Tarjo Tokoh dan Penokohan
47
Tarjo anak yang belum tahu pilihan hidupnya. Dia tidak tahu apa yang terbaik untuk masa depannya. Dia bingung dengan alasannya dia memilih
akuntasi. Padahal dia sudah memutuskan menolak permintaan ayahnya masuk pesantren.
88 “Kenapa lo suka Akuntansi?” tanya Olivia.
“Nggak tahu kenapa”. “Lo nggak tahu kenapa lo suka Akuntansi?” tanya Olivia.
Tarjo berpikir-pikir. ”Yah, mungkin karena Akuntasi itu kan tentang
keseimbangan .” Yogyakarta, 2010:102.
Keyakinan Tarjo berubah setelah ia bertemu dengan bayangan seorang laki-
laki saat berkemah di Candi Boko. Pria itu memberi masukan dan membuka pikiran Tarjo. Akhirnya ia tahu yang dia mau dan tahu tujuan hidupnya, yaitu
menyelesaikan kuliah jurusan akuntasi dan masuk pesantren. 89
Tarjo menatap laki-laki itu—sepertinya ia pernah melihatnya di suatu tempat. Entah di mana.
Laki laki itu tersenyum. ”Adik kuliah?”
“Iya. Akuntansi. Tapi aku pikir aku seharusnya masuk pesantren.” “Yah ... bagaimana mungkin anak kiai tidak belajar di pesantren?
Bapak mau aku masuk pesantren .”
“Dan kamu?” tanya laki-laki itu. Tarjo menatatap bebek-bebek itu.
”Aku seharusnya nurutin Bapak. Dari kecil I
bu selalu suruh aku nurut Bapak.” “Kamu bebek yang pertama atau yang ngikutin?’
Tiba-tiba kaki Tarjo terasa lemas dan ia terjatuh dengan berlutut. Sesuatu terjadi pada dirinya. Ia menyadari satu hal.
Seorang pecinta Allah dapat menjadi apa pun, dan ia tetap seorang pecinta Allah.
“Tapi abis lulus aku akan tetep belajar ke pesantren,” katanya. Yogyakarta, 2010:226-227.
Berdasarkan analisis tokoh dan penokohan di atas dapat disimpulkan bahwa
tokoh utama protagonis adalah Yudhistira dan Olivia. Tarjo, Karta, Yahya, Gerson, dan Ananda Karmila adalah tokoh tambahan pratagonis. Keantagonisan
48
tidak berbentuk tokoh, tetapi peristiwa-peristiwa masa lalu dari masing- masing tokoh. Peristiwa masa lalu tersebut menjadi konflik bagi masing
–masing tokoh. Yudhistira berkonflik dengan masa lalunya, yaitu trauma dengan kekasih
pertamanya. Olivia berkonflik dengan perjodohan yang ditentukan oleh orang tuanya. Gerson berkonflik dengan trauma kematian ayahnya. Yahya berkonflik
dengan ibunya yang single parent. Tarjo berkonflik dengan ambisi ayahnya untuk menjadikan Tarjo seorang kiai dan penderitaan ibunya akibat dipoligami. Karta
yang berkonflik dengan ambisi orang tuanya yang menginginkan Karta menjadi penyanyi atau tentara.