Hubungan antara pengalaman mengambil mata kuliah PPL I, jenis pekerjaan orang tua, dan IPK makasiswa dengan minat mahasiswa menjadi guru : studi kasus mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
viii
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA PENGALAMAN MENGAMBIL MATA KULIAH PPL
I, JENIS PEKERJAAN ORANG TUA, DAN IPK MAHASISWA DENGAN
MINAT MAHASISWA MENJADI GURU
Studi Kasus Mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Theresia Deni Septi Mayasari
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2011
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara:
(1) pengalaman mengambil mata kuliah PPL I dengan minat mahasiswa menjadi
guru. (2) jenis pekerjaan orang tua dengan minat mahasiswa menjadi guru. (3) IPK
mahasiswa dengan minat mahasiswa menjadi guru. (4) pengalaman mengambil mata
kuliah PPL I, jenis pekerjaan orang tua, dan IPK mahasiswa secara bersama-sama
dengan minat mahasiswa menjadi guru
Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta pada bulan Juni-Juli 2011. Populasi dalam
penelitian ini adalah mahasiswa FKIP yang sudah mengikuti PPL I dan belum
mengambil mata kuliah PPL II yang berjumlah 738 mahasiswa, dengan sampel 125
mahasiswa. Teknik pengambilan sampel dengan
purposive sampling.
Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Data dianalisis dengan korelasi
Product Moment
dan Korelasi Ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada hubungan yang positif dan
signifikan antara pengalaman mengambil mata kuliah PPL I dengan minat mahasiswa
menjadi guru (r
hitung= 0,147 < r
tabel= 0,179), (2) tidak ada hubungan yang positif
signifikan antara jenis pekerjaan orang tua dengan minat mahasiswa menjadi guru
(r
hitung= 0,037 < r
tabel= 0,179), (3) tidak ada hubungan yang positif dan signifikan
antara IPK mahasiswa dengan minat mahasiswa menjadi guru (r
hitung= 0,143 < r
tabel=
0,179), (4) tidak ada hubungan yang signifikan antara pengalaman mengambil mata
kuliah PPL I, jenis pekerjaan orang tua dan IPK mahasiswa dengan minat mahasiswa
menjadi guru (F
hitung= 1,753 < F
tabel= 2,679)
(2)
ix
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN THE EXPERIENCE OF TAKING THE
FIRST FIELD EXPERIENCE PROGRAM, KIND OF PARENTS’
OCCUPATION, AND STUDENT HIGHEST INDEX ACHIEVEMENT AND
STUDENTS INTEREST FOR BEING A TEACHER
A Case Study of Students Faculty of Teacher Training and Education, sanata Dharma
University Yogyakarta
Theresia Deni Septi Mayasari
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2011
This research aims to know the relationship between: (1) the experience of
taking the first field experience program and the interest of students to be teachers.
(2) type of parents’ occupation and students’ interest to become teachers. (3) students
highest index achievement and the interest of students to be teachers. (4) the
experience of taking the first field experience program, the kind of parents’
occupation and student highest index achievement simultaneously and the interest of
students to be teachers.
The research is a case study conducted at the Faculty of Teacher Training and
Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta in June and July 2011. The
population of this study was 738 students of the Faculty of Teacher Training and
Education that followed the first field experience program and had taken the second
field experience program. The samples were 125 students. The technique of taking
Samples was Purposive. The technique of collecting the data was questionnaire. The
data were analyzed by applying Product Moment correlation analysis technique.
The results of the study indicates that: (1) there isn’t positive and significant
relationship between the experience of taking courses in the first field experience
program and the interest of students to be teachers (r count = 0,147 < r table = 0,197);
(2) there isn’t positive and significant relationship between type of occupation and the
interest of parents of students as a teacher (r count = 0,037 < r table = 0,179); (3)
there isn’t positive and significant relationship between the highest index
achievement of students and student’s interest to be teacher (r count = 0,143 < r table
= 0,179); (4) there isn’t positive and significant relationship between the experience
of taking the first field experience program courses, the kind of parents’ occupation,
and student’s highest index achievement and student’s interest as a teacher (f count =
1,753 < f table = 2,679).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(3)
HUBUNGAN ANTARA PENGALAMAN MENGAMBIL MATA
KULIAH PPL I, JENIS PEKERJAAN ORANG TUA, DAN IPK
MAHASISWA DENGAN MINAT MAHASISWA MENJADI GURU
Studi Kasus Mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
THERESIA DENI SEPTI MAYASARI
NIM: 071334004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
(4)
i
HUBUNGAN ANTARA PENGALAMAN MENGAMBIL MATA
KULIAH PPL I, JENIS PEKERJAAN ORANG TUA, DAN IPK
MAHASISWA DENGAN MINAT MAHASISWA MENJADI GURU
Studi Kasus Mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
THERESIA DENI SEPTI MAYASARI
NIM: 071334004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(5)
(6)
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(7)
iv
PERSEMBAHAN
Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan
berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan
kepadamu
(Matius 11:28)
Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam
kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!
(Roma 12:12)
Dengan penuh rasa syukur kepada Tuhan Yesus Kristus,
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Orang Tuaku: Bpk. Yusup Paiman dan Ibu Yohanna Susilo Isgiarti
Adikku: Yustina Dini Putranti
Mas Silvanus Anggi Prasetyo
Teman-temanku
Semua orang yang mengasihi aku
(8)
v
MOTTO
MENEMPATKAN TUHAN DIDEPAN SESUATU YANG
DIPRIORITASKAN AKAN MENGHASILKAN BUAH YANG
BERLIMPAH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(9)
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 29 November 2011
Penulis
(10)
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama
: Theresia Deni Septi Mayasari
Nomor Mahasiswa
: 071334004
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
HUBUNGAN ANTARA PENGALAMAN MENGAMBIL MATA KULIAH PPL
I, JENIS PEKERJAAN ORANG TUA DAN IPK MAHASISWA DENGAN
MINAT MAHASISWA MENJADI GURU
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 29 November 2011
Yang menyatakan
Theresia Deni Septi Mayasari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(11)
viii
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA PENGALAMAN MENGAMBIL MATA KULIAH PPL
I, JENIS PEKERJAAN ORANG TUA, DAN IPK MAHASISWA DENGAN
MINAT MAHASISWA MENJADI GURU
Studi Kasus Mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Theresia Deni Septi Mayasari
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2011
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara:
(1) pengalaman mengambil mata kuliah PPL I dengan minat mahasiswa menjadi
guru. (2) jenis pekerjaan orang tua dengan minat mahasiswa menjadi guru. (3) IPK
mahasiswa dengan minat mahasiswa menjadi guru. (4) pengalaman mengambil mata
kuliah PPL I, jenis pekerjaan orang tua, dan IPK mahasiswa secara bersama-sama
dengan minat mahasiswa menjadi guru
Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta pada bulan Juni-Juli 2011. Populasi dalam
penelitian ini adalah mahasiswa FKIP yang sudah mengikuti PPL I dan belum
mengambil mata kuliah PPL II yang berjumlah 738 mahasiswa, dengan sampel 125
mahasiswa. Teknik pengambilan sampel dengan
purposive sampling.
Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Data dianalisis dengan korelasi
Product Moment
dan Korelasi Ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada hubungan yang positif dan
signifikan antara pengalaman mengambil mata kuliah PPL I dengan minat mahasiswa
menjadi guru (r
hitung= 0,147 < r
tabel= 0,179), (2) tidak ada hubungan yang positif
signifikan antara jenis pekerjaan orang tua dengan minat mahasiswa menjadi guru
(r
hitung= 0,037 < r
tabel= 0,179), (3) tidak ada hubungan yang positif dan signifikan
antara IPK mahasiswa dengan minat mahasiswa menjadi guru (r
hitung= 0,143 < r
tabel=
0,179), (4) tidak ada hubungan yang signifikan antara pengalaman mengambil mata
kuliah PPL I, jenis pekerjaan orang tua dan IPK mahasiswa dengan minat mahasiswa
menjadi guru (F
hitung= 1,753 < F
tabel= 2,679)
(12)
ix
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN THE EXPERIENCE OF TAKING THE
FIRST FIELD EXPERIENCE PROGRAM, KIND OF PARENTS’
OCCUPATION, AND STUDENT HIGHEST INDEX ACHIEVEMENT AND
STUDENTS INTEREST FOR BEING A TEACHER
A Case Study of Students Faculty of Teacher Training and Education, sanata Dharma
University Yogyakarta
Theresia Deni Septi Mayasari
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2011
This research aims to know the relationship between: (1) the experience of
taking the first field experience program and the interest of students to be teachers.
(2) type of parents’ occupation and students’ interest to become teachers. (3) students
highest index achievement and the interest of students to be teachers. (4) the
experience of taking the first field experience program, the kind of parents’
occupation and student highest index achievement simultaneously and the interest of
students to be teachers.
The research is a case study conducted at the Faculty of Teacher Training and
Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta in June and July 2011. The
population of this study was 738 students of the Faculty of Teacher Training and
Education that followed the first field experience program and had taken the second
field experience program. The samples were 125 students. The technique of taking
Samples was Purposive. The technique of collecting the data was questionnaire. The
data were analyzed by applying Product Moment correlation analysis technique.
The results of the study indicates that: (1) there isn’t positive and significant
relationship between the experience of taking courses in the first field experience
program and the interest of students to be teachers (r count = 0,147 < r table = 0,197);
(2) there isn’t positive and significant relationship between type of occupation and the
interest of parents of students as a teacher (r count = 0,037 < r table = 0,179); (3)
there isn’t positive and significant relationship between the highest index
achievement of students and student’s interest to be teacher (r count = 0,143 < r table
= 0,179); (4) there isn’t positive and significant relationship between the experience
of taking the first field experience program courses, the kind of parents’ occupation,
and student’s highest index achievement and student’s interest as a teacher (f count =
1,753 < f table = 2,679).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(13)
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ” HUBUNGAN ANTARA
PENGALAMAN MENGAMBIL MATA KULIAH PPL I, JENIS PEKERJAAN
ORANG TUA, DAN IPK MAHASISWA DENGAN MINAT MAHASISWA
MENJADI GURU”.
Penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan skripsi ini tidaklah
mungkin terlaksana dengan baik tanpa bantuan, kerjasama dan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2.
Bapak Indra Darmawan, SE., M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan
Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
3.
Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta
4.
Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran
untuk kesempurnaan skripsi ini.
5.
Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. selaku Dosen Penguji yang telah banyak
meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran
untuk kesempurnaan skripsi ini.
6.
Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah
banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik,
dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
7.
Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan
tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan.
(14)
xi
8.
Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah membantu
melancarkan proses belajar selama ini.
9.
Orangtuaku yang selalu memberikan kasih sayang dan dukungan doa selama ini.
10.
Adikku yang selalu memberikan canda tawa dan dukungan doa.
11.
Silvanus Anggi Prasetyo yang selalu memberikan perhatian dan dukungan doa
selama menyusun skripsi.
12.
Temam-teman Pendidikan Akuntansi 2007, sukses untuk semuanya.
13.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu dan mendukung penulis selama penyusunan skripsi.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua
pihak yang berkepentingan.
Penulis
Theresia
Deni
Septi
Mayasari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(15)
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...
ii
HALAMAN PENGESAHAN ...
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...
iv
HALAMAN MOTTO ...
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...
vii
ABSTRAK ...
viii
ABSTRACT ...
ix
KATA PENGANTAR ...
x
DAFTAR ISI ...
xii
DAFTAR TABEL ...
xv
DAFTAR LAMPIRAN ...
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah...
1
B.
Batasan Masalah ...
4
C.
Rumusan Masalah ...
5
D.
Tujuan Penelitian ...
5
E.
Manfaat Penelitian ...
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
Tinjauan Teori
1.
PPL I
a. Pengertian dan Karakteristik Mikro Teaching ...
7
b. Keterampilan Dasar Dalam Pengajaran Mikro ...
10
c. Teknis Pelaksanaan dan Alokasi Waktu ...
13
2.
Prestasi Belajar
...
17
3.
Jenis Pekerjaan Orang Tua
a. Pengertian Jenis Pekerjaan ...
20
b. Pengertian
Orang
Tua
...
22
c. Pribadi
Guru
...
22
4.
Minat, Profesi Guru dan Kompetensi Keguruan ...
21
a. Minat ...
23
b. Profesi Guru ...
25
c. Kompetensi Keguruan ...
29
B.
Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan ...
30
C.
Kerangka Berpikir
(16)
xiii
1.
Hubungan Antara Pengalaman Mengambil Mata Kuliah
PPL I dengan Minat Mahasiswa Menjadi Guru ...
31
2.
Hubungan Antara IPK dengan Minat Mahasiswa Menjadi
Guru ...
33
3.
Hubungan Antara Jenis Pekerjaan Orang Tua dengan Minat
Mahasiswa Menjadi Guru ...
34
4.
Hubungan Antara Pengalaman Mengambil Mata Kuliah
PPL I, IPK, dan Jenis Pekerjaan Orang Tua dengan Minat
Mahasiswa Menjadi Guru ...
36
D.
Perumusan Hipotesis ...
37
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian ...
38
B.
Tempat dan Waktu Penelitian ...
38
C.
Subjek dan Objek Penelitian ...
38
D.
Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Penelitian
...
39
2. Sampel
Penelitian
...
39
E.
Variabel Penelitian dan Pengukuran
1. Pengalaman Mengambil Mata Kuliah PPL I ...
40
2. Jenis Pekerjaan Orang Tua ...
41
3. IPK
...
42
4. Minat Mahasiswa Menjadi Guru ...
42
F.
Metode Pengumpulan Data
1.
Kuesioner ...
44
2.
Dokumentasi ...
44
G.
Teknik Pengujian Instrumen
1. Analisis
Validitas
...
44
2. Analisis
Reliabilitas
...
48
H.
Teknik Analisis Data
1.
Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas ...
50
2.
Pengujian Hipotesis
a. Rumusan Hipotesis ...
50
b. Pengujian Hipotesis ...
52
BAB IV GAMBARAN UMUM
A.
Sejarah USD ...
56
B.
Visi Misi dan Tujuan Universitas Sanata Dharma ...
59
C.
Fasilitas ...
60
D.
Organisasi Kemahasiswaan ...
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(17)
xiv
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi Data
1.
Pengalaman Mengambil Mata Kuliah PPL I ...
65
2.
Jenis Pekerjaan Orang Tua ...
74
3.
IPK Mahasiswa ...
80
4.
Minat Mahasiswa Menjadi Guru ...
89
B.
Analisis Data
1.
Pengujian Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas ... 102
2. Pengujian Hipotesis
a. Hipotesis I ... 103
b. Hipotesis II ... 105
c. Hipotesis III ... 107
d. Hiporesis IV ... 108
C.
Pembahasan
1.
Hubungan Antara Pengalaman Mengambil Mata Kuliah
PPL I dengan Minat Mahasiswa Menjadi Guru ... 110
2.
Hubungan Antara Jenis Pekerjaan Orang Tua dengan Minat
Mahasiswa Menjadi Guru ... 112
3.
Hubungan Antara IPK Mahasiswa dengan Minat
Mahasiswa Menjadi Guru ... 114
4.
Hubungan Antara Pengalaman Mengambil Mata Kuliah
PPL I, IPK, dan Jenis Pekerjaan Orang Tua dengan Minat
Mahasiswa Menjadi Guru ... 115
BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN
A.
Kesimpulan ... 117
B.
Keterbatasan ... 118
C.
Saran ... 118
DAFTAR PUSTAKA
... 120
(18)
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1.
Jumlah Sampel Mahasiswa FKIP ...
39
Tabel 3.2. Indikator Variabel Mata Kuliah PPL I ...
40
Tabel 3.3. Skor Peryataan Kuesioner ...
41
Tabel 3.4. Skor Jenis Pekerjaan Orang Tua ...
41
Tabel 3.5. Skor Prestasi Belajar ...
42
Tabel 3.6. Indikator Variabel Minat Mahasiswa Menjadi Guru ...
42
Tabel 3.7. Skor Peryataan Kuesioner ...
43
Tabel 3.8. Hasil Uji Validitas Instrumen Mata Kuliah PPL I ...
46
Tabel 3.9. Hasil Uji Validitas Instrumen Minat Menjadi Guru ...
47
Tabel 3.10. Hasil Uji Reabilitas Instrumen ...
49
Tabel 3.11. Tingkat Keterhandalan Variabel Penelitian ...
49
Tabel 3.12. Pedoman untuk Memberikan Interpretasi terhadap Koefisien
Korelasi ...
52
Tabel 5.1. Deskripsi Variabel Pengalaman Mengambil Mata Kuliah PPL I
(Pendidikan Akuntansi) ...
65
Tabel 5.2. Deskripsi Variabel Pengalaman Mengambil Mata Kuliah PPL I
(Pendidikan Sejarah) ...
66
Tabel 5.3. Deskripsi Variabel Pengalaman Mengambil Mata Kuliah PPL I
(Pendidikan Ekonomi) ...
67
Tabel 5.4. Deskripsi Variabel Pengalaman Mengambil Mata Kuliah PPL I
(Pendidikan Bahasa Inggris) ...
68
Tabel 5.5. Deskripsi Variabel Pengalaman Mengambil Mata Kuliah PPL I
(PBSID) ...
69
Tabel 5.6. Deskripsi Variabel Pengalaman Mengambil Mata Kuliah PPL I
(BK) ...
69
Tabel 5.7. Deskripsi Variabel Pengalaman Mengambil Mata Kuliah PPL I
(IPPAK) ...
70
Tabel 5.8. Deskripsi Variabel Pengalaman Mengambil Mata Kuliah PPL I
(Pendidikan Biologi)
...
71
Tabel 5.9. Deskripsi Variabel Pengalaman Mengambil Mata Kuliah PPL I
(Pendidikan Matematika) ...
72
Tabel 5.10. Deskripsi Variabel Pengalaman Mengambil Mata Kuliah PPL I
(Pendidikan Fisika)
...
73
Tabel 5.11. Deskripsi Variabel Pengalaman Mengambil Mata Kuliah PPL I
(PGSD) ...
74
Tabel 5.12. Deskripsi Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua (Pendidikan
Akuntansi) ...
75
Tabel 5.13. Deskripsi Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua (Pendidikan
Sejarah) ...
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(19)
xvi
Tabel 5.14. Deskripsi Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua (Pendidikan
Ekonomi) ...
76
Tabel 5.15. Deskripsi Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua (Pendidikan
Bahasa Inggris)) ...
76
Tabel 5.16. Deskripsi Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua (PBSID) ...
77
Tabel 5.17. Deskripsi Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua (BK) ...
77
Tabel 5.18 Deskripsi Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua (IPPAK)) ...
78
Tabel 5.19 Deskripsi Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua (Pendidikan
Biologi) ...
78
Tabel 5.20 Deskripsi Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua (Pendidikan
Matematika) ...
79
Tabel 5.21 Deskripsi Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua (Pendidikan
Fisika)
...
79
Tabel 5.22 Deskripsi Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua (PGSD) ...
80
Tabel 5.23. Deskripsi Variabel Prestasi Belajar (Pendidikan Akuntansi)
...
80
Tabel 5.24. Deskripsi Variabel Prestasi Belajar (Pendidikan Sejarah) ...
81
Tabel 5.25. Deskripsi Variabel Prestasi Belajar (Pendidikan Ekonomi) ...
82
Tabel 5.26. Deskripsi Variabel Prestasi Belajar (Pendidikan Bahasa Inggris) .
83
Tabel 5.27. Deskripsi Variabel Prestasi Belajar (PBSID)...
83
Tabel 5.28 Deskripsi Variabel Prestasi Belajar (BK) ...
84
Tabel 5.29 Deskripsi Variabel Prestasi Belajar (IPPAK) ...
85
Tabel 5.30 Deskripsi Variabel Prestasi Belajar (Pendidikan Biologi) ...
86
Tabel 5.31 Deskripsi Variabel Prestasi Belajar (Pendidikan Matematika) ...
87
Tabel 5.32 Deskripsi Variabel Prestasi Belajar (Pendidikan Fisika) ...
87
Tabel 5.33 Deskripsi Variabel Prestasi Belajar (PGSD) ...
88
Tabel 5.34 Deskripsi Variabel Minat Mahasiswa Menjadi Guru (Pendidikan
Akuntansi)
...
89
Tabel 5.35 Deskripsi Variabel Minat Mahasiswa Menjadi Guru (Pendidikan
Sejarah) ...
90
Tabel 5.36. Deskripsi Variabel Minat Mahasiswa Menjadi Guru (Pendidikan
Ekonomi)
...
91
Tabel 5.37. Deskripsi Variabel Minat Mahasiswa Menjadi Guru (Pendidikan
Bahasa Inggris) ...
92
Tabel 5.38. Deskripsi Variabel Minat Mahasiswa Menjadi Guru (PBSID) ...
92
Tabel 5.39. Deskripsi Variabel Minat Mahasiswa Menjadi Guru (BK) ...
93
Tabel 5.40. Deskripsi Variabel Minat Mahasiswa Menjadi Guru (IPPAK) ...
94
Tabel 5.41 Deskripsi Variabel Minat Mahasiswa Menjadi Guru (Pendidikan
Biologi) ...
95
Tabel 5.42 Deskripsi Variabel Minat Mahasiswa Menjadi Guru (Pendidikan
Matematika) ...
96
Tabel 5.43 Deskripsi Variabel Minat Mahasiswa Menjadi Guru (Pendidikan
Fisika) ...
97
(20)
xvii
Tabel 5.44 Deskripsi Variabel Minat Mahasiswa Menjadi Guru (PGSD)...
97
Tabel 5.45 Rangkuman Deskripsi Pengalaman Mengambil Mata Kuliah PPL
I ...
98
Tabel 5.46 Rangkuman Deskripsi Jenis Pekerjaan Orang Tua ...
99
Tabel 5.47 Rangkuman Deskripsi IPK Mahasiswa
...
100
Tabel 5.48 Rangkuman Deskripsi Minat Nahasiswa Menjadi Guru... 101
Tabel 5.49. Hasil Uji Normalitas
...
102
Tabel 5.50. Hasil Uji Korelasi Hipotesis I ... 103
Tabel 5.51. Perhitungan t hitung Hipotesis I ... 104
Tabel 5.52. Hasil Uji Korelasi Hipotesis II ... 105
Tabel 5.53. Perhitungan t hitung Hipotesis II ... 106
Tabel 5.54 Hasil Uji Korelasi Hipotesis III ... 107
Tabel 5.55 Perhitungan t hitung Hipotesis III ... 108
Tabel 5.56 Hasil Uji Korelasi Ganda Hipotesis IV ... 109
Tabel 5.57 Perhitungan F hitung Hipotesis IV ... 110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(21)
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Kuesioner Penelitian ...
122
Lampiran 2
Uji Validitas dan Reliabilitas ...
129
Lampiran 3
Data Induk Penelitian ...
133
Lampiran 4
Penilaian Acuan Patokan PAP Tipe II ...
154
Lampiran 5
Mean, Median, Modus, Deviasi Standar ...
157
Lampiran 6
Uji Normalitas ...
162
Lampiran 7
Uji Korelasi
Product Moment ...
164
Lampiran 8
Analisis Regresi ...
166
Lampiran 9
Tabel r, t, F ...
171
(22)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Di dalam proses pembelajaran, guru memegang peranan yang sangat penting.
Untuk dapat diharapkannya hasil maksimal dari perannya, guru perlu dicermati
perilakunya, baik yang sehari-hari ada maupun yang diidealkan. Namun pada
kenyataan, banyak guru yang kualitasnya masih perlu dipertanyakan.
Kualitas guru hingga saat ini menjadi persoalan yang penting. Dikatakan penting
karena pada kenyataannya keberadaan guru dan kualitas guru oleh sebagian kalangan
dinilai jauh dari performa yang distandarkan yaitu kurang profesional. Syah (1988)
mengungkapkan kelemahan yang disandang sebagian guru kita adalah kerendahan
tingkat kompetensi profesionalisme mereka. Penguasaan mereka terhadap materi dan
metode pengajaran masih berada di bawah standar ( Syah, 2002 : 221).
Banyak kalangan mengeluhkan bahwa guru lulusan FKIP kurang menguasai
kompetensi sebagai seorang guru. Kualitas ini dinyatakan kurang tinggi, sehingga
mengakibatkan mutu pendidikan di Indonesia kurang baik. Oleh karena itu, guna
memperbaiki dan meningkatkan kualitas mutu pendidikan di Indonesia diperlukan
guru yang profesional.
Salah satu faktor guru kurang profesional adalah minat dan motivasi calon guru
yang masuk FKIP rendah. Hal ini dapat dilihat bahwa kebanyakan yang masuk FKIP
bukan calon mahasiswa yang berintelegensi tinggi dan bukan pilihan utama. Lulusan
SMA kurang berminat menjadi guru karena kesejahteraan guru relatif kecil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(23)
dibandingkan profesi lain yang setingkat. Banyak pula profesi guru yang hanya
sebagai bentuk pelampiasan karena tidak segera mendapat pekerjaan dan adanya
perhatian istimewa dari pemerintah atas profesi guru, misalnya gaji guru yang mulai
terangkat dan subsidinya akan dinaikkan pemerintah. Pada akhirnya banyak sekali
sarjana non kependidikan berburu akta IV dan diterima di lembaga pendidikan
tertentu. Akibatnya banyak guru instan pada lembaga pendidikan. Jika mahasiswa
yang masuk FKIP berminat menjadi guru karena faktor-faktor tersebut, tidak
mengherankan kalau guru zaman sekarang kurang berkualitas.
Persoalan diatas merupakan masalah berat bagi universitas yang menyediakan
fakultas keguruan. Masalahnya, mengenai bagaimana membantu mahasiswa FKIP
dengan pendidikan yang ada dapat mengembangkan minat dan motivasi menjadi
guru, sehingga tercapailah guru yang profesional. Minat tidak timbul begitu saja,
namun memerlukan proses belajar yang panjang.
Dalam proses pendidikan di bangku perkuliahan, mahasiswa dibina dan dituntut
untuk cinta akan profesi guru dan cinta akan pendidikan. Salah satu caranya adalah
adanya program
mikro teaching
.
Mikro Teaching
bertujuan untuk melatih beberapa
keterampilan dasar keguruan, sehingga siap diterjunkan dalam PPL II. Program ini
diharapkan, mahasiswa mengenal bagaimana seorang guru itu mengajar, dan
diharapkan dengan keterampilan-keterampilan yang diajarkan, dapat memotivasi
mahasiswa untuk lebih kreatif dalam mengajar sehingga dapat dikatakan bahwa guru
memiliki kualitas pengajaran. Program ini pasti ada dalam setiap universitas yang
memiliki fakultas keguruan guna memperkenalkan calon guru dalam mengajar,
(24)
3
khususnya melihat kemampuan diri sendiri dalam mengajar. Pengalaman ini
diharapkan mempengaruhi minat mahasiswa FKIP memilih profesi guru.
Selain itu ada juga faktor lain yang mendorong mahasiswa FKIP untuk menjadi
guru yaitu tingkat IPK mahasiswa keguruan. IPK merupakan angka yang
menunjukkan prestasi atau kemajuan belajar mahasiswa secara kumulatif mulai dari
semester pertama sampai semester paling akhir ditempuh. Semakin tinggi IPK maka
mahasiswa semakin menguasai mata kuliah yang ditempuh, sebaliknya semakin
rendah IPK maka mahasiswa kurang dapat menguasai mata kuliah yang ditempuh.
Sebagai guru dituntut untuk menguasai bahan ajar dan menguasai metode-metode
pembelajaran sehingga pembelajaran aktif dapat dijalankan dengan baik. Menjadi
guru harus memiliki mental yang kuat dan otak yang cerdas karena guru adalah
pemimpin dalam sebuah kelas. Prestasi calon guru dapat dinyatakan sebagai IPK.
Prestasi inilah yang sedikit banyak mempengaruhi minat mahasiswa FKIP menjadi
guru.
Faktor lain dalam mempengaruhi minat menjadi guru adalah peran serta orang
tua. Tidak jarang peran serta orang tua dan dukungan orang tua berpengaruh terhadap
keinginan dan cita-cita anak, karena dukungan orang tua adalah modal mencapai
tujuan paling utama. Banyak orang beranggapan bahwa memiliki jiwa keguruan
merupakan bakat atau dengan kata lain dengan sendirinya seseorang mempunyai jiwa
seperti ini karena ia memang dari keturunan guru. Namun pandangan tersebut kurang
tepat, karena hal tersebut banyak diperoleh dari proses belajar. Di sisi lain orang tua
menginginkan anaknya bekerja lebih baik dari dirinya, dan mengarahkan anaknya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(25)
untuk memilih pekerjaan sesuai yang diharapkan. Selain itu, anak tinggal bersama
orang tuanya yang selalu melihat rutinitas kegiatan yang dilakukan orang tuanya, hal
ini sedikit banyak mempengaruhi cita-cita anak. Orang tua yang menjadi guru
menghendaki anaknya menjadi guru juga, karena guru merupakan tugas mulia yang
selalu dibutuhkan masyarakat untuk memperbaiki dan mengembangkan pendidikan
serta peningkatan mutu pendidikan yang ada. Jenis pekerjaan orang tua sedikit
banyak mempengaruhi anak untuk memilih profesi guru.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang minat mahasiswa pendidikan akuntansi
menjadi guru, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul, “Hubungan
Antara Pengalaman Mengambil Mata Kuliah PPL I, IPK, dan Jenis Pekerjaan Orang
Tua dengan Minat Menjadi Guru”.
B.
Batasan Masalah
Mengingat begitu banyak faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa
pendidikan akuntansi untuk menjadi guru, maka perlu pembatasan masalah. Fokus
penelitian ini adalah bagaimana Hubungan antara pengalaman mengambil mata
kuliah PPL I, IPK, dan Jenis Pekerjaan Orang Tua dengan Minat Mahasiswa Menjadi
Guru.
(26)
5
C.
Rumusan Masalah
1.
Apakah ada hubungan antara pengalaman mengambil mata kuliah PPL I dengan
minat menjadi guru?
2.
Apakah ada hubungan antara jenis pekerjaan orang tua dengan minat menjadi
guru?
3.
Apakah ada hubungan antara IPK mahasiswa dengan minat menjadi guru?
4.
Apakah ada hubungan antara pengalaman mengambil mata kuliah PPL I, jenis
pekerjaan orang tua, dan IPK mahasiswa secara bersama-sama dengan minat
menjadi guru?
D.
Tujuan Penelitian
1.
Untuk mengetahui hubungan antara pengalaman mengambil mata kuliah PPL I
dengan minat menjadi guru.
2.
Untuk mengetahui hubungan antara jenis pekerjaan orang tua dengan minat
menjadi guru.
3.
Untuk mengetahui hubungan antara IPK mahasiswa dengan minat menjadi guru
4.
Untuk mengetahui hubungan antara pengalaman mengambil mata kuliah PPL I,
jenis pekerjaan orang tua, dan IPK mahasiswa secara bersama-sama dengan minat
menjadi guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(27)
E.
Manfaat Penelitian
1.
Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi para mahasiswa agar
memiliki prestasi yang tinggi dan minat belajar yang tinggi untuk menjadi guru
yang profesional.
2.
Bagi Penulis
Penelitian ini merupakan sarana berlatih bagi penulis untuk menerapkan teori yang
pernah didapat dari perkuliahan ke dalam praktek lapangan yang sesungguhnya,
menambah pengetahuan dan memperluas wawasan
3.
Bagi Universitas
Dapat menjadi dasar bahan kajian untuk penelitian lebih lanjut dan lebih
mendalam tentang permasalahan yang terkait.
(28)
7
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A.Landasan Teori
1. PPL I
a. Pengertian dan Karakteristik Mikro Teaching
Istilah pengajaran mikro merupakan terjemahan dari “micro
teaching”. Sesuai dengan istilahnya, “micro teaching” berasal dari dua rangkaian kata Bahasa Inggris, yaitu “micro” dan “teaching”. “Micro”, berarti kecil, sempit, terbatas, sederhana, sedangkan ”teaching” memiliki
makna pengajaran. Dengan demikian kata “micro teaching” secara
sederhana dapat diartikan sebagai suatu kegiatan pengajaran dimana situasi dan kondisinya dikecilkan, dibatasi, disempitkan, disederhanakan atau dimikrokan (Sulthon, 2009: 18).
Definisi lain, Waskito (1977) mengemukakan:
Mikro teaching adalah suatu metode belajar mengajar atas dasar
performance yang tekniknya adalah dengan jalan mengisolasikan komponen-komponen proses belajar-mengajar, sehingga calon guru itu dapat menguasai setiap komponen satu persatu dalam situasi yang disederhanakan atau dikecilkan (Sulthon, 2009:18).
Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pengajaran mikro adalah merupakan suatu teknik atau metode latihan yang dirancang untuk pengembangan keterampilan mengajar, baik keterampilan-keterampilan baru, maupun keterampilan-keterampilan-keterampilan-keterampilan lama yang telah dimiliki oleh calon guru/guru (bersifat remedial), yang dilakukan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(29)
cara mengisolasikan komponen-komponen keterampilan mengajar, sehingga setiap komponen keterampilan mengajar tersebut dapat dikuasai dengan baik oleh calon guru/guru dalam situasi dan kondisi pengajaran yang disederhanakan atau dimikrokan (Sulthon, 2009:19).
Beberapa komponen keterampilan dasar mengajar yang memungkinkan dilatihkan secara terpisah/terisolasi melalui pengajaran mikro (Sulthon, 2009:20) antara lain meliputi:
1) keterampilan membuka/memulai dan menutup/mengakhiri pelajaran, 2) keterampilan menjelaskan,
3) keterampilan bertanya dasar dan lanjut,
4) keterampilan memberi variasi-stimulus dalam kegiatan mengajar, 5) keterampilan memberi penguatan (reinforcement),
6) keterampilan mengelola kelas,
7) keterampilan mengajar individual dan kelompok kecil, 8) keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil.
Tujuan pengajaran mikro dapat dibagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umumnya adalah mahasiswa cukup terlatih dalam beberapa keterampilan dasar keguruan, sehingga siap diterjunkan dalam PPL II.
Tujuan khususnya adalah, setelah calon guru mengalami latihan ini maka diharapkan:
1) dapat membuat persiapan mengajar yang baik
(30)
9
3) dapat membawakan pelajaran dengan sikap dan gaya yang sesuai
dengan profesinya
4) dapat berbicara dengan lancar di depan kelas
5) dapat melakukan keterampilan membuka dan menutup pelajaran
6) dapat mengajukan pertanyaan dengan cara yang benar
7) dapat memberi dorongan dan motivasi kepada siswa
8) dapat mengajar dengan berbagai variasi
9) dapat menggunakan alat-alat pelajaran dengan benar dan tepat 10) dapat mengamati pelaksanaan latihan keterampilan keguruan secara
obyektif dan kritis
11) dapat memerankan sebagai supervisor, siswa maupun observer 12) dapat menerapkan semua teori tentang didaktik
13) memiliki rasa percaya akan diri sendiri. (Gilarso, 1986:6)
Apabila diperbandingkan, antara pengajaran mikro dengan
pengajaran pada kelas biasa (real classroom teaching), maka akan
nampak perbedaan seperti pada tabel berikut ini (Sulthon, 2009:21):
No Aspek Pembeda Pengajaran Mikro Pengajaran Kelas Biasa
1. Komponen keterampilan pengajaran
1-2 keterampilan secara terisolasi
Melibatkan banyak keterampilan secara terintegrasi
2. Jumlah siswa 5-10 orang siswa 30-40 orang siswa
3. Waktu kegiatan 5-15 menit 40-45menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(31)
4. Bahan pengajaran 1-2 unit kecil yang
sederhana
Luas dan mungkin juga kompleks
b. Keterampilan Dasar Dalam Pengajaran Mikro
Ada beberapa keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai seorang calon guru dalam berlatih mengajar melalui kegiatan pengajaran mikro (Sulthon, 2009:28).
Keterampilan-keterampilan tersebut antara lain:
1) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
Membuka pelajaran disini diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari.
Sedangkan menutup pelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran. Upaya menutup pelajaran tersebut dimaksudkan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar-mengajar.
2) Keterampilan menjelaskan
Yang dimaksud dengan keterampilan menjelaskan dalam proses pembelajaran ialah keterampilan guru dalam menyajikan informasi lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk
(32)
11
menunjukkan suatu makna konsep/konstruk, posisi suatu pengetahuan lainnya, hubungan sebab akibat, hubungan antara yang diketahui dengan yang belum diketahui, atau hubungan antara dalil/definisi/rumus dengan bukti/ contoh sehari-hari, serta proses terbentuknya/tersusunnya/terjadinya sesuatu.
3) Keterampilan mengadakan variasi mengajar
Keterampilan mengadakan variasi mengajar disini adalah keterampilan guru dalam menggunakan berbagai variasi interaksi, metode, media, atau kegiatan dalam proses pembelajaran sehingga dapat mengatasi kebosanan siswa dan menstabilkan proses pembelajaran yang sedang dilaksanakan.
4) Keterampilan mengelola kelas
Keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi pembelajaran yang optimal manakala terdapat gangguan dalam proses pembelajaran yang ia bimbing.
5) Keterampilan bertanya
Keterampilan bertanya dibedakan atas dua hal yaitu keterampilan dasar dan keterampilan bertanya lanjut. Keterampilan bertanya dasar merupakan beberapa kemampuan dasar yang perlu diterapkan dalam mengajukan semua jenis pertanyaan; sedangkan keterampilan bertanya lanjut merupakan kelanjutan dari keterampilan bertanya dasar, dan lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(33)
menekankan pada usaha pengembangan keterampilan berfikir siswa, meningkatkan partisipasi dan mendorong siswa agar lebih berinisiatif sendiri.
6) Keterampilan memberi penguatan
Pemberian penguatan dalam kegiatan pembelajaran dapat diartikan sebagai respon terhadap suatu tingkah laku yang diharapkan dapat berpengaruh dan dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
7) Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan diartikan sebagai kemampuan mengajar guru didalam menghadapi banyak kelompok kecil (3-5 siswa) dan perorangan dimana hubungan interpersonal antara guru~siswa, dan siswa~siswa terjadi secara sehat dan akrab, siswa belajar sesuai dengan kecepatan, cara, dan minatnya; siswa mendapat bantuan guru sesuai dengan kebutuhannya; siswa dilibatkan dalam menentukan cara belajar, materi, alat yang digunakan, dan tujuan yang ingin dicapai; guru berperan sebagai organisator, nara sumber, motivator, fasilitator, konselor kan partisipan dalam kegiatan belajar.
8) Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
Diskusi kelompok dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih berpikir, berinteraksi sosial, bersikap positif,
(34)
13
berkomunikasi serta meningkatkan kreativitas anak. Dengan demikian penerapan diskusi kelompok dalam kegiatan pembelajaran akan dapat menunjang tercapainya tujuan pengajaran yang optimal dan komprehensif, yang mencakup baik pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
c. Teknis Pelaksanaan dan Alokasi Waktu 1) Teknis Pelaksanaan
a) Setiap mahasiswa akan mendapat giliran tugas sebagai GURU
untuk melatih komponen-komponen keterampilan keguruan. b) Untuk itu mahasiswa harus menyusun sebuah Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk waktu ± 10 menit mengenai materi pelajaran tertentu. RPP harus ditulis rapi dan dikonsultasikan kepada dosen pembimbing sebelum tampil.
c) Mahasiswa mempersiapkan diri untuk mengajar dengan
sebaik-baiknya termasuk persiapan materi, penampilan dan media yang akan digunakan.
d) Mahasiswa yang tidak bertugas sebagai guru, akan bertindak sebagai SUPERVISOR, OBSERVER TERTULIS dan OBSERVER LISAN. Sedangkan yang berperan sebagai siswa adalah mahasiswa-mahasiswa yang pada sesi tersebut tidak bertugas sebagai guru, supervisor, observer tertulis, observer lisan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(35)
e) Tahapan latihan praktik mengajar dan alokasi waktu setiap
pertemuan 2 jp (100 menit)
a.1) Pertemuan Pendahuluan (kontrak): 2-3 menit
1.1)Pertemuan ini dilakukan antara GURU dan SUPERVISOR untuk mengadakan perjanjian (kontrak) mengenai keterampilan keguruan yang akan dilatihkan.
1.2)Dalam pertemuan ini GURU menyerahkan salinan (copy) RPP yang telah disusun dan telah dikonsultasikan pada dosen pembimbing sebelumnya. RPP yang asli diserahkan kepada dosen pembimbing untuk dinilai.
a.2) Pelaksanaan Latihan Mengajar: 10 menit
Selama 10 menit, Guru melakukan latihan keterampilan mengajar sesuai kontrak. Petugas yang lain (supervisor, observer lisan, observer tertulis) melakukan pengamatan berdasarkan format observasi yang telah disiapkan.
a.3) Balikan (Feed back): 2-3 menit
Pada tahap ini, supervisor memberikan sedikit komentar berdasarkan lembar observasi yang telah diisi dan hasil pengamatannya mengenai keterampilan yang dilatihkan guru sesuai dengan kontrak. Pada tahap ini,
(36)
15
observer lisan juga memberi tambahan komentar lisan atas hasil pengamatannya, sedangkan observer tertulis menyerahkan format observasi yang telah diisi kepada dosen pembimbing.
a.4) Balikan (Feed back) dari dosen: 25 menit
Setelah seluruh mahasiswa pada pertemuan tersebut selesai tampil mengajar, dosen memberi komentar secara keseluruhan sambil memutar kembali hasil rekaman praktik mengajar tiap mahasiswa secara sekilas.
d. Pelaksanaan latihan mengajar akan direkam dengan video camcorder;
rekaman tersebut digunakan oleh dosen untuk memberikan balikan dan oleh mahasiswa sebagai dasar menyusun refleksi. Jadi, setelah mengajar, mahasiswa yang bertugas sebagai guru (secara berkelompok) harus melihat kembali rekaman mengajar di luar jam kuliah. Berdasarkan hasil rekaman, komentar dari rekan mahasiswa dan dari dosen, mahasiswa yang bertugas menjadi guru harus menyusun refleksi untuk dikumpulkan kepada dosen seminggu sesudah mengajar.
e. Jika setiap penampilan mengajar mahasiswa mempergunakan waktu
sekitar 15 menit, maka untuk setiap pertemuan (2jp = 100menit) akan ada 5 mahasiswa yang tampil sebagai guru, supervisor, observer lisan dan observer tertulis ditambah dengan komentar umum oleh dosen selama 25 menit. Khusus untuk keterampilan mengajar terintegrasi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(37)
setiap mahasiswa diberi alokasi waktu 30 menit. Dengan demikian pelaksanaan mikro teaching ini diikuti oleh maksimum 20 mahasiswa. f. Giliran dan pembagian Tugas (untuk keterampilan dasar mengajar 1-3)
PERAN/TUGAS 2 JP 2 JP 2 JP 2 JP
Guru Kelompok 1 Kelompok 4 Kelompok 3 Kelompok 2
Supervisor Kelompok 2 Kelompok 1 Kelompok 4 Kelompok 3
Observer Lisan Kelompok 3 Kelompok 2 Kelompok 1 Kelompok 4
Observer Tertulis Kelompok 4 Kelompok 3 Kelompok 2 Kelompok 1
g. Giliran dan pembagian Tugas (untuk keterampilan dasar mengajar 1-3)
PERAN/TUGAS 2 JP 2 JP 2 JP 2 JP
Guru Kelompok 1 Kelompok 4 Kelompok 3 Kelompok 2
Supervisor Kelompok 2 Kelompok 1 Kelompok 4 Kelompok 3
Observer Lisan Kelompok 3 Kelompok 2 Kelompok 1 Kelompok 4
Observer Tertulis Kelompok 4 Kelompok 3 Kelompok 2 Kelompok 1
h. Pembagian waktu selama satu semester ± 16 minggu atau 32 kali
pertemuan (satu pertemuan 2jp)
Kegiatan Waktu Keterangan
Pembekalan & Observasi Keterampilan Dasar 1
1 × pertemuan Modeling oleh dosen
Praktik Keterampilan Dasar 1 4 × pertemuan 15 menit / mahasiswa
(38)
17
Keterampilan Dasar 2
Praktik Keterampilan Dasar 2 4 × pertemuan 15 menit / mahasiswa
Pembekalan & Observasi Keterampilan Dasar 3
1 × pertemuan Modeling oleh dosen
Praktik Keterampilan Dasar 3 4 × pertemuan 15 menit / mahasiswa
Pembekalan & Observasi Keterampilan mengajar Terintegrasi
1 × pertemuan Modeling oleh dosen
Praktik Keterampilan mengajar Terintegrasi
7 × pertemuan 30 menit / mahasiswa
Ujian Akhir 7 × pertemuan 30 menit / mahasiswa
Pengumpulan Portofolio & Evaluasi Akhir Semester
1 × pertemuan -
(Purnomo, 2008:9-11)
2. Prestasi Belajar
Belajar pada manusia dirumuskan sebagai suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas. (Winkel, 1987:36)
Seseorang dikatakan telah belajar, jika didalam dirinya telah terjadi perubahan tertentu. Di lembaga pendidikan, belajar merupakan suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(39)
rangkaian kegiatan proses belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar di lembaga pendidikan pada umumnya bertujuan:
a. Mengetahui suatu kepandaian, kecakapan atau konsep yang sebelumnya
belum diketahui.
b. Dapat mengajarkan sesuatu kepada manusia yang sebelumnya tidak
dapat berbuat, baik tingkah laku maupun keterampilan.
c. Mampu mengkombinasikan dua pengetahuan kedalam suatu pengertian
baru, baik keterampilan, pengetahuan maupun tingkah laku.
d. Dapat memahami atau menerapkan pengetahuan yang telah
diperolehnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:700), prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazim ditunjukkan dengan test atau angka nilai. Nilai adalah kualitas yang diperoleh ke kegiatan penilaian.
Menurut Slameto (1987:56) terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa, yaitu:
a. Faktor internal
1) Faktor biologis yang meliputi usia, kematangan, kesehatan 2) Faktor psikologis yang meliputi minat, motivasi, suasana hati b. Faktor eksternal
1) Faktor manusia yaitu keluarga, universitas/sekolah dan masyarakat. 2) Faktor non manusia yaitu udara, suasana, bau-bauan.
(40)
19
Prestasi belajar yang diperoleh siswa merupakan salah satu bukti yang menunjukkan keberhasilan siswa disekolah. Mengenai prestasi belajar, Winkel (1984:3) mengatakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti usaha yang dicapai.
Indeks prestasi kumulatif (IPK) adalah indeks prestasi yang dihitung berdasarkan beban studi yang diambil mulai semester I. (http://www.unsri.ac.id/?act=akademik)
Indeks prestasi Kumulatif merupakan angka yang menunjukka prestasi atau kemajuan belajar mahasiswa secara kumulatif mulai dari semester pertama sampai semester paling akhir yang ditempuh.
IPK digunakan sebagai kriteria dalam pemberian sanksi akademik dan evaluasi studi pada akhir program.
(http://indo.unikom.ac.id/kemahasiswaan/ke_ipk.html)
Indeks Prestasi (IP) adalah tingkat keberhasilan belajar mahasiswa yang dinyatakan dengan bilangan yang ditulis sampai dengan dua angka di belakang koma.
Besar IP dihitung dari jumlah hasil kali antara besar kredit (K) dan bobot nilai (N) dibagi dengan jumlah kredit yangdirencanakan, atau dinyatakan dalam rumus:
∑ ∑
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(41)
Kategori IPK :
Rentang nilai IPK Kategori
≤ 1,49 1,50 – 1,99 2,00 – 2,49 2,50 – 2,99 3,00 – 4,00
Sangat Rendah Rendah
Cukup Tinggi Sangat Tinggi
Sumber: Buku Pedoman Prodi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta:2007 (halaman 13).
3. Jenis Pekerjaan Orang Tua
a. Pengertian Jenis Pekerjaan
Kerja ialah tiap-tiap usaha manusia baik yang bersifat jasmani, maupun yang bersifat rohani, yang ditujukan untuk produksi. Termasuk kerja ialah tiap-tiap usaha menambah nilai barang atau mengadakan nilai (Wachid, 1984:25).
Menurut Wachid (1984) kerja dapat dibagi dalam beberapa jenis: 1) Kerja memberi pimpinan, ialah kerja pengusaha yang terutama berupa
kerja rohani.
2) Kerja melaksanakan, ialah kerja buruh yang terutama berupa kerja
jasmani, kerja ini dapat dibagi dalam:
a) Kerja terdidik ialah kerja yang memerlukan pendidikan
(42)
21
b) Kerja terlatih, ialah kerja yang memerlukan latihan dan pengalaman praktis, misalnya kerja pengemudi trem, pelayan dan sebagainya.
c) Kerja tak terididik, ialah kerja yang tidak perlu memenuhi syarat-syarat tersebut diatas. Misalnya, kerja seorang kuli.
Menurut Riwanto (1994: 166) jenis jabatan / pekerjaan adalah macam pekerjaan yang sedang dilakukan oleh orang-orang yang sedang mencari pekerjaan dan pernah bekerja. Jenis pekerjaan dibagi dalam 8 golongan besar yaitu:
1) Tenaga profesional, teknisi dan yang sejenis
2) Tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan
3) Tenaga tata usaha dan yang sejenis
4) Tenaga usaha penjualan
5) Tenaga usaha jasa
6) Tenaga usaha pertanian, kehutanan, perburuan dan perikanan 7) Tenaga produksi, operator alat angkutan, pekerja kasar
8) Lainnya
Dalam penelitian ini penulis hanya akan melihat pekerjaan orang tua dari jenis pekerjaan tenaga profesional yaitu tenaga pendidik atau bukan pendidik. Guru yang dimaksud adalah guru yang bekerja dalam pendidikan formal, yaitu guru yang mengajar di sekolah baik guru swata maupun PNS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(43)
b. Pengertian Orang Tua
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:706), orang tua adalah orang yang dianggap tua (cerdik, pandai, ahli, dsb). Dalam pengertian sehari-hari, orang tua yang lazim disebut ayah dan ibu, memegang peranan dalam kelangsungan hidup keluarga. Oleh karena itu, peran dan tanggungjawab orang tua sangat besar dalam sebuah keluarga.
c. Pribadi guru
Berperan sebagai guru mengandung tantangan, karena disatu pihak guru harus ramah, sabar, menunjukkan pengertian, memberikan kepercayaan dan menciptakan suasana aman; dilain pihak guru harus memberikan tugas, mendorong siswa untuk berusaha mencapai tujuan, mengadakan koreksi, menegur dan menilai.
Hal yang paling pokok dan mendasar adalah:
1. Kepribadian guru yang mencakup: penghayatan nilai-nilai
kehidupan (values); motivasi kerja, sifat dan sikap.
2. Guru sebagai pendidik yang mencakup: inspirator dan korektor;
penjaga disiplin; umur dan jenis kelamin.
3. Guru sebagai didaktikus yang mencakup: keahlian dalam
penggunaan prosedur didaktik; keahlian dalam penguasaan materi; gaya memimpin kelas; berkomunikasi dengan siswa; kemampuan berbahasa.
(44)
23
4. Guru sebagai rekan seprofesi. (Winkel, 1987:110)
4. Minat, Profesi Guru dan Kompetensi Keguruan
a. Minat
1) Pengertian Minat
Minat menunjukkan kegemaran, hal-hal yang disukai dan perasaan tertarik pada bidang pekerjaan tertentu. Minat terhadap bidang tertentu ini penting sekali artinya. Sebab tanpa minat terhadap pekerjaan yang dilakukan orang tidak mungkin berkembang dan merasa senang, walaupun sebenarnya ia mampu melaksanakannya. Sering kali minat sendiri belum cukup disadari dan anak hanya mengikuti dorongan dari orang tua atau hanya ikut-ikutan dengan teman (Gilarso, 1996:71).
Menurut Sukardi (1988:62), minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari kombinasi, perpaduan, dan campuran dari perasaan, prasangka, cemas, takut dan kecenderungan-kecenderungan lain yang bisa mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.
Minat adalah penting dalam pengambilan pilihan terhadap suatu jabatan tertentu. Dalam suatu hal, anda mungkin akan merasa lebih puas dengan suatu pekerjaan jika aktifitas kerja anda adalah menarik hati anda. (Dewa Ketut Sukardi, 1986)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(45)
2) Macam-macam Minat a) Minat yang Diekspresikan
Seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya dengan kata tertentu. Misalnya seseorang mungkin mengatakan bahwa ia tertarik dalam menciptakan suatu model pesawat udara, dalam mengumpulkan perangko, dan mengumpulkan mata uang logam. b) Minat yang Diwujudkan
Seseorang dapat mengungkapkan minat bukan melalui kata-kata tetapi melalui tindakan atau perbuatan, ikut serta berperan aktif dalam suatu aktifitas tertentu. Misalnya siswa dapat ikut serta menjadi anggota klub musik, drama, sain, dan matematika. Hobi dan asosiasi dengan siswa yang lain dalam aktivitas kelompok dan organisasi remaja adalah suatu cara untuk mewujudkan minat-minatnya.
c) Minat yang Diinventarisasikan
Seseorang menilai minatnya dapat diukur dengan menjawab terhadap sejumlah pertanyaan tertentu atau urutan pilihannya untuk kelompok pilihannya untuk kelompok aktivitas tertentu. (Sukardi, 1988:62)
3) Teori Trait-Factor
Apabila kita meninjau kepribadian individu dari segi yang bersifat khusus, maka kita akan membahas faktor saling keterkaitan, khususnya dengan teori kepribadian, konseling, dan pemilihan
(46)
25
jabatan. Teori ini biasanya dikenal dengan tori Trait-Factor yang memiliki pengaruh yang kuat terutama dalam penelitian dan pengukuran bakat dan minat.
Dalam istilah yang sederhana, tori Trait-Factor berpegang pada:
a) Orang memiliki sikap yang berbeda-beda, ialah memisahkan
komponen-komponen individu. Sifat-sifat itu stabil setelah masa adolesen dan tinggal relatif tetap.
b) Jabatan memerlukan seperangkat sifat-sifat dan karakteristik yang unik. Juga, keberhasilan orang dalam jabatan tertentu memerlukan perpaduan di antara bakat, minat dan temperamen. c) Tes yang objektif mengukur sifat-sifat individu dan merupakan
garapan pada yang mengidentifikasikan komponen sifat-sifat pekerja dalam jabatan-jabatan tetentu, dapat memberikan suatu dasar bagi keberhasilan.
(Sukardi, 1988:62) b. Profesi Guru
Istilah Profesi menurut Arikunto (1990:231) merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan nafkah.
Ciri-ciri profesi menurut Robert W. Richey (dalam Suharsimi Arikunto, 1990:235):
1) Lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan yang ideal
dibandingkan dengan kepentingan pribadi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(47)
2) seorang pekerja profesional, secara relatif memerlukan waktu yang panjang untuk mempelajari konsep-konsep serta prinsip-prinsip pengetahuan khusus yang mendukung keahliannya,
3) memiliki kualifikasi tertentu untuk memasuki profesi tersebut serta mampu mengikuti perkembangan dalam pertumbuhan jabatan,
4) memiliki kode etik yang mengatur keanggotaan, tingkah laku,
sikap, dan cara kerja,
5) membutuhkan suatu kegiatan intelektual yang tinggi,
6) adanya organisasi yang dapat meningkatkan standar pelayanan,
disiplin diri dalam profesi, serta kesejahteraan anggotanya,
7) memberikan kesempatan untuk kemajuan, spesialisasi dan
kemandirian,
8) memandang profesi sebagai suatu karir hidup dan menjadi seorang
anggota yang permanen.
Sementara itu, guru dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi
kedua 1991, dapat diartikan sebagai orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya) mengajar. Sedangkan menurut MC Leod (1989), guru ialah seseorang yang pekerjaannya mengajar orang lain. UUSPN tahun 1989 Bab VII Pasal 27 ayat 3 menyebutkan bahwa guru yaitu tenaga pendidik (Syah, 2002:223).
Guru sebagai pendidik ataupun pengajar merupakan faktor penentu kesuksesan setiap usaha pendidikan. Itulah sebabnya setiap perbincangan mengenai pembaharuan kurikulum, pengadaan alat-alat
(48)
27
belajar sampai pada kriteria sumber daya manusia yang dihasilkan oleh usaha pendidikan, selalu bermuara pada guru. Hal ini menunjukkan betapa signifikan posisi guru dalam dunia pendidikan (Syah, 2002:223).
Guru harus menyadari peranan yang dipegangnya dalam pertemuan dengan siswa. Berperan sebagai guru mengandung tantangan, karena disatu pihak guru harus ramah, sabar, menunjukkan pengertian, memberikan kepercayaan dan menciptakan suasana aman; di lain pihak guru harus memberikan tugas, mendorong siswa untuk berusaha mencapai tujuan, mengadakan koreksi, menegur dan menilai. Kepribadian guru seolah-olah terbelah menjadi dua bagian: di satu pihak bersikap empatik, di lain pihak bersikap kritis; di satu pihak menerima, di lain pihak menolak (Winkel, 1987:110).
Kepribadian adalah faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan seorang guru sebagai pengembang sumber daya manusia. Di samping ia berperan sebagai pembimbing dan pembantu, guru juga sebagai panutan. Mengenai pentingnya kepribadian guru, seorang psikolog terkemuka, Prof. Dr. Zakiah Dradjat (1982) (dalam Syah, 2002:225) menegaskan:
Kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak didiknya, ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi hari depan anak didik terutama bagi anak didik yang masih kecil dan mereka yang sedang mengalamai kegoncangan jiwa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(49)
Karakteristik kepribadian guru yang berkaitan dengan keberhasilan guru dalam menggeluti profesinya meliputi (Syah, 2002:226):
1) Fleksibilitas Kognitif Guru
Fleksibilitas kognitif (keluwesan ranah cipta) merupakan kemampuan berpikir yang diikuti dengan tindakan secara simultan dan memadai dalam situasi tertentu. Guru yang fleksibel pada umumnya ditandai dengan keterbukaan berpikir dan beradaptasi. Selain itu, ia juga memiliki daya tahan terhadap ketertutupan ranah cipta yang prematur dalam pengamatan dan pengenalan. Guru yang fleksibel selalu berpikir kritis. Berpikir kritis ialah berpikir dengan penuh pertimbangan akal sehat yang dipusatkan pada pengambilan keputusan untuk mempercayai atau mengingkari sesuatu, dan melakukan atau menghindari sesuatu.
2) Keterbukaan Psikologis Pribadi Guru
Guru yang terbuka secara psikologis biasanya ditandai dengan kesediaannya yang relatif tinggi untuk mengkomunikasikan dirinya antara lain siswa, teman sejawat, dan lingkungan pendidikan tempatnya bekerja. Keterbukaan psikologis sangat penting bagi guru mengingat posisinya sebagai anutan siswa. Keterbukaan psikologis merupakan prakondisi atau prasyarat penting yang perlu dimiliki guru untuk memahami pikiran dan perasaan orang lain. Keterbukaan psikologis juga diperlukan untuk menciptakan suasana hubungan antarpribadi guru dan siswa yang harmonis,
(50)
29
sehingga mendorong siswa untuk mengembangkan dirinya secara bebas dan tanpa ganjalan.
b. Kompetensi Keguruan.
Pengertian dasar kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan. Kompetensi guru menurut Barlow (1985) merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara bertanggungjawab dan layak. Kompetensi profesionalisme guru dapat diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruannya.
Dalam menjalankan kewenangan profesionalnya, guru dituntut memiliki keanekaragaman kecakapan yang bersifat psikologis, yang meliputi (Syah, 2002:230):
1) Kompetensi Kognitif (kecakapan ranah cipta)
Pengetahuan dan keterampilan ranah cipta dapat dikelompokkan ke
dalam dua kategori. Pertama, kategori pengetahuan
kependidikan/keguruan yang meliputi pengetahuan pendidikan umum yaitu segenap pengetahuan kependidikan yang tidak langsung berhubungan dengan proses belajar-mengajar, sedangkan ilmu pendidikan khusus berhubungan dengan praktek pengelolaan PBM.
Kedua, kategori ilmu pengetahuan materi bidang studi. Ilmu pengetahuan materi bidang studi meliputi semua bidang studi yang akan menjadi keahlian atau pelajaran yang akan diajarkan oleh guru. Penguasaan atas pokok-pokok bahasan materi pelajaran yang terdapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(51)
dalam bidang studi yang menjadi bidang tugas guru adalah mutlak diperlukan.
2) Kompetensi Afektif (kecakapan ranah rasa)
Kompetensi ranah afektif guru bersifat tertutup dan abstrak, sehingga amat sukar untuk diidentifikasi. Kompetensi ranah ini meliputi seluruh fenomena perasaan dan emosi seperti: cinta, benci, senang, sedih, dan sikap-sikap tertentu terhadap diri sendiri dan orang lain. Namun demikian, kompetensi afektif yang paling penting adalah sikap dan perasaan diri yang berkaitan dengan profesi keguruan. 3) Kompetensi psikomotor (kecakapan ranah karsa)
Kompetensi psikomotor guru meliputi segala keterampilan atau kecakapan yang bersifat jasmaniah yang pelaksanaannya berhubungan dengan tugasnya selaku pengajar. Guru yang profesional memerlukan penguasaan yang prima atas keterampilan sejumlah ranah karsa yang langsung berkaitan dengan bidang studi garapannya.
B.Kajian Hasil Penelitian Sebelumnya yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Wens Tanlain dengan judul “Studi Tentang Alasan-alasan Mahasiswa Menempuh Pendidikan Guru Para Mahasiswa Angkatan 2003, 2004, 2005, Program Studi D-II PGSD, JIP, FKIP, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.” Tujuan penelitian tersebut adalah (1) mengidentifikasi isi jawaban para mahasiswa ke dalam kategori-kategori: tujuan-alasan, alasan; (2) mengidentifikasi jumlah alasan para
(52)
31
mahasiswa ke dalam kategori-kategori: satu alasan, dua alasan, tiga alasan; (3) mengidentifikasi orientasi alasan-alasan para mahasiswa ke dalam kategori-kategori seperti yang dikemukakan Rosenberg (1957). Dari hasil penelitian tersebut diketahui alasan mahasiswa menempuh pendidikan keguruan adalah kerja dan cepat diangkat, masa depan lebih baik, ikut membangun bangsa, tugas mulia, tidak menyita banyak waktu, ingin mendidik anak-anak, dan menyukai anak-anak.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Paul Suparno dengan judul, “Minat dan
Motivasi Mahasiswa pendidikan Fisika USD untuk Menjadi Guru dan Perkembangannya”. Dari hasil penelitiannya disimpulkan (1) minat awal mahasiswa untuk menjadi guru kurang tinggi (2) minat mahasiswa setelah menjalani proses pendidikan di Universitas Sanata Dharma bertambah secara signifikan (3) motivasi utama mahasiswa masuk ke program studi pendidikan Fisika ingin cepat selesai studi dan cepat mendapat pekerjaan, (4) hal yang menurut mahasiswa banyak mengembangkan minat dan profesionalitas menjadi guru adalah proses perkuliahan, PPL, guru dan teman.
C. Kerangka Berpikir
1. Hubungan pengalaman mengambil mata kuliah PPL I dengan minat menjadi guru
PPL I atau mikro teaching dapat diartikan sebagai cara latihan keterampilan keguruan atau praktek mengajar dalam lingkup kecil/terbatas (Gilarso, 1986:6). Kegiatan ini bertujuan untuk melatih mahasiswa dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(53)
beberapa keterampilan dasar keguruan, sehingga siap diterjunkan dalam PPL II.
Sasaran yang ingin dicapai adalah pribadi calon guru memiliki pengalaman, pengetahuan, keterampilan, nilai serta sikap yang diperlukan dalam profesinya sebagai guru.
PPL I merupakan salah satu program yang dilakukan FKIP Universitas Sanata Dharma untuk membekali mahasiswa keterampilan mengajar secara lengkap dan terintegrasi. Kegiatan ini dilakukan di laboratorium mikro teaching. Dalam prakteknya, mahasiswa bertugas menjadi guru dan dibantu oleh teman-temannya yang bersimulasi menjadi siswa. Praktikan mempraktekkan beberapa keterampilan mengajar secara terpisah maupun secara terintegrasi. Diharapkan dengan praktek menjadi guru dengan berbagai keterampilan, mahasiswa dapat belajar mengenal lingkungan kelas dalam lingkup kecil dan memperoleh pengalaman mengajar. Dengan dibantu oleh seorang dosen pembimbing dan masukan kritik dan saran dari teman-teman, mahasiswa praktikan akan dapat lebih mengenali dirinya ketika mengajar.
Keterampilan yang dikuasai mahasiswa/praktikan tersebut dapat mempengaruhi minat mahasiswa untuk menjadi guru. Seorang mahasiswa menguasai kemampuan umum mengajar, salah satunya didorong oleh motivasi yang tinggi untuk memperoleh suatu tujuan. Seorang mahasiswa masuk ke Fakultas Keguruan dengan cita-cita menjadi seorang guru. Karena minat tidak timbul begitu saja, namun memerlukan proses belajar
(54)
33
yang panjang dan melalui pengalaman pribadi. Di bangku perkuliahan, mahasiswa dibina dan dituntut untuk cinta akan profesi guru dan cinta akan pendidikan melalui proses belajar khusus keguruan dan dipraktekkan dengan mikro teaching. Penelitian yang dilakukan Paul Suparno menyimpulkan bahwa yang paling mengembangkan minat mahasiswa menjadi guru salah satunya karena proses perkuliahan dan PPL. Mikro teaching adalah salah satu mata kuliah dan langkah dasar untuk menuju PPL.
2. Hubungan IPK dengan minat menjadi guru
Indeks prestasi Kumulatif merupakan angka yang menunjukkan prestasi atau kemajuan belajar mahasiswa secara kumulatif mulai dari semester pertama sampai semester paling akhir yang ditempuh.
Mahmud (1990:83) mengatakan bahwa, prestasi di sekolah dan di dalam pekerjaan sangat berkait. Prestasi baik di sekolah pada umumnya meratakan jalan untuk memperoleh pekerjaan yang baik pula. Ia juga mengatakan bahwa apabila seseorang berhasil dan keberhasilan itu dikaitkan dengan kemampuan dan usaha, maka ia akan optimis dan percaya diri untuk menghadapi tugas-tugas berikutnya. Perkembangan motif berprestasi, dampaknya terlihat pada prestasi akademik yang ditunjukkan oleh anak, pada gilirannya juga berpengaruh terhadap pekerjaan yang didambakannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(55)
Dalam penelitian ini, prestasi mahasiswa dapat diukur dengan besarnya Indeks Prestasi Mahasiswa. Seseorang melanjutkan studi ke perguruan tinggi berharap mendapat keterampilan khusus dan lebih sehingga siap untuk berkecimpung dalam dunia kerja. Seorang mahasiswa yang memiliki prestasi akademik tinggi seperti yang diungkapkan Mahmud (1990) akan lebih percaya diri dan optimis untuk menghadapi tugas-tugas berikutnya, dalam konteks ini adalah pekerjaan. Semakin tinggi IPK maka mahasiswa semakin menguasai mata kuliah yang ditempuh, sebaliknya semakin rendah IPK maka mahasiswa kurang dapat menguasai mata kuliah yang ditempuh. Mahasiswa yang masuk fakultas keguruan, tentunya ingin bekerja sebagai guru. Ketika mahasiswa memiliki motivasi belajar yang tinggi, prestasinya pun tinggi. Sehingga, ketika prestasi mahasiswa tersebut tinggi, ia akan lebih berminat untuk menjadi guru karena ia merasa menguasai mata kuliah yang telah ia tempuh.
3. Hubungan jenis pekerjaan orangtua dengan minat menjadi guru.
Orang tua mempengaruhi rencana pekerjaan remaja secara bermacam-macam diantaranya Mahmud (1990:95):
a. Fasilitas yang cukup, kesempatan yang banyak untuk lebih
berkembang, dan kemungkinan-kemungkinan yang lebih besar untuk melanjutkan studi di perguruan tinggi, juga meratakan jalan bagi remaja-remaja berkecukupan untuk lebih mudah memperoleh pekerjaan. Misalnya, karena orang tuanya menduduki jabatan yang penting, anak memiliki koneksi yang luas dan sumber-sumber informasi
(56)
35
yang berkaitan dengan dunia kerja; kecuali itu, karena remaja-remaja itu berkecukupan dia lebih banyak mempunyai waktu untuk mencari dan memperoleh pekerjaan yang baik.
b. Orang tua, saudara-saudara sekandung dan sumber-sumber pengaruh
lain yang penting merupakan contoh-contoh bagi pilihan kerja remaja. Pada umumnya pekerjaan yang diinginkan remaja mirip atau serupa dengan pekerjaan orang tuanya, lebih-lebih apabila hubungan antara anak dan orang tuanya cukup akrab.
c. Orang tua mempengaruhi pilihan kerja putra-putrinya dengan
menanamkan konteks nilai dengan pekerjaan.
Pekerjaan orang tua sangat mempengaruhi minat anak memilih pekerjaan. Melalui tingkah laku orang tua, cara mendidik anak, rutinitas pekerjaan orang tua dan penanaman nilai-nilai pekerjaan. Orang tua yang berprofesi sebagai guru dan dapat menjadi panutan bahwa menjadi guru itu menyenangkan atau mulia maka dapat berpengaruh pada keinginan anak untuk menjadi guru dengan melihat apa yang dilakukan orang tuanya, lebih-lebih apabila hubungan antara anak dengan orang tua cukup akrab. Seperti penelitian yang dilakukan Wens Tanlain, menyimpulkan bahwa minat mahasiswa menjadi guru karena tugas mulia. Jika orang tua dapat menjadi contoh bahwa menjadi guru merupakan hal yang menyenangkan dan tugas yang mulia maka dapat berpengaruh pada keinginan anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(57)
4. Hubungan antara pengalaman mengambil mata kuliah PPL I, jenis pekerjaan orang tua, dan IPK dengan minat mahasiswa menjadi guru.
PPL I merupakan salah satu program yang dilakukan FKIP Universitas Sanata Dharma untuk membekali mahasiswa keterampilan mengajar secara lengkap dan terintegrasi. Keterampilan yang dikuasai mahasiswa/praktikan tersebut dapat mempengaruhi minat mahasiswa untuk menjadi guru. Seorang mahasiswa menguasai kemampuan umum mengajar, salah satunya didorong oleh motivasi yang tinggi untuk memperoleh suatu tujuan. Penelitian yang dilakukan Paul Suparno menyimpulkan bahwa yang paling mengembangkan minat mahasiswa menjadi guru salah satunya karena proses perkuliahan dan PPL.
Minat mahasiswa menjadi guru juga dipengaruhi oleh nilai IPK yang dicapai. Semakin tinggi nilai IPK, semakin tinggi pula penguasaan materi perkuliahan dan didorong oleh motivasi untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan dalam hal ini adalah untuk menjadi guru.
Minat seseorang untuk menjadi guru juga dapat dipengaruhi oleh jenis pekerjaan orang tua. Pekerjaan orang tua sangat mempengaruhi minat anak memilih pekerjaan. Melalui tingkah laku orang tua, cara mendidik anak, rutinitas pekerjaan orang tua dan penanaman nilai-nilai pekerjaan. maka dapat berpengaruh pada keinginan anak untuk menjadi guru dengan melihat apa yang dilakukan orang tuanya, lebih-lebih apabila hubungan antara anak dengan orang tua cukup akrab.
(58)
37
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan adanya suatu hubungan yang saling mempengaruhi antara pengalaman mengambil mata kuliah PPL I, jenis pekerjaan orang tua dan IPK dengan minat mahasiswa menjadi guru.
D. Perumusan Hipotesis
a. Ada hubungan antara pengalaman mengambil mata kuliah PPL I
dengan minat mahasiswa menjadi guru.
b. Ada hubungan antara IPK dengan minat mahasiswa menjadi guru.
c. Ada hubungan antara jenis pekerjaan orang tua dengan minat
mahasiswa menjadi guru.
d. Ada hubungan antara pengalaman mengambil mata kuliah PPL I, jenis
pekerjaan orang tua, dan IPK secara bersama-sama dengan minat mahasiswa menjadi guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(59)
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang dilakukan adalah studi kasus. Penelitian studi kasus
yaitu penelitian terhadap jenis obyek tertentu, dimana proses pengumpulan
datanya menggunakan beberapa metode, kemudian dianalisis dan kesimpulan yang
diambil hanya berlaku pada obyek yang diteliti.
B.
Tempat dan Waktu Penelitian
1.
Tempat Penelitian: penelitian ini dilakukan di Universitas Sanata Dharma, Jl.
Mrican, Tromol Pos 29, Yogyakarta dan Jl. Paingan, Maguwoharjo, Sleman,
Yogyakarta
2.
Waktu Penelitian: bulan Juni – Juli 2011
C.
Subjek dan Objek Penelitian
1.
Subjek Penelitian
Subjek yang diteliti adalah mahasiswa FKIP yang masih aktif dan telah
mengikuti mata kuliah PPL I dan belum mengambil PPL II di Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
2.
Objek Penelitian
Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan dalam
penelitian. Dalam hal ini, yang menjadi objek penelitian adalah mata kuliah
PPL I, jenis pekerjaan orang tua, IPK, dan minat mahasiswa menjadi guru.
(60)
39
D.
Populasi dan Sampel
1.
Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi Arikunto,
2002:108). Dalam penelitian ini populasinya adalah mahasiswa FKIP yang
masih aktif dan telah mengikuti mata kuliah PPL I dan belum mengambil PPL
II.
2.
Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2002:109).
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan Aksidental.
Tabel III.1
Tabel Jumlah Sampel Mahasiswa FKIP
Prodi Jml.
Populasi
Jumlah
Sampel
Pend. Akuntansi
Pend. Sejarah
Pend. Ekonomi
Pend. Bahasa Inggris
Pend. Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah
Bimbingan dan Konseling
IPPAK
Pend. Biologi
Pend. Matematika
Pend. Fisika
84
44
48
142
71
50
94
16
101
43
20
10
10
13
11
11
13
7
10
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(61)
Pend. Guru Sekolah Dasar
78
10
738
125
E.
Variabel Penelitian dan Pengukuran
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah mata kuliah PPL I,
jenis pekerjaan orang tua, dan IPK, sedangkan variabel terikat adalah minat
mahasiswa menjadi guru.
a.
Mata Kuliah PPL I
Mata kuliah PPL I merupakan salah satu mata kuliah yang ditawarkan
program studi pendidikan akuntansi untuk melatih mahasiswa mengenai
keterampilan mengajar.
Tabel III. 2
Indikator variabel mata kuliah PPL I
Dimensi
Indikator
Nomor butir
Positif Negatif
Mata Kuliah PPL I
1)
Penguasaan materi
1, 3, 6, 10
2
2)
Penampilan diri
waktu mengajar
5, 7, 11
4
3)
Manajemen kelas
10
8, 9
4)
Penggunaan bahasa
dan tata tulis baku
12, 13, 14
(62)
41
Pernyataan di atas diukur dengan kuesioner dan penulis menggunakan
skala likert dalam pemberian skor. Ada 2 kategori pertanyaan yang
digunakan, yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif. Skor yang
digunakan untuk menilai pernyataan tersebut tertera pada tabel berikut
Tabel III. 3
Skor Pernyataan Kuesioner
Skor Pertanyaan
Skor SS
Skor S
Skor TS
Skor STS
Peryataan positif
4
3
2
1
Pernyataan negatif 1
2 3
4
b.
Jenis Pekerjaan Orang Tua
Pekerjaan orang tua merupakan kegiatan mencari nafkah yang dilakukan
oleh orang yang lebih tua untuk mencukupi kebutuhan hidup dirinya dan
anaknya atau orang yang lebih muda.
Dalam penelitian ini, dimensi jenis pekerjaan orang tua digolongkan
menjadi 2 indikator, yaitu guru dan non guru.
Tabel III.4
Skor Jenis Pekerjaan Orang Tua
Jenis Pekerjaan
Skor
Non Guru
Guru
1
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(1)
173
Tabel t
df/db 5% 1% df/db 5% 1% 1 12,71 63,66 24 2,06 2,80 2 4,30 9,92 25 2,06 2,79 3 3,18 5,84 26 2,06 2,78 4 2,78 4,60 27 2,05 2,77 5 2,75 4,03 28 2,05 2,76 6 2,45 3,71 29 2,04 2,76 7 2,36 3,50 30 2,04 2,75 8 2,31 3,36 35 2,03 2,72 9 2,26 3,25 40 2,02 2,72 10 2,23 3,17 45 2,02 2,72 11 2,20 3,11 50 2,01 2,69 12 2,18 3,06 60 2,00 2,65 13 2,16 3,01 70 2,00 2,65 14 2,14 2,98 80 1,99 2,64 15 2,13 2,95 90 1,99 2,63 16 2,12 2,92 100 1,98 2,63 17 2,11 2,90 125 1,98 2,62 18 2,10 2,88 150 1,98 2,61 19 2,09 2,86 200 1,97 2,60 20 2,09 2,84 300 1,97 2,59 21 2,08 2,83 400 1,97 2,59 22 2,07 2,82 500 1,96 2,59 23 2,07 2,81 1000 1,96 2,58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(2)
174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(3)
175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(4)
176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(5)
177
LAMPIRAN 10
SURAT IJIN PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(6)
178