BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA MASYARAKAT MANDIRI
A. Profil Masyarakat Mandiri
1. Sejarah Berdirinya Masyarakat Mandiri
Masyarakat mandiri MM adalah sebuah lembaga nirlaba yang bergerak dalam pemberdayaan komunitas di pedesaan, perkotaan, serta di
komunitas diwilayah asal pekerja migran.Kelahirannya dibidani oleh Dompet Dhuafa Republika pada tahun 2000.
Sejak bulan Juli 2005, MM resmi menjadi lembaga otonom dengan memperkuat Visi dan Misi sebagai wahana pemberdayaan berbagai
Komunitas Dhuafa atau tak berdaya sehingga mencapai kemandirian . Proses pemberdayaan komunitas bertitik tolak untuk memandirikan
masyarakat guna meningkatkan taraf hidupnya, mengoptimalkan dengan sebaik mungkin sumberdaya Alam Manusia setempat. Disinilah upaya
pendampingan intensif menjadi salah satu pilihan bijak dalam menjalankan proses transformasi kesadaran komunitas untuk berubah
dengan sumberdaya yang mereka miliki.
1
2. Visi dan Misi Masyarakat Mandiri
VISI: Tumbuhnya
komunitas-komunitas yang
berdaya dan
berkemampuan untuk meningkatkan kualitas kehidupannya, secara mandiri dan berkesinambungan.
1
Brosur Profil Masyarakat Mandiri
31
MISI: 1.
Memfasilitasi penyadaran komunitas dalam membangun diri dan lingkungan ke arah kehidupan yang lebih berkualitas.
2. Membangun kapasitas ke lembagaan lokal.
3. Memfasilitasi terjadinya sinergi lintas pelaku untuk berkelanjutan
system mata penghidupan komunitas.
3. Tujuan
1.
Tercapainya kemandirian material komunitas sasaran.
Adalah tercapainya kemampuan produktif guna memenuhi kebutuhan hidup dasar, serta cadangan dan mekanisme untuk
bertahan dalam kondisi krisis. 2.
Tercapainya kemandirian Intelektual komunitas sasaran.
Adalah terbentuknya
kemandirian berpikir
bersikap serta
berkesadaran kritis. 3.
Tercapainya kemandirian management komunitas sasaran.
Adalah kemampuan komunitas dalam mengelola aksi kolektif untuk mewujudkan kelembagaan lokal yang berkelanjutan, sehingga
mampu menjalin kemitraan yang setara lintas pelaku.
4. Program Kerja Masyarakat Mandiri
ARAH PROGRAM: 1.
Penyadaran 2.
Proses pengenalan potensi diri dan lingkungan 3.
Membantu komunitas untuk merefleksikan dan memproyeksikan keadaan dirinya baik dalam berinteraksi dengan kekuatan-kekuatan
domestic maupun kekuatan global dalam bentuk informasi, tekhnologi, modal social, budaya dan peluang politik.
4. Pengorganisasian.
5. Organisasi dan kelembagaan harus berawal dari prakarsa masyarakat
secara sukarela. 6.
Penguatan organisasi. 7.
Kaderisasi. Mempersiapkan kader-kader pengembangan keswadayaan local
yang akan mengambil alih tugas pendampingan setelah program berakhir.
Kader-kader berasal dari penduduk lokal yang dipilih oleh masyarakat secara partisipatif dan musyawarah
Ukuran keberhasilan kaderisasi dapat dilihat dari kemampuan kader local untuk memainkan peran sebagai pendamping,
sebelum program berakhir, yang ditentukan oleh penilaian masyarakat.
8. Dukungan teknis.
Penguasaan sumberdaya informasi. Tekhnologi tepat guna.
9. Pengelolaan system.
Memperlancar upaya masyarakat memperoleh kebutuhan, baik secara individu maupun secara berkelompok dalam sistem
pencaharian berkelanjutan. Mempertemukan kepentingan berlaku.