3
keseluruhan nilainya mencapai Rp 20,22 triliun Anonim, 2005a. Bila dihitung, obat generik baru menguasai 14 pangsa pasar farmasi nasional.
Penulisan resep obat generik sebenarnya dapat ditingkatkan. Berdasarkan PP No. 72 tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan pasal
61 ayat 3, obat berdasarkan resep dokter dapat diganti dengan padanannya berupa obat generik Hartini dan Sulasmono, 2006. Tentunya cara ini dapat digunakan
untuk mengurangi biaya kesehatan yang dikeluarkan oleh pasien. Dari semua informasi yang telah disebutkan, penelitian ini akan mencoba
mencari informasi efisiensi biaya obat yang diperoleh konsumen dalam hal ini pasien, bila obat bermerek dagang di dalam resep digantikan dengan obat generiknya. Selain
itu, untuk mendukung informasi yang didapat, dilakukan pula pencarian informasi tentang pandangan pasien, apoteker, dan dokter. Penelitian ini dilakukan di Rumah
Sakit Panti Rapih Yogyakarta dan data yang diambil berupa biaya resep bulan November 2006 di bagian rawat jalan serta data wawancara dengan pasien, apoteker,
dan dokter.
B. Rumusan Masalah
1. Berapa rata-rata biaya obat bermerek dagang rata-rata biaya tiap lembar resep dan padanan generiknya dalam tiap lembar resep di Rumah Sakit Panti Rapih pada
bagian rawat jalan selama periode November 2006?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
2. Apakah rata-rata biaya obat bermerek dagang dalam tiap lembar resep berbeda signifikan dari rata-rata biaya obat generiknya?
3. Berapakah persentase efisiensi biaya tiap lembar resep yang diperoleh? 4. Bagaimana pendapat pasien, apoteker, dan dokter mengenai penggantian obat
bermerek dagang dalam resep dengan padanan generiknya?
C. Keaslian Penelitian
Penelitian yang mirip dengan penelitian ini adalah penelitian tentang Dampak Krisis Ekonomi terhadap Penggunaan Obat Antibiotik Generik pada Beberapa
Apotek di Wilayah Kota Yogyakarta Hastuti, 2000. Perbedaannya terletak pada data dan lokasi yang diambil. Pada penelitian tersebut, data yang diambil berupa sejumlah
item obat dan didukung dengan data kuesioner sedangkan data yang dikumpulkan penulis berupa biaya resep yang dihitung secara deskriptif dan didukung oleh data
hasil wawancara. Selain itu penulis mengambil data yang berada di Rumah Sakit. Selain itu penelitian yang hampir serupa yaitu Kajian Peresepan Obat
Bermerek Dagang Terhadap Obat Generik Ditinjau dari Sisi Harga, Pendapat Dokter, Apoteker dan Pasien Studi Kasus: 4 Apotek Di Kota Yogyakarta Periode November
dan Desember 2006 Sungkit, 2007. Perbedaan penelitian terletak pada lokasi pengambilan sampel dan pengolahan data. Untuk pengolahan data, penulis tidak
menyertakan biaya obat generik yang tercantum pada resep sebagai biaya total resep sedangkan pada penelitian tersebut menyertakan biaya obat generik dalam resepnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Memberikan nilai tambah pengetahuan mengenai analisis penggunaan obat dari aspek ekonomi.
2. Manfaat praktis
Melalui informasi yang didapatkan dari penelitian ini, konsumen obat dapat memilih produk obat yang memiliki harga yang lebih rendah dengan kualitas
yang sama dengan obat bermerek dagang sehingga efisiensi dalam pembiayaan obat dapat tercapai serta efektifitas pengobatan yang terjamin. Selain itu pihak
rumah sakit mendapatkan gambaran yang lebih jelas lagi mengenai informasi proyeksi efisiensi pembiayaan obat sehingga dapat mengambil langkah kebijakan
dalam pengadaan obat. Demikian juga pemerintah dapat diberi gambaran tentang seberapa besar dampak penghematan pada penggantian obat bermerek dagang ke
padanan generiknya sehingga kebijakan promosi penggunaan obat generik dan pengawasan ketersediaan obat generik dapat ditinjau kembali.
D. Tujuan Penelitian