3.2.2. Perancangan Input Regulator
Alat kontrol otomatis ini dirancang dengan spesifikasi yang dapat menggunakan dua atau lebih sumber pembangkit listrik alternatif, dalam penelitian ini pembangkit listrik
yang digunakan yaitu panel surya dan kincir angin. Pembangkit yang dipakai adalah pembangkit yang menghasilkan tegangan DC langsung tanpa harus menggunakan
konverter. Daya yang dhasilkan oleh masing – masing sumber akan disatukan dalam
rangkaian voltage tapping. Sesuai dengan rancangan awal bahwa dalam pembangkitan daya disini tidak mencari amplitudo yang tinggi dari tegangan yang dihasilkan oleh
sumber, maka dari masing – masing sumber akan disatukan terminal positifnya, sehingga
tegangan yang masuk ke alat merupakan tegangan tertinggi di antara kedua sumber tersebut. Sedangkan arus yang masuk merupakan arus hasil penambahan dari sumber
pertama dan sumber kedua. Rangkaian ini tak ubahnya seperti dua buah baterai yang dihubungkan secara pararel. Sebelum sumber masuk ke rangkaian voltage tapping, masing
– masing sumber diberi pengaman dioda untuk menghalangi arus balik yang dapat merusak pembangkit listrik.
Gambar 3.4 Rangkaian Input Regulator
Penentuan nilai daya yang dihasilkan sumber diperoleh dari perkalian nilai arus dan nilai tegangan yang terukur pada sumber. Pengukuran tegangan dilakukan
menggunakan port ADC Analog to Digital Converter yang sudah tersedia pada mikrokontroler ATmega8535. Tegangan input maksimal pada port ADC adalah 5V dan
tegangan yang dihasilkan oleh sumber bisa mencapai 25V, maka untuk mengamankan IC mikrokontroler digunakanlah rangkaian pembagi tegangan untuk mengkondisikan
tegangan masukan ADC tersebut. Rangkaian pembagi tegangan menggunakan potensiometer, dimana pada ujung kiri dihubungkan dengan terminal positif sumber dan
pada ujung kanan dihubungkan dengan ground. Masukan ke port ADC di-tap-kan pada kaki tengahpotensiometer tersebut.
Dengan begitu perbandingan antara tegangan yang masuk ke ADC dengan tegangan riil pada sumber yaitu 1:5. Jika tegangan pada sumber 0V maka tegangan yang masuk ADC
juga 0V, namun jika tegangan pada sumber mencapai nilai maksimalnya yaitu 25V, maka tegangan yang akan masuk ke ADC adalah 5V.
Sedangkan untuk pengukuran arus, alat ini menggunakan modul current sensor IC ACS-712-05B dengan batasan arus maksimal 5A. Modul tersebut memerlukan suplai
tegangan 5 Volt agar dapat bekerja dengan baik, sensor ini memiliki kepekaan 185mVA, artinya setiap perubahan 1 ampere keluaran dari modul berubah 185mV. Pengggunaan
sensor arus ini yaitu dengan cara merangkai secara serial antara terminal sumber dan rangkaian beban. Terminal postif sumber dihubungkan dengan port 1 dan 2 dan
keluarannya melalui port 3 dan 4. Port 5 dihubungkan dengan GND port 6 merupakan filter dengan kapasitor, port 7 merupakan port keluaran tegangan hasil pengukuran arus
dan yang terakhir port 8 dihubungkan ke VCC 5V untuk mencatu IC agar bekerja. Pengukuran tegangan menggunakan ADC 1 yang dihubungkan pada port PA0 dan
pengukuran arus akan menggunakan ADC 2 yang dihubungkan pada port PA1. Tegangan keluaran dari input regulator yang akan digunakan pada proses
selanjutnya terlebih dahulu akan diregulasi sesuai dengan kebutuhan proses pengisian baterai, oleh sebab itu digunakan voltage regulator sebelum daya masuk ke baterai.
Voltage regulator berguna untuk mengkondisikan tegangan berada pada level 10V. Tegangan 10V adalah tegangan yang digunakan pada proses pengisian baterai, karena jika
tegangan pengecasan lebih dari 10V maka dapat merusak inti baterai. Jika tegangan sumber kurang dari 10V maka input regulator akan “off”, artinya tidak ada daya yang
ditransfer ke rangkaian chargedischarge.
3.2.3. Perancangan Rangkaian ChargeDischarge