Bakat Keguruan KAJIAN TEORETIK

4 Empati terhadap orang lain adalah kemampuan untuk memahami apa yang dirasakan orang lain dan mencoba memposisikan diri sebagai orang tersebut. 5 Membina hubungan dengan orang lain adalah kemampuan menjaga relasi sehingga hubungan yang sudah ada dapat terus bertahan dan semakin harmonis. Ketiga komponen ini menjadi tolak ukur ada atau tidak bakat keguruan di dalam diri seseorang. Dengan adanya bakat keguruan yang dimiliki seseorang, maka ia akan mampu mendedikasikan hidupnya sebagai seorang panutan, pembimbing, pengarah, dan pengelola kelas dalam pembelajaran di sekolah. Memiliki bakat keguruan juga berarti tidak sekedar menjadi guru tetapi benar-benar mendalami dan memaknai profesi guru. Dengan memiliki bakat keguruan, seseorang akan bersungguh-sungguh dalam mengajar dan akan bisa mentransfer ilmu dan mendidik siswanya dengan baik. Bakat keguruan menjadi hal yang wajib dimiliki mahasiswa FKIP yang merupakan calon guru. FKIP yang bertugas mendidik calon guru mrupakan tempat yang sesuai dengan mahasiswa yang memiliki bakat keguruan. Dengan adanya bakat keguruan pada mahasiswa FKIP, maka proses pembelajaran yang diberikan akan sesuai dan mampu mengasah dan mengembangkan bakat yang dimiliki mahasiswa. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bakat keguruan adalah potensi, sifat dan pembawaan yang dibawa sejak lahir oleh individu yang memungkinkan dengan suatu latihan dan arahan dari lingkungan sesuai dan tepat, bisa tercapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan perihal pengajaran, pendidikan, dan metode pengajaran. 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Bakat Semiawan 1987: 2 dan Munandar 1985: 17 menegaskan bahwa bakat berbeda dengan kemampuan yang menunjuk pada suatu kinerja performance yang dapat dilakukan sekarang. Bakat sebagai potensi masih memerlukan pendidikan dan latihan agar suatu kinerja performance dapat dilakukan di masa yang akan datang. Ini memberikan pemahaman bahwa bakat khusus sebagai potential ability untuk dapat terwujud sebagai kinerja performance atau perilaku nyata dalam bentuk prestasi yang menonjol, masih memerlukan latihan dan pengembangan lebih lanjut. Terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat khusus menurut Ali dan Asrori 2005:8 yang secara garis besar dikelompokkan menjadi faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu. Faktor-faktor internal tersebut adalah: a. Minat Minat merupakan rasa tertarik yang berasal dari dalam diri seseorang. Rasa tertarik ini merupakan hasil mengamati suatu kegiatan ataupun sesuatu hal. Minat merupakan hal yang tidak dapat dipaksakan, ini merupakan rasa yang bersifat alamiah dan merupakan hasil pemikiran seseorang di dalam dirinya sendiri. b. Motif berprestasi Dalam berjuang untuk menghasilkan prestasi di suatu bidang seseorang akan berusaha secara maksimal. Bakat yang terpendam yang dimiliki seseorang akan terlihat apabila seseorang berusaha untuk melatih bakat tersebut. Keinginan seseorang untuk menunjukkan prestasi yang dimiliki dapat menjadi awal bakat tersebut muncul dan mulai terarah sehingga bakat yang selama ini tidak terlihat menjadi jelas. c. Keberanian mengambil resiko Seseorang yang memiliki keberanian dalam melakukan sesuatu akan mendapat kesempatan untuk selalu berkembang. Ini juga berlaku pada bakat seseorang, dalam memulai sesuatu hal seseorang akan dihadapkan kepada pilihan berani mencoba atau takut akan kegagalan. Bagi seseorang yang seringkali takut untuk memulai karena kurang percaya diri kemungkinan untuk menemukan bakat adalah kecil. Berbeda dengan seseorang yang berani untuk mengambil resiko, ia akan berani mencoba hal baru sehingga kemungkinan untuk menemukan dan mengasah bakat yang dimiliki akan lebih besar. d. Keuletan dalam menghadapi tantangan Dalam proses memuculkan bakat, terdapat proses latihan yang seringkali menimbulkan tantangan. Untuk dapat bertahan dari sebuah tantangan seseorang harus ulet dan rajin berlatih. Bakat tidak muncul begitu saja, bakat memerlukan pelatihan dan pengarahan yang sesuai. Tantangan dan juga kesusahan akan menjadi sebuah proses yang akan dihadapi seseorang dalam berlatih. Semakin ulet seseorang dalam berlatih, akan semakin besar kemungkinan ia akan menguasai hal tersebut. e. Kegigihan atau daya juang dalam mengatasi kesulitan yang timbul. Kegigihan dan daya juang merupakan kesanggupan seseorang dalam bertahan dan tidak menyerah dengan kesulitan yang timbul. Daya juga merupakan kekuatan seseorang untuk melakukan usaha-usaha untuk menguasai sesuatu hal. Dengan adanya kegigihan dan daya juang ini maka seseorang akan menjadi lebih memiliki semangat untuk berlatih mengembangkan bakat yang dimiliki. Adapun faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari lingkungan individu tumbuh dan berkembang. Faktor-faktor eksternal meliputi: a. Kesempatan maksimal untuk mengembangkan diri Seseorang yang berbakat, tentu memiliki kesempatan untuk berlatih dan mengasah kemampuannya. Dengan adanya kesempatan yang diberikan seperti mengikuti les atau kursus, seseorang akan mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan bakat yang dimiliki. b. Sarana dan prasarana Bakat tidak muncul dengan sendirinya, bakat membutuhkan tidak sekedar wadah. Beberapa bakat memiliki syarat akan sarana dan prasarana. Hal ini akan mendukung seseorang untuk menemukan bakat yang ia miliki. Sarana seperti alat musik piano merupakan hal utama dalam menemukan bakat bermain piano. c. Dukungan dan dorongan orang tuakeluarga Keluarga merupakan tempat pertama seseorang belajar bersosialisasi. Keluarga yang mendukung seseoranng mengembangkan bakat akan menjadi kekuatan dan juga motivasi tersendiri untuk seseorang dalam mengasah dan mengembangkan bakat yang dimiliki. d. Lingkungan tempat tinggal Selain keluarga, seseorang juga hidup di tengah masyarakat yaitu lingkungan tempat tinggal. Lingkungan tempat tinggal yang kondusif dan memberikan keleluasan untuk mengekspresikan diri. Melalui kegiatan yang disenangi maka seseorang akan mampu memaksimalkan bakat yang dimiliki tanpa ada rasa terbatas atau terhambat karena lingkungan tempat tinggal yang tidak kondusif. Lingkungan yang nyaman dan aman akan memberikan rasa nyaman untuk seseorang dalam memaksimalkan diri untuk mengeksplor bakat yang dimiliki. e. Pola asuh orang tua Pola asuh menjadi penting karena turut berperan dalam membetuk karakter seseorang. Selain karakter, pola asuh secara tidak langsung akan menjadi panutan seseorang dalam bertindak. Seseorang yang mendapatkan pola asuh yang baik, akan mampu memaksimalkan potensi yang dimiliki. Di sisi lain seseorang yang tidak mendapat pola asuh yang baik cenderung tidak memaksimalkan potensi dan tidak mendapat arahan yang sesuai. Menurut Ali dan Asrori 2005: 81, individu yang memiliki bakat khusus akan memperoleh dukungan internal maupun eksternal, yaitu memiliki minat yang tinggi terhadap bidang yang menjadi bakat khususnya, memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, memiliki daya juang tinggi, dan ada kesempatan maksimal untuk mengembangkan bakat khusus tersebut secara optimal maka akan memunculkan kinerja atau kemampuan unggul dan mencapai prestasi yang menonjol. Berdasarkan teori tersebut, bisa disimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat adalah hal-hal yang berasal dari dalam diri seseorang yang merupakan pemikiran mandiri seseorang dan pengaruh yang ditimbulkan akibat dari interaksi seseorang dengan lingkungan sekitarnya. Faktor-faktor ini berperan dalam berkembangnya suatu bakat seseorang. Dengan adanya faktor-faktor tersebut dapat dipastikan bahwa orang tersebut akan mampu memaksimalkan bakat yang dimilikinya. 4. Penggolongan Bakat Bakat digolongkan menjadi dua kelompok menurut Maria 2016: 13, yaitu: a. Bakat umum adalah potensi yang bersifat umum yang berkenaan dengan kemampuan intelektual seseorang. Bakat umum biasa diistilahkan dengan gifted. Seseorang yang memiliki bakat umum memiliki kemampuan intelegensi di atas rata ber-IQ 12 atau lebih. b. Bakat khusus atau talent adalah kemampuan bawaan sejak lahir yang potensial dalam bidang tertentu, misalnya memiliki bakat khusus dalam bidang seni, olahraga, dan lain-lain. Mulyaningtyas dan Yusup 2017: 11, mengungkapkan penggolongan bakat khusus, yaitu: a. Bakat akademik khusus, adalah bakat dalam bidang angka, logika bahasa, dan lain-lain. b. Bakat kreatif-produktif, adalah bakat untuk menciptakan suatu penemuan baru yang belum ada sebelumnya. c. Bakat seni, adalah bakat yang berhubungan dengan seni. Bisa bersinggungan dengan bakat bermain musik, menari dan juga melakonkan peran. d. Bakat kinestetikpsikomotorik, misalnya bakat dalam bulu tangkis, basket, sepak bola, dan lain-lain. e. Bakat sosial, misalnya mahir dalam bernegosiasi, mahir dalam menawarkan produk, mahir dalam kepemimpianan, mahir dalam berpendapat, dan mahir mencari relasi atau koneksi. Penggolongan bakat akan membantu seseorang memahami bakat yang dimiliki. Dengan mengetahui jenis bakat yang dimiliki, seseorang juga akan lebih terarah dan memaksimalkan diri untuk menggali dan mengasah bakat tersebut. Masing-masing bakat memiliki perhatian khusus yang berbeda untuk dapat ditimbulkan atau dimunculkan. Seseorang harus benar-benar memahami bakat apa yang terpendam di dalam dirinya agar bakat yang dimiliki tidak menjadi sia-sia karena tidak terarah.

B. Minat Menjadi Guru

1. Pengertian Minat Dalam proses menjadi guru terdapat beberapa tahap yang harus dilalui seseorang. Tahap ini dimulai ketika lulusan SMASMK calon mahasiswa memutuskan untuk masuk ke dalam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan FKIP. Setiap calon mahasiswa memiliki kebebasan untuk menentukan pilihan fakultas yang sesuai dengan cita- cita atau profesi yang diinginkan. Dalam menentukan pilihan tersebut, calon mahasiswa cenderung memilih sesuai dengan minat yang dimiliki. Dalam bahasa Inggris, minat sering digambarkan dengan kata-kata interest atau passion. Interest bermakna suatu perasaan ingin memerhatikan dan penasaran akan sesuatu hal, sedangkan passion sama maknanya dengan gairah atau suatu perasaan yang kuat atau antusiasme terhadap sesuatu objek. Penjabaran tersebut sejalan dengan pernyataan bahwa minat yang dimiliki oleh sesorang merupakan hasil dari proses pemikiran, emosi serta pembelajaran sehingga menimbulkan suatu keinginan untuk mendalami objek atau mungkin suatu kegiatan tertentu Sefrina, 2013: 21, kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu Syah, 2008: 151, suatu rasa lebih suka rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh Bahri, 2011: 191, sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap Makmun, 2015: 88. Minat tumbuh dengan tanpa paksaan dari pihak manapun. Minat merupakan dorongan berupa keinginan, rasa suka, dan rasa tertarik yang berasal dari dalam diri seseorang yang terbentuk alami dan menyebabkan seseorang memiliki semangat sehingga tergerak untuk mempelajari, mengusahakan dan melakukan sesuatu hal yang berhubungan dengan objek atau kegiatan yang diminati. Menurut Hurlock 1999: 58, minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Sedangkan Winkel 1984: 30 mengemukakan minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam suatu bidang. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, minat tidak hanya merupakan rasa tertarik dari dalam diri seseorang tetapi juga suatu bentuk kemandirian seseorang dalam menegaskan perasaan ketertarikan dengan timbulnya niat untuk melakukan sesuatu tanpa suruhan dari pihak lain. Dengan memiliki minat, seseorang menjadi lebih bergairah untuk melakukan hal-hal yang berhubungan dengan objek yang diminati. Minat memberikan dampak seseorang untuk mau berusaha lebih untuk sesuatu yang diminati. 2. Unsur-Unsur Minat Berdasarkan penjelasan Abdul Rahman Abror 1993: 112, minat terdiri dari beberapa unsur sebagai berikut: a. Unsur kognisi mengenal, dalam arti minat itu didahului oleh pengetahuan dan informasi mengenai objek yang dituju oleh minat tersebut. b. Unsur emosi perasaan, karena dalam partisipasi atau pengalaman itu disertai dengan perasaan tertentu biasanya perasaan senang. c. Unsur konasi kehendak, merupakan kelanjutan dari kedua unsur tersebut yaitu diwujudkan dalam bentuk kemauan dan hasrat untuk melakukan sesuatu kegiatan. Menurut Adityaromantika 2010: 12, seseorang dikatakan berminat terhadap sesuatu bila individu itu memiliki beberapa unsur antara lain: a. Perhatian Seseorang yang berminat apabila seseorang disertai adanya perhatian, yaitu kreativitas jiwa yang tinggi semata-mata tertuju pada sesuatu objek. Jadi, seseorang yang berminat terhadap sesuatu objek pasti perhatiannya akan memusat terhadap objek tersebut. b. Kesenangan Perasaan senang terhadap sesuatu objek baik orang atau benda akan menimbulkan minat pada diri seseorang, seseorang merasa tertarik kemudian pada saatnya timbul keinginan yang dikehendaki agar objek tersebut menjadi miliknya. Dengan demikian maka individu yang bersangkutan berusaha untuk mempertahankan objek tersebut. c. Kemauan Kemauan yang dimaksud adalah dorongan yang terarah pada suatu tujuan yang dikehendaki oleh akar pikiran. Dorongan ini akan melahirkan suatu perhatian terhadap suatu objek. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan, unsur-unsur minat dimulai dari pengetahuan atau informasi mengenai objek yang diminati. Pengetahuan ini nantinya akan diolah oleh diri seseorang yang akan menentukan apakah ia berminat atau tidak. Saat seseorang merasa senang terhadap objek tersebut maka mulai saat itu ia akan tertarik dan mulai mau atau berkehendak untuk melakukan hal-hal yang mengarah dan berpusat pada yang diminati. Unsur-unsur ini menjadi penting untuk melihat seseorang tersebut memiliki minat atau tidak terhadap sesuatu objek tertentu. Berdasarkan beberapa teori di atas, terdapat beberapa unsur yang terkandung dalam minat. Dapat disimpulkan terdapat 4 unsur dari kedua teori tersebut, yaitu: a. kognisi mengenal b. emosiperasaan, c. konasi kemauankehendak, d. perhatian. Dari keempat unsur ini, dapat dipahami indikator-indikator minat menjadi guru. Indikator tersebut adalah: a. Mengetahui informasi mengenai profesi guru. b. Memiliki rasa ketertarikan untuk menjadi guru c. Merasa senang saat mengajar peserta didik d. Merasa tertarik dengan kehidupan di sekolah. e. Memiliki keinginan untuk mengikuti kegiatan yang berguna untuk profesi guru. f. Memiliki kehendak untuk berada di FKIP. g. Mempunyai rencana untuk menjadi guru setelah menyelesaikan pendidikan guru. h. Mau berdiskusi mengenai cara menjadi seorang guru yang baik. i. Memusatkan diri kepada informasi-informasi yang berkaitan dengan keguruan. j. Ingin lebih fokus mendalami ilmu mengenai pengajaran. Indikator-indikator ini akan mampu menjadi penanda bagi seseorang yang memiliki minat menjadi guru. 3. Profesi Guru Guru merupakan sebuah profesi yang mulia. Guru memiliki tanggung jawab dalam mempersiapkan generasi muda untuk membangun bangsa ke arah yang lebih baik. Istilah guru berasal dari bahasa Sansekerta, yang artinya pengajar, pendidik dan pengasuh dalam institusi pendidikan seperti sekolah atau trusyen kelas bimbingan. Dalam pepatah Jawa, guru diartikan dengan ungkapan digugu lan di ditiru. Artinya, guru adalah orang harus selalu dapat ditaati dan diikuti Kartono, 2006: 80. Hal ini menunjukkan bahwa seorang guru memiliki tanggung jawab yang besar karena secara langsung akan menjadi panutan bagi siswa. Tanggung jawab yang besar tersebut sesuai dengan tugas guru yang tertera pada UU Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, yang menyatakan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Salah satu tugas yang harus dilaksanakan guru di sekolah ialah memberikan pelayanan kepada para siswa atau anak didik yang selaras dengan tujuan sekolah. Sebuah sekolah tidak akan berjalan tanpa ada guru. Guru memiliki peranan penting dalam menjalankan proses pembelajaran. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang memberikan

Dokumen yang terkait

Hubungan penguasaan mata kuliah Pengelolaan Kelas dan penguasaan mata kuliah Strategi Pembelajaran dengan bakat keguruan mahasiswa FKIP : studi kasus pada mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan angkatan 2013 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 1 232

Hubungan minat menjadi guru dan IPK dengan bakat keguruan mahasiswa FKIP (studi kasus pada mahasiswa S1 angkatan 2013 FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta)

0 5 206

Hubungan antara pengalaman mengambil mata kuliah PPL I, jenis pekerjaan orang tua, dan IPK makasiswa dengan minat mahasiswa menjadi guru : studi kasus mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 0 199

Hubungan pengajaran mikro dan program pengalaman lapangan di sekolah dengan minat mahasiswa FKIP menjadi guru : studi kasus mahasiswa Universitas Sanata Dharma Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan angkatan 2005.

0 0 135

Pengaruh prestasi PPL dan aspek sosial terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru : studi kasus mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

0 2 166

Hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap status sosial guru dan prestasi belajar dengan minat mahasiswa menjadi guru : studi kasus pada mahasiswa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2006.

0 0 159

Pengaruh persepsi mahasiswa FKIP tentang kesejahteraan guru terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru : studi kasus pada Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 0 146

Pengaruh persepsi mahasiswa FKIP tentang kesejahteraan guru terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru : studi kasus pada Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 1 144

Hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap status sosial guru dan prestasi belajar dengan minat mahasiswa menjadi guru : studi kasus pada mahasiswa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2006 - USD Repo

0 0 157

Hubungan pengajaran mikro dan program pengalaman lapangan di sekolah dengan minat mahasiswa FKIP menjadi guru : studi kasus mahasiswa Universitas Sanata Dharma Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan angkatan 2005 - USD Repository

0 0 133