Seorang muslim bila menjual barang, harus dengan senag hati, gembira, ikhlas, dan memberikan kesan baik terhadap pembeli. Begitu pula
bila seorang muslim membeli barang, tidak membuat kesal si penjual, usahakan agar terjadi transaksi secara harmonis, suka sama suka tidak
bersitegang dengan penjual. Adapun prilaku negative yang sering dijumpai dalam kegiatan
berdagang merupakan mereka yang melekat pada diri pedagang dan ini pula merupakan “image” negative terhadap pedagang yang melekat dihati
masyarakat kita pada umumnya. Masyarakat belum menerima profesi pedagang sebagai profesi elit.Profesi dagang masi dianggap pekerjaan rendah
yang mungkin juga paling rendah, karena sudah melekat dalam anggapan masyarakat bahwa pekerjaan dagang dilakukan penuh dengan trik, penipuan,
ketidak jujuran, pelit, terlalu hitungan, dan pribadi yang terlibat didalamnya, pribadi kurang utuh.
18
Jadi, berdagang dapat dipahami sebagai kegiatan jual beli yang dilakukan sesorang untuk mendapatkan laba besar atas barang dagngannya.
Menurut imam Al-Gazali ada enam sifat prilaku yang terpuji dilakukan dalam perdagangan yaitu:
1. Tidak menagambil laba lebih banyak, seperti yang lazim dalam dunia
dagang. 2.
Membayar harga agak lebih murah kepada pedagang miskin, ini adalah amal yang lebih baik daripada sedekah biasa.
18
H. Buchari Alma, Kewirausahaan Bandung: Alfabeta, 2011. h, 248-249.
3. Memurahkan harga atau memberi potongan kepada pembeli yang miskin,
ini akan memiliki pahala yang berlipat ganda. 4.
Bila membayar utang, pembayarannya lebih cepat dari waktu yang telah ditentukan.
5. Membatalkan jual beli, jika pihak pembeli menginginkannya. Ini sejalan
dengan prinsip “Customer is King”. Dalam ilmu marketing pembeli itu adalah raja, jadi apa kemauannya perlu diikuti, sebab penjual harus tetap
menjaga hati langganan, sampai langganan merasa puas. 6.
Bila menjual bahan pangan kepada orang miskin secara cicilan, maka jangan ditagih bila orang miskin itu tidak mampu untuk membayarnya,
dan bebaskan mereka dari utang jika meninggal dunia.
19
D. Penerimaan dan Penolakan
1. Penerimaan
Menurut Eicholaz dan Rogers teori penerimaan dan penolakan disebut dengan nama a rejection-adoption theory. Proses adopsi terjadi
disebabkan lima tahap: 1 awareness kesadaran. Semua kelompok atau pedagang yang bersangkutan tidak mengetahui dan mengabikan inovasi,
kemudian dengan kesadaran bersedia belajar tentang eksistensi inovasi yang belum diketahui. Meskipun sebelumnya ia telah memiliki
pengetahuan lama; 2 interest menaruh minat. Individu yang bersangkutan memperluas upaya mencari informasi sebanyak-banyaknya
tentang adat istiadat, agama, pendapat warga masyarakat umumnya, yang
19
Ibid, h. 260-262
berkaitan dengan dorongan dan larangan berupa beban sosial dan financial jika inovasi itu digunakan; 3
evaluation penilaian.Individu bersangkutan menilai inovasi dan mendorong jiwanya memilih hal-hal
yang sesuai dengan kondisi dirinya; 4 trial percobaan.Individu yang bersangkutan mulai memberanikan diri untuk menggunakan inovasi
sebagai prcobaan
pendahulu; 5
adopsi penggunaan.Individu
bersangkutan menerima inovasi itu digunakan seterusnya atas dasar percobaan ynag berhasil sebelumnya
20
. Menurut teori AIDA Awarness atau kesadaran, Interest atau
minat, Desire atau keinginan, Action atau tindakan
21
. Yaitu: Yang mengendalikan bahwa pengambilan keputusan pada
perubahan prilaku berdagang adalah suatu proses psikologis yang dilalui oleh individu atau pedagang, prosesnya yang diawali dengan tahap
menaruh perhatian Attention terhadap inovasi baru dan merubah cara yang lama dan kemudian jika berkesan dia akan melangkah ke tahap
ketertarikan Interest untuk mengetahui lebih jauh tentang keistimewaan inovasi tersebut yang jika intensitas ketertarikannya kuat berlanjut ke
tahap berhasratberminat Desire karena prubahan yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan-nya. Jika hasrat dan minatnya begitu kuat
baik karena dorongan dari dalam atau rangsangan persuasif dari luar maka individu atau pedagang tersebut akan mengambil keputusan untuk
melakukan inovasi baru Action.
20
Dr. Rusmin Tumanggor. Ilmu Sosial Budaya dan Dasar, Jakarta: Kencana, 2010 cet ke-1. hal. 51-52
21
Nugroho J.Setiadi. Prilaku Konsumen, Jakarta: Kencana, 2003cet ke-1. hal, 404.
Jadi dapat disimpulkan bahwa penerimaan yang terjadi pada pedagang karena adanya kesadaran, menaruh minat, penilaian, percobaan,
penggunaan, dan tercapai lah suatu inovasi baru. 2.
Penolakan Menurut Eicholz dan Rogers penolakan terjadi karena tahap-
tahapan berikut: 1 awareness kesadaran. Individu yang bersangkutan belum memiliki pengetahuan tentang inovasi dan telah memiliki
pengetahuan lama “traditional”. Ketika mengikuti pelatihan inovasi itu terasa lebih kompleks dan sulit dimengerti sehingga terjadi kesalah
pahaman, dan mereka lebih memilih cara lama lebih mudah dan sudah biasa, aman dari segi sosial, terjangkau secara financial, dan berhasil juga;
2 Indifference acuh tak acuh. Individu semakin acuh tak acuh setelah melihat keadaan.Meskipun inovasi itu terlihat logis, tetapi kurang mereka
perhatkan karena belum biasa dalam masyarakat; 3 denialpenolakan. Pada masa kebutuhan pemilihan inovasi yang sesuai untuk dirinya,
individu tidak memahami betul fungsi inovasi itu menggantikan apa cara lama. Sehingga ia menyangkal kehadiran inovasi; 4 trial percobaan.
Ketika individu bersangkutan melakukan inovasi itu dan terjadi insiden atau kegagalan maka indivitu itu tidak lagi mau mencoba sampai berhasil,
tetapi kembali lagi pada cara yang lama; 5 rejection penolakan. Individu atau pedagang akan mengakhiri dengan penolakan seterusnya
terhadap inovasi tersebut dan tetap mempraktikan cara biasa.
22
22
Dr. Rusmin Tumanggor. Ilmu Sosial Budaya dan Dasar, Jakarta: Kencana, 2010 cet ke-1. hal. 52-53.