Teknik Analisis Data METODE PENELITIAN

43 2. Pengujian Hipotesis 2 a. Menghitung aktivitas volume perdagangan Trading Volume ActivityTVA saham i pada waktu t: Ket : volumeperdagangan saham i pada hari t b. Menghitung rerata aktivitas perdagangan Trading Volume ActivityTVA seluruh saham pada waktu tertentu sub rata-rata: TVA = Ket: TVA = Rerata volume perdagangan relatif TVA it = Volume perdagangan saham pada perusahaan i n = Jumlah perusahaan yang dijadikan sempel c. Menghitung rerata aktivitas volume perdagan saham untuk tiap-tiap sampel sebelum dan sesudah pengumuman dividen keuangan untuk periode 2011 : = 44 = Ket : = Rerata aktivitas volume perdagangan saham 5 hari sebelum ada pengumuman dividen. = Rerata aktivitas volume perdagangan saham 5 hari sesudah pengumuman dividen. = Aktivitas perdagangan saham sesungguhnya pada saat 5 hari sebelum pengumuman dividen. = Aktivitas volume perdagangan saham = Jumlah perusahaan yang di jadikan sampel d. Menghitung deviasi standar rerata aktivitas volume perdagangan saham sebelum dan sesudah pengumuman dividen. 45 Setelah rata TVA diketahui ,maka langkah selanjutnya adalah pengujian hipotesis ini bertujuan untuk mengetahui bahwa TVA sebelum dan sesudah pengumuman dividen berbeda secara signifikan. pengujian ini akan dilakukan dengan menggunakan paired sample T test . a. membuat formula uji hipotesis : = : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rerata TVA sebelum pengumuman dividen dengan TVA sesudah pengumuman dividen. : : Terdapat perbedaan yang signifikan antara rerata TVA sebelum pengumuman dividen dengan TVA sesudah pengumuman dividen. 46 b. Menghitung uji statistik t pada tingkat signifikan α = 5 Uji T-test merupakan statistik parametris yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif yang datanya berupa interval atau rasio Sugiyono, 2007 : 95. Rumus T-test adalah sebagai berikut : Keterangan : t = Nilai t yang dihitung, selanjutnya disebut t hitung = Rata-rata Nilai yang dihipotesiskan Simpangan baku Jumlah anggota sampel c. Menentukan Level of significance Penelitian ini menggunakan taraf nyata Level of significance sebesar 5, artinya tingkat probabilitas terjadinya kesalahan sebesar 5. d. Kriteria : t hitung t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. t hitung t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima Kesimpulan yang dapat ditarik dari pengujian ini adalah jika diretima maka, rata-rata TVA sebelum pengumuman deviden tidak t= 47 berbeda secara signifikan dengan TVA sesudah pengumuman dividen, maka peristiwa pengumuman dividen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap volume perdagangan saham. jika ditolak, maka, rata-rata TVA sebelum pengumuman dividen berbeda secara signifikan dengan TVA sesudah pengumuman , maka peristiwa pengumuman dividen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap volume perdagangan saham. 48

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAA

A. Sejarah Bursa Efek Indonesia

Pasar Modal Indonesia telah ada sejak zaman Hindia Belanda, tepatnya pada tanggal 14 Desember 1912 di Batavia, namun perkembangannya mengalami masa pasang surut akibat berbagai faktor, mulai dari Perang Dunia I dan II hingga perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada Pemerintah Republik Indonesia RI. Selanjutnya, pihak Pemerintah RI melakukan pembentukan ulang Pasar Modal Indonesia melalui Undang Undang Darurat No. 13 tahun 1951 yang kemudian dipertegas oleh Undang-Undang Republik Indonesia No.15 tahun 1952. Setelah terhenti sejak tahun 1956, Bursa Efek Jakarta diakifkan kembali pada tanggal 10 Agustus 1977. Pada saat itu, Bursa Efek Jakarta dikelola oleh BAPEPAM atau Badan Pelaksana Pasar Modal Sekarang Badan Pengawas Pasar Modal, suatu badan yang bernaung di bawah Departemen Keuangan. Hingga tahun 1987, perkembangan Bursa Efek Jakarta bisa dikatakan sangat lambat, dengan hanya 24 emiten yang tercatat dan rata-rata nilai transaksi harian kurang dari Rp 100 juta. Pertumbuhan yang lambat tersebut berakhir pada tahun berikutnya ketika pemerintah mengeluarkan deregulasi di bidang perbankan dan pasar modal melalui Pakto 1988. 49 Dalam 2 dua dasawarsa selanjutnya, perkembangan Pasar Modal Indonesia mengalami stagnasi sehubungan dengan dihentikannya kegiatan Pasar Modal sepanjang dekade 1960- an hingga akhir pertengahan 1970- an. Pada tahun 1977, Pemerintah mengaktifkan kembali Pasar Modal Indonesia dengan ditandai go public-nya PT Semen Cibinong. Namun, dunia Pasar Modal Indonesia baru benar-benar mengalami perkembangan pada sekitar akhir dekade 1980-an, yang antara lain ditandai dengan pendirian PT Bursa Efek Surabaya BES pada tahun 1989 dan swastanisasi PT Bursa Efek Jakarta BEJ pada tahun 1992. Pertumbuhan bursa efek pada tahun-tahun berikutnya menjadi semakin cepat, terutama sejak dilakukan sistem otomasi perdagangan pada tanggal 25 Mei 1995. Semua indikator perdagangan seperti nilai, volume dan frekuensi transaksi menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa. Pada tahun 2007, rata-rata nilai transaksi telah mencapai angka di atas Rp 4,3 triliun per hari. Bahkan pada tahun 2008, sampai dengan semester pertama, rata-rata nilai transaksi harian meningkat menjadi Rp 5,6 triliun. Meskipun pada semester II, terjadi penurunan karena ada krisis “subprime” di Amerika yang mempengaruhi semua bursa di sunia tidak terkecuali Indonesia, akan tetapi rata-rata nilai transaksi pada tahun 2008 masih lebih tinggi dari tahun 2007 yaitu sebesar Rp 4,5 triliun. Angka- angka tersebut meningkat luar biasa jika dibandingkan dengan awal-awal swastanisasi bursa efek atau sebelum diberlakukan otomatisasi perdagangan. Pada tahun 1994, rata-rata nilai transaksi hanya sebesar Rp 50 104 milyar per hari. Hal ini berarti dalam kurun waktu 14 tahun rata-rata nilai transaksi harian telah meningkat sebesar legih kurang 4.000. Penetapan Undang-Undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal juga semakin mengukuhkan peran BEJ dan BES sebagai bagian dari Self Regulatory Organization SRO Pasar Modal Indonesia. Sejak itu, BEJ tumbuh pesat berkat sejumlah pencapaian di bidang teknologi perdagangan, antara lain dengan komputerisasi perdagangan melalui sistem JakartaAutomated Trading System JATS di tahun 1995, perdagangan tanpa warkat di tahun 2000 dan Remote Trading System pada tahun 2002. Sementara itu, BES mengembangkan pasar obligasi dan derivatif. Tahun 2007 menjadi titik penting dalam sejarah perkembangan Pasar Modal Indonesia. Pada 1 Desember 2007 Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya resmi melakukan penggabungan usaha yang secara efektif mulai beroperasi pada 1 Desember 2007 dengan nama baru Bursa Efek Indonesia. Dengan persetujuan para pemegang saham kedua bursa, BES digabungkan ke dalam BEJ yang kemudian menjadi Bursa Efek Indonesia BEI dengan tujuan meningkatkan peran pasar modal dalam perekonomian Indonesia. Pada tanggal 9 Januari 2008 IHSG di BEI mencatat rekor tertinggi dalam sejarah dengan mencapai level 2.830,263. Namun demikian, akibat terimbas krisis finansial global, IHSG di BEI terus mengalami penurunan pada 3 tiga bulan terakhir di tahun 2008 yang diikuti dengan penurunan nilai kapitalisasi pasar di BEI. 51 Pada tahun 2008, Pasar Modal Indonesia terkena imbas krisis keuangan dunia. IHSG, yang sempat menyentuh titik tertinggi 2.830,26 pada tanggal 9 Januari 2008, terperosok jatuh hingga 1.111,39 pada tanggal 28 Oktober 2008 sebelum ditutup pada level 1.355,41 pada akhir tahun 2008. Kemerosotan tersebut dipulihkan kembali dengan pertumbuhan 86,98 pada tahun 2009 dan 46,13 pada tahun 2010. Demi mendukung strategi dalam melaksanakan peran sebagai fasilitator dan regulator pasar modal, BEI selalu mengembangkan diri dan siap berkompetisi dengan bursa dunia lainnya, dengan memperhatikan tingkat risiko yang terkendali, instrument perdagangan yang lengkap, sistem yang andal dan tingkat likuiditas yang tinggi. Hal ini tercermin dengan keberhasilan BEI untuk kedua kalinya mendapat penghargaan sebagai “The Best Stock Exchange of the Year 2010 in Southeast Asia” dari Alpha Southeast Asia Magazine dan peningkatan Sistem Manajemen Mutu versi ISO 9001 ke versi terbaru yaitu ISO 9001:2008 pada tahun 2010. Puncaknya, di penghujung tahun 2010 BEI menutup perdagangan sebagai bursa dengan kinerja pertumbuhan IHSG tertinggi kedua di Asia Pasifik.

B. Sistem Perdagangan di Bursa Efek Indonesia

Transaksi perdagangan di BEI menggunakan Order driven market system dan sistem lelang continous auction system. Dengan Order driven market system berarti bahwa pembeli dan penjual sekuritas yang ingin 52 melakukan transaksi harus melalui broker. Investor tidak dapat langsung melakukan transaksi di lantai bursa. Hanya broker yang dapat melakukan jual dan beli di lantai bursa berdasarkan order dari investor. Disamping itu, broker dapat juga melakukan transaksi untuk dirinya sendiri untuk membentuk portofolionya. Masing-masing perusahaan broker mempunyai staf yang ditugaskan di lantai bursa. Staf ini disebut dengan Securities Dealer-Broker Representative atau Wakil perantara perdagangan Efek WPPE. Dengan sistem lelang kontinyu maksudnya harga transaksi ditentukan oleh penawaran supply dan permintaan demand dari investor. Untuk sistem manual, harga penawaran penjualan ask price dan harga permintaan pembeli bid price dari investor diteriakkan oleh broker dilantai bursa. seperti di pasar lelang, harga transaksi ditentukan jika ada pertemuan antara harga penawaran dan harga permintaan. Untuk sistem otomatis JATS, broker memasukkan order dari investor ke workstation JAST dilantai bursa. Kemudian orderini kan diproses oleh komputer JATS yang akan menentukan harga transaksi yang cocok dengan pertimbangan waktu urutan dari order. Sistem lelang ini akan terus dilakukan secara kontinyu selama jam kerja bursa sampai ditemukan harga kesepakatan. Cara mendapatkan harga seperti diatas yaitu dengan cara lelang kontinyu adalah untuk jenis transaksi reguler. harga dari transaksi reguler ini yang akan digunakan untuk menghitung indeks harga saham gabungan dan yang akan digunakan sebagai harga yang tercantum dkan di bursa dan 53 yang akan disebarkan ke seluruh penjuru dunia. Di BEI, transaksi reguler dilakukan dengan cara round lot yaitu sebanyak 500 lembar untuk non- investasi fund dan 100 lembar untuk investment fund. Disamping itu, beberapa transaksi non-reguler juga dapat dilakukan seperti misalnya block trades , cross trades, cash trades, odd-lot trades dan foreign board trades. Block trades merupakan transaksi dengan minimum 200.000 lembar yang dilakukan di antara anggota bursa. Cross trades terjadi jika transaksi menjual dan membelicdengan jumlah dan kualitas harga yang sama dilakukan oleh seorang broker. Cash trades dilakukan oleh anggota bursa yang ingin membayar tunai untuk mendapatkan sertifikat langsung umumnya sertifikat pemilikan diberikan pada hari keempat. Odd-lot trades dilakukan untuk transaksi yng dibawah 500 lembar. Foreign board merupakan transaksi saham dengan investor asing. Umumnya transaksi yang terjadi dibursa bukan merupakan transaksi tunai transaksi tunai juga dilakukan sebagai transaksi non- reguler. Pembayaran dan penyerahan sertifikat diatur pada pada hari ke 5 atau ke T+4 setelah transaksi terjadi. PT Kliring Pinjaman Efek Indonesia KPEI ditunjukkan untuk mengumpulkan pembayaran dan melakukan penyerahan sertifikat. PT BEI merupakan perusahaan swasta yang menyediakan jasa fasilitas perdangan sekuritas. untuk membiayai semua aktivitasnya, salah satu sumber penghasilan BEI adalah komisi dari broker akibat terjadinya transaksi. Broker membayar komisi keBEI karena