa pengecualian, pendapat


(48)

wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas, pendapat wajar dengan pengecualian, pendapat tidak wajar dan pernyataan tidak memberikan pendapat.

1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion) Pendapat wajar tanpa pengecualian diberikan oleh auditor jika tidak terjadi pembatasan dalam lingkup audit dan tidak terdapat pengecualian yang signifikan mengenai kewajaran dan penerapan prinsip akuntansi berterima umum dalam penyusunan laporan keuangan, konsistensi penerapan prinsip akuntansi berterima umum tersebut, serta pengungkapan memadai dalam laporan keuangan.

2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan (Unqualified Opinion Report with Explanatory Language)

Pendapat ini diberikan apabila audit telah dilaksanakan atau telah sesuai standar auditing. Penyajian laporan keuangan sesuai prinsip akuntansi yang diterima umum, tetapi terdapat keadaan tertentu yang mengharuskan auditor menambahkan suatu paragraf penjelasan lain laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan.

3. Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion) Auditor memberikan pendapat wajar dengan pengecualian dalam laporan audit apabila lingkup audit dibatasi oleh klien,


(49)

auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau tidak dapat memperoleh informasi penting karena kondisi-kondisi yang berada diluar kekuasaan klien maupun auditor, laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum, dan prinsip akuntansi berterima umum yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan tidak diterapkan secara konsisten. 4. Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion)

Pendapat tidak wajar merupakan kebalikan dari pendapat wajar tanpa pengecualian. Akuntan memberikan pendapat tidak wajar jika laporan keuangan klien tidak disusun berdasarkan prinsip akuntansi berterima umum sehingga tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas perusahaan klien.

5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclaimer of Opinion)

Jika auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan, maka laporan audit ini disebut dengan laporan tanpa pendapat (no opinion report). Kondisi yang menyebabkan auditor menyatakan tidak memberikan pendapat adalah:

1) pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkungan audit,

2) auditor tidak independen dalam hubungannya dengan kliennya.


(50)

2.1.9 Fee Audit

Fee audit adalah honorarium atau upah yang dibebankan oleh akuntan publik kepada perusahaan auditee atas jasa audit yang dilakukan akuntan publik terhadap laporan keuangan. Fee audit merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dalam penerimaan penugasan audit. Besarnya fee anggota dapat bervariasi tergantung oleh risiko penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan, dan pertimbangan profesional lainnya. Anggota KAP tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan cara menawarkan fee yang dapat merusak citra profesi. Masyarakat pada umumnya cenderung mengasosiasikan harga yang mahal sebanding dengan kualitas yang didapatkan, dan sebaliknya

Menurut Halim (2008), ada beberapa cara dalam penentuan atau penetapan fee audit antara lain: (1) per diem basis, (2) flat atau kontrak basis dan (3) maksimum fee basis. Penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Per diem basis

Pada cara ini fee audit ditentukan dengan dasar waktu yang digunakan oleh tim auditor. Pertama kali audit fee per jam ditentukan, kemudian dikalikan dengan jumlah waktu atau jam yang dihabiskan oleh tim. Tarif fee audit per jam untuk tiap tingkatan staf tertentu dapat berbeda-beda.

2. Flat atau Kontrak basis

Pada cara ini audit fee dihitung sekaligus secara borongan tanpa memperhatikan waktu audit yang dihabiskan. Yang penting pekerjaan terselesaikan sesuai dengan aturan atau perjanjian. 3. Maksimum fee basis

Cara ini menggunakan gabungan dari kedua cara diatas. Pertama kali tentukan tarif per jam, kemudian dikalikan dengan jumlah waktu tertentu tetapi dengan batasan maksimum. Hal ini dilakukan agar auditor tidak mengulur-ulur waktu sehingga menambah jam atau waktu kerja.


(51)

Seorang auditor tentunya bekerja untuk memperoleh penghasilan yang memadai. Oleh sebab itu, penentuan fee audit harus disepakati bersama baik oleh klien maupun auditor tersebut. Pengurangan fee audit telah diidentifikasi dalam penelitian sebelumnya sebagai alasan utama dalam auditor switching.

Eichenseher dan Shields (1983) dalam Chadegani et.al (2011) menemukan bahwa fee audit dan hubungan kerja yang baik merupakan dua faktor penting yang dapat mempengaruhi keputusan pemilihan auditor yang dilakukan perusahaan.

Perusahaan tentunya dihadapkan dengan persoalan-persoalan baru yang muncul setiap waktu yang dapat memicu kenaikan dalam fee audit. Ketika fee audit melampaui batas toleransi yang ditetapkan perusahaan, perusahaan akan mencari auditor dengan penawaran fee audit yang lebih rendah meskipun mereka harus melepas auditor yang biasa mereka gunakan untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan. Saat manajer merasa tidak nyaman dengan fee audit yang mereka bayarkan, mereka akan mencoba untuk melakukan pergantian KAP sehingga dapat menemukan penawaran yang lebih baik dengan fee audit yang mereka tawarkan.

2.1.10 Pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP)

Auditor switching merupakan perpindahan KAP yang dapat dilakukan oleh perusahaan klien. Perpindahan ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain adanya merjer antara dua perusahaan yang


(52)

kantor akuntan publiknya berbeda, ketidakpuasan terhadap kantor akuntan public yang dahulu, dan merjer antara kantor akuntan publik (Halim, 2008). Sinarwati (2010) menjelaskan bahwa pergantian auditor bisa dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu pergantian yang bersifat peraturan (mandatory) dan yang bersifat sukarela (voluntary). Klien yang mengganti auditornya ketika tidak ada aturan yang mengharuskan pergantian dilakukan mungkin menghadapi dua masalah yaitu auditor mengundurkan diri atau auditor dipecat oleh klien.

Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan peraturan yang mengatur tentang pergantian kantor akuntan publik dan partner audit bagi perusahaan di Indonesia. Undang-undang tersebut pertama kali diberlakukan di tahun 2002 dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri keuangan Nomor 423 tahun 2002. Pasal 6 ayat 4 dalam peraturan tersebut mengatur mengenai pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dapat dilakukan oleh KAP paling lama untuk 5 (Lima) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut.

Peraturan yang dikeluarkan pada tahun 2002 tersebut tidak bertahan lama, karena pada tahun 2003 Pemerintah Indonesia kembali mengeluarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 359/KMK.06/2003 yang menjelaskan mengenai jangka waktu pengauditan yang sama dengan peraturan tahun 2002 sebelumnya. Peraturan yang mengatur mengenai jangka waktu pengauditan ini akhirnya berubah pada tanggal 5 Februari


(53)

2008, dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan No.17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik”. Peraturan ini cukup berbeda dengan peraturan tahun 2003 sebelumnya, dimana perbedaan tersebut terlihat pada jangka waktu perikatan audit yang dilakukan oleh sebuah KAP yang semakin bertambah. Pasal 3 dalam peraturan tersebut menjelaskan bahwa Pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas yang dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Peraturan ini berbeda dengan Peraturan di tahun 2002 dan 2003 yang menyatakan bahwa KAP diperbolehkan mengaudit paling lama untuk 5 (lima) laporan keuangan sebuah perusahaan.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Adapun hasil penelitian terdahulu mengenai topik dan pembahasan yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 2.1 berikut ini:

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

NO Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian 1 Satriantini,

Sinarwati, dan Musmini (2014) Pengaruh Pergantian Manajemen, Opini Audit, dan Ukuran KAP terhadap Pergantian KAP pada Independen : Pergantian Manajemen, Opini Audit, dan Ukuran KAP. Dependen :

Pergantian manajemen dan Opini audit tidak berpengaruh positif terhadap pergantian KAP, Ukuran KAP tidak berpengaruh


(1)

23 DLTA Delta Djakarta Tbk √ √ √ √ Sampel 12

24 DPNS Duta Pertiwi Nusantara Tbk √ √ X √

25 EKAD Ekadharma International Tbk √ X √ √

26 ERTX Eratex Djaja Tbk. √ √ √ X

27 ETWA Eterindo Wahanatama Tbk √ √ √ √ Sampel 13

28 ESTI Ever Shine Tex Tbk √ √ X √

29 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk √ √ √ √ Sampel 14

30 GJTL Gajah Tunggal Tbk √ √ √ √ Sampel 15

31 GDYR Goodyear Indonesia Tbk √ √ X √

32 GGRM Gudang Garam Tbk √ √ √ √ Sampel 16

33 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk √ X √ √

34 HMSP H M Sampoerna Tbk √ √ √ √ Sampel 17

35 SMCB Holcim Indonesia Tbk √ √ √ √ Sampel 18

36 INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk √ √ X √

37 INAI Indal Aluminium Industry Tbk √ X √ √

38 SRSN Indo Acidatama Tbk √ √ X √

39 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk √ √ √ √ Sampel 19

40 INAF Indofarma Tbk. √ √ √ √ Sampel 20

41 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk. √ √ √ √ Sampel 21

42 IMAS Indomobil Sukses Internasional Tbk √ √ X √

43 INDR Indorama Synthetics Tbk √ √ √ X

44 INDS Indospring Tbk √ √ √ X

45 INCI Intanwijaya Internasional Tbk √ √ √ X

46 IKAI Intikeramik Alamasri Industri Tbk √ √ X √

47 ITMA Itamaraya Gold Industry Tbk √ X √ √


(2)

49 JPFA JAPFA Comfeed Indonesia Tbk √ √ √ X

50 JPRS Jaya Pari Steel Tbk √ √ √ √ Sampel 22

51 JECC Jembo Cable Company Tbk √ √ √ √ Sampel 23

52 KBLM Kabelindo Murni Tbk √ √ √ √ Sampel 24

53 KLBF Kalbe Farma Tbk √ √ √ √ Sampel 25

54 KARW Karwell Indonesia Tbk √ √ X √

55 KICI Kedaung Indah Can Tbk √ √ √ √ Sampel 26

56 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk √ √ √ √ Sampel 27

57 KIAS Keramika Indonesia Assosiasi Tbk √ √ √ √ Sampel 28

58 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk √ √ √ √ Sampel 29

59 KBLI KMI Wire and Cable Tbk √ √ √ √ Sampel 30

60 LMPI Langgeng Makmur Industri Tbk √ X √ √

61 LMSH Lion Mesh Prima Tbk √ √ X √

62 MAIN Malindo Feedmill Tbk √ √ √ X

63 TCID Mandom Indonesia Tbk √ √ √ √ Sampel 31

64 MYOR Mayora Indah Tbk √ √ X √

65 MERK Merck Tbk √ √ √ √ Sampel 32

66 MLIA Mulia Industrindo Tbk √ X √ √

67 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk √ √ X √

68 MASA Multistrada Arah Sarana Tbk √ √ X √

69 MRTA Mustika Ratu Tbk √ √ √ X

70 NIPS Nipress Tbk √ X √ √

71 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk √ √ X √

72 TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk √ √ √ X

73 PBRX Pan Brothers Tex Tbk √ √ √ √ Sampel 33


(3)

75 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk √ X √ √

76 NIKL Pelat Timah Nusantara Tbk √ √ √ X

77 ADMG Polychem Indonesia Tbk √ √ √ X

78 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk √ √ X √

79 PRAS Prima Alloy Steel Tbk √ √ √ √ Sampel 34

80 BIMA Primarindo Asia Infrastructur Tbk √ √ √ X

81 PYFA Pyridam Farma Tbk √ √ √ X

82 RICY Ricky Putra Globalindo Tbk √ X √ √

83 PTSN Sat Nusapersada Tbk √ √ √ X

84 SCPI Schering Plough Indonesia Tbk √ √ √ X

85 SKLT Sekar Laut Tbk √ √ X √

86 SIAP Sekawan Intipratama Tbk √ √ √ X

87 SMSM Selamat Sempurna Tbk √ √ √ √ Sampel 35

88 SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk √ √ √ √ Sampel 36

89 BATA Sepatu Bata Tbk √ √ √ √ Sampel 37

90 STTP Siantar TOP Tbk √ √ √ X

91 SIMA Siwani Makmur Tbk √ √ √ X

92 SOBI Sorini Agro Asia Corporinndo Tbk √ √ √ X

93 SULI Sumalindo Lestari Jaya Tbk √ √ X √

94 IKBI Sumi Indo Kabel Tbk √ √ √ X

95 SSTM Sunson Textile Manufacture Tbk √ √ √ X

96 SPMA Suparma Tbk √ √ √ √ Sampel 38

97 SAIP Surabaya Agung Industry Pulp Tbk √ √ √ X

98 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk √ √ X √

99 SQBB Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk √ √ √ X


(4)

Proses seleksi sampel dengan kriteria

101 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk √ √ √ X

102 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk √ √ √ X

103 TIRT Tirta Mahakam Resources Tbk √ √ X √

104 TKIN Titan Kimia Nusantara Tbk √ √ √ X

105 INRU Toba Pulp Lestari Tbk √ √ √ X

106 TRST Trias Sentosa Tbk √ √ √ X

107 ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk √ √ √ √ Sampel 39

108 UNIC Unggul Indah Cahaya Tbk √ √ √ X

109 UNVR Unilever Indonesia Tbk √ √ √ √ Sampel 40

110 UNTX Unitex Tbk √ √ X √

111 VOKS Voksel Electric Tbk √ √ √ X

112 YPAS Yanaprima Hastapersada Tbk √ √ √ X

Jumlah Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2008-2012 112 Perusahaan Manufaktur yang tidak terdaftar di BEI periode tahun 2008 –

2012 secara berturut-turut

12 Perusahaan manufaktur yang tidak menyertakan laporan auditor

independen bersama dengan laporan keuangan yang telah diaudit pada periode tahun 2008 – 2012

24

Perusahaan manufaktur yang tidak melakukan perpindahan KAP selama periode tahun 2008 – 2012

36

Jumlah perusahaan sampel 40

Tahun pengamatan (tahun) 5


(5)

Lampiran VIII TABEL t, α = 5 %

Catatan-catatan dan Cara Membaca Tabel t

1. Degree of freedom (df) merupakan derajat bebas dirumuskan dengan (n-k), dimana n (jumlah observasi) dan k (jumlah variabel independen dan dependen).

2. Nilai t tabel dapat dilihat dari hasil df (n-k) dan dengan tingkat signifikansi

atau probabilitasnya.

Titik Persentase Distribusi t (df = 161 –200)

Pr 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001

df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002

161 0.67602 1.28683 1.65437 1.97481 2.34973 2.60671 3.14162

162 0.67601 1.28680 1.65431 1.97472 2.34959 2.60652 3.14130

163 0.67600 1.28677 1.65426 1.97462 2.34944 2.60633 3.14098

164 0.67599 1.28673 1.65420 1.97453 2.34930 2.60614 3.14067

165 0.67598 1.28670 1.65414 1.97445 2.34916 2.60595 3.14036

166 0.67597 1.28667 1.65408 1.97436 2.34902 2.60577 3.14005

167 0.67596 1.28664 1.65403 1.97427 2.34888 2.60559 3.13975

168 0.67595 1.28661 1.65397 1.97419 2.34875 2.60541 3.13945

169 0.67594 1.28658 1.65392 1.97410 2.34862 2.60523 3.13915

170 0.67594 1.28655 1.65387 1.97402 2.34848 2.60506 3.13886

171 0.67593 1.28652 1.65381 1.97393 2.34835 2.60489 3.13857

172 0.67592 1.28649 1.65376 1.97385 2.34822 2.60471 3.13829

173 0.67591 1.28646 1.65371 1.97377 2.34810 2.60455 3.13801

174 0.67590 1.28644 1.65366 1.97369 2.34797 2.60438 3.13773

175 0.67589 1.28641 1.65361 1.97361 2.34784 2.60421 3.13745

176 0.67589 1.28638 1.65356 1.97353 2.34772 2.60405 3.13718

177 0.67588 1.28635 1.65351 1.97346 2.34760 2.60389 3.13691

178 0.67587 1.28633 1.65346 1.97338 2.34748 2.60373 3.13665

179 0.67586 1.28630 1.65341 1.97331 2.34736 2.60357 3.13638

180 0.67586 1.28627 1.65336 1.97323 2.34724 2.60342 3.13612

181 0.67585 1.28625 1.65332 1.97316 2.34713 2.60326 3.13587

182 0.67584 1.28622 1.65327 1.97308 2.34701 2.60311 3.13561

183 0.67583 1.28619 1.65322 1.97301 2.34690 2.60296 3.13536

184 0.67583 1.28617 1.65318 1.97294 2.34678 2.60281 3.13511

185 0.67582 1.28614 1.65313 1.97287 2.34667 2.60267 3.13487

186 0.67581 1.28612 1.65309 1.97280 2.34656 2.60252 3.13463

187 0.67580 1.28610 1.65304 1.97273 2.34645 2.60238 3.13438

188 0.67580 1.28607 1.65300 1.97266 2.34635 2.60223 3.13415

189 0.67579 1.28605 1.65296 1.97260 2.34624 2.60209 3.13391

190 0.67578 1.28602 1.65291 1.97253 2.34613 2.60195 3.13368

191 0.67578 1.28600 1.65287 1.97246 2.34603 2.60181 3.13345

192 0.67577 1.28598 1.65283 1.97240 2.34593 2.60168 3.13322

193 0.67576 1.28595 1.65279 1.97233 2.34582 2.60154 3.13299

194 0.67576 1.28593 1.65275 1.97227 2.34572 2.60141 3.13277

195 0.67575 1.28591 1.65271 1.97220 2.34562 2.60128 3.13255

196 0.67574 1.28589 1.65267 1.97214 2.34552 2.60115 3.13233

197 0.67574 1.28586 1.65263 1.97208 2.34543 2.60102 3.13212

198 0.67573 1.28584 1.65259 1.97202 2.34533 2.60089 3.13190

199 0.67572 1.28582 1.65255 1.97196 2.34523 2.60076 3.13169


(6)

Lampiran IX TABEL F, α = 5 %

Catatan-catatan dan Cara Membaca Tabel F

1. Degree of Freedom (df) pada tabel F disebut N, dibagi menjadi N1 (df1) dan N2 (df2),

2. Dimana N1 merupakan df untuk pembilang yang dirumuskan dengan (k-1) dan N2 merupakan df untuk penyebut yang dirumuskan dengan (n-k), 3. Dimana “n” merupakan jumlah observasi dan “k” merupakan jumlah

keseluruhan variabel baik dependen maupun independen,

4. Nilai dari F tabel dapat dilihat dari N1 (df1) dengan (k-1) dan N2 (df2) dengan (n-k).

df untuk penyebut (N2) df untuk pembilang (N1)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 181 3.89 3.05 2.65 2.42 2.26 2.15 2.06 1.99 1.93 1.88 1.84 1.81 1.77 1.75 1.72 182 3.89 3.05 2.65 2.42 2.26 2.15 2.06 1.99 1.93 1.88 1.84 1.81 1.77 1.75 1.72 183 3.89 3.05 2.65 2.42 2.26 2.15 2.06 1.99 1.93 1.88 1.84 1.81 1.77 1.75 1.72 184 3.89 3.05 2.65 2.42 2.26 2.15 2.06 1.99 1.93 1.88 1.84 1.81 1.77 1.75 1.72 185 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.15 2.06 1.99 1.93 1.88 1.84 1.80 1.77 1.75 1.72 186 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.15 2.06 1.99 1.93 1.88 1.84 1.80 1.77 1.75 1.72 187 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.15 2.06 1.99 1.93 1.88 1.84 1.80 1.77 1.74 1.72 188 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.15 2.06 1.99 1.93 1.88 1.84 1.80 1.77 1.74 1.72 189 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.15 2.06 1.99 1.93 1.88 1.84 1.80 1.77 1.74 1.72 190 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.15 2.06 1.99 1.93 1.88 1.84 1.80 1.77 1.74 1.72 191 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.15 2.06 1.99 1.93 1.88 1.84 1.80 1.77 1.74 1.72 192 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.15 2.06 1.99 1.93 1.88 1.84 1.80 1.77 1.74 1.72 193 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.15 2.06 1.99 1.93 1.88 1.84 1.80 1.77 1.74 1.72 194 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.15 2.06 1.99 1.93 1.88 1.84 1.80 1.77 1.74 1.72 195 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.15 2.06 1.99 1.93 1.88 1.84 1.80 1.77 1.74 1.72 196 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.15 2.06 1.99 1.93 1.88 1.84 1.80 1.77 1.74 1.72 197 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.14 2.06 1.99 1.93 1.88 1.84 1.80 1.77 1.74 1.72 198 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.14 2.06 1.99 1.93 1.88 1.84 1.80 1.77 1.74 1.72 199 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.14 2.06 1.99 1.93 1.88 1.84 1.80 1.77 1.74 1.72 200 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.14 2.06 1.98 1.93 1.88 1.84 1.80 1.77 1.74 1.72 201 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.14 2.06 1.98 1.93 1.88 1.84 1.80 1.77 1.74 1.72 202 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.14 2.06 1.98 1.93 1.88 1.84 1.80 1.77 1.74 1.72 203 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.14 2.05 1.98 1.93 1.88 1.84 1.80 1.77 1.74 1.72 204 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.14 2.05 1.98 1.93 1.88 1.84 1.80 1.77 1.74 1.72 205 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.14 2.05 1.98 1.93 1.88 1.84 1.80 1.77 1.74 1.72 206 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.14 2.05 1.98 1.93 1.88 1.84 1.80 1.77 1.74 1.72 207 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.14 2.05 1.98 1.93 1.88 1.84 1.80 1.77 1.74 1.71 208 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.14 2.05 1.98 1.93 1.88 1.83 1.80 1.77 1.74 1.71 209 3.89 3.04 2.65 2.41 2.26 2.14 2.05 1.98 1.92 1.88 1.83 1.80 1.77 1.74 1.71 210 3.89 3.04 2.65 2.41 2.26 2.14 2.05 1.98 1.92 1.88 1.83 1.80 1.77 1.74 1.71 211 3.89 3.04 2.65 2.41 2.26 2.14 2.05 1.98 1.92 1.88 1.83 1.80 1.77 1.74 1.71 212 3.89 3.04 2.65 2.41 2.26 2.14 2.05 1.98 1.92 1.88 1.83 1.80 1.77 1.74 1.71 213 3.89 3.04 2.65 2.41 2.26 2.14 2.05 1.98 1.92 1.88 1.83 1.80 1.77 1.74 1.71 214 3.89 3.04 2.65 2.41 2.26 2.14 2.05 1.98 1.92 1.88 1.83 1.80 1.77 1.74 1.71 215 3.89 3.04 2.65 2.41 2.26 2.14 2.05 1.98 1.92 1.87 1.83 1.80 1.77 1.74 1.71 216 3.88 3.04 2.65 2.41 2.26 2.14 2.05 1.98 1.92 1.87 1.83 1.80 1.77 1.74 1.71 217 3.88 3.04 2.65 2.41 2.26 2.14 2.05 1.98 1.92 1.87 1.83 1.80 1.77 1.74 1.71 218 3.88 3.04 2.65 2.41 2.26 2.14 2.05 1.98 1.92 1.87 1.83 1.80 1.77 1.74 1.71 219 3.88 3.04 2.65 2.41 2.26 2.14 2.05 1.98 1.92 1.87 1.83 1.80 1.77 1.74 1.71 220 3.88 3.04 2.65 2.41 2.26 2.14 2.05 1.98 1.92 1.87 1.83 1.80 1.76 1.74 1.71


Dokumen yang terkait

Pengaruh Diferensiasi Kualitas Audit, Kesulitan Keuangan Perusahaan dan Opini Audit Terhadap Pergantian Kantor Akuntan Publik (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2011)

0 9 123

Analisis Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik, Audit Fee, Audittenure, Dan Karakteristik Komite Audit Terhadap Audit Quality Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 11 97

PENGARUH OPINI AUDIT, AUDIT REPORT LAG, DAN UKURAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

4 13 31

ANALISIS PENGARUH PERGANTIAN KOMITE AUDIT, REPUTASI KAP, KESULITAN KEUANGAN, DAN OPINI AUDIT TERHADAP PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA.

0 0 17

Analisis Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik, Audit Fee, Audittenure, Dan Karakteristik Komite Audit Terhadap Audit Quality Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Analisis Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik, Audit Fee, Audittenure, Dan Karakteristik Komite Audit Terhadap Audit Quality Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Analisis Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik, Audit Fee, Audittenure, Dan Karakteristik Komite Audit Terhadap Audit Quality Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

Analisis Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik, Audit Fee, Audittenure, Dan Karakteristik Komite Audit Terhadap Audit Quality Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 25

Analisis Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik, Audit Fee, Audittenure, Dan Karakteristik Komite Audit Terhadap Audit Quality Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 4 3

Analisis Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik, Audit Fee, Audittenure, Dan Karakteristik Komite Audit Terhadap Audit Quality Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 13