Pengaruh persepsi mahasiswa FKIP tentang kesejahteraan guru terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru : studi kasus pada Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

(1)

x ABSTRAK

PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA FKIP TENTANG KESEJAHTERAAN GURU TERHADAP MINAT MAHASISWA FKIP MENJADI GURU

Studi Kasus pada Mahasiswa FKIP Angkatan 2005 Universitas Sanata Dharma

Anastasia Swastikaputri Mahendraswara Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2008

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi mahasiswa FKIP tentang kesejahteraan guru terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru.

Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma pada bulan Juli 2008. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, angkatan 2005 yang berjumlah 499 mahasiswa. Sampel yang diambil sebanyak 222 mahasiswa. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah Stratified random sampling. Data dikumpulkan dengan kuesioner dan dokumentasi. Data diana lisis dengan teknik analisis regresi linear sederhana.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh persepsi mahasiswa FKIP tentang kesejahteraan guru terhadap minat mahasiswa FKP menjadi guru karena nilai koefisien regresi interaksi antara persepsi mahasiswa tentang kesejahteraan guru dengan minat mahasiswa menjadi guru sebesar 0,494 dengan ? value sebesar 1,645 atau probabilitas lebih besar dari 0,05 (0,622).


(2)

xi

THE INFLUENCE OF STUDENTS OF TEACHER TRAINING AND EDUCATION FACULTY’S PERCEPTION TOWARDS TEACHER’S

WELFARE AND THEIR INTEREST BEING TEACHERS

A Case Study on the Students of the Faculty of Teacher Training and Education 2005 Academic Year

Sanata Dharma University, Yogyakarta

Anastasia Swastikaputri Mahendraswara NIM : 041334018

Sanata Dharma University Yogyakarta

2008

This research aims to know the effect of university students’ perception towards the welfare of teacher and their interest to be teachers.

This research was conducted at Sanata Dharma University in July 2008. The population in this research were all students of the faculty of Teacher Training and Education 2005 Academic year which consist of 499 students. The samples were 222 students, taken by applying the Stratified random sampling method. The data were collected by using questionnaire and documentation. The data was analysed by using simple linear regression.

The result of the research shows that : there is no influence towards university student’s perception about the welfare of teacher and students’ interest to be teachers because the value of interaction regression coefficient between university students’ perception about the welfare of teacher and the university students’ interest to as teacher is 0,494 with ? value = 1,645 or probability is above 0,05 (0,622).


(3)

GURU TERHADAP MINAT MAHASISWA FKIP MENJADI GURU Studi Kasus pada Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

Anastasia Swastikaputri Mahendraswara NIM : 041334018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2008


(4)

(5)

(6)

iv

God has made everything beautiful in it’s time

(Ecclesiastes 3:11)

Karya Kecil ini Kupersembahkan untuk : Tuhan Yesusku di Surga Bunda Perawan Maria Pelindungku

Keluarga Kecilku Tercinta : Papa Mc. Bambang Prasetya, Mama Anna Eneng Sudaryanti,


(7)

v

When we choose our thought, we are choosing our

future”


(8)

vi

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya dari orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 10 Oktober 2008 Penulis,


(9)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Anastasia Swastikaputri Mahendraswara Nomor Mahasiswa : 041334018

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA FKIP TENTANG KESEJAHTERAAN GURU TERHADAP MINAT MAHASISWA FKIP MENJADI GURU

Studi Kasus pada Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 12 Desember 2008

Yang menyatakan


(10)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas berkat dan karunia Allah Bapa di Surga sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi yang berjudul “PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA FKIP TENTANG KESEJAHTERAAN GURU TERHADAP MINAT MAHASISWA FKIP MENJADI GURU “. Studi Kasus Mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun 2008.

Tujuan penulisan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan sesuai program studi yang ditempuh di Universaitas Sanata Dharma.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis memperoleh banyak bantuan, semangat dan doa yang sangat mendukung penulis dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

a. Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

b. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

c. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.

d. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma


(11)

viii

yang telah bersedia menyediakan waktu, memberikan saran dan kritik yang sangat berarti dalam membimbing penyelesaian skripsi ini.

f. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si.dan Ibu Rita Eni Purwanti, S.Pd., M.Si. selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberi kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

g. Segenap staff pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi atas ilmu ya ng telah diberikan melalui perkuliahan.

h. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah membantu proses kelancaran dalam proses belajar selama ini.

i. Seluruh mahasiswa FKIP Sanata Dharma Angkatan 2005 yang telah membantu kelancaran penelitian.

j. Semua Guruku di TK-SD Nusa Indah Pontianak, SMP Santu Petrus Pontianak, SMA Stella Duce 2 Yogyakarta, serta seluruh Dosen USD khususnya Program Studi Pendidikan Akuntansi atas segala bimbingan dan ilmunya, terima kasih. k. Papa, Mama, Opa, S’yanu, Biel tercinta yang selalu menjadi kekuatan bagi

hidupku, makasih buat semua dukungannya, baik material maupun non material. I Love You All.

l. Seluruh keluarga besarku, terkhusus Tante Sari dan Om Nugroho yang selalu memperhatikanku. Makasih buat semua dukungannya, baik material maupun non material. Tuhan Memberkati ( Doakan Tika sukses ya, supaya Tika bisa balas semua kebaikan Tante dan Om).

m. Galih Anang Katoko, S.E, makasih buat kesabarannya, tetep jadi temen setiaku ya...?


(12)

ix

makasih buat spiritnya, kalian selalu memberikan kecerian dan warna dihidupku, selalu ada disaatku sendiri..maapin aku ya, aku sering ga ngertiin kalian…Sukses selalu, jangan lelah tuk trus berpeluh…I miss you all.

o. Seluruh teman-temanku PAK’04, yang telah menemani aku buat selalu belajar. p. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terimakasih banyak.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini jauh dari sempurna, sehingga masih perlu dikaji dan dikembangkan lebih lanjut. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Yogyakarta, 6 November 2008


(13)

x ABSTRAK

PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA FKIP TENTANG KESEJAHTERAAN GURU TERHADAP MINAT MAHASISWA FKIP MENJADI GURU

Studi Kasus pada Mahasiswa FKIP Angkatan 2005 Universitas Sanata Dharma

Anastasia Swastikaputri Mahendraswara Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2008

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi mahasiswa FKIP tentang kesejahteraan guru terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru.

Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma pada bulan Juli 2008. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, angkatan 2005 yang berjumlah 499 mahasiswa. Sampel yang diambil sebanyak 222 mahasiswa. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah Stratified random sampling. Data dikumpulkan dengan kuesioner dan dokumentasi. Data diana lisis dengan teknik analisis regresi linear sederhana.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh persepsi mahasiswa FKIP tentang kesejahteraan guru terhadap minat mahasiswa FKP menjadi guru karena nilai koefisien regresi interaksi antara persepsi mahasiswa tentang kesejahteraan guru dengan minat mahasiswa menjadi guru sebesar 0,494 dengan ? value sebesar 1,645 atau probabilitas lebih besar dari 0,05 (0,622).


(14)

xi

THE INFLUENCE OF STUDENTS OF TEACHER TRAINING AND EDUCATION FACULTY’S PERCEPTION TOWARDS TEACHER’S

WELFARE AND THEIR INTEREST BEING TEACHERS

A Case Study on the Students of the Faculty of Teacher Training and Education 2005 Academic Year

Sanata Dharma University, Yogyakarta

Anastasia Swastikaputri Mahendraswara NIM : 041334018

Sanata Dharma University Yogyakarta

2008

This research aims to know the effect of university students’ perception towards the welfare of teacher and their interest to be teachers.

This research was conducted at Sanata Dharma University in July 2008. The population in this research were all students of the faculty of Teacher Training and Education 2005 Academic year which consist of 499 students. The samples were 222 students, taken by applying the Stratified random sampling method. The data were collected by using questionnaire and documentation. The data was analysed by using simple linear regression.

The result of the research shows that : there is no influence towards university student’s perception about the welfare of teacher and students’ interest to be teachers because the value of interaction regression coefficient between university students’ perception about the welfare of teacher and the university students’ interest to as teacher is 0,494 with ? value = 1,645 or probability is above 0,05 (0,622).


(15)

xii

HALAMAN JUDUL……… i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……… ii

HALAMAN PENGESAHAN………..……… iii

HALAMAN PERSEMBAHAN………... iv

MOTTO………... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……….. vi

KATA PENGANTAR………... vii

ABSTRAK……… x

ABSTRACT………... xi

DAFTAR ISI……… xii

DAFTAR TABEL……… xv

DAFTAR LAMPIRAN……… xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………..……… 1

B. Batasan Masalah ……….…………. 4

C. Rumusan Masalah ………...………. 4

D. Tujuan Penelitian…………..……… 4

E. Manfaat Penelitian………….………... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persepsi……….……… 6

1. Pengertian Persepsi………. 6

2. Aspek-Aspek Persepsi……… 7

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Seleksi Persepsi.. 9

B. Kesejahteraan Guru……….. 11

C. Minat ………..….. 19

D. Penelitian yang Relevan……….. 24

E. Kerangka Berpikir……… 26


(16)

xiii A.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian………. 28

C. Subjek dan Objek Penelitian………. 28

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel………. 29

E. Operasionalisasi Variabel……….. 33

F. Teknik Pengumpulan Data……… 37

G. Teknik Pengujian Instrumen……….…….38

H. Teknik Analisis Data……… 45

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Sejarah Universitas SanataDha rma……….….49

1. PTPG Sanata Dharma... 49

2. FKIP Sanata Dharma……….. 50

3. IKIP Sanata Dharma……….. 50

4. Universitas Sanata Dharma……… 51

5. Nama-Nama Rektor USD……… 52

B. Visi, Misi dan Tujuan Pendidikan USD………...53

1. Visi……….. 53

2. Misi……… 54

3. Tujua n Pendidikan USD………. 55

C. Prodi Pendidikan Ekonomi……….. 55

1. Program Studi Pendidikan Akuntansi……… 56

2. Program Studi Pendidikan Ekonomi……… 56

D. Program dan Fasilitas Pendukung untuk Kesejahteraan Mahasiswa...58

1. Beasiswa dan Bantuan Khusus... 58

2. Bantuan Penyelesaian Skripsi/Tugas Akhir... 58

3. Beasiswa dari Luar USD... 59

4. Dana Van Lith... 59

5. Asuransi/Bantuan Perawatan Kesehatan... 60

6. Poliklinik...61

E. Pejabat Struktur Universitas Sanata Dharma... 61

1. Pimpinan Universitas... 61


(17)

xiv

B. Analisis Data……… 66 C. Pembahasan Hasil Penelitian………70 BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN

A. Kesimpulan………76 B. Saran………. 76 C. Keterbatasan……… 78

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(18)

xv

Halaman

Tabel Populasi Mahasiswa FKIP USD 2005…….……… 30

Tabel Komposisi Populasi dan Sampel... 32

Tabel Penjabaran variabel persepsi mahasiswa tentang kesejahteraan guru... 33

Tabel Penjabaran variabel Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru...36

Tabel Validitas Variabel Persepsi Mahasiswa FKIP... 39

Tabel Validitas Variabel Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru... 41

Tabel Sebaran Responden Penelitian...64

Tabel Deskripsi Data Persepsi Mahasiswa FKIP Tentang Kesejahteraan Guru……. 65

Tabel Deskripsi Data Minat Mahasiswa Menjadi Guru……….. 66

Tabel Ringkasan Hasil Uji Normalitas………..………….. 68

Tabel Ringkasan Hasil Uji Linearitas... 69


(19)

xvi

Halaman

Lampiran 1 Kuesioner……… 80

Lampiran 2 Rekapitulasi Hasil Kuesioner………. 92

Lampiran 3 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas………... 111

Lampiran 4 Pedoman Acuan Norma……….. 117

Lampiran 5 Uji Normalitas dan Linearitas……… 121

Lampiran 6 Uji Regresi………. 124


(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Beberapa tahun belakangan ini, masalah mengenai kesejahteraan guru menjadi topik yang sangat menarik, bahkan sempat menjadi isu hangat dalam hari pertama Kongres XVII Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Istora Senayan Jakarta. Pada waktu itu, sejumlah guru mempertanyakan masalah kesejahteraan tersebut kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Wardiman Djojonegoro yang memberikan sambutan pengarahan dihadapan peserta Kongres.

Tunjangan Fungsional guru masih sangat rendah, baik di tingkat SD, SMP, maupun SMA. Tunjangan guru daerah terpencil sebesar 100 persen dari gaji pokok pun belum terealisasi. Menurut sumber di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, pemberian tunjangan fungsional bagi guru terbentur pada besarnya anggaran yang diperlukan untuk itu.

Tidak seorang pun mengingkari bahwa pekerjaan guru itu penting. Guru berjasa dalam pembangunan Bangsa. Namun demikian pengamatan di masyarakat menunjukkan tidak semua orang berminat menjadi guru. Salah satu alasannya adalah pekerjaan guru bukan merupakan pekerjaan yang bergengsi. Status sosial ekonomi guru bukan yang paling atas, walaupun juga bukan yang paling bawah.


(21)

Banyak sekali fenomena tentang profil guru yang begitu memprihatinkan, guru hanya mempunyai gaji yang sangat rendah bila dibandingkan dengan pegawai kantoran yang berdasi. Belum lagi banyak guru yang menjadi guru sementara atau honorarium selama bertahun-tahun juga dengan gaji dibawah standar.

Di Indonesia, gaji guru hanya dihargai 0,25 pendapatan perkapita setiap bulannya, sangat ironis. Hal ini tidak sesuai dengan kompetensi yang dimiliki oleh guru. Kondisi guru yang seperti ini hendaknya dikurangi dan kenaikan tunjangan fungsional benar-benar terjadi dan bukan hanya sekedar wacana saja, sebab kualitas guru sebenarnya terletak pada seberapa besar penghargaan finansial dan non-finansial yang diberikan (Suara Karya, 1998). Jika dinilai dengan rupiah, gaji guru saat ini rata-rata hanya Rp. 200.000; sampai Rp.500.000; setiap bulan, yang dialokasikan pada satu jam tatap muka dengan siswa dikelas sebesar Rp.5.000; hingga Rp.15.000;. Sementara untuk membiayai hidup di pinggiran kota saja saat ini dibutuhkan minimal Rp.1,5 juta sampai Rp. 2 juta. Standar gaji tersebut terdapat pada guru swasta, guru Bantu, guru kontrak dan guru honorer. Sementara untuk guru yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS) lebih diuntungkan karena standar gajinya disesuaikan dengan pangkat dan golongan (Kompas, 2004).

Jika mengamati keadaan sekitar, kadang seorang guru dengan gaji yang rendah belum merasa puas akan pendapatan yang diterimanya, maka tak heran jika ada guru yang memiliki pekerjaan sambilan, dan bisa jadi pekerjaan sambilan tersebut memberikan pendapatan yang lebih besar dari


(22)

pendapatan utamanya yaitu menjadi guru. Sebagai contoh nyata dalam surat kabar Suara Karya (30 November 1998), ada seorang guru bernama Slamet yang terpaksa menjadi tukang batu karena gajinya yang rendah, padahal sesungguhnya dia sudah menjabat sebagai Kepala Sekolah.

Melihat kenyataan yang terjadi saat ini di Indonesia, maka salah satu upaya pemerintah DPR RI untuk meningkatkan kesejahteraan guru adalah dengan mengesahkan UU Guru dan Dosen pada tanggal 6 Desember 2005. Berkaitan dengan guru secara khusus, UU tersebut mengatur berbagai hal seperti, kualifikasi, kompetensi dan sertifikasi, hak dan kewajiban, pembinaan dan pengembangan, penghargaan, perlindungan dan organisasi profesi yang ujungnya akan bermuara pada guru yang profesional.

Minat menjadi guru juga dipengaruhi oleh tunjangan yang diberikan, tersedianya dana pensiun, kepuasan kerja, mengembangkan ilmu pengetahuan, dan pengakuan dari pemerintah. Secara garis besar, adanya peningkatan kesejahteraan guru, baik finansial maupun non- finansial yang sedang diusahakan oleh pemerintah beberapa tahun belakangan ini sangat mempengaruhi minat mahasiswa untuk menjadi guru. Fenomena ini sangat menarik untuk diteliti. Dengan demikian akan diketahui seberapa besar minat seseorang menjadi guru apabila ada perbedaan persepsi tentang kesejahteraan guru.

Seseorang berminat menjadi guru banyak dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya adalah faktor kesejahteraan yang akan diterima ketika seseorang itu menjadi guru. Pada saat ini, semua orang mengetahui bahwa


(23)

gaji guru sangat rendah, hal ini mencerminkan juga penghargaan nyata masyarakat terhadap guru, sehingga pada akhirnya harapan akan kesejahteraan guru mempengaruhi minat seseorang menjadi guru.

Melihat fenomena di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA FKIP TENTANG KESEJAHTERAAN GURU TERHADAP MINAT MAHASISWA FKIP MENJADI GURU” dengan studi kasus pada mahasiswa FKIP Sanata Dharma Angkatan 2005.

B. Batasan Masalah

Banyak faktor yang mempengaruhi persepsi mahasiswa menjadi guru. Namun dengan pertimbangan lebih memiliki pengaruh daripada faktor lain, maka peneliti hanya mengkhususkan pada faktor kesejahteraan gur u.

C. Rumusan Masalah

Apakah ada pengaruh persepsi mahasiswa FKIP tentang kesejahteraan guru terhadap minat mahasiswa menjadi guru ?

D. Tujuan Penelitian

Mengetahui adanya pengaruh persepsi mahasiswa FKIP tentang kesejahteraan guru terhadap minat mahasiswa menjadi guru.


(24)

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan akan menambah referensi tentang pendidikan diperpustakaan di Universitas, khususnya bagi mahasiswa FKIP.

2. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan akan banyak memberi bekal bagi peneliti untuk terjun ke dunia pendidikan, khususnya yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilaksanakan.


(25)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Persepsi

1. Pengertian Persepsi

Persepsi merupakan proses yang meliputi penginderaan terhadap rangsang, pengorganisasian rangsang, dan penafsiran rangsang, sehingga individu mengerti rangsang yang diinderanya. Ada tiga komponen dalam persepsi, yaitu : (1) seleksi, (2) interpretasi, dan (3) reaksi. Seleksi dilakukan terhadap rangsang yang masuk dari luar melalui penginderaan. Penafsiran dibuat untuk mengorganisasikan rangsang atau informasi sehingga mempunyai makna bagi individu. Tanggapan adalah bentuk tingkah laku yang terjadi sebagai akibat dari interpretasi (Walgito, 1993 : 53).

Menurut Sarlito (1983 : 39), persepsi didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengorganisasikan pengamatan. Kemampuan untuk mengelompokkan benda-benda antara satu benda dengan benda lain yang berdekatan atau serupa, memfokuskan perhatiannya pada satu obyek, sedangkan obyek-obyek yang lain disekitarnya dianggap sebagai latar belakang.

Persepsi juga didefinisikan sebagai proses diterimanya rangsang (obyek, kualitas, hubungan antar gejala maupun peristiwa) sampai rangsang itu disadari dan dimengerti. Persepsi bukan sekedar penginderaan


(26)

tetapi sebagai the interpretation experience (penafsiran pengalaman). (Irwanto, dkk., 1991 : 71).

Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan suatu proses di dalam diri individu yang terjadi dengan langkah-langkah tertentu. Mula- mula, melalui inderanya individu menerima rangsang sebagai informasi. Informasi itu kemudian diolah dan ditafsirkan. Pengolahan dan penafsiran informasi tersebut menimbulkan tanggapan dalam diri individu. Tanggapan individu dapat berbentuk pendapat maupun dalam bentuk tingkah laku. Persepsi bersifat subyektif tanggapan individu yang satu dengan yang lainnya, terhadap obyek yang sama dapat berbeda.

2. Aspek-Aspek Persepsi

Pengertian persepsi sebagaimana dijelaskan di atas memperlihatkan aspek-aspek pokok persepsi itu, yaitu : rangsang, tanggapan dan perilaku.

a. Rangsang

Setiap rangsang ditimbulkan oleh obyek. Rangsang dapat berasal dari luar diri individu, dapat pula berasal dari dalam individu. Rangsang yang berasal dari luar diri individu akan mengenai alat indera selaku penerima rangsang atau reseptor, lalu meneruskannya ke syaraf penerima atau sensoris. Sedangkan rangsang yang berasal dari dalam diri individu langsung mengenai penerima (Walgito, 1993 : 54).


(27)

b. Tanggapan

Tanggapan terjadi dalam suatu proses yang disebut proses persepsi. Proses persepsi bermula dari adanya obyek yang menimbulkan rangsang, lalu rangsang mengenai reseptor. Tahap ini disebut kealaman, karena terjadi secara alamiah. Rangsang yang diterima oleh reseptor diterima diteruskan ke syaraf setelah mengalami penyeleksian, dan dilanjutkan oleh syaraf ke otak sebagai pusat kesadaran. Tahap ini disebut sebagai proses fisiologis, karena terjadi di otak, yang memungkinkan individu mengalami dan menyadari sepenuhnya rangsang yang diterimanya melalui reseptor. Tahap ini disebut psikologis, karena berhubungan dengan penyadaran. Proses ini terjadi di otak juga merupakan proses persepsi sebenarnya. Setiap rangsang disadari kemudian ditanggapi oleh individu melalui syaraf motorik (Walgito, 1993 : 54)

c. Perilaku

Noerhadi (Alfian, 1985 : 208 – 209) menegaskan bahwa persepsi yang diperoleh dalam proses penyadaran ini ditentukan oleh nilai- nilai yang dianut individu. Dalam proses itu persepsi sekaligus merupakan suatu nilai, pendapat dan pandangan. Setiap nilai, pendapat dan pandangan yang dianggap penting oleh individu, menuntut individu untuk melaksanakannya. Maka persepsi perlu dilihat dalam rangkaian perilaku, persepsi berfungsi sebagai persiapan ke perilaku


(28)

konkret. Nilai- nilai ini tidak hanya mempengaruhi persepsi, melainkan juga perilaku.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Seleksi Persepsi

Persepsi bersifat subyektif. Tanggapan individu yang satu dengan yang lain, terhadap obyek yang sama dapat berbeda-beda. Persepsi individu terhadap dunia nyata merupakan olahan semua informasi yang diterima oleh indera- indera yang dipengaruhi oleh kondisi psikologi dan pengalaman kita (Irwanto, dkk., 1991 : 85)

Berbagai macam faktor perhatian yang berasal dari luar maupun dari dalam dapat mempengaruhi proses seleksi persepsi (Miftah Thota, 1988:145-152), yaitu :

a) Faktor dari luar yang terdiri dari pengaruh-pengaruh lingkungan luar, antara lain :

1) Intensitas

Prinsip intensitas dari suatu perhatian dapat dinyatakan bahwa semakin besar intensitas stimulus dari luar, layaknya semakin besar pula hal-hal untuk dipahami.

2) Ukuran

Faktor ini menyatakan bahwa semakin besar ukuran sesuatu obyek, maka semakin mudah untuk bisa diketahui atau dipahami.


(29)

3) Keberlawanan atau kontras

Prinsip berlawanan ini menyatakan bahwa stimulus luar yang penampilannya berlawanan dengan latar belakangnya atau sekelilingnya yang sama sekali di luar sangkaan orang banyak, akan menarik banyak perhatian.

4) Pengulangan

Dalam hal ini dikemukakan bahwa stimulus dari luar yang diulang akan memberikan perhatian yang lebih besar dibandingkan dengan sekali melihat.

5) Gerakan

Prinsip gerakan ini diantaranya menyatakan bahwa orang akan memberikan banyak perhatian terhadap objek yang bergerak dalam jangkauan pandangannya, dibandingkan dari objek yang diam. 6) Baru dan Familiar

Prinsip ini menyatakan bahwa baik situasi eksternal yang baru maupun yang sudah dikenal dapat dipergunakan sebagai penarik perhatian.

b) Faktor dari dalam diri seseorang yang mempengaruhi proses seleksi, antara lain :

1) Proses belajar (learning), semua faktor dari dalam yang membentuk adanya perhatian kepada semua obyek sehingga menimbulkan adanya persepsi adalah didasarkan dari kekompleksan kejiwaan. Kekompleksan kejiwaan ini selaras


(30)

dengan proses pemahaman atau belajar dan motivasi yang dimiliki oleh masing- masing individu.

2) Motivasi, selain proses belajar dapat membentuk persepsi faktor dari dalam lainnya yang juga menentukan terjadinya persepsi, antara lain motivasi dan kepribadian yang pada dasarnya tidak bisa dipisahkan dari proses belajar, tetapi keduanya juga mempunyai dampak yang amat penting dalam proses pemilihan persepsi.

3) Kepribadian, dalam membentuk persepsi unsur ini sangat erat hubungannya dengan proses belajar dan motivasi, yang mempunyai akibat tentang apa yang diperhatikan dalam menanggapi suatu situasi.

B. Kesejahteraan Guru

Dalam tinjauan pustaka mengenai kesejahteraan guru ini, peneliti juga mempergunakan istilah karyawan atau pegawai, karena profesi guru sama halnya dengan karyawan atau pegawai, yaitu orang yang bekerja pada suatu instansi atau lembaga, dalam hal ini guru bekerja pada suatu instansi atau lembaga pendidikan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kesejahteraan diartikan sebagai keadaan sejahtera, keamanan, keselamatan, ketenteraman (kesenangan hidup dan sebagainya), kemakmuran.

Pengertian kesejahteraan itu sendiri yaitu seluruh penyelenggaraan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan oleh pemerintah harus dapat


(31)

menciptakan tingkat kesejahteraan masyarakat yang lebih baik dari kondisi saat ini, meliputi peningkatan secara ekonomi, berupa pemenuhan kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, papan/perumahan, dan kesempatan memperoleh kebutuhan untuk mengembangkan kapasitas pribadi, seperti pendidikan, pelayanan kesehatan sampai pada pemenuhan kebutuhan batin yang bersifat kejiwaan dan keagamaan. Di samping itu, dalam pengertian sejahtera juga terkandung makna kesejukan dalam hubungan antar komponen masyarakat, dengan tetap dijiwai semangat kedinamisan dalam menghadapi masa depan.

Meskipun sudah lebih sejahtera, kondisi dan situasinya sejuk, bersifat maju dan melestarikan nilai- nilai spiritual dan budaya luhur bangsa, dengan pengertian lain, meskipun di masa datang perencanaan tersebut dapat dicapai dalam tataran tertentu, namun warga masyarakat harus tetap sadar akan kodrati kemanusiaannya sebagai bagian kecil dari makrokosmos dalam semesta yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa ( Totok Ary Probowo, 2003 : 3).

Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil ciri-ciri kesejahteraan sebagai berikut

a. Terpenuhinya kebutuhan pokok hidup

Seperti : pangan, sandang, papan/perumahan.

b. Mendapatkan kesempatan memperoleh kebutuhan untuk mengembangkan kapasitas pribadi.


(32)

Seperti : pendidikan, pelayanan kesehatan sampai pada pemenuhan kebutuhan batin yang bersifat kejiwaan dan keagamaan.

c. Terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan nyata.

Seperti : barang-barang kebutuhan rumah tangga, barang-barang modal dan pendidikan, pemeliharaan kesehatan dan lain sebagainya.

Pengertian kesejahteraan itu sendiri dalam artian yang sangat luas mencakup berbagai tindakan yang dilakukan manusia untuk mencapai tingkat kehidupan yang lebih baik ( Isbandi Rukminto Adi, 1994 : 3).

Dalam kaitannya dengan kesejahteraan ada beberapa karakteristik. Usaha kesejahteraan masa kini, yaitu :

a. Menanggapi kebutuhan manusia.

b. Usaha kesejahteraan diorganisir guna menanggapi kelompok masyarakat perkotaan yang modern.

c. Kesejahteraan mengarah kespesialisasi, sehingga lembaga kesejahteraan juga menjadi lebih terspesialisasi.

d. Usaha kesejahteraan menjadi sangat luas.

Menurut Mala yu S.P Hasibuan (2001 : 182), kesejahteraan karyawan adalah balas jasa pelengkap (material dan non material) yang di berikan berdasarkan kebijaksanaan, bertujuan untuk mempertahankan dan memperbaiki kondisi fisik mental karyawan agar produktivitas kerjanya meningkat.

Menurut Andrew F. Sikula ( dalam Malayu S.P Hasibuan, 2001 : 182-183 ), kompensasi tidak langsung adalah balas jasa yang di terima oleh


(33)

pekerja dalam bentuk selain upah atau gaji langsung. Benefit meliputi program-program perusahaan atau instansi, seperti jaminan hari tua, waktu libur, tabungan, sedangkan servis adalah berupa fisiknya atau bendanya seperti mobil dinas, fasilitas olahraga, memperingati hari besar dan lain sebagainya.

Dengan pengertian tersebut perlu diketahui persamaan dan perbedaan antara kompensasi langsung (gaji dan upah) dengan kompensasi tidak langsung (kesejahteraan karyawan), menurut S.P Hasibuan (2001 : 183-184) : a. Persamaan

1. Gaji atau upah yang merupakan kompensasi langsung dan kesejahteraan karyawan termasuk kompensasi tidak langsung adalah merupakan pendapatan (outcomes) bagi karyawan.

2. Pemberian gaji atau upah dan kesejahteraan karyawan bertujuan sama yakni untuk memenuhi kebutuhan dan keterikatan karyawan.

3. Gaji atau upah dan kesejahteraan karyawan merupakan biaya bagi perusahaan.

4. Pemberian gaji atau upah dan kesejahteraan karyawan dibenarkan oleh peraturan legal, jadi bisa dimasukan dalam neraca fiskal perusahaan atau lembaga tersebut.


(34)

b. Perbedaan

1. Gaji atau upah merupakan hak karyawan untuk menerimanya dan menjadi kewajiban perusahaan untuk membayarnya.

2. Gaji atau upah wajib dibayar perusahaan. Sedangkan kesejahteraan diberikan hanya atas kebijaksanaan saja, bukan kewajiban perusahaan atau sewaktu-waktu dapat di tiadakan.

3. Gaji atau upah harus dibayar dengan finansial (uang atau barang) sedangkan kesejahteraan diberikan dengan finansial dan non finansial, misalnya fasilitas.

4. Gaji atau upah, waktu dan besarnya tertentu, sedangkan kesejahteraan, waktu dan besarnya tidak tertentu.

Karyawan merupakan sumber daya yang sangat penting peranannya dalam mendukung aktivitas perusahaan atau lembaga, maka sudah sewajarnya apabila sebuah perusahaan akan berusaha agar karyawannya mempunyai semangat kerja yang tinggi dan diharapkan mampu meningkatkan produktivitas perusahaan, maka diberikan berbagai macam fasilitas kepada karyawan untuk menjamin kesejahteraan karyawan.

Penyebab masalah kesejahteraan karyawan makin diperhatikan menurut Heidjrachman Ranupandojo dan Suad Husnan (2000 : 268) adalah: 1. Perubahan didalam sikap para karyawan yang disebabkan terutama oleh

makin meningkatnya taraf pendidikan mereka. 2. Permintaan dari organisasi-organisasi buruh.


(35)

3. Permintaan pemerintah yang diwujudkan dalam bentuk Undang-Undang atau peraturan.

4. Persaingan yang semakin besar mengakibatkan para pengusaha harus berusaha untuk memberikan berbagai jaminan agar para karyawan tidak lari dari perusahaan.

5. Adanya pengawasan terhadap tinggi rendahnya tingkat upah, terutama dari perkumpulan para pengusaha untuk mencegah persaingan dalam pemberian upah.

Tujuan pemberian kesejahteraan karyawan menurut Malayu S.P Hasibuan (2001 : 184) adalah :

1. Untuk meningkatkan kesetiaan dan keterikatan para karyawan perusahaan atau suatu lembaga.

2. Memberikan ketenangan bagi para karyawan beserta keluarganya. 3. Memotivasi gairah kerja, disiplin dan produktivitas karyawan. 4. Menurunkan tingkat absensi dan turnover karyawan.

5. Menciptakan lingkungan dan suasana kerja yang baik serta nyaman. 6. Membantu lancarnya pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai tujuan. 7. Memelihara kesehatan dan meningkatkan kualitas karyawan.

8. Mengefektifkan pengadaan karyawan.

9. Membantu pelaksaan program pemerintah dalam meningkatkan kualitas manusia Indonesia.

10. Mengurangi kecelakaan dan kerusakan peralatan perusahaan. 11. Meningkatkan status sosial karyawan beserta keluarganya.


(36)

Prinsip kesejahteraan karyawan menurut Henry Simamora (1999 : 565) adalah tunjangan karyawan haruslah memenuhi kebutuhan nyata, tunjangan-tunjangan haruslah dibatasi kepada aktivitas-aktivitas dimana kelompok lebih efisien daripada individu.

Berdasarkan UU No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, di dalam pasal 14 tertulis bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya, guru berhak :

1. Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial.

2. Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.

3. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan intelektual.

4. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi.

5. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas keprofesionalan.

6. Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan, penghargaan dan/atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaedah pendidikan, kode etik guru dan peraturan perundang-undangan.

7. Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas.


(37)

9. Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan.

10. Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi, dan/atau

11. Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya. Ketentuan di atas dapat menjadi batasan bagi guru dalam mencapai kesejahteraan, baik secara finansial maupun non finansial. Menurut UU RI tentang guru dan dosen No.15, penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, serta penghasilan lain yang berupa tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus, dan tambahan yang terkait dengan tugasnya sebagai guru yang ditetapkan dengan prinsip penghargaan atas dasar prestasi.

Kesejahteraan meliputi juga kompensasi, yaitu segala sesuatu yang diterima oleh pegawai sebagai balas jasa (kontra prestasi) atas kerja mereka. Pada dasarnya kompensasi merupakan kontribusi yang diterima oleh pegawai atas pekerjaan yang telah dikerjakannya (menurut Ambar Teguh Sulistiyani dan Rosidah, 2003 : 206). Kompensasi merupakan salah satu aspek yang terpenting bagi pegawai, karena bagi individu/pegawai, besarnya kompensasi mencerminkan ukuran nilai karya mereka di antara para pegawai itu sendiri, keluarga dan masyarakat.

Menurut Henry Simamora (2004 : 442 - 444), komponen dari program kompensasi dapat dibagi ke dalam bentuk-bentuk kompensasi langsung (direct compensation) dan kompensasi tidak langsung (indirect


(38)

compensation). Kompensasi finansial langsung terdiri dari bayaran (pay) yang diperoleh seseorang dalam bentuk gaji, upah, bonus, dan komisi. Kompensasi finansial tidak langsung yang disebut juga tunjangan, meliputi semua imbalan finansial yang tidak tercakup dalam kompensasi langsung. Kompensasi non finansial terdiri atas kepuasan yang diperoleh seseorang dari pekerjaan itu sendiri, atau dari lingkungan psikologis dan/atau fisik dimana orang itu bekerja.

Jadi, kesejahteraan guru merupakan keadaan dimana seorang guru dapat memenuhi kebutuhan nyata, akan pangan, sandang, papan/perumahan, barang-barang kebutuhan rumah tangga, barang-barang modal dan pendidikan, pemeliharaan kesehatan dan tidak melepaskan jasmaninya dari jiwa dan rohaninya.

C. Minat Menjadi Guru

Minat merupakan faktor psikologis yang dapat menentukan pilihan seseorang. Selain itu, minat juga merupakan salah satu faktor yang penting untuk kemajuan dan keberhasilan seseorang. Seseorang yang mengerjakan suatu pekerjaan yang disertai dengan minat, pada umumnya akan memperoleh hasil yang lebih baik, daripada mereka yang yang tidak berminat, sehingga pekerjaan yang disertai minat itu akan membuahkan hasil (Winkel, 1994 : 30)

Minat adalah kecenderungan yang menetap pada subyek untuk merasa tertarik pada hal- hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang tersebut. Dengan kata lain, dapat berarti bahwa tanpa adanya minat yang


(39)

menetap pada subyek, dalam mengerjakan sesuatu, subyek akan merasa bosan dan hasil yang dicapai tidak memuaskan, sehingga minat dikatakan sebagai penentu pilihan (Winkel, 1991 : 533).

Selanjutnya, Whitherington (dalam Buchori, 1999: 135) mengemukakan bahwa minat adalah kesadaran seseorang bahwa, objek, seseorang, suatu soal atau suatu situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya. Minat adalah suatu pemusatan perhatian yang tidak sengaja terlahir dengan penuh kemauan. Minat termasuk dalam aspek afektif, yaitu suatu aspek yang di dalamnya mengandung unsur perasaan.

Antara minat dan perasaan terdapat hubungan timbal balik, sehingga tidak mengherankan jika mahasiswa yang berperasaan tidak senang juga akan kurang berminat, sedangkan mahasiswa yang berperasaan senang akan berminat. Munculnya minat tidak terbentuk secara tiba-tiba, melainkan terbentuk dan berkembang melalui proses pendidikan, proses sosialisasi dan proses interaksi di kampus, di masyarakat, dan di keluarga.

Menurut Winkel (1984 : 45), faktor-faktor non intelektual seperti motivasi untuk belajar yang mulai berkurang disebabkan karena tidak ada minat untuk menjadi guru sehingga timbul keraguan terhadap profesi guru. Pendapat lain mengatakan bahwa minat merupakan suatu keadaan kecenderungan untuk berhubungan lebih aktif dengan objek itu.

Menurut Bimo Walgito ( 1977 : 38), minat merupakan suatu keadaan dimana seseorang menaruh perhatian terhadap suatu subyek disertai dengan


(40)

adanya kecenderungan untuk berhubungan secara aktif dengan subyek tersebut.

Suryobroto (1988 : 109), mendefinisikan minat sebagai kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik terhadap suatu subyek atau menyenangi suatu subyek. Tidak adanya minat seorang mahasiswa untuk menjadi guru biasanya disebabkan karena tidak termotivasi untuk menjadi guru. Hal ini disebabkan karena tidak sesuai denga n bakatnya, tidak sesuai dengan kebutuhannya dan tidak sesuai dengan keinginannya.

Menurut Giartama (1990 : 6), minat digolongkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :

1. Secara intrinsik

Minat secara intrinsik merupakan minat yang timbul dari dalam individ u sendiri tanpa pengaruh dari luar. Minat intrinsik dapat timbul karena pengaruh sikap, persepsi, prestasi belajar, bakat, jenis kelamin dan intelegensi.

2. Secara ekstrinsik

Minat secara ekstrinsik merupakan minat yang timbul akibat pengaruh dari luar individu. Minat ekstrinsik timbul antara lain karena latar belakang ekonomi, minat orang tua dan teman sebaya.

Menurut Winarno Suracmad (1978 : 84), minat dipengaruhi oleh jenis kelamin, kesempatan, lingkungan dan apa saja yang menjadi minat teman sebayanya. Menurut Pasaribu dan Simandjuntak (1986 : 10), minat adalah


(41)

gejala kejiwaan yang berhubungan dengan sikap subyek terhadap objek atas dasar adanya kelanjutan dari dorongan kegiatan spontan.

Menurut Eggers Dorter dalam Pasaribu (1986), minat dapat dibedakan dalam tiga tingkatan, yaitu :

1. Minat biasa dalam hal hanya ada hubungan dangkal dengan objek pengetahuan.

2. Ikut serta adalah minat yang tidak terbatas pada pengetahuan intelektual, tetapi ingin ikut menangkap maksud, ikut merasakan arti sesuatu. Tingkatan minat itu terdapat pada bahan pelajaran kultural (bahasa, sejarah dan kebudayaan)

3. Menyerahkan diri adalah tingkatan minat yang tertinggi, dimana subyek diterkam seluruhnya oleh obyek yang dikenal dan dihargainya, terhadap moral dan agama.

Menurut Andi Mappiare (1980 : 64), minat dipengaruhi oleh latar belakang lingkungan, tingkat ekonomi, status sosial, dan pengalaman. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa hampir seluruh unsur lingkungan yang ada di sekitar anak akan menjadi faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa untuk menjadi guru.

Menurut Drs. Andi Mappiare (1982 : 62), minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau kecenderungan-kecenderungan lain yang mengarahkan individu pada suatu pilihan tertentu. Perkembangan minat terhadap cita-cita jabatan dan pendidikan dibagi menjadi dua, yaitu :


(42)

1. Perkembangan minat/cita-cita remaja awal

Minat/cita-cita remaja terhadap sekolah dan jabatan remaja awal banyak dipengaruhi oleh minat orang tua dan minat kelompoknya. Faktor- faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan jabatan seseorang cukup banyak antara lain tingkat status ekonomi/sosial, tingkat pendidikan, jenis kelamin, kebutuhan-kebutuhan dan lain- lain. Dalam masa remaja awal, minat/cita-cita sekolah atau jabatan seseorang masih berubah-ubah.

2. Perkembangan minat/cita-cita remaja akhir

Minat/cita-cita pendidikan/ jabatan pekerjaan dalam masa remaja akhir, pada umumnya telah mantap dalam pilihan, terutama dalam parohan akhir masa remaja akhir. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan jabatan remaja adalah pengaruh citra diri, lingkungan keluarga/orang tua, lingkungan sosial kultural, dan sebagainya. Setelah mendekati masa remaja akhir, minat/cita-cita tersebut dapat lebih jelas, dan beberapa remaja telah dapat menentukan dan mengarahkan minat dan cita-cita pendidikan atau jabatan pekerjaan. Jadi, dapat dikatakan bahwa jenis sekolah, jenis pekerjaan/jabatan yang dipilih seorang remaja akhir, dipengaruhi minat dan aspirasinya sendiri, minat dan aspirasi orang tuanya, kesan-kesan (menyangkut gengsi) dari teman-teman sebaya remaja yang bersangkutan.

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa minat menjadi guru adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut, atau


(43)

kecenderungan lain yang mengarahkan seseorang untuk memilih menjadi guru.

D. Penelitian yang Relevan

Dalam sub bab ini, akan dipaparkan penelitian yang relevan dengan penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Marina Dwi Murwati yang meneliti tentang persepsi mahasiswa FKIP yang belum PPL II dan yang sudah PPL II, serta maha siswa non FKIP terhadap profesi guru ditinjau dari aspek kesejahteraan, sosial dan professional, studi kasus : mahasiswa program studi Pendidikan Ekonomi dan mahasiswa Fakultas Ekonomi Program studi Manajemen dan Akuntansi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Dalam penelitian tersebut, terdapat tiga tujuan yakni: a) untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi mahasiswa FKIP yang belum PPL II dan yang sudah PPL II, serta mahasiswa non FKIP Terhadap profesi guru ditinjau dari aspek kesejahteraan. b) untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi mahasiswa FKIP yang belum PPL II dan yang sudah PPL II, serta mahasiswa non FKIP Terhadap profesi guru ditinjau dari aspek sosial. c) untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi mahasiswa FKIP yang belum PPL II dan yang sudah PPL II, serta mahasiswa non FKIP Terhadap profesi guru ditinjau dari aspek profesional.

Populasi penelitian ini mencakup seluruh mahasiswa FKIP Program Studi Pendidikan Ekonomi angkatan 2001-2002 dan mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi dan Manajemen angkatan 2001-2002 Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta yang berjumlah 1265 Mahasiswa.


(44)

Penentuan sampel menggunakan teknik sampel random proporsional, dengan jumlah sampel 304 orang.

Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan Analisis Varians ( Uji t ANOVA).

Sedangkan kesimpulan yang diperolah dari penelitian ini, yakni: a) terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa FKIP yang belum PPL II dan yang sudah PPL II serta mahasiswa non FKIP Terhadap profesi guru ditinjau dari aspek kesejahteraan. b) terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa FKIP yang belum PPL II dan yang sudah PPL II serta mahasiswa non FKIP Terhadap profesi guru ditinjau dari aspek sosial. c) terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa FKIP yang belum PPL II dan yang sudah PPL II serta mahasiswa non FKIP Terhadap profesi guru ditinjau dari aspek profesional.

E. Kerangka berpikir

Minat seseorang untuk menjadi guru dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satunya dipengaruhi oleh persepsi seseorang tentang kesejahteraan guru. Faktor kesejahteraan sangat mempengaruhi minat seseorang menjadi guru. Setiap orang dalam menilai suatu pekerjaan selalu melihat pada gaji dan tunjangan yang diterima apabila bekerja pada pekerjaan tertentu, termasuk menjadi guru. Akan tetapi, bila fakta yang ada saat ini, kesejahteraan yang diperoleh guru masih sangat minim. Maka, tak heran jika sebagian orang


(45)

berpandangan bahwa menjadi guru tidak menjanjikan, baik secara ekonomis maupun gengsi. Generasi muda pun lebih berminat untuk menjadi dokter, akuntan, insinyur dan lain sebagainya dibandingkan berminat menjadi guru.

Mungkin dengan fenomena tersebut, maka profesi guru menjadi tidak menarik bagi generasi muda, bahkan alumni yang memiliki latar belakang disiplin ilmu keguruan banyak yang tidak berminat menjadi guru.

Dengan adanya UU Guru dan Dosen yang dapat menjamin kesejahteraan guru, maka diharapkan dapat mengubah persepsi mahasiswa tentang kesejahteraan guru, yang tentunya dapat meningkatkan minat mahasiswa menjadi guru.

F. Hipotesis

Berdasarkan kerangka teoritik di atas, maka hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah : Ada pengaruh positif persepsi mahasiswa FKIP tentang kesejahteraan guru terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru.


(46)

27 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dilihat dari cara pembahasannya, penelitian ini tergolong penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang hanya terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah dan keadaan sebagaiman adanya, sehingga hanya sekedar mengungkapkan fakta.

Jenis penelitan deskriptif yang digunakan penulis adalah studi kasus, yaitu jenis penelitian tentang subyek tertentu dimana subyek tersebut terbatas, maka kesimpulan yang diperoleh hanya terbatas pada subyek yang dimiliki (Tatang M.Arifin, 1986 : 137).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2008. C. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah orang-orang yang terlibat dalam penelitian, dalam hal ini mereka yang bertindak sebagai pemberi informasi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Subyek penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas


(47)

Sanata Dharma Yogyakarta, semua program studi angkatan 2005 kecuali PGSD, karena PGSD angkatan 2005 masih berjenjang Diploma. Program studi tersebut antara lain : Progaram studi Bimbingan dan Konseling (BK), Ilmu Pengetahuan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik (IPPAK), Pendidikan Ba hasa Inggris (PBI), Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah (PBSID), Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi (PAK), Pendidikan Ekonomi (PE), Pendidikan Sejarah (PSej), Pendidikan Fisika (PFis) dan Pendidikan Matematika (P.mat).

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan dalam penelitian. Dalam hal ini yang menjadi obyek penelitian adalah: a.) Persepsi mahasiswa FKIP tentang peningkatan kesejahteraan guru. b.) Minat mahasiswa FKIP menjadi guru.

D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah kumpulan yang lengkap dari seluruh elemen yang sejenis, akan tetapi dapat dibedakan satu sama lain. Perbedaan itu disebabkan karena adanya karakteristik yang berlainan (Suprapto, 1986 : 24). Populasi yang diambil oleh peneliti meliputi seluruh mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma


(48)

Yogyakarta, angkatan 2005, yang berjumlah 499 mahasiswa, dengan rician sebagai berikut :

Tabel 3.1

Populasi Mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma Angkatan 2005

Program Studi Jumlah Mahasiswa Bimbingan dan Konseling (BK) 40

Ilmu Pengetahuan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik (IPPAK)

45 Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) 144 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan

Daerah (PBSID)

62 Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian

Khusus Pendidikan Akuntansi (PAK)

75

Pendidikan Ekonomi (PE) 25

Pendidikan Sejarah (PSej) 22 Pendidikan Fisika (PFis) 27 Pendidikan Matematika ( P.mat) 59

Jumlah 499

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti (Arikunto, 1992 : 104). Cara pengambilan sampel dengan menggunakan sampel secara acak, yaitu suatu metode pemilihan ukuran sampel dari suatu populasi dimana setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama dan semua kemungkinan penggabungannya yang di seleksi sebagai sampel mempunyai peluang yang sama (Weirsma, 1975). Cara untuk menentukan besarnya sampel adalah dengan proportional random sampling yang menggunakan rumus Slovin (Consuelo, 1993 : 161) :

N = 2

1 Ne N +


(49)

Keterangan :

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = nilai kritis ( batas ketelitian) yang diinginkan (5%) Jadi besarnya sampel yang diteliti :

= 2

) 05 , 0 ( 499 1 499 + = ) 0025 , 0 ( 499 1 499 + = 2475 , 1 1 499 + = 2475 , 2 499 = 222,02 = 222 Sampel = 222

3. Teknik Penarikan Sampel

Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah Stratified random sampling, yaitu pengambilan sampel secara acak sesuai dengan proporsinya. Proporsi yang dimaksud adalah pembagian populasi menurut sub kelompok atau yang disebut dengan strata. Kemudian setiap strata akan dipilih sampelnya secara random. ( N. Budiyuwono; 138 : 1996).

Menurut Dr. Budiono (2001; 369 : 370), rumus untuk menentukan besarnya sampel perstrata adalah :

ni = n N Ni


(50)

Keterangan :

ni = sampel strata n = ukuran sampel Ni = jumlah populasi ni N = jumlah populasi

Berdasarkan rumus di atas, maka distribusi sampel perstrata adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Komposisi Populasi dan Sampel Mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Angkatan 2005

No Program Studi Jumlah Jumlah Sampel ni = n

N Ni

1 Bimbingan dan Konseling (BK) 40 18 79 , 17 222 499

40 = =

2 Ilmu Pengetahuan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik (IPPAK)

45 20 02 , 20 222 499 45 = =

3 Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) 144 64 06 , 64 222 499 144 = =

4 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah

(PBSID) 62 28 58 , 27 222 499 62 = =

5 Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan

Akuntansi (PAK) 75 33 37 , 33 222 499 75 = =

6 Pendidikan Ekonomi (PE) 25

11 12 , 11 222 499 25 = =

7 Pendidikan Sejarah (PSej) 22

10 79 , 9 222 499

22 = =

8 Pendidikan Fisika (PFis) 27

12 01 , 12 222 499

27 = =

9 Pendidikan Matematika (P.mat) 59 26 25 , 26 222 499 59 = =


(51)

E. Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel merupakan kegiatan menjabarkan variabel penelitian ke dalam indikator untuk mendefinisikan dan mengukur variabel. Dalam penelitian ini ada 2 variabel :

1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas adalah himpunan seluruh gejala yang memiliki berbagai aspek atau unsur yang berfungsi mempengaruhi atau menentukan munculnya variabel lain yang disebut variabel terikat (Nawawi; 56 : 1994). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah persepsi mahasiswa.

Persepsi merupakan suatu proses di dalam diri individu yang mula- mula terjadi melalui inderanya menerima rangsang sebagai informasi yang diolah dan ditafsirkan. Pengelolaan dan penafsiran informasi itu menimbulkan tanggapan dalam diri individu.

Tabel 3.3

Penjabaran variabel persepsi mahasiswa tentang kesejahteraan guru

Variabel Indikator Pernyataan

Positif Pernyataan Negatif Kesejahteraan Guru (Finansial) Kesejahteraan Guru (Non finansial)

- memperoleh penghasilan (gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus) di atas kebutuhan hidup pokok minimum. - memperoleh jaminan kesejahteraan

sosial.

- mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.

- memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan intelektual.

- memperoleh kesempatan untuk

1,2,3,4,5,9,10, 11,12 6,7,8 13,14,15,16 23,25 17 - - - - -


(52)

meningkatkan kompetensi.

-memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas keprofesionalan.

-memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan, pengharagaan dan/atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaedah pendidikan, kode etik guru dan peraturan perundang-undangan.

- memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas.

- memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi.

- memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan.

- memperole h kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi. - memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya. 26 27 19,20 21,22,24 28 29 18 - - - - - - -

Pengukuran variabel persepsi mahasiswa diperoleh dengan menggunakan skala Likert. Pernyataan yang digunakan ada yang positif dan ada yang negatif. Pernyataan positif adalah pernyataan yang mengungkapkan hal yang diharapkan dalam minat mahasiswa menjadi guru. Pernyataan negatif adalah pernyataan yang mengungkapkan hal yang tidak diharapkan dalam minat mahasiswa menjadi guru.

Pernyataan positif dalam kuesioner diklasifikasikan sebagai berikut: Sangat Setuju (SS) dengan skor 4, Setuju (S) dengan skor 3, Kurang Setuju (KS) dengan skor 2, dan Tidak Setuju (TS) dengan skor 1.


(53)

Untuk pernyataan negatif diklasifikasikan sebagai berikut : Sangat Setuju (SS) dengan skor 1, Setuju (S) dengan skor 2, Kurang Setuju (KS) dengan skor 3, dan Tidak Setuju (TS) dengan skor 4.

2. Variabel terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat adalah himpunan seluruh gejala yang memiliki sejumlah aspek atau unsur di dalamnya yang berfungsi menerima atau menyesuaikan diri dengan kondisi lain yang disebut variabel bebas (Nawawi; 57 : 1994). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat mahasiswa.

Minat merupakan suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut, atau kecenderungan lain yang mengarahkan individu pada pilihan tertentu.


(54)

Tabel 3.4

Penjabaran variabel Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru

Variabel Indikator Pernyataan Positif

Pernyataan Negatif Minat 1. Perasaan :

a. senang berkecimpung dalam bidang keguruan. b.Merasa tertarik untuk

menjadi guru. 2. Harapan :

Memiliki harapan positif terhadap peranan guru. 3. Pendirian :

pikiran selalu tertuju pada profesi guru.

4.Prasangka/rasa takut :

a.Memendam persangkaan-persangkaan terhadap profesi guru.

b.Merasa takut oleh celaan dari orang lain terhadap profesi guru.

5.Kecenderungan lain :

a.dukungan dari orangtua untuk menjadi guru.

b.dukungan dari teman untuk menjadi guru. 1,2 3 4,7,9,10,12,14,19 ,27,28 20,21,22,23,24 - - 29,30,31 32,33,34,35 - - - - 5,13,15,25,26 8,11,16,17,18 - -

Pengukuran variabel minat mahasiswa menjadi guru diperoleh dengan menggunakan skala Likert. Pernyataan yang digunakan ada yang positif dan ada yang negatif. Pernyataan positif adalah pernyataan yang mengungkapkan hal yang diharapkan dalam minat mahasiswa menjadi


(55)

guru. Pernyataan negatif adalah pernyataan yang mengungkapkan hal yang tidak diharapkan dalam minat mahasiswa menjadi guru.

Pernyataan positif dalam kuesioner diklasifikasikan sebagai berikut : Sangat Setuju (SS) dengan skor 4, Setuju (S) dengan skor 3, Kurang Setuju (KS) dengan skor 2, dan Tidak Setuju (TS) dengan skor 1. Untuk pernyataan negatif diklasifikasikan sebagai berikut : Sangat Setuju (SS) dengan skor 1, Setuju (S) dengan skor 2, Kurang Setuju (KS) dengan skor 3, dan Tidak Setuju (TS) dengan skor 4.

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan, digunakan beberapa teknik sebagai berikut :

1. Kuesioner

Kuesioner yaitu pengumpulan data dengan menggunakan sejumlah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden yang sebenarnya. Dalam penelitian ini, kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data tentang minat mahasiswa menjadi guru.

2. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan menggunakan catatan atau dokumen yang telah ada di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data jumlah mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan angkatan 2005.


(56)

G. Teknik Pengujian Instrumen Penelitian 1. Pengujian Kuesioner

a. PengujianValiditas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas yang tinggi. Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur. Sebua h instrumen dikatakan valid apabila mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2002 : 145). Penelitian ini menggunakan validitas internal yang berupa validitas isi dan validitas konstruksi. Instrumen mempunyai validitas internal bila kriteria yang ada di dalam instrumen secara rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang diukur (Sugiyono, 2003:270).

Koefisien validitas penelitian dihitung dengan rumus : rxy =

} ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2

2 − ∑Χ ∑Υ − ∑Υ

Χ ∑ Ν

xy

∑ ∑

x y

N

Keterangan:

r xy = koefisien korelasi antara x dan y N = jumlah subyek

y = skor total sample k X = skor butir uji coba

Χ

∑ = jumlah harga dari skor butir Υ

∑ = jumlah harga total ΧΥ

∑ = jumlah hasil perkalian dari skor butir dan skor total 2

Χ

∑ = jumlah hasil kuadrat dari hasil harga skor butir 2

Υ


(57)

Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel yang akan diteliti, yaitu variabel Persepsi Mahasiswa FKIP Tentang Peningkatan Kesejahteraan Guru dan variabel Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru. Maka untuk pengujian validititas instrumen, peneliti menghitung validitas instrumen dari masing- masing variabel.

Untuk mengetahui validitas instrumen atau kuesioner pada variabel Persepsi Mahasiswa FKIP Tentang Kesejahteraan Guru, terlebih dahulu item instrumen ini diujicobakan pada 30 responden. Kemudian mencari r tabel yaitu dengan dk=n-2 dengan taraf signifikansi 5% (dk=30-2= 28, 5%) sehingga diperoleh r tabel = 0,239. Pengujian item instrumen dilakukan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, pada mahasiswa FKIP angkatan 2004. Dalam pelaksanaan perhitungan uji validitas item pada penelitian ini, peneliti menggunakan program SPSS Versi 12 (Statistical Product and Service Solution). Kriteria pengambilan keputusan yaitu apabila rhitung > rtabel pada n = 30 dengan taraf signifikansi 5% maka item instrumen tersebut dinyatakan valid. Sebaliknya apabila rhitung < rtabel maka item instrumen tidak valid. Hasil pengujian validitas yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.5.1

Hasil Perhitungan Uji Validitas

No Item r tabel r hitung Keterangan

1 0,239 0,475 Valid

2 0,239 0,673 Valid

3 0,239 0,566 Valid


(58)

No Item r tabel r hitung Keterangan

5 0,239 0,597 Valid

6 0,239 0,518 Valid

7 0,239 0,575 Valid

8 0,239 0,625 Valid

9 0,239 0,817 Valid

10 0,239 0,693 Valid

11 0,239 0,778 Valid

12 0,239 0,577 Valid

13 0,239 0,707 Valid

14 0,239 0,618 Valid

15 0,239 0,475 Valid

16 0,239 0,464 Valid

17 0,239 0,545 Valid

18 0,239 0,431 Valid

19 0,239 0,592 Valid

20 0,239 0,709 Valid

21 0,239 0,849 Valid

22 0,239 0,670 Valid

23 0,239 0,743 Valid

24 0,239 0,682 Valid

25 0,239 0,496 Valid

26 0,239 0,625 Valid

27 0,239 0,426 Valid

28 0,239 0,451 Valid

29 0,239 0,596 Valid

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari pengujian validitas 29 butir item soal memperlihatkan hasil bahwa semua butir valid, sehingga peneliti menggunakan semua butir item untuk meneliti variabel persepsi mahasiswa tentang kesejahteraan guru.

Untuk mengetahui validitas instrumen atau kuesioner pada variabel Minat Menjadi Guru, terlebih dahulu item instrumen ini diujicobakan pada 30 responden. Kemudian mencari r tabel yaitu dengan dk=n-2 dengan taraf signifikansi 5% (dk=30-2=28,5%) sehingga diperoleh r tabel = 0,239. Pengujian item instrumen dilakukan di Universitas Sanata


(59)

Dharma Yogyakarta, pada mahasiswa FKIP angkatan 2004. Dalam pelaksanaan perhitungan uji validitas item pada penelitian ini, peneliti menggunakan program SPSS Versi 12 (Statistical Product and Service Solution). Kriteria pengambilan keputusan yaitu apabila rhitung > rtabel pada n = 30 dengan taraf signifikansi 5% maka item instrumen tersebut dinyatakan valid. Sebaliknya apabila rhitung < rtabel maka item instrumen tidak valid. Hasil pengujian validitas yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.6.1

Hasil Perhitungan Uji Validitas

No Item r tabel r hitung Keterangan

1 0,239 0,570 Valid 2 0,239 0,629 Valid 3 0,239 0,544 Valid 4 0,239 0,521 Valid 5 0,239 0,379 Valid 6 0,239 0,321 Valid 7 0,239 0,384 Valid 8 0,239 0,439 Valid 9 0,239 0,560 Valid 10 0,239 0,532 Valid 11 0,239 0,586 Valid 12 0,239 0,615 Valid 13 0,239 0,286 Valid 14 0,239 0,608 Valid 15 0,239 0,500 Valid 16 0,239 0,482 Valid 17 0,239 0,369 Valid 18 0,239 0,504 Valid 19 0,239 0,497 Valid 20 0,239 0,522 Valid 21 0,239 0,644 Valid 22 0,239 (0,162) Tidak Valid 23 0,239 0,602 Valid 24 0,239 0,607 Valid 25 0,239 (0,191) Tidak Valid 26 0,239 0,619 Valid 27 0,239 0,418 Valid 28 0,239 (0,100) Tidak Valid 29 0,239 0,460 Valid


(60)

No Item r tabel r hitung Keterangan

30 0,239 0,275 Valid 31 0,239 0,787 Valid 32 0,239 0,302 Valid 33 0,239 (0,104) Tidak Valid 34 0,239 0,600 Valid 35 0,239 0,298 Valid

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari pengujian validitas pada 35 item, terdapat 4 item yang tidak valid yaitu item 22, 25, 28, 33. Untuk 4 item yang tidak valid, peneliti membuang item tersebut, kemudian peneliti mengambil 31 item yang valid untuk item instrumen penelitian yang akan dilakukan. 31 it em tersebut dapat dilihat dari tabel dibawah ini:

Tabel 3.6.2

Hasil Perhitungan Uji Validitas

No Item r tabel r hitung Keterangan

1 0,239 0,586 Valid 2 0,239 0,647 Valid 3 0,239 0,521 Valid 4 0,239 0,519 Valid 5 0,239 0,341 Valid 6 0,239 0,343 Valid 7 0,239 0,418 Valid 8 0,239 0,422 Valid 9 0,239 0,576 Valid 10 0,239 0,540 Valid 11 0,239 0,586 Valid 12 0,239 0,642 Valid 13 0,239 0,243 Valid 14 0,239 0,627 Valid 15 0,239 0,471 Valid 16 0,239 0,466 Valid 17 0,239 0,357 Valid 18 0,239 0,495 Valid 19 0,239 0,527 Valid 20 0,239 0,535 Valid 21 0,239 0,673 Valid 23 0,239 0,621 Valid 24 0,239 0,640 Valid 26 0,239 0,615 Valid


(61)

No Item r tabel r hitung Keterangan

27 0,239 0,434 Valid 29 0,239 0,464 Valid 30 0,239 0,257 Valid 31 0,239 0,780 Valid 32 0,239 0,277 Valid 34 0,239 0,602 Valid 35 0,239 0,295 Valid

b. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen data tersebut sudah baik (Arikunto, 2002 : 154). Suatu tes yang reliabel akan menunjukkan ketepatan dan ketelitian hasil dalam berbagai ukuran. Taraf reliabilitas suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien yang disebut koefisien reliabilitas atau rII.

Dalam penelitin ini, reliabilitas alat ukur dihitung dengan menggunakan teknik koefisien reliabilitas Alpha Crobach

(Arikunto,2002:171). Rumus Alpha untuk pengujian reliabilitas instrumen adalah sebagai

berikut :         − −

=

2

2 1 1 1 1 t b k k r σ σ keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan

2

b

σ = jumlah varians soal 2

t


(62)

Untuk menginterpretasikan tinggi rendahnya reliabilitas instrumen, pedoman yang digunakan sebagai berikut:

No Tingkat Penguasaan Kriteria Penilaian

1. 0,80-1,00 Sangat Tinggi

2. 0,60-0,79 Tinggi

3. 0,40-0,59 Cukup

4. 0,20-0,39 Rendah

5. 0,00-0,19 Sangat Rendah

Berdasarkan pengujian reliabilitas item angket yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa koefisien alpha atau r11 yang diperoleh untuk variabel Persepsi Mahasiswa FKIP Tentang Kesejahteraan Guru adalah 0.949, sedangkan r tabel 0,239. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Persepsi Mahasiswa FKIP Tentang Kesejahteraan Guru dapat dikatakan reliabel pada taraf signifikansi 5% karena rhitung > rtabel atau 0,949 > 0,239. Harga r11 tersebut berada pada taraf 0,80 – 1,00 sehingga dapat dikatakan bahwa item dalam kuesioner ini mempunyai reliabilitas sangat tinggi.

Demikian juga untuk variabel Minat Menjadi Guru dapat diketahui bahwa koefisien alpha atau r11 yang diperoleh adalah 0.907, sedangkan r tabel 0,239. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Minat Menjadi Guru dapat dikatakan reliabel pada taraf signifikansi 5% karena rhitung > rtabel atau 0,907 > 0,239. Harga r11 tersebut berada


(63)

pada taraf 0,80 – 1,00 sehingga dapat dikatakan bahwa item dalam kuesioner ini mempunyai reliabilitas sangat tinggi.

H. Teknik Analisis Data 1. Prasyarat Analisis

Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan teknik statistik deskriptif, yaitu analisis korelasi regresi. Untuk persamaan regresi, diperlukan uji normalitas dan uji linieritas.

a. Normalitas

Pengujian normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data masing- masing variabel berdistribusi normal atau normalitas. Uji normalitas yang digunakan adalah dengan rumus Kolmogorov-Smirnov, yang memusatkan perhatian pada penyimpangan (deviasi) terbesar. Uji Kolmogorov-Smirnov ini digunakan untuk menguji apakah dua sampel berasal dari populasi-populasi yang mempunyai distribusi yang sama atau berbeda. Adapun Uji Kolmogorov-Smirnov untuk normalitas adalah sebagai berikut :

D = maksimum F0

(

XSn

( )

X

)

Keterangan :

D = Deviasi Maksimum

F0 = Fungsi Distribusi Kumulatif yang ditentukan Sn = Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi Uji ini dapat menggunakan ketentuan sebagai berikut : - Jika probabilitas asimtot > 0,05 berarti sebaran data normal. - Jika probabilitas asimtot < 0,05 berarti sebaran data tidak normal.


(64)

b. Linieritas

Uji linearitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas mempunyai hubungan linear atau tidak dengan variabel terikatnya. Menurut Sudjana (2000 : 355) rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

F = ) 1 ( / − −k n JK K JK res reg Keterangan :

F = harga bilangan f untuk garis regresi

reg

JK = jumlah kuadrat regresi

res

JK = jumlah kuadrat residu 1

− −k

n = derajat kebebasan

Kriteria pengujian linearitas yaitu jika nilai Fhitung lebih kecil dari Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan (dk)=n-k-1 atau signifikan > 0,05, maka hubungan variabel bebas dengan variabel terikat bersifat linear. Sebaliknya jika nilai nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan (dk)=n-k-1, maka hubungan variabel bebas dengan variabel terikat bersifat tidak linear.

2. Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam bab II digunakan metode statistik regresi linear sederhana untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu persepsi mahasiswa FKIP (X) terhadap variabel terikat yaitu minat mahasiswa FKIP menjadi guru (Y).


(65)

Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam pengujian hipotesis tersebut adalah sebagai berikut :

a. Untuk menguji hipotesis pengaruh persepsi mahasiswa FKIP tentang kesejahteraan guru terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru menggunakan langkah- langkah sebagai berik ut :

1.) Mencari persamaan regresi linear sederhana dengan rumus (Sugiono, 2001) :

Y= a + bX

Keterangan :

Y = Variabel terikat (minat mahasiswa menjadi guru) X = Variabel Bebas (persepsi mahasiswa)

a = Konstanta

b = Koefisien Regresi Untuk mencari nilai a dan b :

a =

( )(

) (

)(

)

(

)

− − 2 2 2 Xi Xi n XiYi Xi Xi Yi

b =

(

)( )

(

)

− − 2 2 Xi Xi n Yi Xi XiYi n

2.) Untuk menguji signifikansi dari hasil analisis regresi linear sederhana antara variabel bebas dan variabel terikat, maka digunakan uji t dengan cara sebagai berikut :

- menentukan hipotesis H0 : = 0


(66)

- menentukan ttabel dengan dk= n-2 dengan tingkat signifikansi (a = 0,05).

- Menentukan statistik uji t dengan rumus (Sudjana; 1996 : 380): t =

2 1

2 r n r

− − Keterangan :

t = nilai yang dicari

r = koefisien Persepsi Mahasiswa dengan Minat Mahasiswa n = jumlah sampel

Adapun kriteria dalam penarikan kesimpulan adalah :

- Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya variabel bebas berpengaruh positif terhadap variabel terikat. - Jika thitung = ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya

variabel bebas tidak berpengaruh positif terhadap variabel terikat.


(67)

48 BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Universitas Sanata Dharma 1. PTPG Sanata Dharma (1955–1958)

Rencana untuk mendirikan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) oleh Prof. Moh. Yamin, S.H. (Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan RI) pada tahun 1950-an disambut baik oleh para imam Katolik, terutama Ordo Societas Jesus (Serikat Yesus yang lazim disingkat S.J.). Waktu itu Ordo ini telah membuka kursus-kursus B1, antara lain B1 Mendidik (Yayasan De Britto) di Yogyakarta yang dikelola oleh Pater H. Loeff, S.J. dan B1 Bahasa Inggris (Yayasan Loyola) di Semarang yang dikelola oleh pater W.J. Van der Meulen, S.J. dan Pater H. Bastiaanse, S.J.

Berkat dukungan dari Conggregatio de Propaganda Fide, selanjutnya Pater Kester yang waktu itu menjabat sebagai Superior Misionaris Serikat Yesus menggabungkan kursus-kursus ini menjadi sebuah perguruan tinggi dan lahirlah PTPG Sanata Dharma pada tanggal 20 Oktober 1955 dan diresmikan oleh pemerintah pada tangga l 17 Desember 1955.

Pada awalnya PTPG Sanata Dharma mempunyai 4 Jurusan, yaitu Bahasa Inggris, Sejarah, IPA, dan Ilmu Mendidik. Para pembesar misi Serikat Yesus menunjuk Pater Prof. Nicolaus Driyarkara, S.J. menjadi Dekan PTPG Sanata Dharma dan Pater H. Loeff sebagai Wakil Dekan.


(68)

Nama “Sanata Dharma” diciptakan oleh Pater K. Looymans, S.J. yang waktu itu menjadi pejabat Departemen Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan di Kantor Wali Gereja Indonesia. “Sanata Dharma” sebenarnya dibaca “Sanyata Dharma”, yang berarti “kebaktian yang sebenarnya” atau “pelayanan yang nyata”. Kebaktian dan pelayanan itu ditujukan kepada tanah air dan gereja (Pro Patria et Eclessia).

2. FKIP Sanata Dharma (1958-1965)

Untuk menyesuaikan diri dengan ketentuan pemerintah, dalam hal ini Kementrian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan tentang perubahan PTPG menjadi FKIP, maka PTPG Sanata Dharma pada bulan November 1958 berubah menjadi FKIP (Fakultas Keguruan Ilmu Pendidik an) Sanata Dharma dan merupakan bagian dari Universitas Katolik Indonesia cabang Yogyakarta. Pada masa FKIP ini Sanata Dharma berhasil memperoleh status “disamakan” dengan negeri berdasarkan SK Menteri PTIP No.1 / 1961 pada tanggal 6 Mei 1961 jo No. 77 / 1962 tanggal 11 Juli 1962. Walaupun bagian dari Universitas Katolik Indonesia, secara de facto FKIP Sanata Dharma berdiri sendiri.

3. IKIP Sanata Dharma (1965-1993)

Untuk mengatasi kerancuan antara menjadi bagian dari Universitas Katolik Indonesia cabang Yogyakarta dengan kemandirian FKIP Sanata Dharma sebagai sebuah institusi pendidikan, FKIP Santa Dharma berubah menjadi IKIP Sanata Dharma berdasarkan SK Menteri PTIP No. 237/B– Swt/U/1965. Surat Keputusan ini berlaku mulai tanggal 1 September 1965.


(69)

Dalam masa IKIP tersebut, banyak hal berkembang di Sanata Dharma. Perkembangannya meliputi berbagai aspek, baik yang menyangkut pembangunan sarana fisik, administrasi, pengajaran dan penelitian maupun pengabdian pada masyarakat. IKIP Sanata Dharma dilengkapi dengan lembaga- lembaga pendukung, yaitu Pusat Penelitian Sanata Dharma, Pusat Pengabdian pada Masyarakat, dan Pusat Komputer. Di samping itu, IKIP Sanata Dharma didukung pula oleh dua biro administrasi, yaitu Biro Administrasi Umum (BAU) dan Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK).

Selain melaksanakan Program S1 (sebelumnya Sarjana Muda dan Sarjana), IKIP Sanata Dharma juga dipercaya pemerintah untuk mengelola Program Diploma I, II, dan III untuk jurusan Matematika, Fisika, Bahasa Indonesia, Ba hasa Inggris, IPS, dan PMP. Berbagai program Diploma ini ditutup pada tahun 1990 dan selanjutnya dibuka program Diploma II PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar).

4. Universitas Sanata Dharma (1993-sekarang)

Akhirnya untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat serta kemajuan zaman, tanggal 20 April 1993 sesuai dengan SK Mendikbud No. 46 / D / O / 1993, IKIP Sanata Dharma dikembangkan menjadi Universitas Sanata Dharma atau lebih dikenal dengan nama USD. Dengan perkembangan ini USD diharapkan tetap dapat memajukan sistem pendidikan guru sekaligus berpartisipasi dalam memperluas wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi.


(70)

Setelah berkembang menjadi universitas, Sanata Dharma terdorong untuk memperluas muatan program pendidikannya. Di samping tetap mempertahankan pendidikan guru dengan tetap membuka FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan), Sanata Dharma membuka beberapa fakultas baru. Universitas Sanata Dharma sekarang memiliki 8 fakultas dengan 25 Program Studi, 3 Program Pasca Sarjana, 1 Program Profesi, dan 3 Program Kursus Bersertifikat.

Sekarang ini banyak hal berkembang di Universitas Sanata Dharma. Perkembangannya meliputi berbagai aspek, baik sarana fisik (gedung, lab, perpustakaan, dan fasilitas fisik lainnya), administrasi (sistem informasi, manajemen, biro/lembaga/pusat/serta unit pendukung), peningkatan mutu akademik, penelitian, pengajaran, serta pengabdian pada masyarakat.

5. Nama-nama Rektor USD

a. Prof. Dr. N. Drijarkara,S.J. (1955 – 1967) b. Drs. J. Drost, S.J. (1968 – 1976)

c. Prof. Dr. A.M. Kadarman, S.J. (1977 – 1984) d. Drs. F.X. Danuwinata, S.J. (1984 – 1988) e. Drs. A. Tutoyo, M.Sc. (1988 – 1993) f. Dr. M. Sastrapratedja, S.J. (1993 – 2001) g. Dr. Paulus Suparno, S.J., MST (2001 - 2006)


(71)

B. Visi, Misi dan Tujuan Pendidikan USD 1. Visi

Serikat Yesus Provinsi Indonesia bersama dengan rekan imam dan awam Katolik terpanggil untuk berpartisipasi dalam usaha melindungi dan meningkatkan martabat manusia melalui perpaduan keunggulan akademik dan nilai kemanusiaan, dengan mendirikan Universitas Sanata Dharma.

a. Universitas terdorong untuk terus mencari, menemukan dan mengungkapkan kebenaran yang sejati secara obyektif dengan kebebasannya. Hal itu didasari pada pengakuan akan kebaikan hakiki dunia sebagai ciptaan Allah yang harus dipelajari, diselidiki dan direnungkan maknanya serta dibangun dan dilestarikan demi kesejahteraan umat manusia dan kemuliaan Allah yang lebih besar. b. Menyadari peran penting generasi muda dalam mewujudkan masa depan

bangsa Indonesia. Universitas merasa terpanggil untuk memberikan sumbangan positif kepada usaha bersama pengembangan pkiran, hati, dan kehendak kaum muda, dengan maksud membangkitkan potens i mereka untuk secara aktif dan kreatif ikut membangun masyarakat pluralistik yang adil, demokratis, dan sejahtera.

c. Usaha pengembangan itu didasari pada nilai kebangsaan dan kebudayaan nasional seperti terungkap dalam Pancasila dan UUD 1945; pada visi Kristiani mengenai martabat manusia ciptaan Allah, tanggungjawab sosialnya serta tujuannya yang luhur; dan pada spiritualitas Ignatian yang terwujud dalam aah pendidikan Serikat Yesus seperti menjadi


(1)

NPar Tests Variabel Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

T.Minat

N 208

Mean 110,33

Normal Parameters(a,b)

Std. Deviation 10,855

Absolute ,088

Positive ,088

Most Extreme Differences

Negative -,052

Kolmogorov-Smirnov Z 1,275

Asymp. Sig. (2-tailed) ,078

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.


(2)

ANOVA

T.Minat

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups (Combined) 3251,307 41 79,300 ,623 ,962

Linear

Term

Weighted

28,809 1 28,809 ,226 ,635

Deviation

3222,497 40 80,562 ,633 ,955

Within Groups 21140,804 166 127,354


(3)

Regression

Pengaruh Persepsi Mahasiswa FKIP Tentang

Kesejahteraan Guru Terhadap Minat Mahasiswa FKIP

Menjadi Guru

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

T.Minat 110,33 10,855 208

T.Persepsi 97,33 10,775 208

Correlations

T.Minat T.Persepsi

T.Minat 1,000 ,034

Pearson

Correlation T.Persepsi

,034 1,000

T.Minat . ,311

Sig. (1-tailed)

T.Persepsi ,311 .

T.Minat 208 208

N

T.Persepsi 208 208

Variables Entered/Removed(b)

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method 1 T.Persepsi(

a) . Enter

a All requested variables entered. b Dependent Variable: T.Minat

Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,034(a) ,001 -,004 10,875

a Predictors: (Constant), T.Persepsi b Dependent Variable: T.Minat


(4)

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Regressio

n 28,809 1 28,809 ,244 ,622(a)

Residual 24363,301 206 118,268

1

Total 24392,111 207

a Predictors: (Constant), T.Persepsi b Dependent Variable: T.Minat

Coefficients(a)

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant

) 106,962 6,869 15,571 ,000

1

T.Persep

s i ,035 ,070 ,034 ,494 ,622

a Dependent Variable: T.Minat

Residuals Statistics(a)

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 109,39 110,98 110,33 ,373 208

Std. Predicted Value -2,537 1,733 ,000 1,000 208

Standard Error of

Predicted Value ,754 2,060 1,031 ,274 208

Adjusted Predicted Value 109,10 111,19 110,33 ,390 208

Residual -22,939 47,095 ,000 10,849 208

Std. Residual -2,109 4,331 ,000 ,998 208

Stud. Residual -2,120 4,355 ,000 1,002 208

Deleted Residual -23,175 47,626 ,003 10,955 208

Stud. Deleted Residual -2,138 4,559 ,002 1,011 208

Mahal. Distance ,001 6,434 ,995 1,131 208

Cook's Distance ,000 ,107 ,005 ,010 208

Centered Leverage Value ,000 ,031 ,005 ,005 208

a Dependent Variable: T.Minat


(5)

Charts

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Expected Cum Prob

170 31

114 158 112146 13080187

45 53 195

57 169 9160

63 1

152 133 168

155 1024621

149 17

200 201 154

83 32

123

35 143

188 16

185 79

206 6190

126 25174

148 39 196 68 176

3327 77 180 127

11 107

207 19

56178 125

1407

Dependent Variable: T.Minat


(6)

-3 -2 -1 0 1 2

Regression Standardized Predicted Value

-2 0 2 4

Regression Studentized Deleted (Press)

Residual 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 44 46 47 48 49 51 52 53 54 55 56 58 61 62 64 66 67 68 69 70 71 73 74 75 76 77 78 80 81 82 83 85 86 88 89 92 94 95 97 98 100 103 104 106 108 111 112114 122 125 128 130 131 135 138 140 144 147 150 153 158 159 160 161 162 163 164 167 168 170 173 174 178 179 183 188 189 190 191 192 193 196 202 204 207 208

Dependent Variable: T.Minat Scatterplot

80 100 120 140 160

T.Minat -3 -2 -1 0 1 2

Regression Standardized Predicted Value

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 45 46 47 48 49 51 52 53 54 56 58 60 62 64 65 67 68 70 71 73 74 75 76 77 79 80 81 83 85 89 91 92 9397 98 100 103 106 107 108 110 112 113 114 115 116 119 124 125 128 130 131 133 138 140 145 147 148 149 150 151 152 155 157 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 173 174 177 178 179 180 182 183 184 186 187 192 193 199 202 204 207 208

Dependent Variable: T.Minat Scatterplot


Dokumen yang terkait

Hubungan minat menjadi guru dan IPK dengan bakat keguruan mahasiswa FKIP (studi kasus pada mahasiswa S1 angkatan 2013 FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta).

0 3 208

Hubungan minat menjadi guru dan IPK dengan bakat keguruan mahasiswa FKIP (studi kasus pada mahasiswa S1 angkatan 2013 FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta)

0 5 206

Analisis kepuasan mahasiswa terhadap pelayanan staf kesekretariatan : studi kasus mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 1 178

Pengaruh prestasi PPL dan aspek sosial terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru : studi kasus mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

0 2 166

Hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap status sosial guru dan prestasi belajar dengan minat mahasiswa menjadi guru : studi kasus pada mahasiswa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2006.

0 0 159

MANAJEMEN WAKTU MAHASISWA TERHADAP KURIK

0 1 17

Pengaruh Persepsi Mahasiswa Tentang Kesejahteraan Guru dan Prestasi BelajarTerhadap Minat Menjadi Guru Ekonomi Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP UNS

0 1 13

Pengaruh persepsi mahasiswa FKIP tentang kesejahteraan guru terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru : studi kasus pada Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 1 144

PENGARUH PRESTASI PPL DAN ASPEK SOSIAL TERHADAP MINAT MAHASISWA FKIP MENJADI GURU

0 0 164

Kontribusi konsep diri dan persepsi mahasiswa tentang sertifikasi guru terhadap minat menjadi guru pada mahasiswa Jurusan IPS FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 1 203