Jadi dapat disimpulkan bahwa penerimaan yang terjadi pada pedagang karena adanya kesadaran, menaruh minat, penilaian, percobaan,
penggunaan, dan tercapai lah suatu inovasi baru. 2.
Penolakan Menurut Eicholz dan Rogers penolakan terjadi karena tahap-
tahapan berikut: 1 awareness kesadaran. Individu yang bersangkutan belum memiliki pengetahuan tentang inovasi dan telah memiliki
pengetahuan lama “traditional”. Ketika mengikuti pelatihan inovasi itu terasa lebih kompleks dan sulit dimengerti sehingga terjadi kesalah
pahaman, dan mereka lebih memilih cara lama lebih mudah dan sudah biasa, aman dari segi sosial, terjangkau secara financial, dan berhasil juga;
2 Indifference acuh tak acuh. Individu semakin acuh tak acuh setelah melihat keadaan.Meskipun inovasi itu terlihat logis, tetapi kurang mereka
perhatkan karena belum biasa dalam masyarakat; 3 denialpenolakan. Pada masa kebutuhan pemilihan inovasi yang sesuai untuk dirinya,
individu tidak memahami betul fungsi inovasi itu menggantikan apa cara lama. Sehingga ia menyangkal kehadiran inovasi; 4 trial percobaan.
Ketika individu bersangkutan melakukan inovasi itu dan terjadi insiden atau kegagalan maka indivitu itu tidak lagi mau mencoba sampai berhasil,
tetapi kembali lagi pada cara yang lama; 5 rejection penolakan. Individu atau pedagang akan mengakhiri dengan penolakan seterusnya
terhadap inovasi tersebut dan tetap mempraktikan cara biasa.
22
22
Dr. Rusmin Tumanggor. Ilmu Sosial Budaya dan Dasar, Jakarta: Kencana, 2010 cet ke-1. hal. 52-53.
E. Kerangka Berfikir
Adapun kerangka pemikiran yang digunakan penulis dalam metode penyuluhan makanan sehat dan halal pada kelompok pedagang makanan
sehat KPMS yaitu:
Penerimaan dan Penolakan
Dalam metode penyuluhan pada pogram KPMS perlu adanya metode yang dilakukan seorang pendamping untuk memberikan penyuluhan. Yaitu dengan cara
memberikan observasi untuk mengamati secara langsung sikap dan perilaku yang tampak pada saat-saat tertentu, yang muncul sebagai pengaruh dari kondisi
mentalkejiwaan. Wawancara yang dilakukan dalam penyuluhan ini untuk mengungkapkan
dan mngetahui mengenai fakta-fakta yang ada pada diri pedagang.
Metode Penyuluhan
Perilaku Berdagang
Observas Wawancara
Bimbingan kelompok Direktif
Berani mengambil resiko
Meningkatkan keunggulan citra
Kreatif Antisipatif
Mencapai hasil karya yang baik
Bimbingan kelompok
dilakukan pada
penyuluhan ini
untuk mempermudah kegiatan yang berlangsung, dengan bimbingan kelompok ini
pedagang bisa melakukan diskusi kelompok, mendengarkan ceramah, seminar, dan tanya jawab yang disampaikain oleh pendamping.
Metode dikerktif digunakan pendamping dalam penyuluhan untuk mengarahkan pedagang secara langsung, apabila pedagang mempunyai masalah
yang timbul dari eksternal maupun internal selama penyuluhan ini berlangsung. Adapun perilaku pedagang:
Pedagang harus berani mengambil resiko atas apa yang dilakukannya selama berdagang, berusaha tidak menggunkan bahan tambahan pangan
berbahaya kedalam makanan yang dijualanya kepada konsumen. Selama kegiatan berdagang yang digelutinya, pedagang semestinya bisa
menjaga kebersihan dan kehalal makanan yang dijualnya untuk mencapai hasil dagang yang baik. Selain itu pedagang lebih antisipatif terhadap segala
kemungkinan yang terjadi pada dagangannya, dengan lebih mengembangkan inovasi baru dan lebih keratif untuk meningkatkan daganggannya. Selain menjaga
kebersihan dan kehalaln makanan itu sendiri.
BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA MASYARAKAT MANDIRI
A. Profil Masyarakat Mandiri
1. Sejarah Berdirinya Masyarakat Mandiri
Masyarakat mandiri MM adalah sebuah lembaga nirlaba yang bergerak dalam pemberdayaan komunitas di pedesaan, perkotaan, serta di
komunitas diwilayah asal pekerja migran.Kelahirannya dibidani oleh Dompet Dhuafa Republika pada tahun 2000.
Sejak bulan Juli 2005, MM resmi menjadi lembaga otonom dengan memperkuat Visi dan Misi sebagai wahana pemberdayaan berbagai
Komunitas Dhuafa atau tak berdaya sehingga mencapai kemandirian . Proses pemberdayaan komunitas bertitik tolak untuk memandirikan
masyarakat guna meningkatkan taraf hidupnya, mengoptimalkan dengan sebaik mungkin sumberdaya Alam Manusia setempat. Disinilah upaya
pendampingan intensif menjadi salah satu pilihan bijak dalam menjalankan proses transformasi kesadaran komunitas untuk berubah
dengan sumberdaya yang mereka miliki.
1
2. Visi dan Misi Masyarakat Mandiri
VISI: Tumbuhnya
komunitas-komunitas yang
berdaya dan
berkemampuan untuk meningkatkan kualitas kehidupannya, secara mandiri dan berkesinambungan.
1
Brosur Profil Masyarakat Mandiri
31