Yahya Tokoh dan Penokohan

44 Yahya dan ibunya tidak terlalu dekat. Pada saat Yahya diterima di UGM, salah satu universitas negeri yang terkenal hampir di seluruh Indonesia, ibunya menanggapi biasa aja. 78 Yahya memberikan koran yang menyatakan kelulusannya pada Sannie. Sannie menatap Yahya dan membaca nama anaknya. Ia tersenyum dan memberikannya pada Yahya. Yogyakarta, 2010:215. Novel ini juga menceritakan kisah cinta Yahya dengan seorang gadis. Yahya berpacaran dengan Monalisa. Akan tetapi, hubungan Yahya dan Monalisa tidak direstui ibunya. Ibunya Yahya memberitahu Yahya bahwa Monalisa seorang pelacur. 79 “Pelacur” Sannie berkata singkat. “Kenapa?” Yahya merasa darahnya bergulir keras. Sannie menatapnya dengan heran. ”Jangan bilang sama Mama kalau di satu kota ini, cuman kamu yang nggak tahu kalau dia simpanan tauke dari Jakarta di rumah kaya itu… Rumah itu dikasih untuk dia pake” Yogyakarta, 2010: 215. Yahya tokoh yang tidak gampang percaya dengan siapapun termasuk ibunya. Yahya tidak percaya pada ibunya yang mengatakan bahwa Monalisa seorang pelacur. Dia menemui Monalisa dan Monalisa menceritakan semuanya. Ternyata Monalisa memang pelacur. 80 “Kenapa mereka mengatakan kamu pelacur?” “Karena orang itu memperlakukan aku seperti istrinya,” Monalisa mendesah. ”Apalagi yang perlu kamu tahu?” Yahya menatap wajah gadis itu. Tidak ada alasan lagi bagi gadis itu untuk berbohong. Yogyakarta, 2010:218. Kisah selanjutnya, Yahya pergi untuk melanjutkan studinya di Yogyakarta dan berusaha melupakan Monalisa. Akan tetapi, dia tidak bisa. Dia selalu merindukannya. 45 Saat Yahya dan anak-anak kos Ananda berkemah di Candi Boko, Monalisa datang ke Candi Boko untuk menemui Yahya. Dia menceritakan semua yang terjadi pada dirinya sampai akhirnya dia tidak tinggal bersama ayah tirinya lagi. 81 “Aku udah bilang sama papa tiriku. Aku nggak mau lagi diperlakuin seperti istrinya. Aku cinta kamu, dan aku mau nyu sul kamu ke sini.” Monalisa menatap Yahya. ”Dan aku dibeliin tiket. Mungkin dia udah punya cewek juga. Aku nggak tahu.” Monalisa tersedak, matanya sendiri berkaca-kaca. Yogyakarta, 2010: 222. Yahya tokoh yang memiliki sifat pemaaf. Yahya menerima permintaan maaf Monalisa, yang telah menyakiti hatinya. Mereka berdua berjanji untuk memulai hubungannya dari awal. 82 “Please. Maafin aku.” Ia berjalan ke depan dan mengulurkan tangan ke arah laki-laki itu. “Aku nggak mau kehilangan kamu. Aku egois tapi aku… “ “Kita mulai dari awal, ya?” tanya Yahya pelan. ”Jangan pernah bohong lagi sama aku, oke? Aku mungkin cukup dangkal untuk bisa tahu tentang kamu dulu, tapi dadaku cukup luas untuk sebuah kata maaf.” Dan ia merasa sangat lega. Yogyakarta, 2010:223. Ibu Yahya yang awalnya tidak setuju dengan hubungan Yahya dan Monalisa, akhirnya merestui hubungan mereka. Monalisa berani menemui ibu Yahya untuk mempertahankan hubungan mereka. Yahya dan Monalisa bersatu kembali. Yahya pun berbesar hati untuk menelepon dan meminta maaf pada ibunya. 83 “Mama mau bilang kalau kalian itu nggak cocok. Tapi cewek kamu itu berani sekali. Dia sampai ke sini .” Sannie terdiam sejenak. ”Kalau saja Mama seberani itu sama papa kamu, kita mungkin hidup bertiga sekarang, Nak.” Suara Sannie bergetar. Yogyakarta, 2010:241. Di akhir kisah, Yahya berterima kasih pada Ananda. Ananda membantu Yahya menyelesaikan masalah dia dan ibunya. Ibunya yang dulu tidak merestui hubungannya dengan Monalisa kini telah merestui hubungan mereka. 46 84 Yahya meletakkan teleponnya dan menatap Ananda yang duduk diam di ujung ruang tengah . “Bude … Bude, makasih. Bude tahu dari mana?” Yogyakarta, 2010:241.

2.1.7 Tarjo

Tarjo tokoh tambahan protagonis sekaligus tokoh bulat. Tarjo yang berasal dari Madura sangat dekat dengan ibunya. Nama lengkapnya adalah Tarjo Adisukma. Ayahnya seorang kiai. Tarjo adalah mahasiswa jurusan akuntansi Universitas Gadjah Mada. Tarjo juga digambarkan pemeluk Islam yang taat. Dia berpendapat bahwa melihat perempuan yang berpakaian mini adalah sesuatu yang tidak sesuai dengan ajaran agamanya. 85 ”Astagfirullah,” desah Tarjo. “Astagfirullah,” sekali lagi Tarjo berusaha untuk tidak melihat perempuan itu. Ia tidak ingin melihat perempuan berpakaian mini seperti itu. Haram. Yogyakarta, 2010:9. Saat kilas balik masa kecil Tarjo diceritakan bahwa Tarjo kecil sangat dekat dengan ibunya. Mereka selalu mempunyai acara rutin yaitu jalan pagi ketika di Madura. 86 Tarjo selalu menyukai acara jalan paginya. Ia melonjak-lonjak sambil menggenggam tangan ibunya dengan erat dan mereka terus berjalan sampai tiba di dekat rumah mereka Yogyakarta, 2010:31. Tarjo juga digambarkan sebagai anak orang kaya. Ayahnya adalah orang kaya di Madura. Rumahnya tergolong rumah mewah di Madura. 87 Mereka berjalan menuju sebuah rumah berpagar putih bertingkat yang terletak paling ujung dari kompleks baru itu. Keluarga mereka merupakan salah satu dari sedikit orang yang memiliki mobil mewah berpelat M. Madura. Yogyakarta, 2010:34. 47 Tarjo anak yang belum tahu pilihan hidupnya. Dia tidak tahu apa yang terbaik untuk masa depannya. Dia bingung dengan alasannya dia memilih