19
2.1.2.5 Indikator Sikap
Menurut Walgito dalam Puspasari, 2010:16 sikap mengandung tiga indikator yang membentuk struktur sikap, yaitu: kognitif konseptual, afektif
emosional, konatif perilaku atau action component. 1.
Indikator kognitif merupakan komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan
dengan bagaimana orang mempersepsikan terhadap objek. 2.
Indikator afektif merupakan komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang atau tidak senang terhadap objek sikap.
3. Indikator konatif merupakan komponen yang berhubungan dengan
kecenderungan bertindak terhadap objek sikap. Berdasarkan indikator yang telah dipaparkan menurut beberapa
ahli, peneliti menggunakan indikator sikap menurut Walgito dalam Puspasari 2010:16 yang dapat membentuk struktur sikap dengan tiga
indikator yaitu : kognitif, afektif, dan konatif, karena tiga aspek ini sesuai dengan pernyataan yang akan digunakan sebagai kuesioner. Indikator
sikap ini akan digunakan untuk menyusun kuesioner penelitian. Di dalam instrumen terdapat penilaian postif dan negatif yaitu favorable dan
unfavorable, mulai dari kognitif, afektif dan konatif tersebut masing- masing mempunyai penilaian positif dan negatif.
20
2.1.3 Paradigma Pedagogi Reflektif 2.1.3.1 Pengertian Paradigma Pedagogi Reflektif PPR
Menurut Subagyo 2010:22 Pedagogi merupakan salah satu cara guru untuk mendampingi siswa dalam tumbuh kembangnya. Sedangkan reflektif
menurut TIM PPR SD Kanisius 2010:7 adalah meninjau kembali pengalaman, topik tertentu, gagasan, ataupun reaksi secara rasional dengan
tujuan mampu memahami makna yang terkandung di dalamnya.
Model Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif PPR, diharapkan dapat membantu siswa, bukan hanya menjadi lebih cerdas dalam bidang
pengetahuannya, tetapi berkembang menjadi pribadi yang peka pada sikap kebaikan, dan peka pada kebutuhan orang lain Suparno, 2015. Menurut
Subgya 2008, menyebutkan tiga unsur utama dalam PPR adalah pengalaman,
refleksi dan aksi.
Tahap awal dari pembelajaran yang berbasis pedagogi reflektif ini adalah pengenalan konteks siswa. Siswa diajak mencermati konteks-konteks yang ada
dalam hidupnya sehingga mereka mampu mengenali faktor-faktor yang berpotensi mendukung atau menghambat proses pembelajaran yang akan
dialaminya. Guru akan memulai proses pembelajarannya dari diri siswa yaitu dengan memahami dunia siswa termasuk cara-cara hidup keluarga dan
lingkungannya, kebudayaan dan adat, dan juga tekanan sosial, politik, agama, ekonomi yang terjadi disekitarnya, dan hal lain yang mempengaruhi dunia
siswa dan mempengaruhinya ke arah yang baik dan buruk. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
1. Pengalaman
Bagi Ignatius pengalaman berarti “mengenyam sesuatu hal dalam batin” Paradigma Pedagogi Reflektif, 2010. Pengalaman yang didapat siswa fakta,
pengertian, asas akan dianalisis dan dinilai ide idenya untuk lebih memahami dan menghargai maknanya. Tahap pengalaman merupakan tahap yang sangat
penting dalam menentukan tingkat pencapaian kompetensi yang dicapai baik dalam aspek kognitif, psikomotorik, maupun afektif. Selain itu, tahap ini juga
menjadi bahan atau dasar bagi tahap refleksi dan aksi yang merupakan kelanjutan dari tahap pengalaman.
2. Refleksi
Refleksi merupakan unsur yang penting dalam Paradigma Pedagogi Reflektif, karena menjadi penghubung antara pengalaman dan tindakan. Agar
pengalaman belajar yang diperoleh siswa dapat bermakna maka perlu direfleksikan. Tujuan dari kegiatan refleksi adalah a Siswa mampu menangkap
nilai hakiki dari apa yang dipelajari; b Menemukan keterkaitan antar unsur pengetahuan dan antara pengetahuan dengan realitasnya; c Memahami
implikasi pengetahuan dan seluruh tanggung jawabnya guna menemukan kebenaran dan kebebasan; dan d Membentuk hati nurani siswa baik itu dalam
hal keyakinan, nilai, sikap dan seluruh cara bernalar mereka. Menurut Rm.Y.Subagya, dkk 2008:43 Melalui refleksi, siswa menyakini makna nilai
yang terkandung dalam pengalamannya. Diharapkan siswa membentuk pribadi mereka sesuai dengan nilai yang terkandung dalam pengalamannya itu.
22
3. Tindakan
Dalam proses pembelajaran, yang dimaksud dengan tindakan adalah memaknai hasil pembelajaran dengan pikiran dan hati untuk mewujudkan
pengetahuannya dalam kehidupan nyata. Jika siswa tersebut mengalami keberhasilan atau kegagalan, maka ia akan kembali kepada Tuhan untuk
bersyukur atau memohon kepada-Nya agar semuanya menjadi lebih baik lagi. 4.
Evaluasi Tahap terakhir dari pembelajaran yang berbasis pedagogi reflektif adalah
evaluasi. Tahap ini dilakukan untuk memantau kemajuan akademik dan menilai kemajuan pembentukan pribadi siswa secara menyeluruh. Tes, ulangan, atau ujian
merupakan alat evaluasi untuk menilai atau mengukur seberapa jauh pengetahuan sudah dikuasai. Bagi siswa, hasil evaluasi ini bermanfaat untuk memperbaiki cara
belajarnya, sedangkan bagi guru merupakan masukan untuk memperbaiki cara dan metode pembelajaran yang digunakan.
Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif PPR adalah salah satu cara pola pikir dalam menumbuhkan dan
mengembangkan pribadi siswa. PPR memiliki tahap tahap awal pada pembelajaran ini adalah pengenalan pada konteks siswa. Dan unsur paling penting
dalam model pembelajaran ini adalah pengalaman, refleksi dan aksi.
2.1.3.2 Tujuan Paradigma Pedagogi Reflektif PPR