Gerson Tokoh dan Penokohan

36 sehingga Gerson dapat membayangkan bentuk-bentuk ikan itu. Yogyakarta, 2010:17. Kebahagiaan itu hilang setelah kejadian kerusuhan antar-agama Kristen dan Islam. Kejadian itu menyebabkan kematian ayahnya. Ayahnya meninggal di hadapannya. Ibunya menjadi gila karena tidak bisa menerima kenyataan bahwa suaminya sudah meninggal. 53 Gerson membuka matanya dengan lemah, melihat jilatan api yang terus-menerus menyambar dalam rumahnya. “Papa?” ia berkata lemah, air mata terus menetes deras. Laki-laki setengah baya yang mengangkatnya menggelengkan kepala. ”Biarkan ia pergi dengan tenang. ” Yogyakarta, 2010:20-21. 54 “Mama” Berlinang air mata Gerson berlari memeluk ibunya. Rasa syok yang dialami Maria demikian dahsyat dan ia nyaris tak dapat merasakan apa-apa lagi. Ia telah melampau garis batas kesadaran. Yogyakarta, 2010:21. Gerson sangat menyayangi ibunya. Ibunya menjadi gila karena ditinggal suaminya. Gerson tetap merawatnya ibunya. 55 Gerson mendongak, melihat ibunya, jari-jarinya meremas pinggang perempuan itu . “Ma?” Yesaya akhirnya juga menampung Maria yang lebih banyak menghabiskan hari-harinya dengan berdiam diri, dan setiap hari, Gerson berusaha menghiburnya dengan berbagai macam cara. Beberapa bulan kemudian Yesaya berkata pada Gerson bahwa ia akan pindah ke Jakarta dan mengajak mereka. Yogyakarta, 2010:21. Setelah peristiwa kerusuhan antar-umat beragama di Manado, ibu Gerson menjadi gila. Gerson menjadi benci pada orang-orang yang telah membunuh ayahnya. 56 Gerson tidak dapat menerima mereka yang membunuh ayahnya dengan keji. Batinnya bergolak dalam amarah. Ia melihat ibunya yang tak berdaya dan tahu bahwa ia tidak memiliki banyak pilihan. Yogyakarta, 2010:22. 37 Setelah kejadian itu, beberapa bulan kemudian Gerson pindah ke Jakarta bersama orang yang telah menyelamatkan mereka yang bernama Yesaya. Gerson diajak naik pesawat Bunyi pesawat membuat ia teringat kembali kejadian kerusuhan di Ambon. Trauma dirinya belum hilang. 57 Gerson kecil belum pernah pergi naik pesawat dan bunyi pesawat itu sangat bising. Sekeras bunyi memilukan yang memerihkan hati akibat pergesekan dalam batin yang bergolak bagai dikoyak turbin kehidupan antara trauma kehilangan ayahnya dan membenci orang-orang Kristen sekaligus karena kebaikan hati Yesaya. Yogyakarta, 2010:22 Gerson teringat pertikaian yang terjadi di klub malam. Gerson menolong Olivia yang terluka akibat terkena pisau yang digunakan pria yang tidak dikenal. Hal ini menunjukkan sifat Gerson yang siap menolong. 58 Kalung salib titanium dengan intan yang dipakai Olivia berkilap di mata Gerson. Ia menatap punggung Sekar yang menatap ke belakang, menunggu bantuan, dan dalam keremangan malam, dalam suasana yang tidak terlalu jelas, ia masih mengira sedang melihat Ananda. Ibunya. Olivia. Islam. Kristen. Yogyakarta, 2010:192 59 Ia melihat pisau itu naik ke dekat leher dekat Olivia yang terbuka, di atas tube-nya, menusuk kulit putihnya sehingga gadis itu berteriak tertahan. Mata Gerson melihat darah keluar dari pisau yang menggores kulit mulus itu di dekat kalung salibnya. Yogyakarta, 2010:192. 60 Mengapa orang-orang itu menganiaya mereka? Mengapa mereka saling bertikai dan melukai? Gerson berteriak dan menusukkan lututnya yang kuat ke perut penyerangnya. Ia baru akan menolong Olivia saat mendengar gadis itu berteriak keras dan dengan cepat Gerson berbalik, melihat sesosok tubuh lain melintas di depannya, merenggut pisau yang dipegang laki-laki setengah mabuk itu. Yogyakarta, 2010:193. Gerson menyukai Olivia, namun dia sadar bahwa cintanya bertepuk sebelah tangan. Setelah kejadian di klub malam dia melihat bahwa Yudhistira rela 38 berkorban demi Olivia. Waktu Yudhistira terluka Olivia seakan takut kehilangan Yudhistira. 61 Sebenarnya Gerson lebih berani memberikan perhatiannya pada Olivia daripada Yudhistira. Namun ia menyadari, bahwa Olivia sepertinya menganggapnya sebagai teman, dan ia pun tidak ingin memaksa. Apalagi ia lihat Olivia dan Yudhistira sepertinya saling menyukai. Yogyakarta, 2010:204. Gerson berterima kasih pada Ananda yang sudah bisa menenangkannya. Berkat Ananda, ia bisa melupakan masa lalunya yang pahit. Traumanya sudah hilang. 62 Gerson mendongak dan menatap Ananda dengan matanya yang sembap dan wajahnya yang bengkak. Ia berdiri, kemudian memeluk dan mengecup pipi perempuan tua itu. ”Makasih, Bude. Makasih, karena Bude ada di sini sama beta. ” Gerson merasa sangat lelah namun lega. Dan ia tetap tidak mengerti mengapa mereka membunuh ayahnya. Yogyakarta, 2010:185.

2.1.5 Karta

Karta digambarkan sebagai tokoh tambahan protagonissekaligus tokoh bulat. Dia terlalu percaya diri dan sombong. Nama lengkapnya adalah Karta Parinduri. Karta digambarkan sebagai orang yang pintar bernyanyi. Suaranya merdu. Dia mendapat beasiswa musik. 63 Di belakangnya menyusul Karta, si buluh perindu yang mengangguk sopan. ”Assalamualaikum,” menegur sopan. Yogyakarta, 2010:5 64 Suara Karta Parinduri, sang penyanyi, mahasiswa dari Medan yang mendapat beasiswa musik dan selalu percaya bahwa ia memiliki suara seperti Nat King Cole. Yogyakarta, 2010:3 Karta berasal dari Medan. Awalnya dia tidak mempunyai keinginan menjadi penyanyi terkenal. Akan tetapi, karena didukung ibunya, Karta yang tidak punya rasa percaya diri berubah menjadi orang yang percaya diri. Ibunya bernama Alfina 39 berdarah Batak. Waktu kecil Karta sering diajak ibunya untuk mengikuti