teman kampus, kost dan organisasi, yang bisa dibilang pola prilakunya cenderung tidak memiliki perubahan. Pada teman-
teman kampus dikarenakan saya sudah jarang ke kampus maka tingkat pembelian menurun, untuk teman-teman kost sebelum libur
panjang yang terjadi pada pertengahan bulan Juni kemarin dan pada bulan Oktober, mereka yang akan pulang kampung beberapa
ada yang membeli parfum saya, dan yang terakhir untuk teman- teman organisasi saya terjadi hal yang sama mendekati libur
panjang beberapa ada yang membeli parfum saya. Yang terakhir dari Antonius Nugroho yang pada bulan September kemarin
membawa botol-botol kosong untuk di isi ulang. Dari pola perilaku pasar sasaran ini dapat terlihat bahwa dengan bertambahnya
konsumen yang datang mencari saya medin mulai kurang aktif untuk menawarkan parfum saya seperti pada awal ketika saya baru
memulai usaha parfum dan merasa sudah nyaman karena sudah mulai dikenal walaupun hanya dari beberapa teman kampus, teman
kost, dan teman organisasi dan membuat saya masuk ke dalam zona nyaman dan tidak lagi melakukan promosi, hal inilah yang
akhirnya membuat saya masih menderita kerugian sampai saat ini walaupun kerugian tersebut berangsur-angsur menurun.
1.3. Kondisi Aktual Industri dan Persaingan
Berdasarkan analisis kondisi aktual industri dan persaingan sebelum dan sesudah masa pengembangan tidak mengalami
perbedaan. Untuk usaha sejenis, yaitu jual beli parfum sudah banyak ditemui di daerah Yogyakarta dan sekitarnya dan produk
yang dijual pun lebih banyak dari produk yang saya tawarkan.Selain itu mereka yang menggeluti usaha sejenis, yaitu
jual beli parfum rata-rata telah dikenal oleh masyarakat dan mengetahui seluk beluk penjualan parfum. Sedangkan saya masih
harus banyak belajar. Namun, saya mempunyai keuntungan dimana saya bisa menjual secara mulut ke mulut atau sistem sales,
sedangkan kebanyak orang memilih pasif dan membuka sebuah ruko.
1.4. Produk yang Ditawarkan
Sama seperti sebelum dan sesudah masa pengembangan usaha jual beli parfum ini menawarkan berbagai jenis merk parfum
import asli yang masih belum dicampur dengan alkohol dalam berbagai jenis ukuran dan beberapa jenis parfum yang telah
dicampur dengan alkohol.
1.5. Proses Produksi
Dengan membandingkan proses usaha jual beli parfum yang tertulis pada BAB 2 sebelum masa pengembangan dengan
yang tertulis pada BAB 4 sesudah masa pengembangan, dapat ditegaskan bahwa proses produksi yang dilakukan oleh usaha jual
beli parfum sebelum dan sesudah masa pengembangan tidak berbeda.
1.6. Proses Penjualan
Sama dengan sebelum masa pengembangan dan sesudah masa pengembangan, dalam memasarkan produk parfum yang saya
jual, fokus ada pada daerah kampus Sanata Dharma Mrican, dan teman-teman organisasi saya, seperti PMKRI Perhimpunan
Mahasiswa Katolik Republik Indonesia, OMK Orang Muda Katolik gereja Pringwulung, dan juga TKP Tempat Kumpul
Pengusaha dan di kost saya sendiri yang berlokasi di jalan Mrican Baru 27.
1.7. Keterampilan Sumber Daya Manusia yang Diperlukan
Sama halanya di yang tertulis pada BAB 2 dan BAB 4, SDM yang ada saat ini adalah satu orang, yaitu saya sendiri
sebagai pemilik usaha sekaligus yang mengelolah usaha jual beli parfum ini. Saya menjalankan usaha ini sendirian, sehingga saya
berperan menjadi manajer operasiona, manajer, keuangan, manajer sumber daya manusia, dan manajer pemasaran. Usaha ini saya
jalankan sendiri karena saya merasa saya masih mampu utnuk melakukan semua sendiri dan juga belum membutuhkan tenaga
bantuan mengingat ini merupakan usaha kecil yang baru saya rintis dan belum menjadi usaha yang besar. Untuk segi keterampilan
saya merasa saya cukup kompeten untuk berperan sebagai manajer operasional, sumber daya manusia dan keuangan. Namun, saya
masih harus banyak belajar dalam bidang pemasaran karena saya adalah tipe orang yang bekerja diatas meja bukan merupakan orang
lapangan, sehingga sedikit sulit bagi saya untuk bergerak keluar dan menawarkan barang dagang saya kepada pasar. Namun, untuk
tujuan itulah saya mengambil business plan dan bukan skripsi untuk melawan diri saya sendiri. Ini juga alasan kenapa saya
memilih untuk menjalankan business plan ini sendirian, belajar dari pengalaman masa lalu ketika saya mencoba usaha budidaya
jamur tiram dimana usaha itu dijalankan bertiga, benar-benar terlihat bahwa saya seolah-olah lebih mengandalkan kedua rekan
saya. Oleh karena itu, pada usaha ini saya mencoba untuk mengalahkan rasa malas saya dan mencoba sendiri, walaupun
mengalami kerugian pelan tapi pasti kerugian itu berangsur-angsur menurun karena saat ini saya rugi dikarenakan barang dagangan
saya yang belum habis.
2. Evaluasi Kinerja Keuangan