yang diberikan pada register ADLAR seperrti ditunjukkan pada tabel 2.2 dan tabel 2.3.
Tabel 2.3. Format data ADCH – ADCL jika ADLAR = 0
Bit 15
14 13
12 11
10 9
8 ~
~ ~
~ ~
~ ADC9
ADC8 ADCH
ADC7 ADC6
ADC5 ADC4
ADC3 ADC2
ADC1 ADC0
ADCL 7
6 5
4 3
2 1
ReadWrite R
R R
R R
R R
R R
R R
R R
R R
R Initial Value
Tabel 2.4. Format data ADCH – ADCL jika ADLAR = 1
Bit 15
14 13
12 11
10 9
8 ADC9
ADC8 ADC7
ADC6 ADC5
ADC4 ADC3
ADC2 ADCH
ADC1 ADC0
~ ~
~ ~
~ ~
ADCL 7
6 5
4 3
2 1
ReadWrite R
R R
R R
R R
R Initial Value
c. Bit 4:0
– MUX4:0 : Analog Channel and Gain Selection Bit Bit MUX berfungsi memilih kanal input yang terhubung dengan ADC. Bit MUX
juga befungsi memilih besarnya penguatan pada kanal penguat beda. Jika terjadi perubahan nilai pada bit ini saat proses konversi sedang berlangsung, perubahan
tersebut tidak akan berpengaruh sampai seluruh konversi selesai ADIF pada ADCSRA bernilai 1Set.
2.1.4.2 ADC Control and Status Register A ADCSRA
Tabel 2.5. ADC Control and Status Register A ADCSRA
Bit 7
6 5
4 3
2 1
ADEN ADSC
ADATE ADIF
ADIE ADPS2 ADPS1 ADPS0
ADCSRA ReadWrite
RW RW
RW RW
RW RW
RW RW
Initial Value
a. Bit 7
– ADEN : ADC Enable Bit ADEN digunakan untuk mengaktifkan dan menonaktifkan fasilitas ADC. Jika
bit ADEN = 1 maka ADC aktif dan jika bit ADEN = 0 maka ADC tidak aktif. b.
Bit 6 – ADSC : ADC Start Conversion
Bit ADSC digunkan untuk mengetahui proses konversi yang sedang berlangsung.ADSC akan bernilai satu saat konversi sedang berjalan, saat konversi
berakhir maka akan bernilai nol. Memberi nilai inisialisasi nol pada bit ini tidak akan memberikan efek apapun. Pada mode konversi tunggal, mengubah nilai bit
ini menjadi satu untuk memulai setiap konversi. Sedangkan pada mode free running, mengubah nilai bit ini menjadi satu untuk memulai konversi pertama.
c. Bit 5
– ADATE : ADC Auto Trigger Enable Bit ADATE berfungsi untuk mengaktifkan pemicu konversi ADC sesuai dengan
bit – bit ADTS pada register SFIOR. Jika bit ADATE = 1 maka pemicu ADC
aktif. d.
Bit 4 – ADIF : ADC Interrupt Flag
Bit ADIF adalah bendera interupsi ADC yang digunakan untuk menunjukkan ada tidaknya permintaan interupsi ADC. Bit ADIF akan bernilai “1” jika proses
konversi ADC telah selesai. e.
Bit 3 - ADIE : ADC Interrupt Enable Bit ADIE digunakan untuk mengaktifkan dan menonaktifkan interupsi ADC.
f. Bit2:0
– ADPS2:0 : ADC Prescaler Select Bit Bit ADPS2, ADPS1, dan ADPS0 digunakan untuk menentukan faktor pembagi
frekuensi kristal yang hasilnya akan digunakan sebagai clock ADC. Tabel 2.6. Skala Clock ADC
ADPS2 ADPS1 ADPS0 Faktor Pembagi
2 1
2 1
4 1
1 8
1 16
1 1
32 1
1 64
2.1.4.3 ADTS2:0
Tabel 2.7.ADC Auto Trigger Source ADTS2:0
Bit 7
6 5
4 3
2 1
ADTS2 ADTS1 ADTS0 ~
ACME PUD
PSR2 PSR10
ADTS2:0 ReadWrite
RW RW
RW RW
RW RW
RW RW
Initial Value
Bit – bit pada ADTS2:0 berada pada register SFIOR digunakan untuk mengatur
pemicu proses konversi ADC seperti ditunjukkan pada tabel 2.8. Tabel 2.8. Pemicu ADC
ADTS2 ADTS1 ADTS0 Sumber Pemicu Konversi ADC
Free Running Mode 1
Analog Comparator 1
External Interrupt Request 0 1
1 TimerCounter0 Compare Match
1 TimerCounter0 Overflow
1 1
TimerCounter1 Compare Match B 1
1 TimerCounter1 Overflow
1 1
1 TimerCounter1 Capture Event
Keterangan : „000‟ :
Mode Free-Running, konversi ADC akan dimulai saat bit ADSC pada register ADCSRA diset „1‟.
„001‟ : Konversi ADC akan dimulai sesuai dengan pengaturan output Analog
Comparator .
„010‟ : Konversi ADC akan dimulai saat terjadi interupsi eksternal 0.
„011‟ : Konversi ADC akan dimulai pada saat terjadi TimerCounter0Compare
Match. „100‟ :
Konversi ADC akan dimulai pada saat terjadi TimerCounter0 Overflow. „101‟ :
Konversi ADC akan dimulai pada saat terjadi TimerCounter1 Compare Match B
. „110‟ :
Konversi ADC akan dimulai pada saat terjadi TimerCounter1 Overflow. „111‟ :
Konversi ADC akan dimulai pada saat terjadi TimerCounter1 Capture Event
.
2.2. Solar CellPUL-10-P36
Solar Cell adalah salah satu jenis sensor cahaya photovoltaic, yaitu sensor yang dapat mengubah intensitas cahaya menjadi perubahan tegangan pada outputnya [6].
Apabila “solar cell” menerima pancaran cahaya maka pada kedua terminal outputnya akan mengeluar tegangan DC yang nilainya bergantung dari banyaknya sel dalam satu panel.
Banyaknya sel dalam satu panel tergantung pada kebutuhan energi yang ingin dihasilkan oleh panel surya tersebut, semakin banyak sel dalam suatu panel akan menghasilkan
tegangan keluaran yang semakin besar pula.
2.2.1 Prinsip Kerja Solar Cell
[7]
Prinsip kerja sel surya silikon yaitu berdasarkan pada konsep semikonduktor p-n junction
. Sel terdiri dari lapisan semikonduktor doping-n dan doping-p yang membentuk p- n junction
, lapisan antirefleksi, dan substrat logam sebagai tempat mengalirnya arus dari lapisan tipe- n elektron dan tipe-p hole. Semikonduktor tipe-n didapat dengan
mendoping silikon dengan unsur dari golongan V sehingga terdapat kelebihan elektron valensi dibanding atom sekitar. Pada sisi lain semikonduktor tipe-p didapat dengan doping
oleh golongan III sehingga electron valensinya defisit satu dibanding atom sekitar seperti terlihat pada gambar 2.5. Ketika dua tipe material tersebut mengalami kontak maka
kelebihan elektron dari tipe-n berdifusi pada tipe-p. Sehingga area doping-n akan bermuatan positif sedangkan area doping-p akan bermuatan negatif. Medan elektrik yan
terjadi antara keduanya mendorong elektron kembali ke daerah-n dan hole ke daerah-p. Pada proses ini terlah terbentuk p-n junction. Dengan menambahkan kontak logam pada
area p dan n maka telah terbentuk dioda.
Gambar 2.5. Struktur Solar Cell P-N Junction