Tinggi 8
15 24.24
45.45 Rendah
11 8
33.33 24.24
Sangat rendah 8
6 24.24
18.18
Berdasarkan tabel 4. 65 diperoleh perhitungan presentase motivasi belajar siswa di kelas VII Erlangga SMP Stella Duce 1
Yogyakarta secara keseluruhan mengalami peningkatan. Kuesioner motivasi belajar siswa awal menunjukkan kategori rendah yaitu
dengan frekuensi 11 siswa, 4 siswa pada kategori sangat tinggi, 8 siswa pada kategori tinggi, dan 8 siswa pada kategori sangat
rendah. Kuesioner motivasi belajar siswa akhir menunjukkan kategori tinggi yaitu dengan frekuensi 15 siswa, 6 siswa pada
kategori sangat tinggi, 8 siswa pada kategori rendah, dan 6 siswa pada kategori sangat rendah.
E. Kelemahan dan Keterbatasan Penelitian
1. Judul penelitian merujuk pada perbandingan sebelum dan sesudah
pembelajaran model
ARCS, untuk
membandingkan model
pembelajaran sebaiknya menggunakan jenis penelitian eksperimental dengan membandingkan perlakuan antara dua kelas berbeda yang
memiliki karakteristik sama. Tetapi karena masalah perijinan dari sekolah dan tidak memungkinkan untuk mencari sekolah lain, akhirnya
peneliti hanya menggunakan
pre-test
dan
post-test
untuk melihat perbandingan dalam kelas yang sama yaitu kelas VII Erlangga SMP
Stella Duce 1 Yogyakarta. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Materi pembelajaran terlalu padat yaitu membahas 6 topik bahasan
dalam waktu 8 40 menit sudah termasuk
pre-test
,
post-test
, dan kuesioner motivasi belajar siswa, sehingga hasil yang diperoleh tidak
maksimal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pelaksanaan penelitian mengenai pembelajaran dengan metode penugasan model ARCS di kelas VII Erlangga SMP Stella
Duce 1 Yogyakarta, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1.
Berdasarkan pembahasan, pembelajaran dengan metode penugasan model ARCS mempengaruhi tingkat pemahaman siswa. Pemahaman
siswa dilihat berdasarkan tiga indikator pemahaman menurut Kuhnelt H yaitu 1 siswa dapat menghubungkan pemahaman yang baru
dengan pemahaman yang telah diketahui, 2 siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal dengan konsep yang
dikenal, dan 3 siswa dapat menyatakan pemahaman baru yang tidak dikenal dalam satu pikiran yang logis. Hasil analisis menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan tingkat pemahaman sebelum dan sesudah
diterapkan pembelajaran dengan model ARCS.
2. Berdasarkan perhitungan hasil
pre-test
dan
post-test
, pemahaman siswa di kelas VII Erlangga mengalami peningkatan. Peningkatan
pemahaman siswa ditunjukkan dengan tabel distribusi frekuensi
penilaian pemahaman siswa sebagai berikut: