yang kecil yaitu hanya sebesar 15 mA. Artinya simulator kincir angin ini hanya memiliki daya keluaran sebesar 0,18 W. Daya sebesar ini dinilai tidak akan mampu menunjang
sistem pembangkit listrik alternatif yang akan digunakan untuk mengisi baterai. Oleh karena itu dalam pengambilan data kincir angin digunakan variable voltage regulator
adaptor yang memiliki tegangan maksimal 12 V dan arus keluaran maksimal 1A.
Gambar 4.10 Simulator Kincir Angin dengan Beban Kipas DC Pengujian dilakukan dengan mengkondisikan tegangan keluaran voltage
regulator dan beban yang digunakan sama dengan beban pada pengujian solar cell yaitu
dua buah kipas angin bernilai 12V0.3A dan 12V0.2A yang dirangkai secara pararel supaya dapat menghasilkan beban dengan daya 6 Watt. Data pengujian simulasi kincir
angin disajikan pada tabel dibawah ini. Tabel 4.2 Pengujian Simulator Kincir Angin
Step Tegangan V
Arus A Daya
W Kondisi
Kipas
1 0.864
0.001728 off
2 2.121
0.052 0.110292
off 3
3.716 0.077
0.286132 on 1
4 5.202
0.115 0.59823
on 2 5
6.620 0.153
1.01286 on 2
6 7.850
0.189 1.48365
on 2 7
10.08 0.258
2.60064 on 2
4.3.2. Sistem Kontrol Otomatis
Pengujian Sistem Kontrol Otomatis smart switcing dilakukan saat sumber alternatif menghasilkan daya. Daya yang dihasilkan tersebut akan disimpan ke dalam
baterai yang proses penyimpanannya dikontrol oleh sistem smart switching. Pengujian dilakukan dengan mengatur kapasitas awal baterai sampai kondisinya hampir penuh sekitar
95, baru setelah itu baterai digunakan untuk pengujian. Smart switching memprioritaskan
pengisian dengan uruutan prioritas pertama adalah baterai 1, kemudian baterai 2, dan prioritas terakhir adalah baterai 3.
Gambar 4.11 Listing Program ADC
Listing program diatas merupakan program pembacaan kondisi sumber alternatif.
Jika sumber tersedia maka proses charging tidak dapat dilakukan dan akan muncul peringatan bahwa sumber tidak menghasilkan daya listrik. Selanjutnya program akan
membaca kapasitas tiap baterai, contoh diatas menggunakan baterai pertama. Proses ini sama pada setiap baterai yaitu membaca kapasitas baterai dan memberikan status atas
kondisi tersebut. Jika baterai terisi 100 maka statusnya “1”, saat kurang dari 70 maka statusnya “0”, dan saat kondisi baterai berada diantara 70 - 100 maka statusnya “2”.
source checking dtadc0=floatread_adc051023;
if dtadc01 {b=3;}
battery 1 dtadc2=27.027floatread_adc251023;
ftoadtadc2,0,temp3; if dtadc2=100
{lb1=1;}; if dtadc2=70
{lb1=0;}; if dtadc270dtadc298
{lb1=2;}; ftoalb1,0,temp6
Status inilah yang akan digunakan untuk menentukan baterai mana yang akan diisi pertama kali. Di dalam program, setiap baterai sudah memiliki prioritas pengisiannya
masing – masing dan status baterai tersebut digunakan untuk memulai pengisian baterai.
Baterai yang akan diisi adalah baterai yang memiliki status “0”, jika kondisi baterai masih berstatus “2” maka baterai belum akan diisi. Status “2” ini menciptakan logika histerisis
dimana setiap baterai belum akan diisi jika batas bawahnya belum terpenuhi, begitu juga baterai belum akan berhenti diisi jika batas atasnya belum terpenuhi.
Gambar 4.12 Listing Program Sistem Kontrol Otomatis
charging battery 1 if lb1==0lb2==0lb3==0
{PORTD=0x09;}; if lb1==0lb2==0lb3==1
{PORTD=0x09;}; if lb1==0lb2==1lb3==0
{PORTD=0x09;}; if lb1==0lb2==1lb3==1
{PORTD=0x09;}; charging battery 2
if lb1==1lb2==0lb3==0 {PORTD=0x0A;};
if lb1==1lb2==0lb3==1 {PORTD=0x0A;};
charging battery 3 if lb1==1lb2==1lb3==0
{PORTD=0x0C;}; bypass to dummy load
if lb1==1lb2==1lb3==1 {PORTD=0x00;};
Saat ketiga baterai kosong, maka baterai 1 akan diisi terlebih dahulu sesuai dengan prioritas pengisiannya. Jika baterai 1 sudah penuh maka pengisian beralih ke
baterai 2, begitu juga jika baterai 2 penuh maka akan beralih mengisi baterai 3. Jika ketiga baterai telah penuh maka sistem akan mem-bypass daya ke dummy load. Listing program
diatas berfungsi untuk melakukan instruksi prioritas pengisian baterai. Tabel pengujian smart switching
disajikan pada tabel di bawah ini. Tabel 4.3 Pengujian Sistem Kontrol Otomatis
No. Baterai 1 Baterai 2
Baterai 3 Baterai yang di-charging
1 Baterai 1
2 1
Baterai 1 3
1 Baterai 1
4 1
1 Baterai 1
5 1
Baterai 2 6
1 1
Baterai 2 7
1 1
Baterai 3 8
1 1
1 Bypass to Dummy Load
Keterangan : 0 : baterai kosong
1 : baterai penuh
4.3.3. Output Regulator