25
D. Perbedaan Kecerdasan Emosi Antara Laki-laki dan Perempuan
Masa dewasa dini telah dianggap sebagai masa ketika orang muda mampu menyelesaikan masalahnya sendiri dengan cukup baik, sehingga mereka
menjadi stabil dan tenang secara emosional Hurlock, 1997. Namun dalam kenyataannya, masih ada orang dewasa dini yang masih kurang stabil secara
emosi. Masa dewasa dini juga dianggap sebagai masa yang dipenuhi banyak masalah. Masalah - masalah tersebut dapat ditanggulangi apabila seseorang
memiliki kecerdasaan emosi. Kecerdasan emosi terdiri dari beberapa komponen. Setiap individu
memiliki perbedaan-perbedaan kemampuan pada komponen-komponen
tersebut. Perbedaan-perbedaan kemampuan pada komponen-komponen
kecerdasan emosional memungkinkan terdapat perbedaan kecerdasan emosi antara laki-laki dan perempuan. Ada beberapa penelitan tentang emosi yang
menunjukan perbedaan-perbedaan kemampuan pada komponen kecerdasan emosi Goleman, 2009.
Menurut Mizra dan Redzuan 2010, kecerdasan emosional anak perempuan lebih tinggi dari kecerdasan emosi anak laki-laki. Hal ini didukung
dengan temuan Steven Stein 2004 yang menyatakan bahwa perempuan lebih menyadari perasaan mereka dan orang lain, berhubungan interpersonal yang
lebih baik, dan secara signifikan lebih bertanggung jawab secara sosial daripada laki-laki dalam Mizra, Redzuan, 2010. Penelitian lain yang ditulis
oleh Katyal dan Awasthi 2005 menjelaskan bahwa perempuan cenderung lebih emosional dan intim dalam berinteraksi dibandingkan dengan laki-laki.
26
Selain itu juga lebih tingginya kecerdasan emosional dijelaskan berdasarkan karateristik kepribadian mereka serta anak perempuan juga rasa empati yang
lebih tinggi dari pada laki-laki. Leslie Brody dan Judith Hall, telah meringkas beberapa penelitian tentang
perbedaan-perbedaan antara laki-laki dan perempuan, yang mengatakan bahwa karena anak perempuan lebih cepat terampil dalam berbahasa daripada
anak laki-laki, maka mereka lebih mengunakan kata-kata untuk menggantikan reaksi-reaksi emosional seperti perkelahian fisik dalam Goleman, 2009.
Begitu pula dengan Gurian 2011, Otak perempuan tidak hanya memiliki sitem limbik yang cenderung lebih besar yakni struktur hippocampus yang
lebih besar. Sitem limbik inilah yang membuat perempuan cenderung untuk cepat merespon secara lisan dengan cepat melalui bahasa verbal dan
hippocampus yang besar membuat perempuan lebih banyak menerima informasi karena peningkatan memori penyimpanan, yang jelas-jelas
berlawanan dengan laki-laki yang dimana penguasaan verbal dan ingatan lebih kecil. Laki-laki cenderung memiliki amigdala yang lebih besar daripada
perempuan sehingga laki-laki cenderung bersikap agresi. Perbedaan otak tersebut menyebabkan perempuan lebih terfokus pada emosi mereka dan
merujuk dalam pembicaraan daripada laki-laki. Sementara banyak laki-laki yang sering mengekspresikan emosi seperti marah, perkelahian fisik atau
frustasi lebih dari emosi lain seperti depresi.
27
Goleman 2009 membandingkan pola bermain anak laki-laki dan perempuan untuk melihat bagaimana kecerdasan emosi berbeda antara jenis
kelamin dapat terjadi. Ia mengutip Brody dan Hall dari Gender dan Emosi: Ketika anak perempuan bermain bersama, mereka melakukannya dalam
kelompok-kelompok intim kecil dengan penekanan pada meminimalkan permusuhan dan memaksimalkan kerjasama, sementara permainan anak laki-
laki dalam kelompok yang lebih besar, dengan penekanan pada kompetisi. Jika seorang anak laki-laki yang telah tersakiti marah, ia diharapkan untuk
keluar dari jalan dan berhenti menangis sehingga permainan bisa terus. Jika sama terjadi di antara sekelompok gadis yang sedang bermain, permainan
berhenti sementara mengumpulkan semua orang untuk membantu menenangkan gadis yang menangis. Anak laki-laki bangga akan kebebasan,
keras hati dan otonomi, sedangkan anak perempuan melihat diri mereka sebagai bagian dari hubungan.
Dalam proses ini, anak perempuan mengembangkan keterampilan komunikasi verbal dan non-verbal dan menjadi baik dalam mengekspresikan
diri mereka sendiri dan memahami orang lain, yang menyebabkan empati tinggi dan tanggung jawab sosial. Anak laki-laki menjadi terampil
meminimalkan emosi yang berkaitan dengan kerentanan, rasa bersalah, ketakutan dan sakit. Hal ini yang mengarah ke toleransi stres tinggi dan
kepercayaan diri. Berdasarkan pemaparan menunjukan bahwa perempuan lebih mampu
mengenali emosi diri sediri dan orang lain empati, memotivasi diri,
28
mengelola emosi, serta membina hubungan dengan orang lain dibandingkan dengan laki-laki. Adapun alur yang menjadi dinamika dalam proses ini
sebagai berikut :
29
BAGAN DINAMIKA
Dalam kecerdasan emosi
Perempuan memiliki kecerdasan emosional yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki
Masa dewasa dini dianggap stabil secara emosi, matang, dan mampu menyelesaikan masalah sendiri
Berdasarkan Perbedaan Anatomi otak yang mempengaruhi pengelolaan emosi laki-laki dan perempuan Laki-laki:
Perempuan:
Laki-laki : - Kurang empati
- Lebih ekspresif dalam mengungkapkan kemarahan.
- Memiliki toleransi stress lebih tinggi dan kepercayaan diri
- Lebih agresif - Berpikir spasial.
Perempuan : - Lebih kemampuan verbal lebih tinggi.
- Lebih ekspresif dalam emosi sedih atau kecewa.
- Lebih mudah berempati. - Hubungan interpersonal baik
Lebih banyak menghubungkan neuron-neuron dan meningkatkan
darah pada area ini sehingga lebih cepat untuk memproses emosi
Cerebral cortex
Lebih banyak bekerja untuk tingkat yang lebih besar dan
cenderung kurang kemampuan verbalnya
Lebih sedikit menghubungkan neuron-neuron dan kurang
meningkatkan darah pada area ini sehingga lebih lambat untuk
memproses emosi
System limbic Lebih banyak beristirahat untuk
tingkat yang lebih besar, karena lebih banyak koneksi sarafnya
antara system limbic dan area pengolahan verbal. Hal ini membuat
lebih merespon secara lisan pengekspresian emosi dan
kemampuan verbalnya lebih besar.
Hippocampus lebih kecil jumlah dan
kecepatan transisi neuronnya sehingga cenderung lebih
sedikit mengakses informasi mengingat.
lebih besar jumlah dan kecepatan transisi neuronnya sehingga
cenderung lebih banyak mengakses informasi mengingat
Amygdala Lebih kecil sehingga rendahnya
agresif dan lebih memaksimalkan kerjasama
Lebih besar sehingga lebih agresif dan kompetitif.
Thalamus
Estrogens Pemrosesan emosi lebih
lambat sehingga secara fisik lebih agresif
Pemrosesan lebih cepat sehingga lebih stress dan aktif
testosteron Lebih agresif dan
kompetitif Rendahnya agresif dan kurang
kompetitif