Informan ketiga bernama ibu Ijah.Ia adalah seorang ibu rumah tangga yang tidak memiliki pendidikan tinggi. Menurut pengakuannya ia
hanya bersekolah sampai sekolah dasar saja. Ia penduduk asli Pondok Cina yang sudah berjualan warung nasi
dan gorengan selama 18 tahun. Usaha yang dilakukan Ibu Ijah untuk membantu suaminya memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, Karena
suaminya berprofesi sebagai tukang es cendol keliling. Menurut pengamatan penulis Ibu Ijah adalah seorang istri yang
baik, diwaktu sengangnya ia membantu meringankan pekerjaan suaminya untuk memenuhi kenutuhan ekonomi keluarganya.
4
d. Pedagang 4 Informan keempat bernama Bapak Herman lahir di Pemalang pada
tanggal 05 November 1972. Ia tinggal di Gang Asem Pondok Cina Depok. Menurut pengakuannya ia bersekolah sampai SD saja. Pria berumur 41
tahun ini adalah pedagang bubur ayam keliling, pekerjaan ini dijalaninya selama 15 tahun. Ia tidak memiliki usaha lain hanya berjualan bubur ayam
saja.
5
Dari pengamatan penulis Pak Herman pria paruh baya ini hanya menghabiskan masa hidupnya dengan berjualan bubur ayam, karena
berjualan sudah menjadi keahlian pada dirinya dan sebagai mata pecaharian utamanya.
4
Wawancara Pribadi Dengan Ibu Ijah, Mitra Masyarakat Mandiri, 6 November 2012.
5
Wawancara Pribadi Dengan Bapak Herman, Mitra Masyarakat Mandiri, 6 November 2012.
e. Pedagang 5 Informan kelima bernama Ibu Juriah lahir di Jakarta pada tanggal
12 Mei 1953. Tinggal di Jl.H.MH Tohir Pondok Cina Depok. Ibu Juriah hanya menamatkan sekolah sampai SD. Ia adalah ibu rumah tangga yang
berprofesi sebagai pedagang sembako, kemudian ia beralih usaha sebagai pedagang mie ayam dikarenakan usahanya sebagai pedagang sembako
kurang berjalan. Menurut pengakuan Ibu Juraiah ia sudah 10 tahun menjadi pedagang mie ayam. Sudah 2 tahun terakhir ia bergabung sebagai
mitra Masyarakat Mandiri. Posisinya dalam kelompok adalah sebagai anggota.
Dari pengamatan penulis, Ibu Juriah adalah ibu rumah tangga yang menamatkan sekolahnya samapai SD saja, profesinya sebagai pedagang
mie ayam adalah mata pencaharian utamanya.
6
3. Informan Konsumen Pondok Cina a. informan pertama bernama Yuni, ia adalah pembeli sekaligus
pelanggan yang sering membeli makanan di sekitar areal Pondok Cina, ia bekerja sebagai pelayan toko.
7
b. informan kedua bernama Bapak Endang, Bapak Endang adalah seorang pensiunan guru kemudian dipilih menjadi ketua RT di Pondok
Cina Depok. Jabatan beliau sebagai ketua RT diwilayah ini, sekaligus sebagai pengawas pedangan kaki lima yang berjualan di sekitar Pondok
Cina. Pengaruh beliau terhadap warganya di sekitar Pondok Cina cukup baik.
6
Wawancara Pribadi Dengan Ibu Juriah, Mitra Masyarakat Mandiri, 6 November 2012.
7
Wawancara Pribadi Dengan Yuni, Konsumen, 6 November 2012.
Dari pengamatan penulis, selain sebagai ketua RT Bapak Endang adalah orang yang dipercayakan warga untuk memantau kebersihan
lingkungan sekitar area dagang di Pondok Cina.
8
B. Deskripsi Program KPMS Masyarakat Mandiri
1. Kegiatan Program Penyuluhan
Kegiatan program penyuluhan KPMS Masyarakat Mandiri diantaranya: a.
Pelatihan kewirausahaan Sebagaimana disebutkan oleh Amel sebagai pendamping
pernah dilakukan pelatihan kewirausahaan yang diisi oleh Bapak Purnomo yang dilakukan pada hari kamis tanggal 23 Februari
2012. Pelatihan
isi berisikan
materi-materi mengenai
kewiarausahaan yang disampaiakn kepada mitra untuk menambah wawasan mitra mengenai kewirausahaan.
b. Penyuluhan keamanan dan kehalalan pangan
Penyuluhan keamanan dan kehalalan pangan oleh BPOM RI dan LP POM MUI pada hari senin tanggal 5 Maret 2012 yang
bertempat di Aula Kelurahan Pondok Cina Depok. Penyuluhan ini berisikan materi mengenai bahan tambahan pangan berbahaya dan
mitra diperkenalkan dengan bahan tambahan pangan apa saja yang tidak boleh digunakan kedalam makanan seperti boraks, formalin,
rodamin, pengenyal makanan, dan pewara textil. Karena bahan- bahan tersebut dapat membahayakan tubuh apa bila dikonsumsi.
8
Wawancara Pribadi Dengan Bapak Endang, Konsumen, 6 November 2012.
c. Pertemuan rutin kelompok
Pertemuan rutin kelompok dilaksanakan setiap satu minggu sekali pada hari senin yang bertempat di rumah-rumah mitra secara
bergiliran. Sekaligus sebagai mekanisme untuk mengunpulkan angsuran pembayaran modal.
Masyarakat Mandiri telah membentuk sejumlah 8 kelompok mitra baru dengan total jumlah mitra sebanyak 71 orang. Adapun perinciannya
adalah terdiri dari 5 kelompok mitra kelurahan Pondok Cina dan 3 kelompok mitra di kelurahan Kemiri Muka Kecamatan Beji Kota Depok.
Alasan pembentukan lokasi kelompok agar memudahkan dalam mobilisasi pertemuan dan mudah dalam jangkauan.
2. Metode penyuluhan
Penyuluhan pada kelompok KPMS, menggunakan bimbingan kelompok. Metode ini digunakan untuk memudahkan pendamping dalam
memberikan penyuluhan secara rutin pada mitra. Selain itu metode ini juga dimaksudkan agar banyak ide pemikiran yang muncul dari para mitra
sekaligus memberikan pembelajaran bagi para mitra agar memberanikan diri untuk mengeluarkan pendapat, gagasan pada kelompoknya. Artinya
tidak hanya pendamping saja yang mengeluarkan ide dan gagasannya tetapi mitra juga berhak mengeluarkan ide dan gagasannya, demikianlah kurang
lebih standar pada pendampingan KPMS Masyarakat Mandiri dilakukan. 3.
Tujuan program penyuluhan
Adapun tujuan utama dari program ini adalah memberikan pemberdayaan atau penguatan pada PKL terkait makanan sehat, halal dan
higenis. Secara lebih luas tujuan lain dari program ini adalah memandirikan
dan mensejahterakan perekonomian para pedagang makanan bersekala kecil.
C. Analisis Data
1. Penerimaan Pedagang terhadap Program Penyuluhan KPMS
Sebagai lembaga nirlaba milik masyarakat Indonesia yang mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa dengan dana
ZISWAF Zakat, Infaq, Shadaqah, Wakaf, Dompet Dhuafa telah banyak dikenal oleh kalangan masyarakat atas maupun masyarakat bawah.
Dengan salah satu programnya adalah KPMS yaitu memberikan bantuan kepada pedagang melalui program penyuluhan dan pendampingan agar
mereka mandiri dan sejahtera. Awalnya program ini tidak banyak diketahui oleh para pedagang di
Pondok Cina. Hambatan yang dihadapi lebih pada adanya sikap penolakan dari para calon mitra yang merupakan pedagang disekitar Hypermart-
Depok, penolakan disebabkan ekses negative sejumlah mikro- financekredit, baik yang menggunakan system konvensional maupun
berbendera syariah sekalipun
9
. Ekses negatife adalah sikap yang kurang baik saat melakukan penagihan menimbulkan trauma tersendiri bagi
9
Dikutip dari Dokumen Laporan tahunan Masyarakat Mandiri, Mei 2012
beberapa calon mitra program KPMS-Hypermart. Atas kondisi tersebut pihak Masyarakat Mandiri menempuh upaya sosialisasi dengan
pengenalan tujuan program dan aktivitas yang akan dijalankan. Pertama calon mitra dikenalkan pada profil lebaga Masyarakat Mandiri, Dompet
Dhuafa dan Hypermart. Peserta diberikan pemahaman tentang hak dan kewajiban menggunakan publikasi berupa: flayer, leafet, brosur dan
buletin. Kedua calon peserta diberi informasi tentang keberhasilan KPMS serupa di beberapa wilayah perkotaan, seperti kisah sukses para mitra di
daerah Jakarta dan Surabaya. Ketiga, setelah mitra mengetahui tujuan dan program
ini yaitu
untuk memandirikan
dan mensejahterakan
perekonomian para pedagang makanan bersekala kecil, maka calon peserta ditawarkan kemungkinan bergabung sebagai mitra kelompok KPMS.
Berdasarkan latar belakang di atas diakui oleh pihak Masyarakat Mandiri program ini tidak mudah diakui dalam masyarakat oleh karena itu
pihak Masyarakat Mandiri membuat program-program dan langkah- langkah seperti menyebar flayer, leafet, brosur, buletin agar masyarakat
mengenal program ini. Program ini tidak akan berjalan jika tidak adanya kesadaran pada
diri pedagang mengenai bahaya bahan tambahan pangan. Berbeda dengan pedangang lainnya non pendampingan, pedagang di Pondok Cina
memiliki kesadaran bahwasanya jika program ini berjalan maka banyak manfaat yang mereka dapatkan selama mengikuti program penyuluhan.
Ungkapan ini terlihat pada saat penulis mewawancarai salah satu mitra yang bernama Pak Karso dia mengatakan bahwa banyak sekali manfaat