Uji Asumsi Hasil Penelitian
48
kecerdasan emosional yang signifikan antara laki-laki dan perempuan. Adapun penelitian lain, Khaterina dan Garliah 2012 menyatakan bahwa
tidak terdapat perbedaan kecerdasan emosional yang signifikan secara keseluruhan.
Secara umum, keseluruhan kelompok menunjukan bahwa mereka sama- sama memiliki kecerdasan emosi yang hampir sama. Kemiripan dalam
kecerdasan emosi antara laki-laki dan perempuan dewasa dini ini dipengaruhi oleh beberapa hal. Goleman 2009 mengungkapkan bahwa kecerdasan emosi
penting bagi kehidupan karena memungkinkan seseorang untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang sangat baik dan memiliki
dukungan sosial yang lebih baik. Oleh karena itu, laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk mengasah dan mempelajari
kemampuan kecerdasan emosi yang mereka miliki guna mendukung kehidupan yang lebih harmonis. Secara teoritis, terdapat beberapa yakni
faktor pengalaman diri sendiri dan jenis kelamin yang mendukung seseorang untuk belajar menangani suasana hati dan menangani emosi yang
menyulitkan. Selain itu, kemiripan ini dapat disebabkan oleh pengaruh karakteristik subjek pada penelitian ini. Subjek penelitian ini mayoritas
dancer. Seorang dancer secara tidak langsung akan mendapatkan kecerdasan emosi dan kreativitas karena gerakan dalam tarian dapat menciptakan
semangat dan sensasi emosi. Setiap dancer harus dapat menguasai diri untuk dapat mensinkronkan gerakan yang dilakukan dengan ketukan music yang
didengarkan. Proses itulah yang membentuk kecerdasan emosi seseorang
49
Agustina,2013. Beberapa uraian ini menunjukan bahwa tidak adanya perbedaan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan dewasa dini dalam
meningkatkan kecerdasan emosi. Disisi lain, laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan dalam
komponen-komponen tertentu dari kecerdasan emosi. Pada penelitian ini laki-laki dan perempuan berbeda dalam aspek mengelola emosi. Hal ini dapat
juga disebabkan oleh cara masyarakat mensosialisakan pendidikan emosi secara berbeda dalam Nunez, Berrocal, Montanes, Latorre, 2008.
Berdasarkan hasil uji t pada komponen mengelola emosi, laki-laki dan perempuan dewasa dini ditemukan perbedaan dalam kecerdasan emosi yang
menunjukan bahwa nilai rata-rata laki-laki lebih tinggi dari perempuan. Pada komponen ini, laki-laki dan perempuan berupaya untuk menanggani perasaan
agar perasaannya dapat terungkap dengan pas, yang dapat membebaskan mereka dari perasaan-perasaan yang tidak mengenakkan. Orang-orang yang
buruk dalam keterampilan ini akan terus menerus melawan perasaan murung, sementara mereka yang memiliki keterampilan ini dengan baik dapat bangkit
kembali dari kemerosotan dalam kehidupan Goleman, 2009. Hal ini dapat kita lihat dari beberapa kasus yang berpendapat bahwa laki-laki cenderung
tidak emosional dalam menghadapi situasi atau permasalahan karena laki-laki lebih berfokus pada masalahnya,lebih dapat mengontrol implus dan toleransi
stress. Sementara perempuan lebih berfokus pada strategi menangani masalah dan terfokus pada emosi demi membina hubungan Nunez, Berrocal,
Montanes, Latorre, 2008. Nolen-hoeksman menemukan bahwa perempuan
50
lebih sering melamun bila sedang depresi dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini dapat diakibatkan karena perempuan pada masa kanak-kanak
mendapatkan pendidikan emosi yang lebih sehingga perempuan lebih mahir membaca sinyal emosi, baik verbal dan non-verbal, mahir dalam
mengungkapkan dan mengkomunikasikan perasaan-perasaannya. Perempuan yang lebih terbuka dalam mengungkapkan kesedihannya akan lebih banyak
hal dalam kehidupannya yang membuatnya sedih. Sementara laki-laki lebih terampil untuk meredam emosi yang berkaitan dengan perasaan rentan, salah,
takut dan sakit Goleman, 2009. Melihat tersebut peneliti pun berasumsi bahwa laki-laki lebih dapat mengelola emosinya daripada perempuan. Hal ini
dapat mendukung hasil penelitian yang peneliti lakukan bahwa laki-laki lebih dapat mengelola emosinya. Hasil penelitian ini pun hampir serupa dengan
penelitian yang dilakukan oleh Khaili 2011 bahwa laki-laki lebih terampil dalam mengelola emosi.
Pada komponen mengenal emosi diri, dinyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan antar laki-laki dan perempuan dewasa dini. Hal ini menunjukan
bahwa laki-laki dan perempuan sama-sama terampil dan berupaya untuk mengenali perasaan itu terjadi atau kesadaran diri Goleman,2009.
Kesadaran diri merupakan dasar pembangun kecerdasan emosi penting berikutnya, kemampuan untuk melepaskan suasana hati yang tidak
mengenakkan. Hal ini sejalan dengan pendapat Gottman bersama rekannya 1997, bahwa laki-laki dan perempuan sama-sama terampil dalam hal
kesadaran emosi.