Ciri-ciri Masa Dewasa Dini

12 kesehatan, keamanan, estetika, dan lain-lain. Suami-istri dan anak- anaknya, harus dapat mengembangkan dan menata serta mengelola aspek- aspek tersebut, mengadakan pembagian tugas, mengembangkan mekanisme kerja, menciptakan iklim kehidupan dan lain-lain sehingga semua kebutuhan dapat terpenuhi dan semua urusan keluarga dapat diselesaikan dengan baik. 4. Memelihara dan mendidik anak Setiap keluarga mendambakan kehadiran anak sebagai pemersatu suami-istri, sebagai penerus generasi. Kehadiran anak harus dirawat, dipelihara dan dididik dengan baik. 5. Mengelola rumah tangga Rumah tangga ibarat suatu perusahaan atau lembaga yang memiliki banyak bagian atau kaitan, baik antar bagian-bagiannya maupun bagian tersebut dengan bagian di luar rumah. Semua hal tersebut perlu direncanakan dan dikelola dengan baik, sehingga dapat membentuk satu kesatuan yang harmonis. 6. Memulai kegiatan pekerjaan Pekerjaan bukan hanya berfungsi untuk mendapatkan nafkah, tetapi juga merupakan bagian dari karier sekaligus identitas dari nama baik keluarga. Seorang dewasa dini harus mempersiapkan, memilih, serta memasuki pekerjaan yang cocok dengan kemampuan dan latar belakang pendidikannya, untuk kemudian mengembangkan dirinya seoptimal mungkin dalam pekerjaan tersebut. 13 7. Bertanggungjawab sebagai warga masyarakat dan warga negara Seorang dewasa dini harus mampu membina hubungan sosial dengan sesama warga masyarakat. Selain orang dewasa dini dituntut mematuhi semua peraturan, ketentuan, dan nilai yang ada dalam masyarakat, ia juga dituntut untuk memelihara dan mengawasinya. Orang dewasa dini juga dituntut untuk turut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan masyarakat. 8. Menentukan persahabatan dalam kelompok sosial Di masyarakat terdapat berbagai kelompok sosial, seperti kelompok etnis, agama, budaya, profesi, hobi, dan lain-lain. Seorang dewasa dini dituntut untuk dapat hidup dalam berbagai kelompok sosial tersebut dengan harmonis.

4. Tahap Perkembangan Masa Dewasa Dini

Menurut Santrock 2002, menyatakan bahwa tahap perkembangan dewasa dini dibagi menjadi tiga, yaitu : 1. Perkembangan fisik Pada masa dewasa dini, perkembangan fisik akan mencapai puncaknya, namun kondisi fisik ini juga menurun pada rentang usia dewasa dini. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya perhatian terhadap kesehatan, perhatian khusus mengenai diet, berat badan, olahraga, dan ketergantungan. Puncak kemampuan fisik ini terjadi pada usia dibawah tiga puluh tahun, yaitu 19 tahun hingga 26 tahun. 14 2. Perkembangan kognitif Menurut Santrock 2002, dalam masa dewasalah individu mengatur pemikiran operasional mereka, seperti yang dikemukakan Piaget. Piaget mengatakan bahwa cara berpikir seseorang remaja dan seseorang dewasa itu sama, namun yang membedakan adalah apabila seseorang remaja mampu merencanakan dan membuat suatu hipotesis dari suatu masalah, sedangkan pada orang dewasa lebih mampu membuat hipotesis dan menurunkan suatu pemecahan masalah dari suatu permasalahan. Gisela Labouvie-Vief 1982,1986 mengemukakan bahwa pada saat dewasa dini, seseorang lebih mengandalkan analisis logis dalam menyelesaikan masalah. William Perry mengatakan bahwa pemikiran orang dewasa yang berubah, awalnya berpikir secara dualistic namun berganti menjadi pemikiran yang beragam. 3. Perkembangan Sosio-emosional Dalam tahap perkembangan ini, Santrock 2002 menjelaskan mulai adanya daya tarik, cinta dan hubungan dekat. Pada masa dewasa dini, orang lebih banyak tertarik pada orang yang memiliki kesamaan. Dengan adanya kesamaan maka individu akan merasa nyaman berinteraksi dengan orang lain. Pada masa dewasa dini juga mulai mengenal adanya keintiman dan kemandirian. Menurut Erikson tahapan dewasa dini berada pada tahap keenam, yaitu intimacy versus isolation keintiman versus isolasi . Keintiman adalah tahap ketika seseorang membentuk hubungan intim 15 dengan orang lain. Namun, jika keintiman tidak berkembang pada masa dewasa dini, seseorang akan mengalami yang disebut dengan isolasi.

B. Kecerdasan Emosi

1. Pengertian Kecerdasan Emosi

Kecerdasan emosi adalah kemampuan seperti kemampuan untuk memotivasi diri, dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati dan berdoa. Koordinasi suasana hati adalah inti dari hubungan sosial yang baik. Apabila seseorang pandai menyesuaikan diri dengan suasana hati individu yang lain atau dapat berempati, orang tersebut akan memiliki tingkat emosional yang baik dan akan lebih menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial serta lingkungannya Goleman, 2009 Bar-On Stein, Book, 2004 mendefinisikan kecerdasan emosi adalah serangkaian kemampuan pribadi, emosi dan sosial yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil dalam mengatasi tekanan dan tuntutan dari tekanan lingkungan. Menurut Peter Salovey dan John Mayer, kecerdasan emosi merupakan kemampuan untuk mengenali perasaan, meraih, dan membangkitkan perasaan untuk membantu pikiran, memahami perasaan dan maknanya dan mengendalikan perasan secara mendalam sehingga membantu perkembangan emosi dan intelektual dalam Stein, Howard, 2000 .