secara empiris, yakni gagasan menyangkut kondisi pasar. Meskipun demikian, hal tersebut sangat kompleks sehingga pembuktian empiris bukanlah sesuatu yang
mudah dilaksanakan. Salah satu pendekatan politik-ekonomi ialah unsure-unsur media yang berada dalam control public tidak begitu mudah dijelaskan dalam
pengertian mekanisme kerja pasar bebas. Walaupun pendekatan ini memusatkan isi, namun pendekatan ini kemudian melahirkan ragam pendekatan baru yang
menarik, yakni ragam pendekatan yang menyebutkan bahwa media mengarahkan perhatian khalayak ke pemasang iklan dan membentuk prilaku public media
sampai pada batas-batas tertentu smythe,1977. Meskipun Marxisme merupakan sumber inspirasi utama bagi analisis
politik-ekonomi, namun paham ini tidak memonopoli analisis kritik terhadap struktur dan ekonomi media, alat pendekatan yang banyak tersedia ragamnya
dalam sosiologi, ilmu politik dan ekonomi.
2.4. Konsep Penyajian Berita
Berita yang menarik harus mempunyai konsep yang baik dalam penyajian. Konsep berita pada pokoknya dibagi menjadi 4 unsur yaitu:
a. Gambar foto
Mutu suatu surat kabar dalam penyajiannya seringkali terdapat gambar atau foto untuk memperjelas suatu peristiwa yang diberitakan.
Oleh karena, untuk lebih menariknya maka sutu surat kabar perlu memperhatikan penempatan gambar dan foto. Untuk menempatkan
gambar dan foto ini perlu diperhatikan readershipnya, yaitu penempatan foto-foto berita yang serasi dengan selera dan kepentingan masyarakat.
Penempatan foto dan gambar dalam suatu tabloid atau surat kabar sangat penting karena:
1. Foto atau gambar merupakan unsure berita pertama yang menagkap
mata pembaca. Woodburn 1974 menjelaskan bahwa foto-foto dalam surat kabar menyetop pembaca dan bahwa tingkat readership foto
adalah tingkat dimusik atau penyanyiingkan dengan unsure surat kabar lainya.
2. Foto dalam suatu tabloid atau surat kabar dapat digunakan dalam
berkomunikasi dengan pembaca yang mempunyai latar belakang yang beraneka ragam, tidak lain dan tidak bukan karena foto merupakn
bahasa universal. Rothstein 1970 menjelaskan bahwa gambar dan fotografi berbicara langsung dengan jiwa kita dan mengungguli
rintangan-rintangan bahasa dan nasionalitas. Selanjutnya Deutschmann, Fosdick dan Trayes menjelaskan bahwa
ketegori-kategori dalam penyajian foto adalah sebagai berikut: 1.
Berita-berita keras a
Persengketaan bersenjata
Gambar-gambar ini berhubungan dengan maslah-masalah atau kegiatan-kegiatan angkatan bersenjata nasional dan pertahanan Negara,
gambar resmi kegiatan para duta besar dan pejabat diplomatic dan sebagainya.
b Pertikaian social dan politik
Kategori ini berkaitan dengan masalah kejahatan dan moral masyarakay trutama sekali yang berkaitan dengan pelanggaran dan
penegakan hokum. Gambar-gambar tentang kenakalan remaja, perbuatan criminal juga termasuk dalam kategori ini
c Bencana-bencana
Kategori ini terdiri dari gambaran-gambaran yang berkaitan dengan kecelakaan dan bencana alam seperti banjir, tanah longsor, wabah
penyakit dan sebagainya. d
Lain-lain berita keras Dalam kategori ini termasuk gambar-gambar tentang politik,
pemeritah, agama, ekonomi, ilmu pengetahuan dan sebagainya. 2.
Berita lunak a
Olah raga
Gambar-gambar tentang kegiatan olah raga professional dan non professional dua juga gambar tentang pelatihan suatu kegiatan olah
raga serta tokoh-tokoh atau atlet-etlet olah raga. b
Peristiwa social Gamabar-gambar mengenai pengumpulan dana, tokoh masyarakat,
pesta amal, pameran mode pakaian termasuk di dalamnya tokoh-tokoh yang terlibat di dalamnya.
c Human interest
Gambar-gambar yang termasuk dalam kategori ini seperti gambar- gambar yang berhubungan dengan aspek emosional dalam kehidupan.
Gambar-gambar tersebut dapat berupa kekhasan berita kecil tentang orang yang biasanya dimaksudkan sebagai kepentingan yang tahan
lebih lama daripada berita-beritanya sendiri akan tetapi tidak ditrbitkan pada tanggal-tanggal tertentu.
d Music
Gambar-gambar yang termasuk dalam kategori ini seperti gambar- gambar yang berhubungan dengan kegiatan music suatu group music
atau penyanyi. e.
Body penjelasan berita
Setelah kita menentukan headline dan lead dari suatu naskah berita, berikutnya kita jumpai apa yang disebut dengan body berita. Pada bagian
ini kita jumpai semua keterangan secara rinci dan dapat melengkapi serta memperjelas barita atau fakta yang disuguhkan dalam lead. Rincian
keterangan keterangan yand dimaksud adalah hal-hal yang belum terungkap pada leadnya. Karena itu bagian body ini sering disebut dengan
sisa berita. Dengan demikian keterangan-keterangan itu disajikan dalam bentuk uraian cerita dengan menggunakan gaya penyajian yang bisa
memikat para pembaca. Suhandang 2004: 131 menjelaskan untuk menarik pembaca terdapat kiat-kiat yang disebut dengan bentuk berita
sebagai berikut: 1.
Berbentuk piramida Body berita yang dimaksud dalam bentuk untaian cerita yang dimulai
dengan hal-hal yang kurang penting, kemudian meningkat menjadi hal-hal yang lebih penting dan diakhiri dengan hal yang terpenting atau klimaks
dari suatu peristiwa.
2. Berbentuk kronologis
Runtutan peristiwa yang diberitakan. Seluruh naskah berita dibangun dengan diawali dengan paparan dari permulaan peristiwa dan
dikembangkan sesuai dengan jalanya peristiwa itu
3. Berbentuk piramida terbalik
Body berita ini menyajiakan bentuk berita yang terbalaik dengan bentuk pertama. Bentuk body yang dimaksud dibangun dengan mendahulukan hal
yang sangat penting klimaks dari peristiwa. Selanjutnya diiuti oleh hal- hal yang penting dan diakhiri oleh hal-hal yang kurang atau tidak penting.
4. Berbentuk blok paragraph
Dalam bentuk body berita ini semua bagian dari peristiwa yang diberitakannya diungkapkan sama pentingnya. Jadi tidak urut berdasarkan
derajat kepentingan maupun kronologisnya, melainkan didasarkan pada apa yang teringat pada benak penulis atau sesuai dengan terkaitnya
masalah masalah berikut dengan masalah yang lebih dulu dikemukakan. Masing-masing masalah dikemukakan dalam alenia tersendiri, sehingga
tampak seolah-olah masing-masing alenia tidak ada hubungannya dengan alenia berikutnya, padahal semua alenia merupakan masalah-masalah yang
terlibat dalam peristiwa yang diberitakan. Konstruksi tuturnya tidak menunjukan informasi yang dipertajam atau diutamakan. Namun masing-
masing informasi yang disajikan dianggap bernilai sama dena berhak diketahui oleh khalayak. Semua tuturanya yang terdiri atas alenia-alenia
itu merupakan satu kesatuan cerita dari semua peristiwa yang diberitakannya.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukurannya
Definisi operasional merupakan suatu konsep pengukuran variable- variabel penelitian. Pengukuran variable-variabel penelitian dapat dijelaskan
dengan menggunakan indicator-indikator variable penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan
data kuantitatif. Penelitian menggunakan tipe penelitian deskriptif untuk menjelaskan dan menggambarkan kondisi obyek penelitian yang selanjutnya
ditarik kesimpulan sebagai suatu cirri dari gambaran tentang kondisi obyek penelitian Krisyantono, 2006:60. Jenis penelitian deskriptif bertujuan membuat
deskripsi penelitian yang sistematis, melukis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara factual dan cermat Krisyantono, 2006:69
Dalam pokok penelitian difokuskan pada objektifitas pemberitaan bonek yang melakukan laga tanding pada 23 januari yang dimuat surat kabar Jawa Pos
pada edisi 24 januari sampai 30 januari Untuk lebih jelasnya pengukuran dan variable penelitian adalah sebagai berikut:
1. Objektivitas berita
Objektifitas berita merupakan suatu keadaan berita yang disajikan secara utuh dan tidak bersifat memihak salah satu sumber berita, dan bertujuan untuk