Pengujian ini dimaksudkan untuk melihat seberapa jauh produk yang dihasilkan dapat bermanfaat dan relevan dengan kebutuhan. Setelah
dilakukan pengujian produk maka dilakukan revisi produk agar produk yang dihasilkan lebih baik lagi. Pengujian produk disempurnakan dengan
melakukan pengujian lapangan. Pengujian dapat dilakukan pada lingkup yang lebih luas untuk mendapatkan hasil yang lebih meyakinkan. Produk akhir
yang telah melalui beberapa kali revisi dapat diproduksi secara masal dalam jumlah banyak Sugiyono, 2011: 298-311
Penelitian ini disebut RD karena mengembangkan produk yang akan digunakan untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa pada suatu
kompetensi dasar tertentu. Penelitian ini mengembangkan tes hasil belajar matematika pada kompetensi dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan satuan waktu, panjang dan berat untuk siswa kelas IV sekolah dasar. Produk yang dihasilkan dari penelitian ini berupa soal tes hasil belajar.
B. Setting Penelitian
1.
Tempat Penelitian
Uji Lapangan terbatas pada penelitian ini dilaksanaka di SD Negeri Caturtunggal 4, Sleman, Yogyakarta. Sekolah terletak di Jalan Melon
Mundusaren, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 9 bulan dari bulan April 2016 – Januari
2017. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian ini adalah kelas IV A dan IV B semester I tahun ajaran 20162017 di SD Negeri Caturtunggal 4. Jumlah siswa kelas IV A adalah 30
siswa dan jumlah siswa kelas IV B adalah 30 siswa.
4. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah pengembangan tes hasil belajar pada kompetensi dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan satuan waktu, panjang
dan berat pada siswa kelas IV sekolah dasar yang sudah teruji validitas, reliabilitas dan telah dianalisis setiap butir soalnya tingkat kesukaran, daya
beda dan analisis pengecoh serta kisi-kisi soal.
C. Prosedur Pengembangan
Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pengembangan menurut Borg and Gall dalam Sugiyono, 2011: 298 yang
terdiri dari 10 langkah. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam Research and Development RD adalah 1 potensi dan masalah, 2 pengumpulan
data, 3 desain produk, 4 validasi desain, 5 revisi desain, 6 uji coba produk,7 revisi produk, 8 uji coba pemakaian, 9 revisi produk, dan 10
produksi masal. Langkah-langkah pengembangan menurut Borg and Gall adalah sebagai berikut:
Bagan 3.1 Langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut Borg and Gall
Langkah-langkah yang dikemukakan oleh Borg and Gall dalam Sugiyono, 2011: 298 pada bagan 3.1 dimulai dengan potensi dan masalah.
Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang
terjadi. Peneliti berangkat dengan mengidentifikasi potensi masalah yang dipandang perlu untuk dicarikan solusinya. Setelah potensi dan masalah dapat
ditunjukkan secara faktual dan uptodate, maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk
perencana produk yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Selanjutnya adalah desain produk. Desain produk harus diwujudkan dalam
gambar atau bagan, sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya. Setelah desain produk selesai maka selanjutnya
adalah peneliti melakukan validasi desain. Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai rancangan produk yang telah dibuat. Validasi produk
dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang
Potensi dan Masalah
Pengumpulan data
Revisi Desain Validasi
Desain Desain
Produk
Revisi Produk Uji Coba
Pemakaian Revisi Produk
Uji Coba Produk
Produksi Masal
sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang telah dirancang. Setelah desain produk divalidasi oleh pakar maka dapat diketahui kelemahan
dari produk yang telah dirancang. Kelemahan tersebut kemudian dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Setelah produk divalidasi dan direvisi maka
produk tersebut dapat diujicobakan. Uji coba produk dilakukan pada subjek penelitian. Uji coba produk dilakukan untuk mengetahui apakah masih
terdapat kekurangan dari produk serta untuk mengetahui kualitas produk setelah dilakukan analisis. Revisi produk dilakukan kembali ketika peneliti
melihat kelemahan pada produk ketika diujicobakan. Produk yang baru, setelah direvisi kembali dapat diterapkan pada lingkup yang lebih luas. Revisi
produk kembali dilakukan apabila dalam pemakaian kondisi nyata terdapat kekurangan dan kelemahan. Jika produk yang diujicobakan dinyatakan
efektif, maka produk dapat diproduksi secara masal. Dalam penelitian pengembangan tes hasil belajar kompetensi dasar
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan satuan waktu, panjang dan berat untuk siswa kelas IV sekolah dasar. Peneliti memodifikasi langkah-
langkah penelitian dan pengembangan menurut Borg and Gall dalam Sugiyono, 2011: 298 menjadi 7 langkah karena menurut peneliti, 7 langkah
dalam penelitian ini sudah dirasa cukup untuk melakukan penelitian. Prosedur pengembangan tes hasil belajar dalam penelitian ini melalui 7
langkah yaitu 1 potensi dan masalah, 2 pengumpulan data, 3 desain produk, 4 validasi desain, 5 revisi desain, 6 uji coba produk,7 revisi
Langkah 1 Langkah 2
Langkah 3 Langkah 4
Langkah 5
Langkah 6 Langkah 7
produk. Berikut ini adalah bagan penjelasan prosedur pengembangan yang dilakukan:
Bagan 3.2 Langkah-langkah Pengembangan Tes Hasil Belajar Potensi dan Masalah
Analisis Kebutuhan
Wawancara guru matematika kelas 4
Pengumpulan data
Hasil wawancara guru matematika
Desain produk
Kisi-kisi soal SK -KD
Indikator
Soal Validasi Desain
Revisi Desain
Uji coba Produk Ahli
Guru
Revisi Produk
1. Potensi dan Masalah
Peneliti melakukan analisis kebutuhan dengan melakukan wawancara kepada guru matematika kelas IV. Peneliti melakukan
wawancara dengan guru matematika kelas 4 di SD Kanisius Jetisdepok dan SD Negeri Caturtunggal 4. SD Kanisius Jetisdepok merupakan
tempat peneliti melakukan PPL, sedangkan SD Negeri Caturtunggal merupakan tempat yang digunakan peneliti untuk mencari informasi
ketika mendapat tugas sewaktu perkulihan Pendidikan Matematika di kampus.
Peneliti mewawancari tiga orang guru matematika kelas IV yaitu satu orang guru matematika kelas IV di SD Kanisius Jetisdepok dan 2
orang guru matematika kelas IV di SD Negeri Caturtunggal 4. Wawancara tersebut dilakukan untuk mendapatkan informasi apakah
guru sudah menyusun tes hasil belajar yang berkualitas baik yang sudah teruji validitas, reliabilitas, daya beda, tingkat kesukaran dan pengecoh.
Masalah yang ditemukan dalam penelitian ini adalah guru kesulitan dalam membuat tes hasil belajar yang berkualitas baik. Potensi dalam
penelitian ini yaitu membuat tes hasil belajar matematika yang berkualitas baik sehingga dapat menjadi contoh bagi guru dan menjadi
kumpulan soal untuk tes hasil belajar siswa.
2. Pengumpulan Data
Peneliti melakukan pengumpulan data dengan wawancara. Wawancara dilakukan dengan guru kelas IV SD Kanisius Jetisdepok dan guru kelas IV
SD Negeri Caturtunggal 4. Wawancara dilakukan untuk mengetahui apakah guru membuat soal sendiri dalam melakukan evaluasi
pembelajaran. Dari hasil wawancara diketahui bahwa guru jarang membuat soal dan guru mengalami kesulitan dalam membuat soal materi
pengukuran yang berhubungan dengan satuan waktu, panjang dan berat.
3. Desain Produk
Pembuatan desain produk diawali dengan penentuan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran matematika kelas IV
semester I. Setelah pemilihan Kompetensi Dasar maka peneliti membuat indikator yang merupakan penjabaran dari kompetensi dasar dengan
mengacu pada ranah kognitif, soal matematika, tingkat kesukaran yang masih merupakan pendapat peneliti.
4. Validasi Desain
Validasi desain produk ini menggunakan validasi isi melalui validasi oleh empat validator yaitu satu ahli dan tiga praktisi matematika.
Sebelum dilakukan uji coba, desain produk yang telah dibuat divalidasi oleh empat validator. Tujuan dilakukannya validasi desain produk oleh
validator adalah untuk mendapatkan beberapa saran atau masukan mengenai desain produk yang telah dibuat oleh peneliti. Selain itu peneliti
bisa melihat kelemahan atau kesalahan yang masih ada pada desain produk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang telah dibuat. Hasil dari validasi desain produk digunakan untuk memperbaiki desain produk tersebut.
5.
Revisi desain
Saran atau masukan yang diberikan oleh validator menjadi acuan dalam merevisi desain.
6. Uji coba produk
Setelah selesai melakukan revisi desain produk, soal dibagi menjadi 2 tipe yaitu tipe A dan soal tipe B. Soal dibagi menjadi dua tipe karena apabila
siswa mengerjakan 60 butir soal dalam waktu 70 menit maka siswa tidak akan maksimal dan teliti dalam mengerjakan soal. Desain produk
diujicobakan pada siswa kelas 4 SD. Pada saat uji coba siswa akan dibagikan lembar soal dan lembar jawab. Setelah produk diujicobakan
maka selanjutnya adalah melakukan analisis validitas, reliabilitas, daya beda, tingkat kesukaran dan analisis pengecoh menggunakan TAP Test
Analysis Program.
7. Revisi Produk
Revisi produk dilakukan untuk memperbaiki kekurangan butir soal setelah melakukan uji coba. Revisi produk yang dilakukan peneliti adalah
dengan merevisi soal yang valid, reliabel, mempunyai daya pembeda yang diterima namun memiliki pengecoh yang tidak berfungsi. Revisi produk
merupakan langkah terakhir yang dilakukan peneliti dalam memperbaiki produk berdasarkan analisis hasil uji coba lapangan terbatas yang
dilakukan peneliti, sehingga dihasilkan produk uji terbatas.
D. Teknik Pengumpulan Data