25
Opini Audit, dan Fee Audit terhadap Pergantian Kantor Akuntan Publik Studi Empiris pada Perussahan Manufaktur yang terdaftar di BEI periode
2008-2012 .”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Apakah
diferensiasi kualitas audit, kesulitan keuangan perusahaan, opini audit, dan fee audit berpengaruh terhadap pergantian Kantor Akuntan Publik baik secara
simultan maupun parsial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai berdasarkan perumusan masalah dengan adanya penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah diferensiasi
kualitas audit, kesulitan keuangan perusahaan, opini audit, dan fee audit berpengaruh terhadap pergantian Kantor Akuntan Publik baik secara
simultan maupun parsial pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti, auditor, investor dan peneliti sejenis.
Universitas Sumatera Utara
26 1.
Bagi Peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti khususnya mengenai faktor-
faktor yang mempengaruhi pergantian Kantor Akuntan Publik. 2.
Bagi Auditor, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai alasan-alasan dibalik pergantian Kantor
Akuntan Publik yang dilakukan oleh perusahaan. 3.
Bagi Investor,
penelitian ini
diharapkan sebagai
bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi pada suatu
perusahaan yang mempunyai kinerja tertentu berdasarkan laporan audit.
4. Bagi Peneliti Sejenis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi
bahan referensi dan informasi untuk memungkinkan penelitian sejenis mengenai pergantian Kantor Akuntan Publik.
Universitas Sumatera Utara
27
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan pustaka
2.1.1 Teori Keagenan Agency theory
Teori keagenan Agency theory merupakan basis teori yang mendasari praktik bisnis perusahaan yang dipakai selama ini. Teori
tersebut berakar dari sinergi teori ekonomi, teori keputusan, sosiologi, dan teori organisasi. Teori Agensi pertama kali dicetuskan oleh Jensen dan
Meckling pada tahun 1976. Jensen dan Meckling 1976 menggambarkan hubungan agensi
sebagai suatu kontrak di bawah satu atau lebih prinsipal yang melibatkan agen untuk melaksanakan beberapa layanan bagi mereka dengan
melakukan pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada agen. Baik prinsipal maupun agen diasumsikan orang ekonomi rasional dan
semata-mata termotivasi oleh kepentingan pribadi. Shareholders atau principal mendelegasikan pembuatan keputusan mengenai perusahaan
kepada manajer atau agen. Bagaimanapun juga, manajer tidak selalu bertindak sesuai keinginan shareholders.
Perkembangan perusahaan yang semakin besar akan meningkatkan konflik yang terjadi antara prinsipal dan pihak agen. Agen dikontrak oleh
prinsipal untuk melakukan tugas tertentu oleh prinsipal. Agen bertanggung jawab atas tugas yang diberikan oleh prinsipal. Sedangkan prinsipal
Universitas Sumatera Utara
28 mempunyai kewajiban untuk memberikan imbalan kepada agen atas jasa
yang diberikan agen. Prinsipal dan agen mempunyai kepentingan yang berbeda sehingga dapat menimbulkan konflik. Keduanya sama-sama
menginginkan keuntungan yang sebesar-besarnya dan juga sama-sama menghindari risiko. Perbedaan kepentingan inilah yang menyebabkan
konflik keagenan. Eisenhardt 1989 menyatakan bahwa teori agensi menggunakan
tiga asumsi sifat manusia yaitu : 1 manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri self interest, 2 manusia memiliki daya pikir
terbatas mengenai persepsi masa mendantang bounded rationality, 3 manusia selalu menghindari risiko r isk averse. Berdasarkan asumsi sifat
dasar manusia tersebut manajer sebagai manusia akan bertindak opportuunistic, yaitu mengutamakan kepentingan pribadinya.
Prinsipal dan agen diasumsikan sebagai orang ekonomi yang rasional, memiliki kepentingan masing-masing dan bertindak atas
kepentingan mereka sendiri. Prinsipal diasumsikan hanya tertarik pada hasil keuangan yang bertambah atau investasi mereka di dalam
perusahaan. Sedang para agen diasumsikan menerima kepuasan berupa kompensasi keuangan dan syarat-syarat yang menyertai dalam hubungan
tersebut. Karena perbedaan kepentingan ini masing-masing pihak berusaha memperbesar keuntungan bagi dirinya sendiri Nuswantari, 2011. Dari
sinilah adanya ketidakseimbangan penguasaan informasi dapat menjadi
Universitas Sumatera Utara
29 pemicunya suatu kondisi yang disebut asimentri informasi information
asymmetry .
Bukti teoritis mengenai pergantian auditor didasarkan pada teori agensi Sulistiarini dan Sudarno, 2012. Seperti yang telah dikemukakan
bahwa baik principal maupun agent ingin mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya serta ingin terhindar dari resiko yang mungkin terjadi
dalam perusahaan. Dalam teori agensi, auditor independen berperan sebagai penengah kedua belah pihak agent dan principal yang berbeda
kepentingan. Auditor independen juga berfungsi untuk mengurangi biaya agensi yang timbul dari perilaku mementingkan diri sendiri yang
dilakukan oleh manajer. Pemisahan antara kepemilikan dan pengendalian perusahaan
merupakan salah satu faktor yang memicu timbulnya konflik keagenan. Konflik keagenan yang timbul antara berbagai pihak yang memiliki
beragam kepentingan dapat menyulitkan dan menghambat perusahaan didalam mencapai kinerja yang positif guna menghasilkan nilai bagi
perusahaan itu sendiri dan juga bagi shareholders Oktadella, 2011. Maka dibutuhkan akuntan publik auditor sebagai pihak ketiga yang
independen. Tugas dari akuntan publik auditor memberikan jasa untuk menilai laporan keuangan yang dibuat oleh agen, dengan hasil akhir
adalah opini audit. Auditor sebagai pihak yang independen di dalam
pemeriksaan laporan keuangan suatu perusahaan, yang nantinya akan memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan yang diauditnya.
Universitas Sumatera Utara
30
2.1.2 Teori Sinyal Signal Theory
Teori sinyal menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja akan memberikan sinyal pada pasar, dengan demikian
pasar diharapkan dapat membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk Hartono, 2005.
Signal Theory menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya
dimanfaatkan oleh perusahaan untuk memberi sinyal baik positif maupun negatif kepada para penggunanya. Signal Theory juga dapat
membantu mengurangi asimetri informasi antara perusahaan agent, pemilik principal, dan pihak luar perusahaan melalui laporan keuangan
yang berkualitas. Laporan keuangan yang telah diperiksa oleh pihak auditor independen dapat digunakan sebagai dasar informasi yang
independen dalam menggambarkan kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya. Menurut Scott 2001, manajer yang rasional tidak akan
memilih auditor berkualitas tinggi dan membayar fee yang tinggi apabila karakteristik perusahaan tidak bagus. Argumen ini didasarkan dengan
anggapan bahwa auditor berkualitas tinggi akan mampu mendeteksi karakteristik perusahaan yang tidak bagus dan menyampaikannya kepada
publik.
2.1.3 Auditing
Pengertian auditing menurut Whittington, O.Ray dan Kurt Pann 2012 adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
31 “ Auditing is an examination of a company’s financial statements
by firm of independent public accounts. The audit consists of a searching and other evidence supporting those financial statements. By obtaining an
understanding of the company’s internal control, and by inspecting documents, observing of assets, making enquires within and outside the
company, and performing other auditing procedures, the auditors will gather the evidence necessary to determine whether the financial
statement provide a fair and reasonably complete picture of the company’s financial position and its activities during the period being audited”.
“Audit adalah pemeriksaan laporan keuangan perusahaan oleh perusahaan akuntan publik yang independen. Audit terdiri dari
penyelidikan mencari catatan akuntansi dan bukti lain yang mendukung laporan keuangan tersebut. Dengan memperoleh pemahaman tentang
pengendalian internal perusahaan, dan dengan memeriksa dokumen, mengamati aset, membuat bertanya dalam dan di luar perusahan, dan
melakukan prosedur audit lain, auditor akan mengumpulkan bukti yang diperlukan untuk menentukan apakah laporan keuangan menyediakan adil
dan cukup melengkapi gambaran posisi keuangan perusahaan dan kegiatan selama periode yang diaudit”.
2.1.4 Jenis-Jenis Audit
Pengauditan dapat dibagi dalam beberapa jenis. Pembagian ini dimaksudkan untuk menentukan tujuan atau sasaran yang ingin dicapai
dengan adanya pengauditan tersebut. Berikut ini merupakan jenis-jenis audit menurut ahli sebagai berikut :
Menurut Sukrino Agoes, 2004, ditinjau dari luasnya pemeriksaan, maka jenis-jenis audit dapat dibedakan atas:
Universitas Sumatera Utara
32 1.
Pemeriksaan Umum General Audit, yaitu suatu pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang dilakukan oleh Kantor
Akuntan Publik KAP yang independen dengan maksud untuk memberikan opini mengenai kewajaran laporan keuangan
secara keseluruhan.
2. Pemeriksaan Khusus Special Audit, yaitu suatu bentuk
pemeriksaan yang hanya terbatas pada permintaan auditte yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik KAP dengan
memberikan opini terhadap bagian diri laporan keuangan yang diaudit, misalnya pemeriksaan terhadap penerimaan kas
perusahaan.
Masih menurut sumber yang sama Sukrisno Agoes, 2004, ditinjau dari jenis pemeriksaan, maka jenis-jenis audit dapat dibedakan
atas: 1.
Audit Operasional Management Audit,
yaitu suatu
pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang
telah ditetapkan oleh manajemen dengan maksud untuk mengetahui apakah kegiatan operasi telah dilakukan secara
efektif, efesien dan ekonomis.
2. Pemeriksaan Ketaatan Complience Audit, yaitu suatu
pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan telah menaati peraturan-peraturan dan kebijakan-
kebijakan yang berlaku, baik yang ditetapkan oleh pihak intern perusahaan maupun pihak ekstern perusahaan.
3. Pemeriksaan Intern Internal Audit, yaitu pemeriksaan yang
dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan yang mencakup laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan
yang bersangkutan
serta ketaatan
terhadap kebijakan
manajemen yang telah ditentukan. 4.
Audit Komputer Computer Audit, yaitu pemeriksaan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik KAP terhadap
perusahan yang melakukan proses data akuntansi dengan menggunakan system Elektronic Data Processing EDP.
Sedangkan berdasarkan kelompok atau pelaksana audit, jenis audit dibagi 4 yaitu:
1. Auditor Ekstern : Auditor ekstern independen bekerja untuk
Kantor Akuntan Publik yang statusnya diluar struktur
Universitas Sumatera Utara
33 perusahaan yang mereka audit. Umumnya auditor ekstern
menghasilkan laporan atas financial audit. 2.
Auditor Intern : Auditor intern bekerja untuk perusahaan yang mereka audit. Laporan audit manajemen umunnya berguna bagi
manajemen perusahaan yang diaudit. Oleh karena itu tugas internal auditor biasanya adalah audit manajemen yang
termasuk jenis compliance audit. 3.
Audit Pajak : Auditor pajak bertugas melakukan pemeriksaan ketaatan wajib pajak yang diaudit terhadap undang-undang
perpajakan yang berlaku. 4.
Auditor Pemerintah : Auditor pemerintah bertugas menilai kewajaran informasi keuangan yang disusun oleh instansi
pemerintahan. Disamping itu audit juga dilakukan umtuk menilai efisiensi, efektifitas, dan ekonomisasi operasi program
dan penggunaan barang milik pemerintah. Dan sering juga audit atas ketaatan pada peraturan yang dikeluarkan
pemerintah. Auditing yang dilakukan oleh pemerintahan dapat dilaksanakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan BPK atau
Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan BPKP.
2.1.5 Standar Auditing
Standar auditing merupakan pedoman bagi auditor dalam menjalankan tanggung jawab professionalnya yaitu sebagai pedoman audit
atas laporan keuangan historis. Standar auditing berbeda dengan prosedur
Universitas Sumatera Utara
34 auditing, y
aitu “prosedur” berkaitan dengan tindakan yang harus dilaksanakan, sedangkan “standar” berkaitan dengan kriteria atau ukuran
mutu kerja tindakan tersebut, dan berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai melalui penggunaan prosedur tersebut. Standar-standar ini
merupakan dan meliputi pertimbangan mengenai kualitas professional mereka seperti keahlian dan indepedensi, persyaratan dan pelaporan serta
bahan bukti. Pedoman utama adalah 10 standar auditing atau 10 generally auditing standards. Sejak disusun oleh American Institute of Certified
Public Accoutant AICPA tahun 1947 dan diadaptasin oleh IAI di Indonesia sejak 1973 dan sekarang disebut standar auditing yang di
tetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia SA-IAI kecuali untuk perubahan-perubahan kecil, namun bentuknya tetap sama. Standar-standar
ini tidak cukup spesifik untuk dapat dipakai sebagai pedoman kerja oleh auditor tetapi menggambarkan suatu kerangka sebagai landasan
interpretasi oleh AICPA atau IAI. Kesepuluh standar tersebut adalah sebagai berikut:
1. Standar umum
1 Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor. 2
Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, indepedensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
Universitas Sumatera Utara
35 3
Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan
seksama. 2.
Standar Pekerjaan Lapangan 1
Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.
2 Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh
untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.
3 Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang
diaudit. 3.
Standar Pelaporan 1
Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
2 Laporan audit harus menunjukkan keadaan yang didalamnya
prinsip akuntansi tidak secara konsisten diterapkan dalam penyusunan
laporan keuangan
periode berjalan
dalam hubungannya dengan prinsip akuntansi yang diterapkan dalam
prinsip sebelumnya. 3
Pengungkapan informative dalam laporan keuangan harus dipandang memadai kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit.
Universitas Sumatera Utara
36 4
Laporan audit harus memuat suatu pendapat mengenai laporan keuangan secara menyeluruh atau suatu asersi bahwa pernyataan
demikian tidak dapat diterima.
2.1.6 Diferensiasi Kualitas Audit
Dalam pendekatan Total Quality Manajement TQM, kualitas ditentukan oleh puas atau tidaknya pelangganklien. Adanya kepuasan
pelanggan klien dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya : 1. Hubungan antara perusahaan dan pelanggannya menjadi harmonis, 2.
Memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang, 3. Dapat terciptanya loyalitas pelanggan klien, 4. Membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke
mulut yang menguntunggkan perusahaan, 5. Reputasi perusahaan menjadi baik dimata pelanggan klien, 6. Laba yang diperoleh dapat meningkat.
Teori reputasi memprediksi adanya hubungan positif antara ukuran KAP dengan kualitas audit Lannox 2000. Dopuch dan Simunic 1980
dan Deange Lo 1981 dalam Schwatz 1996 beragumentasi bahwa ukuran auditor berhubungan positif dengan kualitas auditor.
Kualitas audit menurut Deange Lo 1981 dalam Schwatz 1997 didefinisikan sebagai probabilitas error dan irregularities yang dapat
dideteksi dan dilaporkan probabilitas pendeteksian dipengaruhi oleh isu yang merujuk pada audit yang dilakukan oleh auditor untuk menghasilkan
pendapatnya. Isu-isu yang berhubungan dengan isu audit adalah kompetensi auditor, persyaratan yang berkaitan dengan pelaksanaan audit
dan persyaratan pelaporan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa KAP
Universitas Sumatera Utara
37 yang besar akan berusaha untuk menyajikan kualitas audit yang lebih
besar dibandingkan dengan KAP yang lebih kecil. Economic of scale yang besar akan memberikan intensif yang kuat
untuk memenuhi aturan SEC sebagai cara pengembangan dan pemasaran keahlian KAP tersebut. KAP diklarifikasi menjadi dua yaitu Kantor
Akuntan Publik yang berafiliasi dengan KAP Big Four dan akuntan publik lainnya.
Berikut adalah nama KAP Big four yang berafiliasi dengan KAP Indonesia IAPI, 2013:
1. KAP Osman Bing Satrio Eny berafiliasi dengan Deloitte Touche Tohmatsu Deloitte.
2. KAP Purwantono, Suherman Surja berafiliasi dengan Ernst Young EY.
3. KAP Siddharta Widjaja berafiliasi dengan Klynveld Peat Marwick Goerdeler KPMG.
4. KAP Tanudiredja, Wibisana Rekan berafiliasi dengan Pricewaterhouse PwC.
KAP Non Big Four adalah semua KAP selain Big Four. Kualitas audit adalah kesesuaian antara apa yang diharapkan
dengan apa yang dirasakan. Suatu hal yang tidak dapat disangkal lagi bahwa kualitas produk adalah kunci keberhasilan suatu organisasi yang
sangat penting. Kemampuan suatu organisasi menghasilkan produk barang
Universitas Sumatera Utara
38 maupun jasa bermutu tinggi merupakan kunci sukses bagi keberhasilan
masa datang. Apabila jasa yang diterima atau dirasakan sudah sesuai dengan
yang diharapkan maka kualitas jasa dipersepsikan baik, dan memuaskan jika jasa yang diterima melampaui harapan pelanggan maka kualitas jasa
dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal. Sebaliknya jika kualitas jasa yang diperoleh lebih rendah daripada jasa yang diharapkan maka kualitas
jasa dikatakan kurang baik. Dengan demikian baik tidaknya kualitas jasa tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan
pelanggannya secara konsisten. Dalam situasi yang berlainan kualitas diartikan secara berbeda-
beda. Menurut Garvin : 1990 ada lima macam perspektif kualitas yang berkembang. Kelima perspektif inilah yang bisa menjelaskan mengapa
kualitas diartikan secara berbeda-beda. Kelima perspektif itu adalah:
1. Trancedental Approach, pendekatan ini memandang bahwa
kualitas sebagai innate excellence, dimana kualitas dapat dirasakan atau diketahui tetapi sulit didefinisikan dan dioperasionalkan.
Sudut pandang ini biasanya diterapkan dalam dunia seni,
2. Product based approach, pendekatan ini menganggap bahwa
kualitas merupakan karakteristik atau atribut yang dapat dikuantitatifkan dan dapat diukur,
3. User based approach pendekatan ini didasarkan pada pemikiran
bahwa kualitas tergantung pada orang yang memandangnya, sehingga produk yang paling memuaskan preferensi seseorang
merupakan produk yang berkualitas paling tinggi,
4. Manufacturing- based approach, pendekatan ini bersifat
suplaybased dan
terutama memperhatikan
praktikpraktik perekayasaan dan pemanufakturan, serta mendefinisikan kualitas
sebagai kesesuaian atau sama dengan persyaratannya,
Universitas Sumatera Utara
39 5.
Value based approach, pendekatan ini memandang kualitas dari segi nilai dan harga.
Di Indonesia sendiri, isu mengenai diferensiasi kualitas auditor
semakin mengemuka saat pemerintah mengatur jangka waktu pemberian jasa audit oleh KAP dan partner audit melalui Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 423KMK.062002, KMK Nomor 359KMK.062003 dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17PMK.012008. Dengan
adanya regulasi ini perusahaan diharuskan untuk melakukan pergantian auditor dan KAP setelah jangka waktu tertentu sehingga mendorong
perusahaan untuk memikirkan mengenai kualitas audit yang dibutuhkan. Kesimpulan dari uraian di atas adalah diferensiasi kualitas audit
merupakan perbedaan kualitas audit yang dapat diukur dengan berbagai cara salah satunya dengan reputasi brand-name atau the big four dari KAP
tersebut.
2.1.7 Kesulitan Keuangan Perusahaan Financial Distress 2.1.7.1 Pengertian Kesulitan Keuangan Financial Distress
Kesulitan keuangan mempunyai banyak arti. Pada kondisi sesungguhnya,kesulitan keuangan tergambar dari ketidakmampuan
atau tersedianya dana untuk membayar kewajiban-kewajiban yang telah jatuh tempo. Kesulitan keuangan dapat membawa suatu
perusahaan mengalami kegagalan, tidak sesuai dengan kontrak yang telah disepakati. Kegagalan pembayaran tersebut mendorong
debitor untuk mencari penyelesaian dengan pihak kreditor, yang pada akhirnya dapat dilakukan restrukturisasi keuangan antara
Universitas Sumatera Utara
40 perusahaan, kreditor dan investor Ross Westerfield, 1996.
Perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan akan menghadapi kondisi : a Tidak mampu memenuhi jadwal atau kegagalan
pembayaran kembali hutang yang telah jatuh tempo kepada kreditor, b Perusahaan dalam kondisi tidak solvable insolvency.
Menurut Gitman 1994, kesulitan keuangan dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu :
1. Bisnis Failure kegagalan bisnis, dapat diartikan sebagai :
1 Suatu keadaan dimana realized rate of return dari
modal yang diinvestasikan secara siginifikan terus menerus lebih kecil dari rate of return pada bisnis
sejenis, seperti : investasi pada kosnstruksi sipil dibanding dengan investasi pada konstruksi mekanik
dan listrik.
2 Suatu keadaan dimana pendapatan perusahaan tidak
dapat menutupi biaya perusahaan. 3
Perusahaan diklasifikasikan kepada failure, perusahaan mengalami kerugian operasional selama beberapa tahun
atau memiliki return yang lebih kecil daripada biaya modal cost of capital atau negative return.
2. Insolvency tidak solvable, dapat diartikan sebagai :
1 Technical insolvency timbul apabila perusahaan tidak
dapat memenuhi kewajiban pembayaran hutangnya pada saat jatuh tempo.
2 Accounting insolvency, perusahaan memiliki negative
networth, secara akuntansi memiliki kinerja buruk insolvent, hal ini terjadi apabila nilai buku dari
kewajiban perusahaan melebihi nilai buku dari total harta perusahaan tersebut.
3 Bankruptcy, kesulitan keuangan yang menyebabkan
perusahaan memiliki negative stockholders equity atau nilai pasiva perusahaan lebih besar dari nilai wajar harta
perusahaan. Pada kondisi keuangan seperti ini, tuntutan dari kreditor baik pokok maupun bunga pinjaman tidak
dapat dipenuhi tanpa melikuidasi harta perusahaan.
2.1.7.2 Faktor Penyebab Kesulitan Keuangan
Faktor penyebab kesulitan keuangan, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
41 1.
Faktor Internal Kesulitan Keuangan Menurut Damodaran 1997, faktor internal penyebab
kesulitan keuangan merupakan factor dan kondisi yang timbul dari dalam perusahaan yang bersifat mikro ekonomi. Faktor internal
tersebut dapat berupa kesulitan kas, besar jumlah hutang, dan kerugian dari kegiatan operasional perusahaan.
1 Kesulitan
arus kas,
disebabkan oleh
tidak seimbangnya antara aliran penerimaan uang yang
bersumber dari penjualan dengan pengeluaran uang untuk pembelanjaan dan terjadinya kesalahan
pengelolaan arus kas cash flow oleh manajemen dalam pembiayaan operasional perusahaan sehingga
arus kas perusahaan berada pada kondisi defisit.
2 Besarnya jumlah hutang, perusahaan yang mampu
mengatasi kesulitan keuangan melalui pinjaman bank, sementara waktu kondisi defisit arus kas dapat
teratasi. Pada masa depan akan menimbulkan masalah baru yang berkaitan dengan pembayaran
pokok dan bunga pinjaman, sekiranya sumber arus kas dari operasional perusahaan tidak dapat
menutupi
kewajiban pada
pihak bank.
Ketidakmampuan manajemen perusahaan dalam mengatur
penggunaan dana
pinjaman akan
berakibat terjadinya gagal pembayaran default yang pada akhirnya timbul penyitaan harta
perusahaan yang dijadikan sebagai jaminan pada bank.
3 Kerugian dalam kegiatan operasional perusahaan
selama beberapa tahun merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan perusahaan mengalami
kesulitan keuangan financial distress. Situasi seperti ini perlu mendapat perhatian manajamen
dengan seksama dan terarah.
2. Faktor Eksternal kesulitan Keuangan
Menurut Damodaran 1997, faktor eksternal kesulitan keuangan merupakan faktor-faktor di luar perusahaan yang
Universitas Sumatera Utara
42 bersifat makro ekonomi yang mempengaruhi baik secara langsung
maupun tidak langsung terhadap kesulitan keuangan perusahaan. Faktor kesternal kesulitan keuangan dapat berupa kenaikan harga
bahan bakar minyak BBM dan kenaikan tingkat bunga pinjaman. 1
Kenaikan harga bahan bakar minyak BBM Pemerintah dalam rangka meningkatkan penerimaan
Negara atau mengurangi subsidi bahan bakar minyak, menerbitkan kebijakan pemerintah yang
dapat membebani dunia usaha dan masyarakat. Pengurangan subsidi tersebut berdampak pada
kenaikan harga bahan pokok, harga bahan bangunan, upah dan ongkos trasnportasi. Kondisi ini
akan
memicu kenaikan
biaya operasional
perusahaan dan dapat menimbulkan kerugian perusahaan.
Khususnya pada
perusahaan kontaraktor perlu adanya penyesuaian harga kontrak
masing-masing proyek agar tidak mengalami kerugian.
2 Kenaikan tingkat bunga pinjaman
Sumber pendanaan yang berasal dari pinjaman lembaga keuangan bank atau non bank, merupakan
solusi yang harus ditempuh oleh manajemen agar proses produksi dan investasi dapat berjalan dengan
lancar. Konsekwensi dari pinjaman, jika terjadi kenaikan tingkat bunga pinjaman bagi para pelaku
bisnis merupakan suatu resiko dan ancaman bagi kelangsungan usaha. Karena akan berakibat pada
kenaikan harga pokok produksi dan terganggunya perencanaan arus kas cash flow perusahaan.
Akibat selanjutnya dari kondisi tersebut produk tidak dapat bersaing dipasaran karena harga jual
tinggi dan manajemen mengalami kesulitan untuk membayar cicilan pokok dan bunga pinjaman. Hal
ini merupakan tanda awal bahwa perusahaan mengalami kesulitan keuangan.
2.1.7.3 Akibat Financial Distress
Beberapa akibat yang ditimbulkan oleh kondisi financial distress
pada perusahaan adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
43 1.
Hubungan manajer sebagai agen dan manajer sebagai principal akan memburuk karena perusahaan tidak
dapat memberikan keuntungan bagi principal. 2.
Perusahaan akan kehilangan kredibilitas dihadapan investor baru sehinggan tidak dapat menambah modal
melalui pasar saham. 3.
Perusahaan mendapat sanksi dari Bursa berupa suspense ataupun delisting.
2.1.7.4 Pihak-pihak yang Membutuhkan Informasi Financial Distress
Menurut Almilia dan Kristiadji 2003, prediksi financial distress
kesulitan keuangan perusahaan menjadi perhatian dari banyak pihak. Pihak-pihak yang menggunakan model tersebut
meliputi: 1.
Pemberi pinjaman Penelitian
berkaitan dengan
financial distress
mempunyai relevansi terhadap institusi pemberi pinjaman, baik dalam memutuskan apakah akan memberikan suatu
pinjaman dan menentukan kebijakan untuk mengawasi pinjaman yang telah diberikan.
2. Investor
Model prediksi financial distress dapat membantu investor ketika akan menilai kemungkinan masalah suatu
Universitas Sumatera Utara
44 perusahaan dalam melakukan pembayaran kembali pokok
dan bunga. 3.
Pembuat peraturan Lembaga regulator mempunyai tanggung jawab
mengawasi kesanggupan
membayar hutang
dan menstabilkan perusahaan individu, hal ini menyebabkan
perlunya suatu model yang aplikatif untuk mengetahui kesanggupan perusahaan membayar hutang dan menilai
stabilitas perusahaan. 4.
Pemerintah Prediksi financial distress juga penting bagi pemerintah
dalam antitrust regulation. 5.
Auditor Informasi financial distress dapat menjadi alat yang
berguna bagi seorang auditor dalam membuat penilaian mengenai going concern kelangsungan hidup suatu
perusahaan. 6.
Manajemen Apabila perusahaan mengalami kebangkrutan maka
perusahaan akan menanggung biaya langsung fee akuntan dan pengacara dan biaya tidak langsung kerugian
penjualan atau kerugian paksaan akibat ketetapan pengadilan. Sehingga dengan adanya model prediksi
Universitas Sumatera Utara
45 financial distress
diharapkan perusahaan dapat menghindari kebangkrutan dan otomatis juga dapat menghindari biaya
langsung dan tidak langsung dari kebangkrutan. Apabila manajemen perusahaan bisa mendeteksi kebangkrutan ini
lebih awal, maka tindakan-tindakan penghematan bisa dilakukan, misalnya dengan melakukan merger atau
restrukturisasi keuangan sehingga biaya kebangkrutan bisa dihindari.
Posisi keuangan auditee mungkin memiliki implikasi penting pada keputusan mempertahankan Kantor Akuntan Publik KAP. Kondisi
perusahaan klien yang terancam bangkrut cenderung meningkatkan evaluasi subjektivitas dan kehati-hatian auditor. Dalam kondisi seperti ini
suatu perusahaan akan cenderung melakukan auditor switching. Auditor switching
juga bisa disebabkan karena perusahaan sudah tidak lagi memiliki kemampuan untuk membayar biaya audit yang dibebankan oleh
Kantor Akuntan Publik KAP yang diakibatkan penurunan kemampuan keuangan perusahaan.
2.1.8 Opini Audit
Opini audit diberikan oleh auditor melalui beberapa tahap audit sehingga auditor dapat memberikan kesimpulan atas opini yang harus
diberikan atas laporan keuangan yang diauditnya. Ada lima tipe pendapat laporan audit yang diterbitkan oleh auditor
Mulyadi, 2002: 20 yaitu pendapat wajar tanpa pengecualian, pendapat
Universitas Sumatera Utara
46 wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas, pendapat wajar dengan
pengecualian, pendapat tidak wajar dan pernyataan tidak memberikan
pendapat. 1. Pendapat wajar tanpa pengecualian Unqualified Opinion
Pendapat wajar tanpa pengecualian diberikan oleh auditor jika tidak terjadi pembatasan dalam lingkup audit dan tidak terdapat
pengecualian yang signifikan mengenai kewajaran dan penerapan prinsip akuntansi berterima umum dalam penyusunan laporan
keuangan, konsistensi penerapan prinsip akuntansi berterima umum tersebut, serta pengungkapan memadai dalam laporan
keuangan.
2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan Unqualified Opinion Report with Explanatory
Language
Pendapat ini diberikan apabila audit telah dilaksanakan atau telah sesuai standar auditing. Penyajian laporan keuangan sesuai
prinsip akuntansi yang diterima umum, tetapi terdapat keadaan tertentu yang mengharuskan auditor menambahkan suatu paragraf
penjelasan lain laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi
pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan. 3. Pendapat wajar dengan pengecualian Qualified Opinion
Auditor memberikan pendapat wajar dengan pengecualian dalam laporan audit apabila lingkup audit dibatasi oleh klien,
Universitas Sumatera Utara
47 auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau tidak
dapat memperoleh informasi penting karena kondisi-kondisi yang berada diluar kekuasaan klien maupun auditor, laporan keuangan
tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum, dan prinsip akuntansi berterima umum yang digunakan dalam
penyusunan laporan keuangan tidak diterapkan secara konsisten. 4. Pendapat tidak wajar Adverse Opinion
Pendapat tidak wajar merupakan kebalikan dari pendapat wajar tanpa pengecualian. Akuntan memberikan pendapat tidak wajar
jika laporan keuangan klien tidak disusun berdasarkan prinsip akuntansi berterima umum sehingga tidak menyajikan secara wajar
posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas perusahaan klien.
5. Pernyataan tidak memberikan pendapat Disclaimer of Opinion
Jika auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan, maka laporan audit ini disebut dengan laporan tanpa
pendapat no opinion report. Kondisi yang menyebabkan auditor
menyatakan tidak memberikan pendapat adalah:
1 pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkungan audit,
2 auditor tidak independen dalam hubungannya dengan kliennya.
Universitas Sumatera Utara
48
2.1.9 Fee Audit
Fee audit adalah honorarium atau upah yang dibebankan oleh
akuntan publik kepada perusahaan auditee atas jasa audit yang dilakukan akuntan publik terhadap laporan keuangan. Fee audit merupakan hal yang
tidak kalah pentingnya dalam penerimaan penugasan audit. Besarnya fee anggota dapat bervariasi tergantung oleh risiko penugasan, kompleksitas
jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan, dan pertimbangan
profesional lainnya. Anggota KAP tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan cara menawarkan fee yang dapat merusak citra profesi.
Masyarakat pada umumnya cenderung mengasosiasikan harga yang mahal sebanding dengan kualitas yang didapatkan, dan sebaliknya
Menurut Halim 2008, ada beberapa cara dalam penentuan atau penetapan fee audit antara lain: 1 per diem basis, 2 flat atau kontrak
basis dan 3 maksimum fee basis. Penjelasannya adalah sebagai berikut: 1.
Per diem basis Pada cara ini fee audit ditentukan dengan dasar waktu yang
digunakan oleh tim auditor. Pertama kali audit fee per jam ditentukan, kemudian dikalikan dengan jumlah waktu atau jam
yang dihabiskan oleh tim. Tarif fee audit per jam untuk tiap tingkatan staf tertentu dapat berbeda-beda.
2. Flat atau Kontrak basis
Pada cara ini audit fee dihitung sekaligus secara borongan tanpa memperhatikan waktu audit yang dihabiskan. Yang penting
pekerjaan terselesaikan sesuai dengan aturan atau perjanjian. 3.
Maksimum fee basis Cara ini menggunakan gabungan dari kedua cara diatas.
Pertama kali tentukan tarif per jam, kemudian dikalikan dengan jumlah waktu tertentu tetapi dengan batasan maksimum. Hal ini
dilakukan agar auditor tidak mengulur-ulur waktu sehingga menambah jam atau waktu kerja.
Universitas Sumatera Utara
49 Seorang auditor tentunya bekerja untuk memperoleh penghasilan
yang memadai. Oleh sebab itu, penentuan fee audit harus disepakati bersama baik oleh klien maupun auditor tersebut. Pengurangan fee audit
telah diidentifikasi dalam penelitian sebelumnya sebagai alasan utama dalam auditor switching.
Eichenseher dan Shields 1983 dalam Chadegani et.al 2011 menemukan bahwa fee audit dan hubungan kerja yang baik merupakan
dua faktor penting yang dapat mempengaruhi keputusan pemilihan auditor yang dilakukan perusahaan.
Perusahaan tentunya dihadapkan dengan persoalan-persoalan baru yang muncul setiap waktu yang dapat memicu kenaikan dalam fee audit.
Ketika fee audit melampaui batas toleransi yang ditetapkan perusahaan, perusahaan akan mencari auditor dengan penawaran fee audit yang lebih
rendah meskipun mereka harus melepas auditor yang biasa mereka gunakan untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan. Saat manajer
merasa tidak nyaman dengan fee audit yang mereka bayarkan, mereka akan mencoba untuk melakukan pergantian KAP sehingga dapat
menemukan penawaran yang lebih baik dengan fee audit yang mereka tawarkan.
2.1.10 Pergantian Kantor Akuntan Publik KAP
Auditor switching merupakan perpindahan KAP yang dapat dilakukan oleh perusahaan klien. Perpindahan ini disebabkan oleh
beberapa faktor, antara lain adanya merjer antara dua perusahaan yang
Universitas Sumatera Utara
50 kantor akuntan publiknya berbeda, ketidakpuasan terhadap kantor akuntan
public yang dahulu, dan merjer antara kantor akuntan publik Halim, 2008. Sinarwati 2010 menjelaskan bahwa pergantian auditor bisa
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu pergantian yang bersifat peraturan mandatory dan yang bersifat sukarela voluntary. Klien yang mengganti
auditornya ketika tidak ada aturan yang mengharuskan pergantian dilakukan mungkin menghadapi dua masalah yaitu auditor mengundurkan
diri atau auditor dipecat oleh klien. Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan peraturan yang mengatur
tentang pergantian kantor akuntan publik dan partner audit bagi perusahaan di Indonesia. Undang-undang tersebut pertama kali
diberlakukan di tahun 2002 dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri keuangan Nomor 423 tahun 2002. Pasal 6 ayat 4 dalam peraturan tersebut
mengatur mengenai pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dapat dilakukan oleh KAP paling lama untuk 5 Lima
tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 tiga tahun buku berturut-turut.
Peraturan yang dikeluarkan pada tahun 2002 tersebut tidak bertahan lama, karena pada tahun 2003 Pemerintah Indonesia kembali
mengeluarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 359KMK.062003 yang menjelaskan mengenai jangka waktu pengauditan yang sama dengan
peraturan tahun 2002 sebelumnya. Peraturan yang mengatur mengenai jangka waktu pengauditan ini akhirnya berubah pada tanggal 5 Februari
Universitas Sumatera Utara
51 2008,
dengan dikeluarkannya
Peraturan Menteri
Keuangan No.17PMK.012008 tentang “Jasa Akuntan Publik”. Peraturan ini cukup
berbeda dengan peraturan tahun 2003 sebelumnya, dimana perbedaan tersebut terlihat pada jangka waktu perikatan audit yang dilakukan oleh
sebuah KAP yang semakin bertambah. Pasal 3 dalam peraturan tersebut menjelaskan bahwa Pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan
dari suatu entitas yang dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 enam tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama
untuk 3 tiga tahun buku berturut-turut. Peraturan ini berbeda dengan Peraturan di tahun 2002 dan 2003 yang menyatakan bahwa KAP
diperbolehkan mengaudit paling lama untuk 5 lima laporan keuangan sebuah perusahaan.
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Adapun hasil penelitian terdahulu mengenai topik dan pembahasan yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 2.1 berikut ini:
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
NO Peneliti Judul
Variabel Hasil Penelitian
1 Satriantini,
Sinarwati, dan Musmini
2014 Pengaruh
Pergantian Manajemen,
Opini Audit, dan Ukuran
KAP terhadap Pergantian KAP
pada Independen :
Pergantian Manajemen,
Opini Audit, dan Ukuran KAP.
Dependen : Pergantian
manajemen dan Opini audit tidak
berpengaruh positif terhadap pergantian
KAP, Ukuran KAP tidak berpengaruh
Universitas Sumatera Utara
52 Perusahaan
Real Estate dan Properti yang
terdaftar di BEI Periode 2009-
2013 Pergantian KAP. negatif terhadap
Pergantian KAP.
2 Mahantara
2013 Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi
Pergantian Kantor Akuntan
Publik pada Perusahaan
yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Independen :
Pergantian Manajemen,
Pertumbuhan Perusahaan,
Reputasi Auditor,
Kesulitan Keuangan, Opini
Audit Going Concern
, Ukuran Perusahaan, Dan
Persentase Penurunan ROA
Dependen: Pergantian KAP.
Pergantian manajemen
berpengaruh positif terhadap pergantian
KAP, Reputasi auditor dan Ukuran
perusahaan berpengaruh negatif
terhadap pergantian KAP, Kesulitan
keuangan dan Opini Going Concern
berpengaruh terhadap pergantian
KAP, Pertumbuhan perusahaan dan
Persenatase ROA tidak berpengaruh
terhadap Pergantian KAP.
3 Wijaya
2011 Faktor-faktor
yang Mempengaruhi
Pergantian Auditor oleh
Klien Independen :
Financial Distress
, Opini Auditor,
Pergantian Manajemen,
Ukuran KAP, Pertumbuhan
Perusahaan dan Peluang untuk
Memanipulasi Income
Dependen: Financial Distres
s, Pergantian
Manajemen, dan Peluang untuk
Memanipulasi Income
tidak berpengaruh
terhadap pergantian KAP, sedangkan
Opini Auditor, Ukuran KAP, dan
Pertumbuhan Perusahaan
berpengaruh positif terhadap Pergantian
Universitas Sumatera Utara
53 Pergantian KAP
KAP, 4
Damayanti dan Sudarma
2008 Faktor-faktor
yang Mempengaruhi
Perusahaan Berpindah
KAP Independen :
Pergantian Manajemen,
Opini Akuntan, Fee
Audit, Kesulitan Keuangan
Perusahaan, Ukuran KAP,
Ukuran Perubahan ROA
Dependen : Pergantian KAP.
Fee Audit, dan
Ukuran KAP mempengaruhi
pergantian auditor. Pergantian
Manajemen, Opini Akuntan,
Kesulitan Keuangan
Perusahaan, dan Persentase
Perubahan ROA tidak memiliki
pengaruh terhadap
Pergantian KAP. 5
Wijayani dan Januarti
2011 Analisis
Faktor-faktor Mempengaruhi
Perusahaan di Indonesia
melakukan Auditor
Switching Independen :
Opini Audit, Financial
Distress, Pergantian
Manajemen, Ukuran KAP,
Penurunan Persentase
Perubahan ROA dan
Ukuran Klien
Dependen : Pergantian KAP.
Pergantian Manajemen dan
Ukuran KAP berpengaruh
terhadap Pergantian KAP,
sedangkan variabel
yang lain tidak.
6 Divianto
2011 Faktor-faktor
yang Mempengaruhi
Perusahaan di Indonesia
Melakukan Auditor Switch
Independen: Opini Auditor,
dan Ukuran KAP Dependen:
Pergantian KAP. Ukuran KAP tidak
berpengaruh signifikan,
sedangkan Opini Auditor berpengaruh
signifikan terhadap pergantian
Universitas Sumatera Utara
54 KAP.
7 Chadegan,
Mohamed, dan Jari
2011 The
Determinant Factors
of Auditor Switch among
Companies Listed on
Tehran Stock Exchange
Independen: Qualified Audit
Opinion, Ukuran
KAP, dan Financial
Distress. Dependen:
Auditor Switching.
Ukuran KAP berpengaruh
signifikan terhadap Auditor Switching,
sedangkan Qualified Audit Opinion
dan Financial Distress
tidak berpengaruh signifikan.
8 Calderon
dan Ofobike
2008 Determinants
of Client Initiated and
Auditor Initiated
Auditor Changes
Independen: Audit Opinion,
Audit Fee, Ukuran KAP,
ukuran klien, Going Concern
Control Environment,
Accounting Disagreement,
Financial Estatement
Dependen:
Auditor Switching.
Audit opinion berpengaruh
signifikan terhadap pergantian KAP,
sedangkan variabel lain tidak
berpengaruh.
Sumber: Berbagai jurnal
Pada penelitian terdahulu tersebut ditemukan beberapa hasil penelitian yang tidak konsisten, seperti pada penelitian Putu Diah Satriantini, Ni Kadek
Sinarwati, dan Lucy Sri Musmini 2014 dan Evi Dwi Wijayani dan Indira Januarti 2011 variabel opini audit tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP ,
sedangkan menurut Divianto 2011 dan R.M Aloysius Pangky Wijaya 2011 variabel opini audit berpengaruh terhadap pergantian KAP. Begitu juga dengan
Universitas Sumatera Utara
55 variabel kesulitan keuangan perusahaan, menurut A.A. Gede Widya Mahantara
2013 variabel kesulitan keuangan perusahaan berpengaruh terhadap pergantian KAP, sedangkan menurut R. M Aloysius Pangky Wijaya 2011, Evi Dwi
Wijayani dan Indira Januarti 2011, dan Damayanti dan Sudarma 2006 variabel kesulitan keuangan perusahaan tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP. Hasil
penelitian yang tidak konsisten tersebut memicu peneliti untuk meneliti lebih lanjut dengan mmenggunakan variabel opini audit dan kesulitan keuangan
perususahaan sebagai salah satu variabel independen yang akan diuji.
2.3 Kerangka Konseptual