22
3. Tindakan
Dalam proses pembelajaran, yang dimaksud dengan tindakan adalah memaknai hasil pembelajaran dengan pikiran dan hati untuk mewujudkan
pengetahuannya dalam kehidupan nyata. Jika siswa tersebut mengalami keberhasilan atau kegagalan, maka ia akan kembali kepada Tuhan untuk
bersyukur atau memohon kepada-Nya agar semuanya menjadi lebih baik lagi. 4.
Evaluasi Tahap terakhir dari pembelajaran yang berbasis pedagogi reflektif adalah
evaluasi. Tahap ini dilakukan untuk memantau kemajuan akademik dan menilai kemajuan pembentukan pribadi siswa secara menyeluruh. Tes, ulangan, atau ujian
merupakan alat evaluasi untuk menilai atau mengukur seberapa jauh pengetahuan sudah dikuasai. Bagi siswa, hasil evaluasi ini bermanfaat untuk memperbaiki cara
belajarnya, sedangkan bagi guru merupakan masukan untuk memperbaiki cara dan metode pembelajaran yang digunakan.
Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif PPR adalah salah satu cara pola pikir dalam menumbuhkan dan
mengembangkan pribadi siswa. PPR memiliki tahap tahap awal pada pembelajaran ini adalah pengenalan pada konteks siswa. Dan unsur paling penting
dalam model pembelajaran ini adalah pengalaman, refleksi dan aksi.
2.1.3.2 Tujuan Paradigma Pedagogi Reflektif PPR
Dalam buku yang dikembangkan oleh Komunitas Studi dan Pengembangan PPR Yogyakarta 2012 disebutkan bahwa tujuan dari PPR adalah sebagai
berikut : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
1. Membentuk pria dan wanita untuk orang lain yang berarti kita bertujuan
membentuk pemimpin-pemimpin pelayanan yang meneladan Yesus Kristus. Pria dan wanita yang kompeten competence, dalam bidangnya, memiliki hati nurani
yang benar conscience, dan memiliki kepedulian yang tumbuh dari kasih kepada sesama compassion.
2. Membentuk pribadi secara penuh dan lebih mendalam, yaitu suatu proses
pembentukan yang menuntut keunggulan yang meliputi bidang intelektual, akademik, dan lainnya.
2.1.3.3 Ciri
– ciri Paradigma Pedagogi Reflektif PPR
Subagya, 2010 menyatakan bahwa Paradigma Pedagogi Reflektif mempunyai ciri-ciri khas sesuai dengan pendidikan yaitu :
a. Paradigma Pedagogi Reflektif dapat diterapkan kepada semua kurikulum.
Paradigma ini tidak menuntut tambahan apapun selain pendekatan baru pada cara kita mengajarkan mata pelajaran yang ada.
b. Paradigma Pedagogi Reflektif fundamental untuk proses belajar mengajar. Ranah
akademik dan non-akademik bukan penghalang diterapkannya model Paradigma Pedagogi Reflektif ini seperti : Ekstrakurikuler, Olah raga, Retret, dan sebagainya.
Dalam bidang studi Sejarah, Matematika, Bahasa, Sastra, Fisika dan Kesenian paradigma ini dapat dijadikan sebagai panduan dalam mempersiapkan pengajaran,
memilih bahan dan kegiatan – kegiatan lainnya.
c. Paradigma Pedagogi Reflektif menjamin para pengajar menjadi pengajar yang
lebih baik. Paradigma ini membantu guru untuk memperkaya isi materi maupun PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
susunan kegiatan yang diajarkan dan memotivasi siswa untuk menghubungkan apa yang mereka pelajari dalam pengalaman mereka.
d. Paradigma Pedagogi Reflektif mempribadikan proses belajar dan mendorong
siswa merefleksikan makna dan arti dari apa yang dipelajari. Pengalaman sisw akan membantu mereka lebih berpikir kritis dalam proses belajar mengajar serta
meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. e.
Paradigma Pedagogi Reflektif menekankan dimensi sosial belajar maupun mengajar. Pengalaman yang paling mendalam timbul dari hubungan manusiawi
dengan sesama dan pengalaman bersama orang lain. Refleksi harus selalu mengantar siswa untuk semakin menghargai orang lain.
2.1.3.4 Tata Cara Pelaksanaan Paradigma Pedagogi Reflektif PPR