Pengaruh prestasi PPL dan aspek sosial terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru : studi kasus mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

(1)

xii ABSTRAK

PENGARUH PRESTASI PPL DAN ASPEK SOSIAL TERHADAP MINAT MAHASISWA FKIP MENJADI GURU

Studi Kasus: Pada Mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Andriyani

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh yang positif dan signifikan antara nilai PPL dari guru pamong terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru, (2) pengaruh yang positif dan signifikan antara aspek sosial terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru.

Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma pada bulan Juni 2009 sampai dengan bulan Agustus 2009. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma sebanyak 403 mahasiswa. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 200 mahasiswa, teknik pengambilan sampel dengan sampel acak proporsional. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data untuk menjawab permasalahan pertama dan kedua menggunakan analisis regresi linier sederhana.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) ada pengaruh yang positif dan signifikan nilai PPL dari guru pamong terhadap minat mahasiswa menjadi guru (t hitung = 4,207 > t tabel = 1,6526); (2) ada pengaruh yang positif dan signifikan aspek sosial terhadap minat mahasiswa menjadi guru (t hitung = 5,036 > t tabel = 1,6526).


(2)

xiii ABSTRACT

THE INFLUENCE OF TEACHING PRACTICE STUDENTS’ ACHIEVEMENT AND SOCIAL ASPECT

TOWARD THE INTEREST OF STUDENTS OF FACULTY OF TEACHERS TRAINING AND EDUCATION TO BECOME TEACHERS

A Case Study on Students of Faculty of Teachers Training and Education Sanata Dharma University Yogyakarta

Andriyani

Sanata Dharma University Yogyakarta

2009

This research aims to find out: (1) positive and significant influence of the grade given by the supervisor of teaching practice students’ achievement towards students’ interest of Faculty of Teachers Trainning and Education to become teachers, (2) positive and significant influence of social aspect towards students’ interest of Faculty of Teachers Trainning and Education to be come teachers.

This research is a case study and conducted in Sanata Dharma University from June 2009 up to August 2009. The population of this research were 403 students of the Faculty of Teachers Trainning and Education Sanata Dharma University. The participants of this research were 200 students. These participants were chosen by applying proportional random sampling method. The data were collected by using questionnaire and documentation. The technique of data analysis to answer the first and second problem was the simple linier regression analysis.

The result shows that: (1) there is positive and significant influence of teaching practice students’ achivement towards students’ interest of Faculty of Teachers Trainning and Education to become teachers (

t

count = 4,207 >

t

table = 1,6526), (2) positive and significant influence of social aspect towards students interest of Faculty of Teachers Trainning and Education to become teachers(

t

count = 5,036 >

t

table = 1,6526).


(3)

PENGARUH PRESTASI PPL DAN ASPEK SOSIAL

TERHADAP MINAT MAHASISWA FKIP MENJADI GURU

Studi kasus: Mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi pendidikan Akuntansi

Disusun oleh: Andriyani NIM : 041334033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2009


(4)

(5)

(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk : Allah di Surga Bapak Widodo dan Ibu Samiyem Adikku Dwi dan Tri Mas Hari Almamaterku Universitas Sanata Dharma Yogyakarta


(7)

v

MOTTO

Apabila anda berbuat kebaikan kepada orang lain, maka anda telah berbuat baik terhadap diri sendiri.

( Benyamin Franklin )

Bahagialah orang yang diberi Tuhan dengan kesibukan-kesibukan yang padat, karena keberadaan kesibukan itu membuat hari-hari kita menjadi penuh makna.

(Anto Satriyo Nugroho)

Sabar dalam mengatasi kesulitan dan bertindak bijaksana dalam mengatasinya adalah sesuatu yang utama.


(8)

(9)

(10)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan YME atas segala berkah dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Prestasi PPL dan Aspek Sosial terhadap Minat mahasiswa FKIP Menjadi Guru”.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh banyak bimbingan, kritik, saran, masukan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin menghaturkan rasa hormat dan terima kasih kepada: 1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak L. Saptono. S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak S. Widanarto Prijowuntato. S.Pd., M.Si. Selaku Dosen Pembimbing, yang telah meluangkan waktu dan dengan sabar membimbing penulis menyusun skripsi, memberikan saran, masukan, semangat, serta motivasi, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

5. Bapak Ig. Bondan Suratno. S.Pd., M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah bersedia meluangkan waktu memberikan bimbingan, dukungan, kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.


(11)

ix

6. Ibu Cornelio Purwantini. S.pd., M.SA selaku Dosen Penguji yang telah bersedia meluangkan waktu memberikan bimbingan, dukungan, kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

7. Para Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis. 8. Semua karyawan di Sekretariat Pendidikan Akuntansi (Mbak Aris dan Pak

Wawik) terimakasih atas segala pelayanan dan bantuannya selama penulis kuliah di USD.

9. Semua Kaprodi di FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

10. Bapak dan Ibu Staf Karyawan di sekretariat Dekanat dan Prodi FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan bantuan dan arahan kepada penulis.

11. Mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2005 yang telah membantu penulis dalam melengkapi data. Terimakasih atas kerjasamanya.

12. Bapak Widodo dan Ibu Samiyem tercinta, terimakasih untuk segala kasih sayang, kesabaran, dan doa-doanya serta pengorbanannya baik moral maupun materiil sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

13. Adiku Dwi Wasito Jati dan Tri Prasetyo atas segala doa dan dukungannya (Wi, kapan kamu pulang kami kangen niiii!!! Tri, jangan maen terus, belajar yang rajin yaa biar dapet ranking,,,OK??!!).


(12)

x

14. Mas Hari tersayang makasih ya atas doa, motivasi dan kasih sayangnya, Mas, ternyata bener yang kamu bilang “Kamu pasti bisa!!” terbukti juga aku bisa lulus nich…I Love You…..”maafin yaach sering buat jengekel???”

15. Sartini (Nis, my best friend… thank’s ya buat dukungannya… Sukses buat kamu!!!.). Tutik PBI (Tut thank’s ya untuk dukungan dan translate-annya…). 16. Lia, Florie, Rika, Rina, Dian, Tety (teman2 seperjuanganku, terimakasih

untuk semua dukungannya, kalian memang teman terbaikku, kapan nich bisa kumpul-kumpul lagi..buat Dian, Yan ayo mulai kuliah lagiii...?!).

17. Kakek dan Nenek Patmo, Nenek Wongso dan Alm. Kakek Wongso, terimakasih atas doanya.

18. Tante Sut, Om Tri, Tante Supar, Om Maxi, Tante Menik, Om Aris, dan Tante Tari, Om Paino dan Istri, Om Qomar dan Istri, dan semua keponakan-keponakanku tercinta, terimakasih atas doa dan dukungannya (maaf aku sering merepotkan kalian, Om Tri aku nitip Wasito di Kalimantan Yaaa...?). 19. Bapak Adi, Ibu Sum, Mba’ Harni, Mas Bung, Mas Hariyono, Mba’ Andri, Ifa,

Arif, dan Aldo, terimakasih kalian sudah menjadi inspirasi dalam hidupku. 20. Garet, Tanti, Via, Dwi Utami, Vina, Tutik, Nining, Endah, Sinta, Sari, Rika,

Anna, Arista, terima kasih kalian sudah menjadi teman terbaikku.

21. Untuk teman-teman seperjuangan di PAK 2004 kelas A dan B, sukses buat semuanya ya……….

22. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, terimakasih atas segala bantuan dalam penyusunan skripsi ini.


(13)

xi

Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik, dan masukan sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang berhubungan dengan pendidikan.

Yogyakarta, 12 Oktober 2009 Penulis


(14)

xii ABSTRAK

PENGARUH PRESTASI PPL DAN ASPEK SOSIAL TERHADAP MINAT MAHASISWA FKIP MENJADI GURU

Studi Kasus: Pada Mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Andriyani

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh yang positif dan signifikan antara nilai PPL dari guru pamong terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru, (2) pengaruh yang positif dan signifikan antara aspek sosial terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru.

Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma pada bulan Juni 2009 sampai dengan bulan Agustus 2009. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma sebanyak 403 mahasiswa. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 200 mahasiswa, teknik pengambilan sampel dengan sampel acak proporsional. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data untuk menjawab permasalahan pertama dan kedua menggunakan analisis regresi linier sederhana.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) ada pengaruh yang positif dan signifikan nilai PPL dari guru pamong terhadap minat mahasiswa menjadi guru (t hitung = 4,207 > t tabel = 1,6526); (2) ada pengaruh yang positif dan signifikan aspek sosial terhadap minat mahasiswa menjadi guru (t hitung = 5,036 > t tabel = 1,6526).


(15)

xiii ABSTRACT

THE INFLUENCE OF TEACHING PRACTICE STUDENTS’ ACHIEVEMENT AND SOCIAL ASPECT

TOWARD THE INTEREST OF STUDENTS OF FACULTY OF TEACHERS TRAINING AND EDUCATION TO BECOME TEACHERS

A Case Study on Students of Faculty of Teachers Training and Education Sanata Dharma University Yogyakarta

Andriyani

Sanata Dharma University Yogyakarta

2009

This research aims to find out: (1) positive and significant influence of the grade given by the supervisor of teaching practice students’ achievement towards students’ interest of Faculty of Teachers Trainning and Education to become teachers, (2) positive and significant influence of social aspect towards students’ interest of Faculty of Teachers Trainning and Education to be come teachers.

This research is a case study and conducted in Sanata Dharma University from June 2009 up to August 2009. The population of this research were 403 students of the Faculty of Teachers Trainning and Education Sanata Dharma University. The participants of this research were 200 students. These participants were chosen by applying proportional random sampling method. The data were collected by using questionnaire and documentation. The technique of data analysis to answer the first and second problem was the simple linier regression analysis.

The result shows that: (1) there is positive and significant influence of teaching practice students’ achivement towards students’ interest of Faculty of Teachers Trainning and Education to become teachers (

t

count = 4,207 >

t

table = 1,6526), (2) positive and significant influence of social aspect towards students interest of Faculty of Teachers Trainning and Education to become teachers(

t

count = 5,036 >

t

table = 1,6526).


(16)

xiv DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... xi

ABSTRACT ... xii

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5


(17)

xv BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Program Pengalaman Lapangan ... 7

B. Faktor Sosial ... 20

C. Minat, Profesi Guru dan Kompetensi Keguruan ... 25

D. Kerangka Berpikir 1. Pengaruh PPL terhadap Minat Mahasiswa Menjadi Guru .. 43

2. Pengaruh Aspek Sosial terhadap Minat mahasiswa menjadi guru ... 45

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 47

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 47

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 47

D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 48

E. Operasionalisasi Variabel ... 50

F. Teknik Pengumpulan Data ... 54

G. Teknik Pengujian Instrumen ... 54

H. Teknik Analisis Data ... 60

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Sejarah USD ... 64

B. Visi, Misi USD dan Tujuan Pendidikan USD ... 66

C. Nama-Nama Rektor USD ... 68


(18)

xvi

E. Jurusan dan Program Studi ... 72

F. Peraturan Akademik ... 72

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 76

B. Analisis Data ... 80

1. Pengujian Prasarat Analisis Data ... 80

2. Pengujian Hipotesis ... 82

C. Pembahasan ... 85

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ... 92

B. Keterbatasan Penelitian ... 92

C. Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(19)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel III.1 Penentuan Jumlah Sampel ... 50

Tabel III.2 Rentang Nilai PPL ... 51

Tabel III.3 Faktor Sosial ... 52

Tabel III.4 Variabel Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru ... 53

Tabel III.5 Skor Pernyataan Kuesioner ... 53

Tabel III.6 Hasil Perhitungan Validitas Faktor Sosial ... 56

Tabel III.7 Hasil Perhitungan Validitas Minat Mahasiswa Menjadi Guru ... 57

Tabel III.8 Interpretasi Koefisien Secara Konservatif ... 59

Tabel III.9 Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas ... 59

Tabel IV.1 Jurusan dan Program Studi ... 72

Tabel IV.2 Jadwal Kegiatan Belajar ... 73

Tabel IV.3 Beban Studi Maksimal ... 75

Tabel V. 1 Interprestasi Data Nilai PPL... 77

Tabel V. 2 Interprestasi Data Faktor Sosial ... 79

Tabel V. 3 Interprestasi Data Minat Mahasiswa Menjadi Guru .... 79

Tabel V. 4 Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas ... 79


(20)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Ijin Penelitian ... 95

Lampiran Kuesioner ... 98

Lampiran Data Penelitian ... 101

Lampiran Output Uji Validitas dan Reliabilitas ... 103

Lampiran Data Penelitian ... 105

Lampiran Output Uji Normalitas ... 126

Lampiran Output Linieritas ... 127

Lampiran Output Uji Hipotesis ... 131


(21)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kualitas guru sampai saat ini tetap menjadi persoalan penting. Menjadi penting karena pada kenyataannya keberadaan guru di berbagai jenjang pendidikan, dari Taman Kanak-kanak sampai pada Sekolah Menengah Atas oleh sebagian kalangan dinilai jauh dari performa yang distandarkan.

Keluhan bahwa banyak guru lulusan FKIP kurang profesional, yaitu kurang menguasai bahan dan kurang kompeten dalam pembelajaran cukup marak. Mutu guru yang kurang tinggi inilah yang mengakibatkan salah satunya mutu pendidikan di Indonesia kurang baik. Maka untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia, diperlukan seorang guru yang profesional dalam mendidik siswa-siswinya di sekolah. Untuk mewujudkan guru yang profesional maka pemerintah mulai ingin menata profesi guru dengan kode etik dan sertifikasi.

Salah satu penyebab guru kurang profesional adalah minat dan motivasi calon guru yang masuk FKIP kurang tinggi. Hal ini dapat terlihat dari kebanyakan yang masuk FKIP bukan calon mahasiswa yang berintelegensi tinggi dan bukan pilihan pertama. Lulusan SMA kurang berminat menjadi guru karena kesejahteraan guru relatif kecil dibandingkan profesi lain yang setingkat dan ada indikasi banyak orang tua yang menjadi guru, tidak ingin anaknya menjadi guru (Paul Suparno.2005).


(22)

Lain dulu lain pula sekarang, banyak sekali sarjana-sarjana jurusan murni (non kependidikan) yang berburu akta IV atau mengajar agar menjadi bagian dari profesi guru dan diterima di lembaga pendidikan tertentu. Hal ini menyebabkan adanya guru-guru instan yang mengajar di lembaga-lembaga pendidikan. Mengapa mereka sekarang ingin dan minat menjadi guru, padahal mereka tidak bercita-cita menjadi guru. Hal ini terbukti karena mereka tidak serius dalam menempuh pendidikan kesarjanaan yang mereka tempuh.

Ada banyak faktor yang mempengaruhi minat pemilihan profesi guru, antara lain: (1) profesi guru saat ini mendapat perhatian istimewa dari pemerintah, (2) profesi guru merupakan jenis pekerjaan yang santai dan mudah, (3) profesi guru tidak banyak menyita waktu dalam bekerja, (4) profesi guru menjadi pelabuhan terakhir ketika tidak ada lowongan pekerjaan sesuai ijazah sarjana mereka, ataukah (5) gaji profesi guru mulai terangkat dan subsidinya akan dinaikkan oleh pemerintah. Jika kelima faktor ini yang banyak mempengaruhi minat mahasiswa saat ini untuk memilih profesi guru, maka tidak heran jika kualitas guru saat ini banyak dipertanyakan.

Sejauh diamati, persoalan minimnya guru berkualitas itu berpangkal dari lemahnya pembinaan guru saat ini. Menurut Prof. HAR Tilaar (2006), kelemahan itu hanya bisa diatasi bila LPTK / Universitas ex. IKIP mengalami reorganisasi dan restrukturisasi, harus ditunjang ilmu pendidikan terbaru. Akibatnya ketika guru mengajar suasana yang dibangun di kelas cenderung pasif dan kaku (KR.Selasa 25 Nopember 2008). Selama ini pengajaran di sekolah cenderung rutin dan belum mengarahkan siswa-siswa pada tindakan


(23)

reflektif. Padahal para siswa itu sangat membutuhkan inspirasi pada saat gurunya di kelas, sayangnya guru itu tidak menguasai ilmu substansi dan cara penyampaian kepada siswa. Sehingga sekolah hanya menjadi transfer ilmu pengetahuan semata dan bukan sebagai lembaga pendidikan, akibatnya para lulusanpun tidak bisa banyak diharapkan menjadi agen perubahan sosial dan (jika menjadi guru) justru malah melestarikan pola pengajaran impulsif (coba-coba).

Masalah-masalah yang tersebut di atas, maka FKIP mempunyai tantangan yang cukup besar. Tantangan tersebut yaitu bagaimana membantu calon guru dengan pendidikan guru yang ada dapat mengembangkan minat dan profesionalitas mereka.

Guru yang bermutu, bukan hanya berotak pintar, tapi idealnya juga mempunyai minat yang cukup besar. Minat tidak hanya muncul, ketika ditanya, apakah anda mau menjadi guru? Tetapi, dimulai dari proses ketika mengenyam proses pendidikan.

Pihak FKIP, sudah mencoba meningkatkan minat dan profesionalitas calon guru dengan bermacam cara seperti membuat kurikulum keguruan yang menekankan pengembangan ilmu pengetahuan sesuai dengan bidangnya, pengembangan pembelajaran dan sikap.

Dalam proses pendidikan di LPTK/IKIP mahasiswa dibina untuk semakin memupuk kecintaanya terhadap profesi guru. Salah satu cara yang ditempuh FKIP adalah dengan Program Pengalaman Lapangan (PPL). PPL bertujuan agar praktikan memiliki kompetensi keguruan. Dengan PPL


(24)

mahasiswa terjun langsung di sekolah-sekolah untuk mempraktekan langsung teori yang mereka dapat di perkuliahan. Program ini membuat para mahasiswa mengenal secara langsung lingkungan sekolah, menerapkan kecakapan keguruan secara menyeluruh dan terintegrasi dalam situasi nyata. Supaya mahasiswa calon guru benar-benar merasakan manfaat PPL maka PPL harus dijalankan seefektif mungkin. Aspek yang dinilai adalah sesuai dengan tujuan dari program PPL itu sendiri, yaitu: kemampuan mengenal lingkungan sekolah, kemampuan menerapkan kecakapan keguruan secara menyeluruh dan terintegrasi, dan kemampuan mengambil manfaat dari pengalaman ber-PPL. Pengalaman nyata di sekolah inilah yang sedikit banyak mempengaruhi minat mahasiswa FKIP memilih profesi guru.

Faktor lain yang diduga berpengaruh pada minat seseorang menjadi guru adalah pengakuan (penghargaan) masyarakat terhadap profesi guru semakin menurun (S.Widanarto P,dkk:2008). Dewasa ini martabat guru semakin merosot, bahkan dipandang sebelah mata oleh sebagian masyarakat. Guru idealnya, di samping dapat mentransfer pengetahuan, guru juga mendidik nilai-nilai universal. Dengan demikian, seorang guru hendaknya memiliki moral, iman dan akhlak yang baik yang dapat ditanamkan pada diri siswa. Namun berita-berita di media massa menunjukkan bahwa perilaku guru jauh dari ideal. Perilaku-perilaku negatif menjadikan masyarakat berpandangan negatif terhadap profesi guru.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “PENGARUH PRESTASI PPL DAN ASPEK SOSIAL


(25)

TERHADAP MINAT MAHASISWA FKIP MENJADI GURU” dengan studi kasus pada mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

B. Batasan Masalah

Mengingat begitu banyak faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa untuk menjadi guru, maka perlu diadakan pembatasan masalah. Fokus

penelitian ini adalah bagaimana Pengaruh Prestasi Program Pengalaman

Lapangan (PPL) dan aspek sosial terhadap minat mahasiswa FKIP USD untuk menjadi guru.

C. Rumusan Masalah

1. Apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan antara prestasi PPL

terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru?

2. Apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan antara aspek sosial

terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan

antara prestasi PPL terhadap minat mahasiswa FKIP USD untuk menjadi guru.

2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan

antara aspek sosial terhadap minat mahasiswa FKIP USD untuk menjadi guru.


(26)

E. Manfaat Penelitian

1. Menjadi bahan evaluasi bagi FKIP USD tentang PPL apakah sudah sesuai

dengan kebutuhan mahasiswa atau tidak.

2. Menjadi bahan evaluasi bagi dosen FKIP USD untuk dapat membantu


(27)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Program Pengalaman Lapangan (PPL) 1. Hakikat, Tujuan dan Status PPL

Menurut M. Entang (1980:1) Praktek Kependidikan calon guru dinamakan “Pengalaman Lapangan” dan bukan “praktek mengajar”, karena program ini tidak hanya mencakup latihan mengajar, akan tetapi juga termasuk di dalamnya tugas-tugas keguruan lain di luar mengajar.

Program Pengalaman Lapangan (PPL) dalam kurikulum Pendidikan Guru Berdasarkan Kompetensi (PGBK) termasuk komponen Proses Belajar Mengajar (PBM). Pelaksanaan kegiatannya digolongkan atas tingkatan-tingkatan yang berbeda-beda walaupun secara keseluruhan diarahkan kepada satu tujuan yaitu pembentukan profesional keguruan. Di dalam PPL ini dilaksanakan latihan-latihan mengajar yang sepenuhnya diawasi, sebagian diawasi sampai pada latihan yang sepenuhnya berdiri

sendiri, di samping latihan pelaksanaan tugas-tugas non-teaching. Latihan

keterampilan yang lebih terbatas dilakukan dalam bentuk kegiatan praktek mata-mata kuliah kelompok Proses Belajar Mengajar (PBM) lainnya,

antara lain dengan mempergunakan fasilitas micro teaching.

Menurut buku Pedoman Pelaksanaan Pengalaman Lapangan (2007:7), PPL dirancang untuk melatih para calon guru agar memiliki kecakapan keguruan secara lengkap dan terintegrasi. Program ini meliputi


(28)

latihan pembelajaran dan latihan melaksanakan tugas-tugas kependidikan selain pembelajaran. PPL merupakan muara dari seluruh program pendidikan pra-jabatan guru. Oleh karena itu, pelaksanaan PPL dilakukan sesudah mahasiswa memperoleh bekal yang memadai dalam berbagai bidang yang berkaitan dengan tugasnya sebagai guru, seperti penguasaan landasan kependidikan, penguasaan mata pelajaran dan pengelolaan proses pembelajaran. Kecakapan keguruan mempunyai banyak aspek yang berkaitan, yang harus dilatihkan secara bertahap dan terintregrasi. Keseluruhan kecakapan keguruan di atas perlu dilandasi dengan nilai serta sikap keguruan yang positif.

Tujuan PPL (Buku Pedoman Pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan.2007:7) agar praktikan memiliki kompetensi berikut:

a. Mengenal lingkungan sosial sekolah secara cermat dan menyeluruh,

meliputi aspek fisik, tata administratif, serta tata kurikuler dan kegiatan kependidikan.

b. Menerapkan berbagai kecakapan keguruan secara menyeluruh dan

terintegrasi dalam situasi nyata di bawah bimbingan Guru Pamong dan dosen Pembimbing PPL.

c. Mengambil manfaat dari pengalaman ber-PPL agar semakin memiliki

kecakapan keguruan secara profesional.

Status PPL di FKIP USD merupakan matakuliah wajib lulus (WL) dengan bobot 2-6 sks, dan nilai final minimal C.


(29)

Menurut Entang (1980:4), tingkatan kegiatan dalam Pengalaman Lapangan seperti yang dituntut program pendidikan guru berdasarkan kompetensi hendaknya meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut:

a. Observasi-orientasi (field familiarization)

Kegiatan ini bermaksud untuk memperkenalkan para mahasiswa

kepada kehidupan sekolah (school life).

b. Latihan terbatas (isolated skill development)

Pada fase ini para mahasiswa dilatih secara elementer mengenal dan mempergunakan berbagai metode mengajar, cara analistis situasi kelas dan melaksanakan evaluasi hasil belajar.

c. Latihan lengkap (real teaching)

Pada fase ini mahasiswa secara berangsur-angsur diberi tanggung jawab melaksanakan tugas guru dengan bimbingan sampai dapat

berdiri sendiri dan bertanggung jawab penuh (mulai dari supervised

teaching sampai dengan full responsibility teaching).

2. Persiapan Program Kegiatan PPL (Pedoman Pelaksanaan PPL.2007:8-11)

a. Prasyarat

Mahasiswa yang diperkenankan melaksanakan PPL adalah mahasiswa yang memenuhi prasyarat sebagai berikut:

1) Telah mengikuti mata kuliah di Koordinasi MKDK berikut ini

dengan nilai minimal C:


(30)

b) Psikologi Belajar dan Pembelajaran

c) Dasar-dasar Bimbimngan dan Konseling

d) Psikologi Remaja

e) Manajemen Sekolah

2) Sudah mengikuti mata kuliah PBM berikut ini dengan nilai

minimal C:

a) Perencanaan Pengajaran

b) Metodologi Pengajaran

c) Evaluasi Pengajaran

d) Pengajaran Mikro

3) Telah mengikuti mata kuliah mata pelajaran yang ditentukan oleh

program studi yang bersangkutan.

Selain telah menempuh mata kuliah yang telah ditentukan, praktikan juga diberi pembekalan PPL. Pembekalan yang telah diikuti praktikan sebelum melaksanakan PPL dilakukan dua kali, yaitu: Pembekalan tingkat Program Studi dan Pembekalan tingkat Fakultas.

b. Kegiatan

1) Membuat rencana kegiatan

2) Mengenal sekolah tempat melaksanakan PPL (observasi sekolah)

a) Pengenalan lapangan (sekolah tempat praktikan melaksanakan

PPL)

b) Aspek-aspek kehidupan sekolah (keadaan fisik sekolah,


(31)

sumber belajar, perangkat administrasi kelas dan sekolah, jenis-jenis program kokurikuler dan ekstrakurikuler yang tersedia di sekolah, struktur organisasi dan personalia/kepegawaian sekolah, kehidupan social dalam waktu belajar dan waktu istirahat, dan membuat peta kerawanan kelas).

3) Mengenal proses pembelajaran dan aktivitas siswa

a) Untuk menemukan model pembelajaran, praktikan wajib

mengobservasi proses pembelajaran yang dilakukan guru pamong minimal 3 kali, sedapat mungkin pada kelas yang berbeda.

b) Untuk menambah pengalaman mengajar, praktikan wajib

mengobservasi pembelajaran oleh sesama praktikan minimal 3 kali, sedapat mungkin pada praktikan yang berbeda.

4) Melaksanakan pembelajaran

a) Praktikan wajib melaksanakan pembelajaran minimal 8 kali.

Untuk itu praktikan wajib menyusun silabus dan/atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

b) Silabus dan/atau RPP wajib dikonsultasikan kepada Guru

Pamong dan Dosen Pembimbing PPL.

c) Penilaian pembelajaran praktikan dilakukan oleh Guru Pamong

dan Dosen Pembimbing PPL.

5) Membuat alat peraga untuk kepentingan pengajaran


(32)

Dengan bimbingan wali kelas dan kepala sekolah atau petugas lain yang mewakilinya, praktikan berlatih/berpartisipasi dalam penyelenggaraan administrasi kepegawaian, administrasi kesiswaan, dan administrasi sekolah.

7) Berlatih dalam pemeliharaan dan pendayagunaan sarana

pengajaran

Kegiatan ini dilakukan antara lain dalam hal pengelolaan perpustakaan dan laboratorium.

8) Berlatih/berpartisipasi dalam pembinaan kegiatan kokurikuler dan

ekstrakurikuler (misalnya: pengelolaan OSIS dan Kepramukaan)

9) Menyelenggarakan kegiatan lain

Praktikan dianjurkan melakukan kegiatan-kegiatan lain, seperti hal-hal berikut:

a) membimbing pengisian majalah dinding

b) mengikuti upacara-upacara sekolah

c) mengikuti pertemuan atau rapat-rapat sekolah

d) melaksanakan tugas piket

10)Menghadiri pertemuan dengan Dosen Pembimbing dan membina

hubungan dengan sekolah

a) Kegiatan ini dilakukan dalam rangka persiapan dan

pembekalan PPL di kampus, dan berbagai pengalaman dalam kelompok di sekolah tempat praktik; minimal dilaksanakan 4 kali dalam satu periode PPL.


(33)

b) Selama melaksanakan PPL, praktikan berusaha membina hubungan dengan personil sekolah.

11)Membuat laporan

Praktikan wajib membuat laporan (individual)

a) Buku Pribadi yang terdiri dari Buku Harian

b) Laporan akhir dibuat 3 eksemplar, untuk praktikan yang

bersangkutan, pihak sekolah terkait, dan Dosen Pembimbing.

12)Menempuh ujian lisan pertanggungjawaban PPL pada Dosen

Pembimbing

Dalam rangka menentukan nilai final, praktikan wajib mengikuti ujian lisan pertanggung-jawaban laporan PPL.

c. Penilaian

1) Pengertian dan Tujuan

Penilaian merupakan salah satu komponen dalam keseluruhan PPL. Penilaian mengandung dua aspek, yaitu penilaian terhadap pencapaian mahasiswa calon guru dalam setiap tahap latihan, serta penilaian terhadap keefektifan program yang dirancang bagi pertumbuhan dan perkembangan kemampuan profesional mahasiswa calon guru (Anah dkk:101).

Secara lebih rinci, pengukuran tingkat kinerja mahasiswa calon guru meliputi kinerja dalam hal-hal berikut (Anah dkk:102): a) Melakukan observasi lapangan, baik yang bersiat lingkungan


(34)

b) Melakukan latihan keterampilan mengajar terbatas, yang meliputi: kinerja dalam keterampilan bertanya, memberi penguatan, menjelaskan, mengadakan variasi, membuka dan menutup pelajaran, mengelola kelas, memimpin diskusi kelompok kecil, dan mengajar kelompok kecil dan perorangan. c) Melakukan latihan terbimbing yang meliputi: kinerja dalam

mengelola kegiatan belajar mengajar, memberi bimbingan belajar, mengerjakan tugas administrasi, serta melakukan tugas ko dan ekstra kurikuler.

d) Melakukan latihan mandiri yang meliputi kinerja dalam melaksanakan tugas sebagai guru kelas (termasuk membimbing murid dan mengerjakan administrasi kelas), mengerjakan tugas administrasi sekolah dan mengerjakan tugas ko an ekstra kurikuler.

Tujuan penilaian keefektifan PPL meliputi penilaian keefektifan dalam hal-hal berikut:

a) perencanaan dan pelaksanaan latihan pengalaman lapangan b) mekanisme pelaksanaan latihan keterampilan mengajar terbatas c) perencanaan dan pelaksanaan latihan terbimbing

d) mekanisme bimbingan secara keseluruhan.

2) Prinsip-prinsip Penilaian (Pedoman Pelaksanaan PPL:2007:18)


(35)

Butir-butir yang akan dinilai dan hal-hal lain yang berkaitan dengan penilaian diketahui juga oleh praktikan.

b) Berkesinambungan

Penilaian dilakukan terus menerus dari awal sampai akhir. c) Membimbing

Penilaian merupakan bagian dari pembimbingan, yaitu untuk memperbaiki kekurangan yang ada.

3) Komponen yang dinilai, Penilai dan Rentang Nilai (Pedoman Pelaksanaan PPL.2007:18-19)

a) Proses Pembelajaran

a1) Kemampuan menyusun rencana pembelajaran

•kemampuan menyusun tujuan pembelajaran dan indicator

•kemampuan menganalisis materi pembelajaran

•kemampuan merancang pengalaman belajar yang

mengaktifkan siswa

•kemampuan menyusun alokasi waktu, media dan sumber

belajar yang relevan

•kemampuan menyusun alat evaluasi formatif

a2) Kemampuan melakukan proses pembelajaran

•kemampuan melakukan kegiatan pra pembelajaran

•kemampuan membuka pelajaran

•kemampuan melaksanakan kegiatan inti pembelajaran


(36)

a3) Kemampuan Personal dan Sosial

•Komponen yang dinilai:

•Kedisiplinan

•Rasa tanggung jawab

•Kesungguhan melakukan tugas yang diberikan di sekolah

•Keterlibatan dalam kegiatan-kegiatan sekolah

•Ketepatan waktu (kehadiran, penyelesaian tugas)

•Kemampuan bekerja sama dengan guru-guru/dosen

pembimbing, staf administrasi sekolah, siswa, dan sesama praktikan

•Kerapian berpakaian

•Kesungguhan memperbaiki kesalahan/kekurangan selama

melaksanakan PPL a4) Laporan Akhir

•kelengkapan isi

•sistematika

•penggunaan bahasa yang baik dan benar

b) Penilai

b1) Guru Pamong: menilai komponen pembelajaran, komponen tugas-tugas lain, serta penilaian penampilan personal dan sosial.

b2) Dosen Pembimbing: menilai komponen praktik pembelajaran (minimal 1 kali), aspek personal dan sosial,


(37)

laporan akhir/pertanggungjawaban, dan menguji serta menentukan nilai final.

c) Rentang Nilai

Rentang nilai yang dipakai adalah 0-10 dengan predikat sebagai berikut:

Rentang Nilai Huruf Predikat

8,00 – 10,00 A Sangat baik

6,6 – 7,9 B Baik

5,5 – 6,5 C Cukup

5.0 – 5,5 D Kurang

0,00 – 4,9 E Sangat Kurang

d. Perangkat kemampuan yang diharapkan dikuasai lulusan

program pendidikan prajabatan guru (Dirjen

Dikti,1991/1992:Buku 1:15-17)

1) Kesadaran dan kemampuan mengembangkan diri sebagai individu

warganegara berpendidikan tinggi dan sebagai pekerja professional a) Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME.

b) Berperan dalam masyarakat sebagai warga negara yang berjiwa Pancasila.

c) Mampu berpikir mandiri, termasuk pemanfaatan cara-cara memperoleh dan mengolah informasi serta mengemukakan proses dan hasilnya secara efektif dan efisien dalam bahasa baku, baik secara lisan maupun tertulis.

d) Mengembangkan sifat-sifat terpuji yang dipersyaratkan bagi jabatan guru pendidik.


(38)

e) Mengetahui kemampuan dan keterbatasan diri di dalam pelaksanaan tugas-tugas profesional di samping kemampuan menemukan rujukan bagi keperluan pelaksanaan tugas-tugas tersebut.

f) Berinteraksi dengan sejawat untuk meningkatkan kemampuan profesional.

g) Berinteraksi dengan masyarakat untuk penunaian misi pendidikan.

2) Menguasai bidang ilmu sumber bahan ajar

a) Memahami ruang lingkup, landasan, serta keterbatasan ilmu

sumber bahan ajarnya.

b) Menggunakan metodologi dan/atau peralatan yang diperlukan

untuk pemahaman ilmunya.

c) Memahami kaitan antara berbagai konsep di dalam ilmunya

dan kaitan antara konsep-konsep tersebut dengan bidang-bidang ilmu lain yang relevan.

d) Memahami implikasi sosial bidang ilmunya.

e) Mampu belajar secara mandiri untuk memuthakirkan

penguasaan bidang ilmunya.

f) Memahami kaitan antara berbagai konsep bidang ilmunya

dengan konsep-konsep bidang ilmu lain yang relevan bagi penerapannya untuk keperluan pengajaran.


(39)

g) Memilih dan menata konsep-konsep bidang ilmu yang telah ditetapkan sebagai isi program pengajaran dalam bentuk yang meyakinkan dengan derajat ketercermatan yang maksimal.

3) Menguasai prinsip-prinsip dasar kependidikan dan memahami

hakikat subjek didik

a) Mengenal fungsi sekolah dalam masyarakat.

b) Mengenal karakteristik, potensi dan kebutuhan peserta didik

sasaran layanan (TK, SD, SM) yang digunakan sebagai acuan di dalam menyelenggarakan layanan pendidikan.

c) Memahami prinsip-prinsip ilmu-ilmu yang relevan untuk

dimanfaatkan di dalam mengelola proses belajar-mengajar.

d) Mengenal prinsip dan prosedur pembelajaran.

e) Memahami kaitan tujuan pendidikan (TK, SD, SM)

4) Kemampuan menyusun dan menyelenggarakan program

pengajaran dan tugas-tugas keguruan-kependidikan lainnya

a) Menerapkan pengetahuan tentang bidang ilmu sumber bahan

ajar, wawasan kependidikan, dan karakteristik, potensi, serta kebutuhan sasaran layanan (TK, SD, SM) untuk:

a.1) menetapkan tujuan pengajaran

a.2) memilih dan mengembangkan bahan pengajaran

a.3) memilih dan mengembangkan strategi belajar mengajar

a.4) memilih dan memanfaatkan media pengjaran


(40)

a.6) mengatur ruangan belajar

a.7) mengelola interaksi belajar mengajar

a.8) menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran

a.9) menilai proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan

a.10) membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar

a.11) membimbing siswa yang berkelainan dan berbakat

khusus

a.12) membina wawasan siswa untuk menghargai berbagai

pekerjaan di masyarakat

b) Mengenal dan memecahkan masalah-masalah nyata yang

dihadapi di dalam penyelenggaraan pengajaran melalui kegiatan penelitian.

c) Melaksanakan kegiatan administrasi sekolah

d) Membina kegiatan-kegiatan ko- dan ekstrakurikuler.

B. Faktor Sosial

Fungsi sosial adalah pengaruh khas yang diberikan seseorang atau lembaga sosial terhadap seluruh masyarakat. Apabila rasa pengertian peranan sosial itu hendak ditekankan unsur kewajiaban dan tangung jawab peranan sosial itu disebut dengan istilah lain, yakni jabatan atau tugas. Maka jabatan atau tugas sosial ialah suatu peranan sosial yang diserahkan kepada seseorang atau institusi sosial oleh instansi yang berwenang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.


(41)

Aspek sosial ditunjukkan sebagai faktor yang menampakkan kemampuan seseorang pada masyarakat, atau dengan kata lain nilai seseorang dari sudut pandang orang-orang lain lingkungannya (Endang Wijayanti, 2001:367). Aspek sosial ini, juga dipertimbangkan dalam memilih karir dalam hal ini adalah guru. Yang termasuk aspek sosial ini adalah prestis, kepuasan pribadi, kesempatan untuk melakukan kegiatan sosial, kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain dan lingkungannya serta kesempatan menjalankan hobi di lingkungan masyarakat misalnya dengan membuka privat.

Kehidupan status sosial guru sangat mempengaruhi prestis guru, karena dalam kehidupan sosial guru dapat dinilai dan dicontoh oleh masyarakat jika dapat menunjukan martabat dan budi pekerti yang baik. Masyarakat yang nantinya akan menghormati dan menyegani keberadaan guru karena memiliki status sosial tinggi.

Menurut Edman dalam Rini Yuniyanti (2005 ; 12) menggambarkan peranan guru dalam kontek antara budaya mencakup 2 hal yaitu:

1. Peranannya ialah melakasanakan apa yang diamanatkan masyarakat

melalui sekolah agar dapat mempersiapkan anak didik sesuai tujuan yang diharapkan masyarakat.

2. Peranannya ialah melaksanakan tujuan yang diserahkan kepadanya baik di

dalam kelas sehari-hari maupun dalam hubungannya dengan tuntutan masyarakat.


(42)

Sedangkan menurut Waten B dalam Rini Yuniyanti (2005 : 13) peran guru antara lain :

1. Sebagai tokoh terhormat dalam masyarakat, sebab ia nampak sebagai

seseorang yang punya wibawa.

2. Sebagai penilai, ia memberi penilaian

3. Sebagai orang sumber (nara sumber)

4. Sebagai pembantu

5. Sebagai wasit

6. Sebagai detektif

7. Sebagai objek identifikasi

8. Sebagai penyangga rasa takut

9. Sebaagi orang yang menolong memahami diri (super ego)

10.Sebagai pemimpin kelompok

11.Sebagai orang tua/wali (parent/surrogates)

12.Sebagai orang yang membina dan memberikan layanan

13.Sebagai pembawa rasa kasih sayang.

Seorang guru dipandang oleh masyarakat mempunyai peranan, adapun peranan guru dalam suatu masyarakat terdapat beberapa unsur, yaitu :

1. Guru bergaul dengan masyarakatnya, dengan tetap memelihara statusnya

bahwa ia adalah orang yang digugu dan ditiru dimana saja ia berada.

2. Guru menjauhkan diri untuk memasuki kegiatan-kegiatan masyarakat


(43)

3. Guru menerima peranan secara tidak bertentangan dengan kenyataan yang dihadapi.

4. Guru memegang suatu kode tingkah laku tertentu.

5. Guru menyayangi semua golongan sebab kehidupan guru dan keahliannya,

dicontoh, dan diteladani oleh seluruh masyarakat.

6. Guru merupakan perintis pembangunan pada segala bidang kehidupan

dalam masyarakat.

Seorang guru dalam melaksanakan tugas berdasarkan kasih sayang, adil, dan dapat menumbuhkan perasaan-perasaan itu dengan rasa penuh tanggung jawab, selain itu guru harus dapat mempertahankan status dan jarak dengan peserta didik. Tugas guru sebagai orang tua di sekolah juga harus bisa bekerja sama dengan orang tua peserta didik dalam memecahkan suatu masalah pribadi peserta didik disekolah Indah dan Prem (34 :2005)

Selain guru memiliki satus sosial di masyarakat dalam Peraturan Menteri Nomer 16 tahun 2007 seorang guru juga harus mempunyai kompetensi sosial yang perlu dimiliki, kompetensi tersebut antara lain :

1. Bersikap komunikatif dengan teman sejawat dan komunitas lainya secara

santun, empatik dan efektif.

2. Berkomunikasi dengan orang tua murid dan masyarakat secara santun,

empatik dan efektif tentang program pembelajaran dan kemajuan tentang anak didiknya.

3. Mengikutsertakan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam program


(44)

4. Tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik, orang tua siswa, teman sejawat dan lingkungan sekolah karena perbedaaan suku, ras agama, jenis kelamin, latar belakang keluarga dan status soisal ekonomi.

5. Mampu beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja dalam rangka

meningkatkan efektivitas sebagai pendidik termasuk memahami bahasa daerah setempat.

6. Melaksanakan berbagai macam program dalam lingkungan kerja dalam

mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan di daerah setempat.

7. Mampu berkomunikasi dengan teman seprofesi maupun profesi lain secara

lisan dan tulisan atau bentuk lain.

Status sosial guru berkaitan dengan profesi guru itu sendiri dan penghargaan masyarakat terhadap wibawa guru. Menurut (Supriyadi, 1999:68) makin tinggi sekolah tempat guru mengajar, semakin baik status sosial keluarganya. Secara umum status sosial keluarga guru SMA jauh lebih baik dari status sosial keluarga guru SMP dan SD. Hal ini dapat dipahami untuk menjadi guru pada jenjang yang lebih tinggi dibutuhkan pendidikan yang lebih tinggi pula yang terkait dengan status sosial keluarga dan juga status ekonomi. Tetapi sekarang ini tuntutan untuk menjadi seorang guru SD harus berpendidikan S1.

Hal-hal yang telah disebutkan di atas mempengaruhi kewibawaan guru di mata masyarakat. Profesi guru harus dihargai dan dipandang oleh masyarakat, dengan begitu citra guru menjadi terangkat. Apapun yang


(45)

dibicarakan oleh masyarakat tidak akan mengubah guru dan profesi atau tidak mengubah status dan nasib mereka.

C. Minat, Profesi Guru dan Kompetensi Keguruan 1. Minat

Minat merupakan salah satu faktor psikologi yang penting untuk kemajuan dan keberhasilan seseorang, selain itu minat juga merupakan faktor psikologi yang menentukan suatu pilihan seseorang. Seseorang jika melakukan suatu pekerjaan disertai dengan minat pada umumnya hasil yang akan diperoleh akan lebih baik jika dibanding tidak disertai dengan minat.

Menurut Bimo Walgito minat merupakan keadaan dimana seseorang menaruh perhatian terhadap suatu obyek disertai dengan adanya kecenderungan untuk berhubungan lebih aktif dengan obyek tersebut (Bimo Walgito, 1977: 65).

Sedangkan menurut Purwodarminto minat merupakan perhatian, kesukaan dan keinginan (Purwodarminto, 1987: 65). Sementara itu minat menurut Winkel adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subyek untuk merasa senang berkecimpung dalam bidang itu (Winkel W.S,1983 : 30). Jika kita berminat terhadap sesuatu sudah pasti kita ikuti dengan perhatian pada objek tersebut.

Berkaitan dengan definisi di atas, minat mempunyai peranan penting dalam mempengaruhi keputusan pemilihan pendidikan maupun karir


(46)

seseorang. Keberhasilan individu dalam lingkungan pendidikan maupun pekerjaan sangat tergantung pada motivasi, kesungguhan, disiplin, dan keterampilan. Motivasi, disiplin dan keterampilan merupakan hasil usaha dan pengembangan diri yang terus menerus di lingkungan pekerjaan. Motivasi, disiplin, dan keterampilan yang dimiliki seseorang dibentuk dan diarahkan oleh minat individu tersebut akan objek/jenjang pekerjaan tertentu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa minat seseorang berperan penting dalam pemilihan karir seseorang.

Giatama 1990;6 (dalam penelitian bersama dosen dan mahasiswa;2008) menggolongkan minat menjadi dua, yaitu :

a. Minat secara intrinsik

Merupakan minat yang timbul dari dalam individu sendiri tanpa pengaruh dari luar. Minat intrinsik dapat timbul karena pengaruh sikap, presepsi, prestasi belajar, bakat, jenis kelamin dan intelegensia.

1) Sikap

Menurut Thrustone, sikap adalah suatu tingkatan afeksi baik yang bersifat positif maupun negatif dalam hubungannya dengan obyek-obyek psikologis, afeksi yang positif yaitu afeksi senang, sedangkan afeksi negatif adalah yang tidak menyenangkan. Dengan demikian obyek dapat menimbulkan berbagai macam sikap.


(47)

2) Persepsi

Persepsi merupakan proses yang meliputi penginderaan terhadap rangsang, pengorganisasian rangsang, dan penafsiran rangsang sehingga individu mengerti rangsang yang di inderanya.

Ada tiga komponen dalam persepsi yaitu: seleksi, interpretasi, dan reaksi. Makna informasi bagi individu yang satu dengan yang lain berbeda-beda. Hal ini tergantung dari ketiga komponen persepsi. Dengan adanya perbedaan seleksi dapat menimbulkan interpretasi yang berbeda pula, sehingga reaksi yang timbul tergantung dari interpretasi yang ada.

3) Prestasi belajar

Seorang yang kurang berminat pada pendidikan atau pekerjaan biasanya menunjukan ketidaksenangan. Hal ini dapat di lihat dalam kejadian-kejadian seperti berprestasi rendah, bekerja dibawah kemampuannya dalam setiap mata pelajaran atau dalam melaksanakan pekerjaan yang tidak di sukai. Besarnya minat seseorang terhadap pendidikan dapat dipengaruhi oleh minat pada pekerjaan. Jika seseorang mengharapkan pekerjaan yang menuntut pendidikan tinggi, maka pendidikan akan dianggap sebagai batu loncatan (Elizabeth B. Hurlock, 1997:221).


(48)

4) Bakat

Bakat dalam pengertian bahasa atau dalam pengertian yang umum kita pahami, adalah kelebihan / keunggulan alamiah yang melekat pada diri kita dan menjadi pembeda antara kita dengan orang lain.

5) Jenis kelamin

Laki-laki biasanya lebih bersungguh-sungguh dalam hal pekerjaan dibandingkan dengan perempuan yang kebanyakan memandang pekerjaan sebagai pengisi waktu sebelum menikah.

Laki-laki menginginkan pekerjaan yang menarik dan menggairahkan tanpa memperhatikan kemampuan yang dituntut oleh pekerjaan atau oleh kesempatan yang ada untuk memperoleh pekerjaan. Mereka juga menginginkan pekerjaan yang bermartabat tinggi, sekalipun bayarannya lebih sedikit daripada berbagai kegiatan yang tidak terlampau bergengsi. Banyak laki-laki dari keluarga yang statusnya rendah, berharap mancapai status sosial yang lebih tinggi melalui pekerjaan. Pada umumnya perempuan memilih pekerjaan yang memberikan rasa aman dan yang tidak banyak menuntut waktu. Dalam memilih pekerjaan, biasanya perempuan menekankan unsur melayani orang lain seperti mengajar atau merawat (Elizabeth B. Hurlock, 1997:221).


(49)

6) Intelegensi

Dalam buku pengantar Psikologi Umum, Intelegensi adalah daya menyesuaikan diri dengan keadaan baru dengan mempergunakan alat-alat berpikir menurut tujuannya (kamus pedagogik, 1953)

Intelegensi masing-masing individu berbeda-beda, karena perbedaan tersebut maka individu satu dengan yang lain tidak sama kemampuannya dalam memecahkan sesuatu persoalan yang dihadapi.

b. Minat secara ekstrinsik

Merupakan minat yang timbul akibat pengaruh dari luar individu. Minat secara ekstrinsik timbul antara lain timbul karena latar belakang ekonomi, minat, orang tua dan teman sebaya.

1) Latar belakang ekonomi

Apabila status ekonomi baik, orang cenderung memperluas minat mereka untuk mencakup hal-hal yang semula belum mampu mereka laksanakan. Sebaliknya, kalau status ekonomi buruk atau kurang baik karena tanggungjawab keluarga atau usaha yang kurang maju, maka orang cenderung untuk mempersempit minat mereka.

2) Minat orang tua

Seorang remaja yang mempunyai hubungan yang erat dengan seorang anggota keluarga akan mengidentifikasikan diri dengan


(50)

orang ini dan ingin mengembangkan pola kepribadian yang sama (Elizabeth B. Hurlock, 1997:235).

3) Minat teman sebaya

Teman-teman sebaya mempengaruhi pola kepribadian remaja dalam dua cara. Pertama, konsep diri remaja merupakan cerminan dari anggapan tentang konsep teman-teman mengenai dirinya. Kedua, ia berada dalam tekanan untuk mengembangkan ciri-ciri kepribadian yang diakui oleh kelompok. Teman sebaya memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan pola kepribadian remaja, karena remaja lebih sering berada di luar rumah bersama dengan teman-teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat, penampilan dan perilaku lebih besar daripada keluarga (Elizabeth B. Hurlock, 1997:235).

Menurut Andi Mappiare (1980 : 64), minat dipengaruhi oleh latar belakang lingkungan, tingkat ekonomi, status sosial, dan pengalaman. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa hampir seluruh unsur lingkungan yang ada di sekitar anak akan menjadi faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa untuk menjadi guru.

Menurut Drs. Andi Mappiare (1982 : 62), minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau kecenderungan-kecenderungan lain yang mengarahkan individu pada suatu pilihan tertentu. Perkembangan minat terhadap cita-cita jabatan dan pendidikan dibagi menjadi dua, yaitu :


(51)

1) Perkembangan minat/cita-cita remaja awal

Minat/cita-cita remaja terhadap sekolah dan jabatan remaja awal banyak dipengaruhi oleh minat orang tua dan minat kelompoknya. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan jabatan seseorang cukup banyak antara lain tingkat status ekonomi/sosial, tingkat pendidikan, jenis kelamin, kebutuhan-kebutuhan dan lain-lain. Dalam masa remaja awal, minat/cita-cita sekolah atau jabatan seseorang masih berubah-ubah.

2) Perkembangan minat/cita-cita remaja akhir

Minat/cita-cita pendidikan/ jabatan pekerjaan dalam masa remaja akhir, pada umumnya telah mantap dalam pilihan, terutama dalam parohan akhir masa remaja akhir. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan jabatan remaja adalah pengaruh citra diri, lingkungan keluarga/orang tua, lingkungan sosial kultural, dan sebagainya. Setelah mendekati masa remaja akhir, minat/cita-cita tersebut dapat lebih jelas, dan beberapa remaja telah dapat menentukan dan mengarahkan minat dan cita-cita pendidikan atau jabatan pekerjaan. Jadi, dapat dikatakan bahwa jenis sekolah, jenis pekerjaan/jabatan yang dipilih seorang remaja akhir, dipengaruhi minat dan aspirasinya sendiri, minat dan aspirasi orang tuanya, kesan-kesan (menyangkut gengsi) dari teman-teman sebaya remaja yang bersangkutan.


(52)

Minat merupakan salah satu unsur pokok yang sangat penting untuk meraih sukses dalam melakukan kegiatan. Arti penting minat menurut The Liang Gie (1994:28) ialah :

1) Minat melahirkan perhatian yang serta merta.

2) Minat memudahkan terciptanya konsentrasi.

3) Minat mencegah gangguan perhatian dari luar.

4) Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan.

5) Minat memperkecil kebosanan studi dalam diri sendiri

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa minat menjadi guru adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka, harapan, rasa takut, atau kecenderungan lain yang mengarahkan seseorang untuk memilih menjadi guru.

2. Profesi Guru

Menurut Hornby (dalam Intan Desy Cahyani,2006:10), profesi dapat diartikan suatu pekerjaan yang memerlukan pendidikan yang lanjut dan latihan khusus, seperti ahli hukum, arsitek, dokter, guru, teolog dan lain-lain. Sementara profesi menurut Arikunto (1990:231) diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan nafkah. Dedi Supriadi (1999:95) berpendapat bahwa profesi menunjuk pada suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggung jawab, dan kesetiaan terhadap profesi. Suatu profesi secara teoritik tidak bisa


(53)

dilakukan oleh sembarang orang yang tidak dilatih atau disiapkan untuk itu.

Ciri-ciri profesi (Dedi Supriadi,1999:96):

a. Pekerjaan itu mempunyai fungsi dan signifikansi sosial karena

diperlukan mengabdi kepada masyarakat.

b. Profesi menuntut keterampilan tertentu yang diperoleh lewat

pendidikan yang “lama” dan intensif serta dilakukan dalam lembaga

tertentu secara sosial dapat dipertanggungjawabkan (accountable)

c. Profesi didukung oleh suatu disiplin ilmu (a systematic body of

knowledge), bukan hanya sekedar serpihan atau hanya common sense.

d. Ada kode etik yang menjadi pedoman perilaku anggotanya beserta

sanksi yang jelas dan tegas terhadap pelanggar kode etik.

e. Sebagai konsekuensi dari layanan yang diberikan kepada masyarakat,

maka anggota profesi secara perorangan ataupun kelompok memperoleh imbalan finansial atau materiil.

Sementara itu, guru dapat diartikan sebagai orang yang pekerjaannya mengajar (McLeod,1989), sedangkan Soelaeman (1985:7), mendefinisikan guru sebagai komponen strategis yang memiliki peran yang penting dalam menentukan gerak maju kehidupan bangsa. Sementara itu, UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 5 mendefinisikan guru sebagai tenaga profesional yang mempunyai dedikasi dan loyalitas tinggi dengan tugas utama menjadi pendidik yang memotivasi, memfasilitasi, mendidik, membimbing, dan melatih peserta


(54)

didik sehingga menjadi manusia yang berkualitas yang mengaktualisasikan potensi kemanusiaanya secara optimum, pada jalur pendidikan formal jenjang pendidikan dasar dan menengah, termasuk pendidikan anak usia dini formal.

Dalam jurnal Educational Leadership edisi Maret 1993 menyebutkan

bahwa, untuk menjadi profesional guru dituntut memiliki lima hal:

a. Guru mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya

b. Guru menguasai secara mendalam bahan/mata pelajaran yang

diajarkannya serta cara mengajarkannya kepada para siswa.

c. Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui

berbagai teknik evaluasi, mulai cara pengamatan dalam perilaku siswa sampai tes hasil belajar.

d. Guru mampu berfikir sistematis tentang apa yang dilakukannya, dan

belajar dari pengalamannya.

e. Guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam

lingkungan profesinya.

Di Indonesia sesungguhnya sudah ada wahana untuk meningkatkan profesionalisme guru, misalnya PKG (Pusat kegiatan Guru) dan KKG (Kelompok Kerja Guru) yang memungkinkan para guru untuk berbagi pengalaman dalam memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi dalam kegiatan mengajarnya. Hal ini tentunya belum cukup, satu hal lagi yang menentukan penampilan profesional guru adalah sejauh mana ia


(55)

menguasai prinsip-prinsip pedagogi secara umum maupun didaktik-metodik secara khusus yang berlaku pada setiap mata pelajaran.

Profesionalisasi harus dipandang sebagai proses yang terus menerus. Dalam proses ini, pendidikan prajabatan, pendidikan dalam-jabatan termasuk penataran, pembinaan dari organisasi profesi dan tempat kerja, penghargaan masyarakat terhadap profesi keguruan, penegakan kode etik profesi, sertifikasi, peningkatan kualitas calon guru, imbalan dan lain-lain secara bersama-sama menentukan pengembangan profesionalisme seseorang, termasuk guru (Dedi Supriadi.1999:99).

Jika demikian, maka usaha peningkatan profesionalisme guru merupakan tanggung jawab bersama antara LPTK sebagai penghasil guru, instansi yang membina guru (dalam hal ini Depdikbud atau yayasan swasta), PGRI, dan masyarakat.

Berkenaan dengan tugas dan fungsinya yang sangat strategis, maka untuk menjadi guru, seseorang perlu mendapatkan pendidikan atau latihan khusus di bidang keguruan. Keputusan Menteri pendidikan Nasional No. 045/U/2002 tentang standar pendidikan nasional, mensyaratkan bahwa untuk menjadi guru, maka seseorang untuk menjadi guru seseorang perlu memiliki kualifikasi akademik guru dan memenuhi standar kompetensi guru yang mencakup kompetensi pedagogi, kepribadian, sosial dan profesional yang terintegrasi dalam kinerja guru.

Bila kompetensi guru dibangun berdasarkan keahlian bidang studi yang diajarkan, maka profesi guru pada umumnya tidak tergantung kepada


(56)

apa yang mereka ajarkan dan di jenjang mana mereka mengajar. Profesi guru adalah jenis pekerjaan yang selama ini diabaikan orang dan terus menerus menjadi perdebatan, sehingga guru kita tidak disiapkan secara profesional. Agar guru dapat disiapkan secara profesional, maka penyelenggaraan pendidikan profesi guru dibutuhkan penanganan yang lebih cermat, terutama terhadap perilaku mereka sebagai guru.

Jabatan guru sebagai suatu profesion, adalah suatu jabatan atau

pekerjaan yang membutuhkan keahlian (pendidikan atau latihan) khusus di bidang keguruan, perlu memiliki syarat-syarat tertentu untuk menjunjung martabat guru dan menjamin mutu pendidikan dan pengajaran yang diberikan oleh guru. Maka dibutuhkan syarat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang guru, yaitu (Amatembun, 1973 : 4-10) :

a. Syarat Profesional

Adalah syarat yang menyangkut bidang keahlian guru, meliputi :

1) Pengetahuan di bidang keguruan dan pendidikan, baik bersifat

umum maupun khusus.

2) Ketrampilan dalam mengajar pada khususnya, dan mendidik pada

umumnya yang pada hakekatnya memiliki kesanggupan dalam memimpin kelasnya.

b. Syarat Personal

Syarat-syarat ini yang menyangkut diri pribadi orang yang menjadi guru, adapun syarat-syaratnya adalah :


(57)

Seorang guru harus sehat secara jasmani atau physik tidak sakit-sakitan apalagi mengidap penyakit menular seperti Tbc. Mengenai jasmani yang cacat seperti buta dan sebagainya dewasa ini bukanlah menjadi hambatan utama bagi seorang yang merasa dipanggil menjadi guru. Dewasa ini Indonesia telah mempunyai beberapa Sarjana Muda bahkan Sarjana Pendidikan lulusan IKIP yang tuna netra.

2) Kesehatan Psikis

Bahwa seseorang guru hendaklah sehat jiwanya, sehat mental atau rohaninya. Orang yang menderita penyakit jiwa atau penyakit-penyakit jiwa atau gangguan-gangguan syaraf (misalnya gangguan syaraf otak, kejiwaan), janganlah diangkat menjadi guru.

3) Kesehatan Psycho-somatic

Seorang guru bukan hanya sehat jasmaniah dan rohaniahnya saja tetapi haruslah sehat jasmani dan rohaninya, ia harus memiliki

kesehatan psycho-somatis yang baik karena gangguan-gangguan

pada badan dapat mempengaruhi fungsi-fungsi jiwa tertentu dan sebaliknya.

4) Integritas Pribadi

Syarat personal ini menyangkut kepribadian seoarang guru sebagai suatu totalitas. Kita membutuhkan guru-guru yang telah terintegrasi kepribadiannya yang telah dewasa dalam arti


(58)

pendagogis yaitu sanggup mengambil keputusan sendiri atas tanggung jawab sendiri.

c. Syarat Moralitas

Faktor ini lebih menyangkut watak pribadi seseorang, atau suatu pertanda kemampuan seseorang bertindak susila. Seseorang guru bukan hanya dapat mengetahui apa yang baik dan yang buruk, tapi juga sanggup berbuat menurut norma kesusilaan.

d. Syarat religiousity

Syarat beragama adalah syarat mutlak bagi orang-orang yang bertindak sebagai guru di bumi Indonesia ini sebagai perwujudan falsafah Pancasila secara konsekwen.

e. Syarat Formality

Syarat ini mencakup keempat syarat yang telah disebutkan di atas (profesional, personal, moralitas, religiousity) merupakan syarat formal yang harus dimiliki seseorang sebelum menjadi guru.

Dalam UUGD syarat-syarat menjadi guru adalah sebagai berikut :

1) Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, melalui pendidikan sarjana

atau diploma empat

2) Memiliki kompetensi pendagogik, kompetensi kepribadian,

kompetensi sosial, kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi

3) Sertifikat pendidik diberikan pada guru yang telah memenuhi


(59)

4) Sehat jasmani dan rohani,

5) Serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan

nasional.

3. Kompetensi Keguruan

Kompetensi pada dasarnya merupakan kebulatan penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang ditampilkan melalui unjuk kerja, yang diharapkan bisa dicapai seseorang setelah menyelesaikan suatu program pendidikan. Sementara itu, menurut keputusan menteri Pendidikan Nasional No. 045/U/2002, kompetensi diartikan sebagai seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan pekerjaan tertentu.

Berkaitan dengan kompetensi keguruan yang harus dikuasai oleh guru, kompetensi diartikan sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diwujudkan dalam bentuk perangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seorang guru untuk memangku jabatan guru sebagai profesi. Keempat jenis kompetensi guru dijelaskan sebagai berikut:

a. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berahlak mulia.


(60)

b. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkenaan dengan pemahaman peserta didik dan pengelola pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Kompetensi ini mencakup kemampuan pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Secara rinci masing-masing elemen kompetensi pedagogik tersebut dapat dijabarkan menjadi subkompetensi sebagai berikut:

1) Memahami peserta didik. Subkompetensi ini mempunyai indikator

esensial memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif, memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian; dan mengidentifikasi bekal-ajar awal peserta didik.

2) Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan

pendidikan untuk kepentingan pembelajaran. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: menerapkan teori belajar dan pembelajaran; menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar; serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih.


(61)

3) Melaksanakan pembelajaran. Subkompetensi ini memiliki indicator

esensial; menata latar (setting) pembelajaran; dan melaksanakan

pembelajaran yang kondusif.

4) Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran.

Subkompetensi ini memiliki indikator esensial; melaksanakan

evaluasi (assessment) proses dan hasil belajar secara

berkesinambungan dengan berbagai metode; menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat

ketuntasan belajar (mastery level); dan memanfaatkan hasil

penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum.

5) Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai

potensi yang dimilikinya. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan berbagai potensi akademik; dan memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi non akademik.

c. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional merupakan kemampuan yang berkenaan dengan penguasaan materi pembelajaran bidang studi secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan substansi isi materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materi kurikulum tersebut, serta menambah wawasan keilmuan sebagai


(62)

guru. Secara rinci, masing-masing elemen kompetensi tersebut memiliki subkompetensi dan indikator esensial sebagai berikut:

1) Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi.

Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar; memahami hubungan konsep antar matapelajaran terkait; dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.

2) Menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk

menambah wawasan dan memperdalam pengetahuan/bidang studi.

d. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi ini memiliki subkompetensi dengan indikator esensial sebagai berikut:

1) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta

didik. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik.

2) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama


(63)

3) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.

D. Kerangka Berpikir

1. Pengaruh PPL terhadap Minat Mahasiswa Menjadi Guru

PPL adalah serangkaian kegiatan yang bagi siswa LPTK, yang meliputi, baik latihan mengajar maupun latihan di luar mengajar (Oemar Hamalik.2002:171). Kegiatan ini merupakan ajang untuk membentuk dan membina kompetensi-kompetensi profesional yang dipersyaratkan oleh profesi guru atau tenaga kependidikan yang lain. Sasaran yang ingin dicapai adalah pribadi calon pendidik yang memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, serta pola tingkah laku yang diperlukan bagi profesinya serta cakap dan tepat menggunakannya di dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

PPL merupakan salah satu program yang diterapkan FKIP USD untuk membekali mahasiswanya dengan kecakapan keguruan secara lengkap dan terintegrasi. Program ini meliputi latihan pembelajaran dan latihan melaksanakan tugas-tugas kependidikan selain pembelajaran.

Di FKIP USD, PPL dilaksanakan di SMA/SMK yang telah bekerjasama. Dalam praktiknya biasanya praktikan diberi tugas mengajar mata pelajaran sesuai dengan program keahlian masing-masing. Dalam PPL ini mahasiswa didampingi oleh seorang dosen pembimbing dan guru


(64)

pamong. Sehingga dalam tugasnya, praktikan tidak bekerja sendirian tetapi berada dalam pengawasan dosen dan guru pamong. Dengan demikian praktikan akan merasa dimudahkan dalam melaksanakan latihan mengajar di sekolah.

Dengan PPL praktikan dihadapkan pada kondisi nyata di sekolah. Selain praktikan bisa menerapkan teori-teori yang didapat saat kuliah,

praktikan bisa secara langsung berlatih mengasah skill keguruan.

Mahasiswa diharapkan dapat menguasai kompetensi-kompetensi keguruan. Karena seorang guru yang profesional harus memiliki keempat kompetensi keguruan, yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Selain praktikan dituntut untuk berlatih menjadi pendidik, praktikan juga harus mengenal lingkungan sekolah. Dengan demikian sedikit banyak akan membuat praktikan terbiasa dengan lingkungan sekolah.

Untuk menilai kompetensi yang dicapai mahasiswa/praktikan selama PPL dapat dilihat dari nilai yang diberikan guru pamong. Guru pamong yang mendampingi praktikan selama praktek, sehingga guru lah yang benar-benar mengerti kemampuan praktikan dalam penguasaan keterampilan yang dilatihkan. Aspek yang dinilai oleh guru pamong disini adalah hasil observasi, kemampuan pembelajaran, kemampuan mendiagnosis kesulitan belajar, dan penampilan personal dan sosial. Semakin tinggi nilai PPL dari guru pamong maka mahasiswa tersebut semakin menguasai kompetensi keguruan yang dilatihkan selama PPL.


(65)

Begitupula sebaliknya, jika nilai yang diperoleh rendah maka mahasiswa tersebut kurang menguasai kompetensi keguruan yang dilatihkan di sekolah selama PPL.

Kompetensi yang dikuasai mahasiswa/praktikan tersebut dapat mempengaruhi minat mahasiswa untuk memilih profesi guru. Hal ini karena minat menjadi guru tidak langsung muncul ketika seseorang ditanya apakah dia berminat untuk menjadi guru, melainkan minat bisa tumbuh saat menjalani praktek nyata. Dengan pengalaman nyata tersebut sedikit banyak bisa meningkatkan minat mahasiswa/praktikan untuk menjadi guru khususnya pada bidang keahliannya.

Berdasarkan kerangka di atas, maka peneliti menurunkan hipotesis sebagai berikut:

Ha = Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara PPL terhadap minat mahasiswa FKIP USD untuk menjadi guru.

2. Pengaruh Aspek Sosial terhadap Minat Mahasiswa Menjadi Guru

Meskipun banyak kalangan masyarakat memandang profesi guru jauh dari performa yang diharapkan. Akan tetapi sampai saat ini masih banyak masyarakat yang menghormati profesi guru, karena guru dipandang sebagai tokoh perubahan sosial. Hal ini karena selain sebagai pentransfer ilmu, peran guru juga penting dalam hal penanaman-penanaman sikap dan moral pada peserta didik.


(66)

Guru dalam menjalankan profesinya selalu berinteraksi dengan masyarakat tempat ia tinggal selain di sekolah tempat ia bekerja. Prestis guru sangat penting karena hal ini berpengaruh terhadap profesinya. Seorang guru yang memiliki prestis yang tinggi di lingkungan tempat ia tinggal maka akan dihormati dan disegani. Seorang guru akan lebih disegani dan dihormati oleh lingkungannya jika bersama-sama dengan masyarakat bekerjasama dan bergotong royong dalam suatu kegiatan (Margaretha Novita K:2008). Status sosial juga berpengaruh terhadap prestis dan wibawa guru, sejauh mana masyarakat menghargai dan menghormati guru (Supriadi, 1999:34).

Berdasar kerangka berfikir di atas diturunkan hipotesis sebagai berikut: Ha : Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara faktor sosial dengan


(67)

47

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan penulis adalah studi kasus. Penelitian studi kasus yaitu penelitian dimana subyek tersebut terbatas, maka kesimpulan yang diperolehnya hanya berlaku pada subyek yang diteliti (Drs Tatang M. Amirin, 1986 : 137).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Sedangkan waktu penelitian adalah bulan Juni 2009.

C. Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma angkatan 2005, dengan alasan angkatan 2005 sudah menempuh PPL, sedang mengalami puncak klimak dalam masa studi dan merupakan penentuan karier setelah lulus kuliah apakah berminat untuk memilih profesi guru.

Sedangkan obyek penelitian ini adalah pengaruh PPL dan status sosial terhadap minat mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma untuk menjadi guru.


(68)

D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

1. Populasi

Populasi yaitu sekumpulan obyek yang menjadi pusat perhatian, yang dari padanya terkandung informasi yang ingin diketahui (W. Gulo, 2002 : 19 76). Populasi merupakan kelompok dimana peneliti akan menggeneralisasikan hasil penelitiannya atau keseluruhan anggota kejadian, obyek-obyek yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian diambil kesimpulannya.(Sugiyono, 2001 : 72). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa FKIP angkatan 2005. Karena angkatan 2005 sudah menempuh matakuliah PPL.

Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 403 mahasiswa yang terdiri dari 33 mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling, 123 mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, 55 mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, 11 Program Studi Pendidikan Sejarah, 21 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi, 51 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi, 58 Mahasiswa Program Pendidikan Studi Matematika, 24 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika, dan 30 mahasiswa Pendidikan Agama Katholik.

2. Sampel

Sampel adalah kelompok kecil yang kita amati atau beberapa bagian terkecil/cuplikan yang ditarik dari populasi atau porsi dari suatu


(69)

populasi (Arikunto, 2006 :131). Untuk menentukan besarnya sampel dari

populasi digunakan rumus slovin sebagai berikut (Consuelo, 1993 : 161) :

2

1 Ne

N n

+ =

Ket : n : ukuran sampel

N : ukuran populasi

e : nilai kritis (batas ketelitan) yang diinginkan(persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel populasi.

Menurut data peserta PPL mahasiswa angkatan 2005 populasi ini berjumlah 403, maka sampel penelitian ini dapat dihitung dengan rumus diatas dengan batas kesalahan 5% yaitu :

( )

2

05

,

0

403

1

403

+

=

n

= 200,74 ≈ 200

Dengan demikian jumlah sampel penelitian sebesar 200 mahasiswa.

Pengambilan sampel dilakukan secara propotional random

sampling, yaitu bila populasi mempunyai anggota/unsur yang heterogen secara propotional. Teknik ini dimaksudkan bahwa banyak anggota dari setiap strata diambil sebanding dengan ukuran tiap strata, yaitu dimana tiap-tiap mahasiswa diambil secara proposional (Sudjana, 1996 : 173). Adapun proporsi untuk masing-masing Program studi dapat dilihat pada tabel berikut ini :


(70)

Tabel III.1

Penentuan Jumlah Sampel

Keterangan 2005 % Sampel

Pend. Guru Sekolah Dasar - - -

Bimbingan dan Konseling 30 7,4 14,8 ≈ 15

Pend. Bahasa Inggris 123 30,52 61,04 ≈ 61

Pend. Bahasa, Sastra Ind dan Daerah

55 13,64 27,28 ≈ 27

Pend. Sejarah 11 2,72 5,44 ≈ 6

Pend. Ekonomi 21 5,2 10,4 ≈ 10

Pend. Akuntansi 51 12,65 25,3 ≈ 25

Pend. Matematika 58 14,39 28,78 ≈ 29

Pend. Fisika 24 5,95 11,9 ≈ 12

Pend. Agama Khatolik 30 7,44 14,88 ≈ 15

SUB TOTAL 403 100 200

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan Purposive

sampling. Peneliti menggunakan metode ini dalam penelitian dengan

alasan agar setiap elemen sampel dapat dipilih secara sengaja sesuai dengan karakteristik penilaian yang meliputi PPL, aspek sosial dan minat mahasiswa.

E. Operasionalisasi Variabel

Variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2001:31). Variabel

penelitian ada 2 yaitu variabel bebas (dependent variable) dan variabel terikat

(independent variable).

1. Variabel bebas sering disebut variabel stimulus, prediktor, antecendent


(71)

perubahan/timbulnya variabel terikat, sedangkan variabel bebasnya adalah nilai PPL yang mencerminkan pencapaian tujuan PPL. Indikator-indikator variabel bebas dapat dilihat pada tabel berikut ini :

a. Prestasi PPL (Nilai dari Guru Pamong)

Prestasi PPL yaitu tingkat pencapaian tujuan PPL yang dikuasai selama PPL di sekolah. Tingkat pencapaian tujuan dapat dilihat dari penilaian dari guru pamong. Semakin tinggi nilai yang diberikan oleh guru pamong maka mahasiswa/praktikan semakin menguasai kompetensi yang dilatihkan. Begitupula sebaliknya, semakin rendah nilai dari guru pamong maka mahasiswa kurang dapat menguasai kompetensi yang dilatihkan.

Tabel III.2 Rentang Nilai PPL

Rentang Nilai Huruf Predikat

8,00 – 10,00 A Sangat baik

6,6 – 7,9 B Baik

5,5 – 6,5 C Cukup

5.0 – 5,5 D Kurang

0,00 – 4,9 E Sangat Kurang

b. Status Sosial

Faktor sosial yaitu faktor yang menampakkan kemampuan seseorang pada masyarakat, atau nilai seseorang dari sudut pandang orang lain di lingkungannya (Margaretha Novita K:2008).


(72)

Tabel III.3 Faktor Sosial

Variabel Indikator No Butir

Positif Negatif Aspek

Sosial

1.Adanya penghargaan dan

perhatian dari masyarakat dan siswa.

2.Dapat berhubungan baik dan

bekerja sama dengan orang tua siswa

3.Dapat menjalin hubungan

baik dan harmonis dengan rekan sesama guru, karyawan dan atasan

4.Sebagai tokoh terhormat di

masyarakat

5.Adanya pengakuan

kedudukan dan martabat di masyarakat

1 2 4

3, 5 6 7

2. Variabel terikat sering disebut variabel output, kriteria, konsekuensi yang merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat menjadi guru.

Minat merupakan suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut, atau kecenderungan lain yang mengarahkan individu pada pilihan tertentu (Margaretha Novita K:2008).


(73)

Tabel III.4

Variabel Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru

Variab

el Dimensi Indikator

No Butir Posit

if

Neg atif

Minat 1.Perasaan

2.Harapan

3.Pendirian

4.Rasa Takut

5.Orang Tua

6.Teman

Sebaya

a. Perasaan senang berkecimpung

dalam bidang keguruan

b.Merasa tertarik untuk menjadi guru

c. Memiliki harapan yang positif

mengenai profesi guru

d.Berpendirian untuk menjadi guru

e. Merasa takut terhadap celaan dari

orang lain mengenai profesi guru

f. Dukungan dari orang tua untuk

menjadi guru

g.Dukungan dari teman untuk

menjadi guru 1 3 4 2 5 7 8 9 6

Semua faktor di atas diukur dengan kuesioner dan peneliti menggunakan Skala Likert untuk memberikan skor pada kuesioner. Ada 2 kategori pertanyaan yang digunakan yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif. Skor yang digunakan untuk menilai pernyataan tersebut tertera dalam tabel berikut:

Tabel III. 5

Skor Pernyataan Kuesioner

Skor Pertanyaan Skor Sangat

Setuju Skor Setuju Skor Tidak Setuju Skor Sangat Tidak Setuju Pernyataan Positif Pernyataan Negatif 4 1 3 2 2 3 1 4


(74)

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Kuesioner

Penulis dalam mengumpulkan data menggunakan teknik kuesioner. Kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan menggunakan sejumlah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden yang sebenarnya. Dengan cara ini dimaksudkan untuk memperoleh data primer pengaruh aspek sosial terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data oleh peneliti untuk memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada pada responden atau tempat dimana responden bertempat tinggal atau melakukan kegiatan sehari-hari (Arikunto, 2006 :158). Teknik dokumentasi digunakan penulis untuk mengumpulkan nilai PPL 2 dari guru pamong.

G. Pengujian Instrumen Penelitian

Untuk mengetahui apakah instrumen sudah valid atau belum digunakan analisis sebagai berikut:

1. Analisis Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. (Suharsimi


(1)

Regression

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N Y Minat Mahasiswa Menjadi Guru 25.70 2.867 200 X1 Nilai PPL 2 8.0094 .51392 200

Variables Entered/Removed(b)

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method 1 X1 Nilai

PPL 2(a) . Enter a All requested variables entered.

b Dependent Variable: Y Minat Mahasiswa Menjadi Guru

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate 1 .286(a) .082 .077 2.754 a Predictors: (Constant), X1 Nilai PPL 2

ANOVA(b)

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 134.235 1 134.235 17.698 .000(a)

Residual 1501.765 198 7.585 Total 1636.000 199 a Predictors: (Constant), X1 Nilai PPL 2

b Dependent Variable: Y Minat Mahasiswa Menjadi Guru

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 12.900 3.049 4.231 .000 X1 Nilai PPL 2 1.598 .380 .286 4.207 .000 a Dependent Variable: Y Minat Mahasiswa Menjadi Guru


(2)

Regression

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N Y Minat Mahasiswa Menjadi Guru 25.70 2.867 200 X2 Faktor Sosial 21.19 2.976 200

Variables Entered/Removed(b)

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method 1 X2 Faktor

Sosial(a) . Enter a All requested variables entered.

b Dependent Variable: Y Minat Mahasiswa Menjadi Guru

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate 1 .337(a) .114 .109 2.706 a Predictors: (Constant), X2 Faktor Sosial

ANOVA(b)

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 185.738 1 185.738 25.358 .000(a)

Residual 1450.262 198 7.325 Total 1636.000 199 a Predictors: (Constant), X2 Faktor Sosial

b Dependent Variable: Y Minat Mahasiswa Menjadi Guru

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 18.822 1.379 13.647 .000 X2 Faktor Sosial .325 .064 .337 5.036 .000 a Dependent Variable: Y Minat Mahasiswa Menjadi Guru


(3)

LAMPIRAN IX

DAFTAR TABEL


(4)

TABELFd90.sav

d2 F_____ 1 252.9000 5 4.4095 10 2.5939 11 2.4622 12 2.3556 13 2.2673 14 2.1931 15 2.1296 16 2.0748 17 2.0268 18 1.9846 19 1.9470 20 1.9133 30 1.7027 40 1.5975 50 1.5337 60 1.4906 70 1.4594 80 1.4357 90 1.4171 100 1.4020 101 1.4007 102 1.3994 103 1.3981 104 1.3968 105 1.3956 106 1.3943 107 1.3931

108 1.3919

109 1.3908 110 1.3896 120 1.3792 130 1.3703 140 1.3626 150 1.3560 155 1.3529 160 1.3501 165 1.3474 170 1.3449 175 1.3425 180 1.3402 181 1.3398 182 1.3393 183 1.3389


(5)

TABEL F 13.sav

D2 F____

1 244.6898 5 4.6552 10 2.8872 20 2.2495 30 2.0630 40 1.9738 50 1.9214 60 1.8870 70 1.8627 80 1.8445 100 1.8193 110 1.8101 120 1.8026 130 1.7961 150 1.7859 160 1.7818 170 1.7781 171 1.7778 172 1.7774 173 1.7771 174 1.7768 175 1.7764 176 1.7761 177 1.7758 178 1.7755 179 1.7752 180 1.7749 181 1.7746 182 1.7743 183 1.7740 184 1.7737 185 1.7734

186 1.7731 187 1.7728 188 1.7725 189 1.7722 190 1.7720 191 1.7717 192 1.7714 193 1.7712 194 1.7709 195 1.7706 196 1.7704


(6)

TABEL T

df t 1 6.3138

5 2.0150 10 1.8125 20 1.7247 30 1.6973 40 1.6839 50 1.6759 60 1.6706 70 1.6669 80 1.6641 100 1.6602 110 1.6588 120 1.6577 130 1.6567 150 1.6551 160 1.6544 170 1.6539 172 1.6538 173 1.6537 174 1.6537 175 1.6536 176 1.6536 177 1.6535 178 1.6535 179 1.6534 180 1.6534 181 1.6533 182 1.6533 183 1.6532 184 1.6532 185 1.6531 186 1.6531 187 1.6530 188 1.6530 189 1.6530 190 1.6529 191 1.6529 192 1.6528 193 1.6528 194 1.6527 195 1.6527 196 1.6527 197 1.6526


Dokumen yang terkait

Hubungan minat menjadi guru dan IPK dengan bakat keguruan mahasiswa FKIP (studi kasus pada mahasiswa S1 angkatan 2013 FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta).

0 3 208

Pengaruh program studi, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), dan pemahaman mahasiswa tentang Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) terhadap minat mahasiswa mengikuti PKM : studi kasus mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 1 176

Hubungan minat menjadi guru dan IPK dengan bakat keguruan mahasiswa FKIP (studi kasus pada mahasiswa S1 angkatan 2013 FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta)

0 5 206

Analisis kepuasan mahasiswa terhadap pelayanan staf kesekretariatan : studi kasus mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 1 178

Hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap status sosial guru dan prestasi belajar dengan minat mahasiswa menjadi guru : studi kasus pada mahasiswa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2006.

0 0 159

Pengaruh persepsi mahasiswa FKIP tentang kesejahteraan guru terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru : studi kasus pada Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 0 146

MANAJEMEN WAKTU MAHASISWA TERHADAP KURIK

0 1 17

Pengaruh persepsi mahasiswa FKIP tentang kesejahteraan guru terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru : studi kasus pada Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 1 144

Hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap status sosial guru dan prestasi belajar dengan minat mahasiswa menjadi guru : studi kasus pada mahasiswa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2006 - USD Repo

0 0 157

PENGARUH PRESTASI PPL DAN ASPEK SOSIAL TERHADAP MINAT MAHASISWA FKIP MENJADI GURU

0 0 164