Efisiensi Biaya HASIL DAN PEMBAHASAN

memiliki distribusi data yang normal nilai signifikansi 0,05 dan resep poliklinik lainnya berdistribusi data tidak normal, kecuali pada poliklinik jiwa yang tidak dapat terdeskripsi distribusinya karena jumlah data yang sedikit. Pada jenis data yang distribusinya normal dilakukan uji statistik paired trial t-test sedangkan yang distribusinya tidak normal dilakukan uji statistik non parametrik 2 sampel independen Mann-Whitney Hampir semua hasil yang ada menunjukkan nilai signifikansi di bawah 0,05, yang berarti hipotesis nol ditolak, kecuali uji statiistik untuk poliklinik kulit yang nilai signifikansinya di atas 0,05. Dengan kata lain rata-rata biaya obat bermerek dagang berbeda dengan rata-rata biaya obat generik untuk tiap poliklinik kecuali poliklinik jiwa yang tidak dapat diuji serta hasil yang sebaliknya pada poliklinik kulit. Tabel hasil uji untuk tiap poliklinik dapat dilihat pada lampiran

C. Efisiensi Biaya

1. Efisiensi biaya seluruh poliklinik Rata-rata efisiensi biaya tiap lembar resep didapat dengan cara mengurangi rata-rata biaya obat bermerek dagang tiap lembar dengan rata-rata biaya obat padanan generik tiap lembar. Dari hasil perhitungan, didapatkan rata- rata efisiensi biaya tiap lembar resep sebesar Rp. 36.857, 892 atau sekitar 78,57. 2. Efisiensi biaya masing-masing poliklinik Dari tabel VIII di bawah dapat dilihat bahwa poliklinik umum memiliki jumlah resep yang paling banyak yaitu 175 lembar, namun dari rata-rata biaya obat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI generik dan rata-rata biaya obat bermerek dagang nilai poliklinik umum lebih kecil dibandingkan dengan poliklinik penyakit dalam yang jumlah resepnya merupakan urutan kedua terbesar. Rata-rata biaya obat bermerek dagang pada poliklinik penyakit dalam merupakan yang terbesar dan paling membebani pasien dalam hal penebusan resep dibandingkan poliklinik lainnya yaitu Rp 8.201.628. Bila diganti dengan padanan generiknya biaya yang dikeluarkan oleh pasien adalah Rp 1.579.033 Tabel VIII Gambaran Biaya Total Resep Obat Bermerek Dagang dan Padanan Generik Pada Resep Tiap Poliklinik Poliklinik Jumlah resep n= 412 Biaya total obat bermerek dagang Rupiah Biaya total padanan generik Rupiah Umum 175 4.197.672 977.682,1 Penyakit dalam 112 8.201.628 1.579.033 Bedah 43 2.022.176 372.293,3 Gigi 37 2.028.903 432.686,2 Saraf 15 1.381.349 423.984,3 Anak 10 319.474 64.289,89 Paru 5 277.923.3 44.670,48 THT 6 395.685.2 117.353,005 Kebidanan 4 215.015.8 56.989,8 Kulit dan kelamin 3 93.362.5 25.888,5 Jiwa 2 63.474 19.304,54 Dari data tabel IX di bawah, efisiensi biaya tiap lembar resep yang terjadi berkisar antara 69,31-83,93. Terlihat dari tabel bahwa pada poliklinik paru menunjukkan persentase paling besar yaitu 83,93 sedangkan resep yang paling kecil mengalami efisiensi biaya yaitu resep di poliklinik saraf sebesar 69,31. Namun resep-resep poliklinik saraf ini memiliki rata-rata selisih yang cukup besar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI yaitu Rp 63.824,30. Jika penggantian obat bemerek dagang menjadi obat generik diaplikasikan, tentunya akan mengurangi beban biaya pasien hingga tiga perempatnya. Tabel IX Perbandingan Rata-Rata Biaya Per Lembar Resep Obat Bermerek Dagang dan Padanan Generik Serta Rata-Rata Efisiensi Biaya Pada Resep Tiap Poliklinik Poliklinik Rata-rata biaya obat bermerek dagang Rupiah Rata-rata biaya padanan generik Rupiah Rata-rata selisih Rupiah Efisiensi biaya tiap lembar resep Umum 23.986,70 5.586,76 18.399,94 76,71 Penyakit dalam 73.228,80 14.098,50 59.130,30 80,75 Bedah 47.027,30 8.657,98 38.369,32 81,59 Gigi 54.835,20 11.694,20 43.141 78,67 Saraf 92.089,90 28.265,60 63.824,30 69,31 Anak 31.947,40 6.428,99 25.518,41 79,88 Paru 46.320,60 7.445,08 38.875,52 83,93 THT 79.137 23.470,60 55.664,40 70,34 Kebidanan 53.754 14.247,50 39.506,50 73,49 Kulit dan kelamin 31.120,80 8.629,50 22.491,30 72,27 Jiwa 34.737,20 9.652,28 25.084,92 72,21

D. Pendapat Responden tentang Penggantian Obat Bermerek ke Padanan Generiknya

Dokumen yang terkait

Gambaran penggunaan obat pasien rawat jalan di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Desember 2006 - November 2007 berdasarkan indikator peresapan WHO 1993...[Abstrak dan teks sedang dalam proses].

0 7 130

Profil peresepan obat antihipertensi pada pasien pre-eklampsia di instalansi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta tahun 2005.

0 1 110

Evaluasi penatalaksanaan terapi pasien diabetes mellitus komplikasi hipertensi rawat inap periode 2005 Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.

1 18 117

Pola peresepan obat penyakit asma bronkial pada pasien pediatri di instalansi rawat jalan Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta tahun 2006.

0 10 108

Kajian interaksi obat pada pasien penyakit jantung koroner di instalansi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005.

1 20 96

Kajian interaksi obat pada pasien penyakit jantung koroner di instalansi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005 - USD Repository

0 0 94

POLA PERESEPAN OBAT PENYAKIT ASMA BRONKIAL PADA PASIEN PEDIATRI DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA TAHUN 2006

0 0 106

Proyeksi efisiensi biaya peresapan obat bermerek dagang terhadap padanan generiknya di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta bagian rawat jalan periode November 2006 - USD Repository

0 0 132

Gambaran penggunaan obat pasien rawat jalan di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Desember 2006 - November 2007 berdasarkan indikator peresapan WHO 1993...[Abstrak dan teks sedang dalam proses] - USD Repository

0 2 128

APLIKASI PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN BERBASIS WEB DAN WAP ( Studi Kasus : Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta)

1 0 209