3. Sampel pada penelitian ini adalah semua resep yang memuat jenis obat bermerek dagang yang memiliki padanan generiknya pada periode November 2006 di Rumah
Sakit Panti Rapih yang berada di Kotamadya Yogyakarta. .
E. Tatacara Penelitian
1. Perijinan
dimulai dari tingkat BAPPEDA Propinsi DIY. Setelah itu, pengurusan ijin dilanjutkan menuju Dinas Kesehatan Kota dan diteruskan ke Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta. 2.
Pengumpulan data a. Data kuantitatif
1 Pengambilan Sampel
Jumlah sampel poliklinik = P × S
Keterangan : P : Proporsi
S : Jumlah sampel keseluruhan lembar Langkah awal sebelum mengambil sampel adalah mencari informasi
jumlah populasi sasaran, kemudian dilanjutkan ke tahap pengambilan sampel. Cara pengambilan sampel yaitu menggunakan teknik cluster sampling. Teknik
ini dilakukan dengan cara mencari tahu proporsi jumlah resep tiap poliklinik terhadap populasi sasaran. Jumlah sampel ditetapkan sebesar 10 Singarimbun
dan Effendi, 1982 dari populasi sasaran pada periode November 2006.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Poliklinik-poliklinik itu telah terbagi secara sistematik oleh pihak Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Poliklinik itu antara lain umum; gigi;
penyakit dalam; bedah; anak; jiwa; saraf; kebidanan; kulit dan kelamin; THT; mata; dan paru.
Kriteria sampel yang akan diolah dan dianalisis adalah resep yang memuat jenis obat bermerek dagang yang memiliki padanan generiknya.
Jumlah populasi sasaran dari penelitian ini adalah 7192 lembar resep. Sampel yang diambil sebesar 10 dari populasi yaitu 719 resep. Dari jumlah
sampel tersebut yang memenuhi kriteria penelitian adalah 57,3 dan sisanya merupakan sampel yang tidak memenuhi kriteria.
Proporsi pengambilan sampel untuk tiap poliklinik dari total sampel yang diambil yaitu umum 33,68; penyakit dalam 28,34; bedah 15,53;
gigi 6,23; saraf 5,92; kebidanan 4,55; paru 1,97; anak 2,29; jiwa 0,24; mata 0,19; THT 0,65; kulit dan kelamin 0,40. Persentase ini
didapat dengan membagi populasi tiap-tiap poliklinik dengan total populasi resep dan dikali dengan 100.
Berdasarkan data proporsi yang diperoleh, kemudian dapat ditentukan jumlah sampel yang diambil untuk tiap polikliniknya. Penentuan jumlah
sampel yang diambil dilakukan dengan mengalikan persentase proporsi dengan populasi sampel yang ingin diambil yaitu 719 lembar. Tabel III di bawah ini
akan menampilkan gambaran pemilahan sampel dari populasi resep dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dilengkapi persentase proporsi pengambilan sampel masing-masing poliklinik di bagian rawat jalan:
Tabel III Gambaran pengambilan sampel dari populasi resep RS Panti Rapih bagian rawat jalan periode November 2006
Poliklinik Jumlah
populasi lembar
n=7192 Jumlah
sampel yang diambil
lembar n= 719
Jumlah sampel yang memenuhi
kriteria lembar n= 412
Proporsi pengambilan
sampel dari populasi
persen Umum 2422
242 175
33,68 Penyakit dalam
2038 204
112 28,34
Bedah 1117
112 43
15,53 Gigi
448 45
37 6,23
Saraf 426 43
15 5,92
Kebidanan 327 24 10 4,55 Anak 142
17 6
2,29 Paru 165
15 5
1,97 THT 47
5 4
0,65 Kulit Kelamin
29 3
3 0,40
Jiwa 17 2
2 0,24
Mata 14 2 0
0,19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2 Pemilahan data Dilakukan dengan memisahkan resep yang tidak memenuhi kriteria
dengan yang memenuhi kriteria. Selain itu data dipisah menurut polikliniknya masing-masing. Setelah itu, mencari harga total obat dalam tiap resep dari tiap
poliklinik. Langkah selanjutnya adalah mengganti obat bermerek dagang dalam resep-resep yang memenuhi kriteria tadi dengan obat generiknya.
Kemudian dihitung biaya total dan rata-rata biaya dari resep obat bermerek dagang dan padanan generiknya. Langkah terakhir adalah menghitung selisih
rata-rata biaya obat bermerek dagang dengan rata-rata biaya padanan generiknya dan selisih ini merupakan efisiensi biaya yang diproyeksikan.
Efisiensi biaya ini diubah menjadi bentuk persentase dengan persamaan:
Efisiensi biaya tiap resep
= 100
× B
A
Keterangan: A
: Efisiensi biaya tiap resep Rupiah B
: Rata-rata biaya obat bermerek dagang Rupiah b. Data kualitatif
Dikumpulkan dengan melakukan wawancara mendalam. Wawancara dilakukan terhadap beberapa responden yaitu dokter, apoteker, dan pasien yang
direkam dengan tape recorder. Sebelum tahap wawancara dimulai, terlebih dahulu dibuat daftar pertanyaan yang mengacu pada hasil yang ingin dicapai.
Tujuan wawancara mendalam ialah mengumpulkan informasi yang kompleks,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sebagian besar berisi pendapat, sikap dan pengalaman pribadi. Dilihat dari segi teknik pelaksanaan, wawancara mendalam hanya berbeda derajat kedalamannya
dibandingkan dengan wawancara semi-terstruktur Subagyo dan Basuki, 2006. Keuntungan wawancara mendalam:
1 mengungkap wawasan atau gagasan yang tidak terduga 2 membangun kepercayaan antara responden dan pewawancara
3 tidak mengganggu responden dibanding kuesioner 4 berguna bila bertemu dengan responden yang buta huruf
INRUD, 2007 Jumlah responden yang diwawancarai adalah satu apoteker, tiga pasien,
dan dua dokter. 3. Pengolahan
data a. Data kuantitatif
Langkah awal adalah mengganti obat bermerek dagang di tiap resep dengan obat generiknya dan dicari harga total. Untuk resep yang memiliki obat
generik atau obat bermerek dagang yang tidak memiliki padanan generik, obat- obat tersebut tetap masuk dalam penolahan data meskipun biayanya tidak berubah.
Langkah berikut adalah menghitung rata-rata dari kedua harga total, yaitu biaya per lembar resep obat bermerek dagang dan padanan generiknya, dan menghitung
selisihnya sehingga didapat biaya yang dapat dihemat pasien. Sebelum langkah analisis statistik dilakukan, ditentukan terlebih dahulu jenis distribusi dari data.
Distribusi data ditentukan dengan 2 macam jenis data yakni data yang belum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dikonversi ke bentuk logaritmik dan data yang telah dikonversi ke bentuk logaritmiknya. Bila jenis distribusi data normal akan dilanjutkan dengan analisis
statistik paired trial t-test. Sebaliknya bila jenis distribusi data tidak normal maka data selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji 2 sampel independen non
parametrik Mann-Whitney. Kedua uji ini dilakukan untuk mengetahui kedua komponen biaya tersebut berbeda signifikan atau tidak. Pengolahan data juga akan
dilakukan terhadap tiap poliklinik menggunakan metode statistik deskriptif yang digambarkan dalam bentuk mean, modus, dan persentase dan juga dilakukan
analisis statistik untuk masing-masing poliklinik. b. Data kualitatif
Pengolahan data kualitatif dengan menarik kesimpulan dari jawaban atas tiap-tiap pertanyaan yang diajukan kepada dokter yang berpraktek, apoteker,
dan pasien yang membeli obat di rumah sakit penelitian.
F. Kelemahan Penelitian