E. Analisis Hasil
Perhitungan persen mukus
mukus = bobot mukus yang dipr oduksi
bobot siput x 100
Perhitungan aktivitas ALP
ALP [UL] = Δabsorbansimenit x faktor koresponding 3.300
Perhitungan aktivitas LDH Aktivitas LDH [UL] = Δabsorbansimenit x faktor koresponding 10.080
Perhitungan aktivitas Albumin
Albumin g
dL =
Absor bansi sampel Absor bansi standar
x konsentr asi standar g
dL
Penentuan nilai cut off
Nilai cut off didapatkan dari faktor yang digunakan untuk prediksi respon iritasi berdasarkan variabel persen mukus, kadar ALP, kadar LDH, dan
kadar Albumin menggunakan Classification and Regression Tree.
Penentuan jumlah data true positive, false positive, true negative, false negative
Data hasil uji iritasi diprediksi sebagai iritan ataupun non-iritan sesuai nilai cut off dari faktor yang digunakan. True positive, false positive, true
negative, false negative dinyatakan jika:
Tabel V. Confusion Matrix
Prediksi CART Iritan
Non-iritan
L it
er at
u r
Iritan true positive
false negative
Non-iritan false positive
true negative
Perhitungan nilai sensitivitas dan spesifisitas
1
Spesifisitas =
2
Sensitivitas =
Keterangan: TP = True Positive
TN = True Negative FP = False Positive
FN = False Negative
Prediksi sifat iritatif sediaan lotion repelan minyak peppermint Hasil data yang menunjukkan spesifisitas dan sensitivitas 60, dapat
diprediksikan sifat iritatif dari sediaan. Prediksi dilakukan sesuai dengan faktor klasifikasi dan nilai cut off yang didapatkan dari perhitungan
sebelumnya.
27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pembuatan
Lotion Repelan Minyak Peppermint
Formula yang digunakan dalam penelitian ini yaitu cetyl alcohol sebagai agen penstabil sistem emulsi dan akan membuat medium
pendispersi dari sediaan lotion menjadi lebih viskous kental, virgin coconut oil VCO sebagai fase minyak, asam stearat sebagai agen
konsistensi dan ketahanan sediaan lotion, gliserin sebagai humektan dan emollient, minyak peppermint sebagai bahan aktif. Salah satu bahan dalam
formula berbeda dengan formula yang digunakan Gretha 2012, yaitu span 60 sorbitan monostearat digantikan dengan span 80. Span 80 memiliki
sifat sama dengan span 60, namun span 80 lebih oily dibandingkan dengan span 60, karena span 80 memiliki nilai HLB 4,3, lebih rendah dibandingkan
span 60 yaitu 4, 7, sehingga span 80 lebih mudah bercampur pada fase miyak lotion. Hydrophylic-lipophylic Balance HLB digunakan untk
mendeskripsikan karakteristik suatu surfatkatan. Hydrophylic-lipophylic Balance merupakan angka yang menunjukkan perbandingan antara
kelompok senyawa hidrofilik dan lipofilik. Apabila nilai HLB dari surfaktan rendah, maka jumlah gugus yang bersifat hydrophylic dalam suatu surfaktan
adalah kecil. Hal ini menunjukkan bahwa, sifat dari surfaktan tersebut lebih liphofilic oil soluble atau lebih mudah larut dalam fase minyak Allen,
2002; Hartono dan Widiatmoko, 1993.