Oleh karena itu harian atau surat kabar dalam mengangkat berita dari pihak yang berselisih sedapat mungkin harus memberikan porsi yang seimbang.
Karena setiap surat kabar atau suatu harian juga merupakan bagian dari kegiatan jurnalistik yang memiliki tanggung jawab social untuk mencegah timbulnya
konflik yang semakin besar. Selain itu setiap wartawan harus berpegang pada kode etik yang harus dipatuhi dengan menyajikan berita yang proporsional tanpa
memihak kepada selah satu pihak yang berselisih.
4.2.1.4. Netralitas
Netralitas berkaitan dengan aspek presentasi dari suatu berita. Dalam penelitian ini, netralitas dilihat dari aspek ada atau tidaknya pencampuran fakta
dan opini oleh wartawan, serta ada atau tidaknya dramatisasi yang menimbulkan kesan berlebih bagi pembaca. Adanya unsur opini dan dramatisasi dalam
pemberitaan dapat mengakibatkan menggubh atau menggeser pemaknaan fakta yang sebenarnya. Secara umum, terlepas dari siapa yang diuntungkan atau
dirugikan, objektifitas mensyaratkan pemberitaan yang tenang, dingin, terkendali serta netral. McQuail, 1991:233
Tabel 4.4 Unsur Netralitas
Unsur Netralitas Jumlah
Jumlah Frekuensi
Prosentase a. Pencampuran opini dalam tulisan
Ada 2
40 Tidak ada
3 60
Total 5
100 b. Dramatisasi
Ada Tidak ada
5 100
Total 5
100 c. Penghakiman wartawan
Ada Tidak ada
5 100
Total 5
100
Sumber: Data Primer Dari hasil analisis data peneliti berdasarkan table diatas menunjukan masih
ada penvampuran fakta dan opini dalam pemberitaanya. terlihat bahwa sebesar 40 berita yang disajikan masih tercampur opini wartawan dalam penulisanya.
Contoh berita yang didalamnya mengandung opini wartawan misalnya: Mereka diturunkan di stasiun Wonokromo dan Gubeng. Para pemilik toko
di dua stasiun itu sempat kelabakan. Sebagaian memutuskan menutup tokonya. Untung bonek tidak anarkis. Setelah turun dari kereta api, para
supporter itu pun dipulangkan dengan truk ke wilayah masing-masing Dari kutipan di atas terdapat kata “untung” yang menyatakan bahwa
wartawan memberikan pendapat pribadi dalam penulisan. Kata untung pada
kalimat di atas member kesan bahwa bonek identik dengan anrkis. Hal ini tentu saja membuat berita semakin kurang netral..
Unsur netralitas lain yang sebenarnya harus dihindari dalam penulisan dalam suatu berita adalah masalah dramatisasi. Karena dengan adanya dramatisasi
akan membuat berita yang disajikan tampak semakin mengada-ada dan menimbulkan kesan yang berlebihan. Berdasarkan table di atas, Jawa Pos adalam
pemberitaan bonek tidak terdapat dramatisasi dalam penulisan berita. Contoh lain pencampuran opini wartawan adalah esidi 27 januari:
Boleh saja menjadi penggemar fanatic terhadap suatu group band atau klub sepak bola. Namun, jangan berlebihan. Apalagi membuat keributan yang
merugikan, seperti yang dilakukan oleh Bonek, pendukung persebaya. Termasuk ketika mereka mengikuti pertandingan persebaya lawan persib di bandung
beberapa waktu lalau Dari kutipan berita diatas terlihat keberpihakan wartawan dalam
menggiring pembacanya, mencoba membentuk opini bahwa apa yang dilakukan Bonek adalah berlebihan dan salah. Terlepas salah atau benar wartawan Tidaklah
boleh menggarahkan pembacanaya. Kata-kata dalam cuplikan berita di atas sangat jelas adanya keberpihakan wartawan yang menyalahkan ulah para Bonek
beberapa waktu lalau. Pada lead Adanya kata-kata namun jangan berlebihan. Apalagi, membuat keributan yang merugikan, seperti yang dilakukan oleh Bonek,
kalimat tersebut secara jelas merupakan penghakiman terhadap Bonek. Meskipun dalam kenyataan bonek selalu berulah dan sering merugikan
orang lain, tidak dibenarkan seorang wartawan menyampaikan opininya dalam
suatu berita. Kalaupun opini itu ingin disampaikan haruslah melalui sumber- sumber berita sehingga bisa dilakukan cek dan ricek.
Unsure netralitas yang lain yang sebenarnya harus dihindari dalam penulisan dalam suatu berita adalah masalah dramatisasi. Karena dengan dengan
adanya dramatisasi akan membuat berita yang disajikan tampak semakin mengada-ada dan menimbulkan kesan yang berlebihan. Berdasarkan table di atas,
Jawa Pos dalam pemberitaan bonek tidak terdapat dramatisasi dalam penulisan berita.
Dari penggabungan unsur akurasi, validitas, keseimbangan dan netralitas sebagai bagian dimensi factual dan imparsialitas berita, maka secara garis besar
dapat dikatakan bahwa berita tentang bonek di Harian Jawa Pos masih ada yang belum objektif, walaupun sudah ada berita yang objektif. dari lima berita tentang
bonek hanya dua berita yang sudah benar benar objektif dan tiga berita lainya masih belum bisa dibilang objektif.
Berita dapat dikatakan obyektif jika memenuhi keempat unsure yang telah dijelaskan sebelumnya. Berita objektif misalnya berita yang diangkat oleh harian
jawa pos yang berjudul “Bonek dicekal Empat Tahun” berita tersebut dikatakan obyektif karena memenuhi unsure obyektifitas. Judul yang ditulis sesuai dengan
isi berita, dicantumkan waktu, disampaikan oleh sumber-sumber yang berkompeten. Sealain itu tidak dijumpai opini dan penghakiman.
Hasil secara keseluruhan kategorisasi objektifitas dalam pemberitaan Bonek di Harian Jawa Pos edisi 24 januari sampai 30 januari dapat dilihat pada
table di bawah ini:
UnsurEObjektivitasE JumlahE
FrekunsiE JumlahE
PresentaseE
EdisiE
1. akurasi pemberitaan A. pencantuman waktu
a. dicantumkan 4
80 24,25,29 dan 30 januari
b. tidak dicantumkan 1
20 27 januari
B. kesesuaian Judul a. sesuai
5 100
24,25,27,29, 30 januari b. tidak sesuai
- 2. validitas berita
A.kejelasan sumber berita a. jelas
5 100
24,25,27,29, 30 januari b. tidak jelas
- B.kompetensi sumber berita
a. pelaku langsung 4
80 24,25,29, 30 januari
b. bukan pelaku langsung 1
20 27 januari
3. keseimbangan pemberitaan a. seimbang
4 80
25,27,29, 30 januari b. tidak seimbang
1 20
24 januari 4. netralitas
A. pencampuran opini a. ada
2 40
25 dan 27 januari b. tidak ada
3 60
24,29.30 januari B dramatisasi
a. ada -
b. tidak ada 5
100 24,25,27,29, 30 januari
C. penghakiman a. ada
- b. tidak ada
5 100
24,25,27,29, 30 januari Sumber: data primer
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN