Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan peran yang penting di era globalisasi seperti sekarang ini. Pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan manusia akan mampu mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya secara optimal. Menurut Eko Haryono 2013: 14 Program pendidikan sembilan tahun untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan, dan diharapkan dengan usaha pemerintah terseut dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Pendidikan kewarganegaraan termasuk salah satu mata pelajaran yang penting, karena Pendidikan Kewarganegaraan diajarkan di seluruh tingkat pendidikan, dimulai dari Sekolah Dasar sampai perguruan Tinggi. Menurut Djahiri 1991:12 Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pendidikan nilai dan moral yang diharapkan mampu menampilkan perangkat tatanan nilai, moral dan norma pancasila dan selalu menunjukkan ketertarikan isi pesan sila-sila pancasila. Sebagai pendidikan nilai, Pendidikan Kewarganegaraan akan membantu peserta didik dalam mengembangkan kesadaran siswa akan nilai- nilai yang termuat dalam hal yang menjadi objek pembahasannya. Penanaman nilai dan moral yang terkandung di dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tidak dapat dilakukan secara instan. Perlu proses mendalam untuk mampu menerapkan nilai yang terkandung dalam 2 pembelajaran PKn di kehidupan nyata. Pendidkan Kewarganegaraan dapat diartikan pula sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan sehari-hari peserta didik. Pendekatan konvensional yang selama ini dipakai untuk mengajar PKn kurang memberikan dampak memuaskan untuk keberhasilan penanaman nilai dan moral. Persepsi merupakan suatu aktivitas seseorang dalam memberikan kesan, dan dari observasi yang peneliti lakukan di kelas persepsi siswa pada pelajaran PKn adalah suatu pelajaran yang membosankan dan tidak menarik karena banyak teori-teori yang diberikan. Dan sikap siswa akan nilai cinta lingkungan kurang tertanam dalam diri siswa terlihat ketika siswa tidak mengindahkan keadaan kelas yang kotor dan sering membuang sampah sembarangan. Untuk itu diperlukan pendekatan yang baik agar pemahaman siswa mengenai arti cinta lingkungan semakin jauh lebih baik. Pembelajaran PKn yang baik untuk merubah siswa lebih menghargai lingkungan adalah dengan menerapkan nilai-niali yang ada kaitannya dengan persoalan akan nilai cinta lingkungan Dari hasil pengamatan dan observasi, peneliti melihat persepsi siswa mengenai pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif PPR, siswa kurang mengerti mengenai model tersebut dan siswa kurang antusias dalam menyikapi model pembelajaran tersebut dan saat digunakan pada mata pelajaran PKn kurang tertarik terlihat ketika peneliti mengajar mata pelajaran PKn siswa kurang antusias dalam menyikapi pembelajaran. Sikap terhadap mata pelajaran Pkn dengan materi cinta lingkungan di sekolah pun kurang menonjol terlihat 3 pula ketika peneliti melihat keadaan kelas yang kotor. Serta di SD Negeri Tegalrejo 2 kurang menggunakan model dalam kegiatan pembelajaran, sewaktu peneliti mengajar guru di SD Negeri Tegalrejo 2 kurang mengetahui apa itu model Paradigama Pedagogi Refletif PPR, karena pada saat itu guru bertanya kepada peneliti mengenai model PPR. Ketika peneliti mengajar menggunakan model Paradigma Pedagogi Reflektif PPR itu pun tidak membuat siswa terlalu bersemangat dalam mengikuti pemebelajaran. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti hasil yang diperoleh melihat indikator persepsi menyerap, mengerti terlihat permasalahan persepsi siswa, dan dari 28 siswa terdapat 21 siswa yang mempunyai persepsi mengenai pembelajaran dengan kategori rendah yaitu sebesar 75 hal itu nampak pada saat peneliti melakukan obeservasi dan terlihat bahwa siswa susah mengerti isi materi pembelajaran dengan baik begitupun pemahaman siswa terhadap pembelajaran kurang baik terlihat pada saat peneliti bertanya, siswa tidak menjawab dengan benar. Permasalahan tersebut juga menyebabkan terjadinya permasalahan pada sikap siswa yang rendah yaitu 97 27 siswa hal ini terlihat ketika peneliti melakukan observasi dan hal ini nampak pada saat pembelajaran siswa tidak memperhatikan pembelajaran dengan baik, siswa tidak suka terhadap pembelajaran dan saat diminta mengerjakan siswa tidak mengerjakan dengan maksimal. Sehingga dapat dikatakan bahwa walaupun memakai pembelajaran berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif tetap saja persepsi dan sikap siswa pada pembelajaran PKn masih terbilang rendah. Salah satu strategi untuk mengetahui tentang ada tidaknya hubungan antara persepsi siswa terhadap model pembelajaran Paradigma Pedagogi 4 Reflektif PPR dan sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn. Peneliti akan sangat menekankan langkah-langkah yang ada dalam model Paradigma Pedagogi Reflektif PPR. Adapun kelebihan dari Paradigma Pedagogi Reflektif adalah model yang bisa digunakan di semua kurikulum sehingga tidak ada kendala yang berarti jika di sekolah menggunakan kurikulum 2006. Dari hal itu peneliti inginmelihat apakah ada hubungan antara persepsi dan sikap siswa. Menurut Subagyo 2010:18 Pembelajaran Pedagogi Reflektif PPR merupakan pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan sebagai pengantar pendidikan nilai dan moral di dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan PKn. PPR menekankan sebuah proses yang tidak berhenti pada pencapaian kompetensi dan keterampilan. Paradigma Pedagogi Reflektif PPR merupakan suatu model pembelajaran yang baik karena memiliki suatu keunggulangan yang pada intinya dapat diterapkan di semua kurikulum di sekolah dasar dan juga hasilnya lebih cepat kelihatan, model pembelajaran ini dianggap mampu merubah perilaku siswa dalam pembelajaran terlebih persepsi dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn, karena saat peneliti menanyakan secara langsung kepada siswa mengenai pelajaran PKn apakah ada rasa jenuh saat menerima pelajaran dan siswa sebagian ada yang mengatakan bosan, maka dari itu model ini diterapkan untuk merubah persepsi siswa terhadap pelajaran PKn serta sikap siswa akan cinta lingkungan . Pengalaman ditekankan supaya siswa dapat terlibat langsung. Pengalaman ini diberikan dengan maksud siswa dapat menemukan sendiri 5 nilai-nilai yang sedang mereka pelajari. Kemudian guru memberikan refleksi atas pengalaman dimana refleksi tersebut dilakukan supaya siswa dapat memahami akan nilai yang sudah dipelajarinya. Pemahaman akan nilai tersebut selanjutnya menjadi rumusan bagi tindakan siswa selanjutnya dalam kegiatan aksi, barulah guru dapat mengevaluasinya. Kegiatan evaluasi yang dilakukan guru tidak hanya dalam ranah kognitif saja, tetapi juga melihat pribadi siswa, apakah siswa mengalami perkembangan setelah mengikuti pembelajaran atau tidak. Persepsi siswa dan sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn memang perlu dibenahi, karena persepsi siswa terhadap mata pelajaran PKn yaitu PKn adalah pelajaran yang membosankan dan kurang diminati siswa sedangkan sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn kurang tertarik terhadap materi didalamnya. Dari paparan diatas solusi yang dapat peneliti gunakan adalah menggunakan Pembelajaran berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif PPR yang dapat membangkitkan kemampuan siswa. PPR akan membantu siswa untuk menemukan nilai-nilai yang terkandung dalam Pendidikan Kewarganegaraan PKn. Pembelajaran berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif membantu siswa menemukan sendiri melalui pengalaman yang dibantu refleksi bersama guru dan melakukan aksinya dalam kehidupan sehari-hari. PPR juga diharapkan mampu membantu siswa dalam menemukan nilai-nilai yang terkandung dalam pelajaran PKn. Pembelajaran berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif PPR, dipakai juga dalam melihat bagaimana persepsi siswa mengenai mata pelajaran PKn serta sikap siswa terhadap nilai cinta lingkungan. 6 Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian kuantitatif untuk mengetahui tentang ada tidaknya hubungan perepsi dan sikap siswa dengan judul “HUBUNGAN PERSEPSI DAN SIKAP SISWA KELAS II PADA MATA PELAJARAN PKN DI SD NEGERI TEGALREJO 2”.

1.2 Batasan Masalah