Definisi jurnalistik menurut ilmu komunikasi adalah suatu bentuk komunkasi yang menyiarkan berita atau ulasan berita tentang sehari hari yang
umum dan actual dengan secapt-cepatnya. Menurut Roland E. Woleseley dan Laurence R. Campbell, 1994 dalam
exploring journalism, mendefinisikan jurnalistik adalah tindakan diseminasi informasi.opini, dan hiburan untuk orang ramai publik yang sistematik dan dapat
dipercaya kebenaranya melaului media komunikasi massa modern. Askurifai, 2006 : 48
Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa jurnalistik adalah proses penulisan dan penyebarluasan informasi berupa berita, feature, dan opini
melalui media massa.
2.2.2. Pers
Kata pers berasal dari kata belanda, pers yang artinya menekan atau mengepres. Kata pers merupakan padanan dari kata press dalam baha inggris yang
juga berarti menekan atau mengepres. Secara harfiah kata pers atau press mengacu pada pengertian komunkasi yang dilakukan dengan perantara barang
cetak. Namun, sekarang kata pers atau press ini digunakan untuk merujuk semua kegiatan jurnalistik, terutama kegiatan yang berhubungan dengan menghimpun
berita, baik oleh wartawan media elektronik maupun oleh wartawan media cetak.
Harian jawa pos dapat dikategorikan sebagai pers karena fungsinya menyiarkan berita, salah satu media komunikasi massa yang bersifat umum, terbi
setiap hari sekali dlengkapi dengan alat-alat sendiri. Definifi pers alam arti sempit, yaitu menyangkut kegiatan komunkasi yang
hanya dilakukan dengan perantara barang cetakan. Sedangkan pers dalam arti kaa luas yaitu menyangkut kegiatan komunkasi baik yang dilakukan dengan media
cetak maupun media elektronik seperti radio, televise, maupun internet. Hikmat dan Purnama, 2005 :17
Menurut Leksikon Djuroto, 2000 :91 pers adalah : 1.
Usaha percatakan atau penerbitan 2.
Usaha pengumpulan dan penyiaran berita 3.
Penyiaran berita melalui surat kabar, tabloid, radio dan televisi. 4.
Orang-orang yang bergerak dalam penyiaran berita. 5.
Medium penyiaran berita yakni surat kabar, tabloid, radio dan televise Sedangkan tujuan media massa dalam masyarakat menurut McQuail 1991
:70 adalah : 1.
Informasi yaitu menydiakan informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam masyarakat dan dunia.
2. Korelasi yakni menjelaskan, menafsirkan, mengomentari makna peristiwa
dan informasi.
3. Kesinambungan yaitu mengekspresikan budaya dominan dan mengakui
kebudayaan khusus serta perkembangan budaya baru. 4.
Hiburan yaitu dengan menyediakan hiburan, pengalihan perhatian dan saran relaksasi.
5. Mobilisasi adalah mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang
politik, perang, pembangunan ekonomi, pekerjaan dalam bidang agama Fungsi utama pers, antara lain :
1. Informatif
Pers berfungsi memberikan informasi atau berita kepada khalayak ramai dengan cara yang teratur. Pers menghimpun berita yang dianggap berguna
dan penting bagi ornag banyak dan kemudian menuliskannya dalam kata kata.
2. Menghibur
Para wartawan menuturkan kisah-kisah dunia dengan hidup dan menarik. Mereka menceritakan kisah lucu untuk diketahui meskipun kisah itu tidak
terlalu penting. 3.
Control Pers mempunyai peran control social di masyarakat antara lain masuk
kebalik panggung kejadian untuk menyelidiki pekerjaan pemerintah atau
perusahaan. Pers harus memberitakan apa yang berjalan baik atau tidak berjalan baik.
4. Regeneratif
Pers membantu menyampaikan warisan social kepada generasi baru agar terjadi proses regenerasi dari angkatan yang sudah tua kepada angkatan
yang lebih muda. 5.
Interpretatif dan direktif Pers memberikan interpretasi dan bimbingan. Pers menceritakan kepada
masyarakat tentang arti suatukejadian. 6.
Ekonomi Pers juga berfungsi melayani system ekonomi melalui iklan. Melalui iklan,
penawaran akan berjalan dari tangan ke tangan dan barang produksi pun dapat dijual.
7. Swadaya
Pers mempunyai kewajiban untuk memupuk kemampuanya sendiri agar ia dapat membebaskan dirinya dari pengaruh-pengaruh serta tekanan dalam
bidang keuangan. Hikmat dan Purnama, 2005 : 27 Setiap media memiliki karakteristik sendiri yang membedakanya dengan
media lain. Dari karakteristik itulah lahir cirri-ciri spesifik pers yang sekaligus menjadi identitas dirinya, antara lain :
a. Periodesitas
Pers harus terbit secara teratur, priodik, misalnya setiap hari, seminggu sekali, stu bulan sekali, atau tiga bulan sekali. Pers yang tidak terbit
secara periodic, biasanya sedang menghadapi masalah manajemen sehingga tidak bisa terbit pada waktunya.
b. Publisitas
Pers ditujukan kepada khalayak sasaran umum yang sangat heterogen, baik secara geografis maupun psikologis. Maka pers harus mengemas
setiap pesanya menggunakan bahasa jurnalistik yang cirinya antara lain adalah sederhana, menarik, singkat, jelas, lugas, jernih, menggutamakan
kalimat aktif dan sejauh mungkin menghindari penggunaan kata atau istila-istilah teknik.
c. Aktualitas
Informasi apapun yang disjikan media pers harus mengandung unsure kebaruan, menunjuk kepada peristiwa yang benar-benar baru terjadi atau
sedang terjadi. Secara estimologi, aktualitas menggandung arti kini dan keadaan sebenarnya
. Secara teknis jurnalistik, aktualitas menggandung tiga dimensi : kalender, waktu, masalah.
Aktualitas kelender , berarti merujuk kepada berbagai kegiatan yang
sudah tercantum atau terjadwal dalam kalender. Sedangkan aktualitas waktu
berkaitan dengan peristiwa yang baru terjadi, sedang terjadi, atau
sesaat lagi akan terjadi. Sementara aktualitas masalah berhubungan dengan peristiwa nyang dilihat dari topiknya, sifatnya, dimensinya dan
dampaknya, serta karakteristiknya. d.
Universalitas Berkaitan dengan kesemestaan pers dilihat dari sumbernya dan
keanekaragaman materi isinya. Dilihat dari sumbernya, berbagai peristiwa yang dilaporkan pers berasal dari empat penjuru mata angin.
Dari utara, selatan, bart, timur. Dilihat dari materi isinya, sajian pers terdiri atas aneka macam yang mencakup tiga kelompok besar, yakni
kelompok berita news, kelompok opini views, dan kelompok iklan advertising. Betapapun demikian, karena keterbatasan halaman, isi
media pers harus tetap selektif dan focus. e.
Objektivitas Objektifitas merupakan nilai etika dan moral yang harus dipegang teguh
oleh surat kabar dalam menjalankan profesi jurnalistiknya. Setiap berita yang disuguhkan harus dapat dipercaya dan menarik perhatian pembaca,
tidak menggangu perasaan dan pendapat mereka. Surat kabar yang baik harus dapat menyajikan hal-hal yang factual apa adanya, sehngga
kebenaran isi berita yang disampaikan tidak menimbulkan tanda Tanya Sumadiran, 2005, 38
2.2.3. Berita