Komunikasi Massa LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Komunikasi Massa

Di dalam kehidupan, manusia tidak terlepas dari berkomunikasi baik dengan sendiri, orang lain maupun dengan media massa. Komunikasi telah mencapai tingkat saat orang berbicara secara serempak dan serentak dengan jutaan manusia melalui media massa atau disebut komunikasi massa. Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa media cetak dan elektronik. Dari awal perkembanganya, komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass communication media komunikasi. Komunikasi massa juga bisa diartikan sebagai ilmu tentang media massa beserta pesan yang telah dihasilkan, pembaca atau pendengar atau penonton yang akan coba diraihnya dan efeknya terhadap mereka. Nurudin, 2004 : 1 Menurut Denis McQuail dalam bukunya Teori Komunikasi Massa, komunikasi hanya merupakan salah satu proses komunikasi yang berlangsung pada peringkat masyarakat luas, yang identifikasinya ditentukan oleh cirri khas institusional gabungan antara tujuan, organisasi, dan kegiatan yang sebebarnya. 1991:7 Sedangkan komunikasi massa menurut bittner, “mass communication is message communicated through a mass medium to large number of people.” komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah orang. Rakhmat, 2001 :188 Menurut Josep A Defito definisi komunikasi massa ada dua, yaitu “pertama komonikasi massa adalah komunikasi yang ditujuksn kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini bukan berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini tidak berarti pula bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio visual. Komunikasi massa akan barangkali akan lebih muda dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya : televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku dan pita,”Onong, 2003 : 21 Jadi komunikasi massa adalah proses menyebarkan pesan melalui salah satu media massa Surat kabar, tabloid, majalah, buku-buku, radio dan televisi kepada khalayak yang luas dan heterogen. Komunikasi melalui media massa memiliki kelebihan dibandingkan dengan komunikasi lainya, yaitu bisa menggatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hamper seketika pada waktu yang tak terbatas. Ciri-ciri komunikasi masssa yaitu : 1. Komunikator pada komunikasi massa melembaga. Media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga yaitu suatu institusi atau organisasi, maka komunikatornya melembaga Instituonalized Communicator Organized Comunicator. Komunikator pada komunikasi massa misalnya wartawan tabloid, karena media yang digunakan adalah suatu lembaga dalam menyebarluaskan pesan komunikasinya bertindak atas nama lembaga, sejalan dengan policy tabloid yang diwakilinya. Ia tidak mempunyai kebebasan individual, jadi kebebasan mengemukakan pandapat merupakan kebebasan yang terbatas. 2. Komunikan pada komunkasi massa bersifat heterogen. Komunikan bersifat heterogen karena di dalam keberadaanya secara terpencar-pencar, dimana satu sama lainya tidak saling mengenal dan tidak memiliki kontak pribadi, masing-masing berbeda dalam berbagai hal antara lain jenis kelamin, usia , agama, idiologi, pekerjaan, pendidikan, pengalaman, kebudayaan , pandangan hidup, keinginan, cita-cita dan lain- lain. Hal itulah yang menjadi kesulitan dari komunikator dalam menyebarkan pesan melalui media massa untuk memuaskan keingginan dari komunikan. Satu-satunya cara untuk mendekati keinginan khalayak adalah mengelompokan mereka menurut jenis kelamin, usia, agama, pekerjaan, pendidikan, kebudayaan, hobby, dan lain-lain. Hamper semua tabloid, surat kabar, radio, televise, menyajikan acara atau rubric tertentu yang diperuntukan bagi anak-anak, remaja, dewasa, wanita dewasa, remaja putrid : pedagang, petani, ABRI, AU,: pemeluk agama islam, Kristen, budha, hindu, dan lain- lain: para penggemar music, film, sastra, dan kelompok lainya. 3. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum. Pesanya bersifat umum karena ditujukan kepada umum dan menganai kepentingan umum. Media akan menyiarkan berita seorang mentri yang meresmikan proyek pembangunan tetapi tidak menyiarkan berita seorang menteri yang menyelenggarakan khitanan putranya. Perkecualian bagi seorang kepala Negara, media massa kadang memberikan prihal beliau merayakan ulang tahunnya, menikahkan putra- putrinya, hobby berburu, walaupun sebetulnya tidak ada hubungannya untuk kepentingan umum. 4. Komunikasi massa berlangsung satu arah. Ini berarti bahwa tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada komunikator. Wartawan sebagai komunikator tidak mengetahui tanggapan pembacanya terhadap pesan atau berita yang disiarkan. Yang dimaksud dengan tidak mengetahui adalah tidak menggetahui pada waktu prose situ berlangsung. Mungkin saja komunikator mengetahui juga, misalnya melalu rubric suara pembaca atau suara pendengar yang biasanya terdapat ditabloid, surat kabar maupun radio. Tetapi semua itu terjadi setelah komunikasi dilancarkan oleh komunikator, sehingga komunikator tidak bisa memperbaiki gaya komunikasi yang biasa terjadi seperti komunikasi tatap muka. Untuk menghindari hal tersebut, maka komunikator harus melakukan perencanaan dan persiapan sedemikian rupa sehingga pesan yang disampaikan kepada komunikan haruslah komunikatif. 5. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan. Hal ini merupakan cirri hakiki dimusik dengan media komnikasinya yang lain. Poster dam papa pengumuman adalah media komunikasi tetapi bukan media komunikasi massa karena tidak menggandung cirri keserempakan. Pesan yang disampaikan secara serempak bisa diterima oleh khalayak.Efendy, 2001 : 25 2.2. Jurnalistik, Pers, dan Berita 2.2.1. Jurnalistik

Dokumen yang terkait

SIKAP JAWA POS TERHADAP PEMBERIAN GELAR PAHLAWAN NASIONAL OLEH PEMERINTAH KEPADA HM. SOEHARTO (Analisis Isi Pemberitaan Jawa Pos Edisi 2931 Januari 2008)

0 4 2

KECENDERUNGAN ISI PEMBERITAAN TENTANG JOKO WIDODO DI MEDIA MASSA (Analisis Isi Pada Pemberitaan Jawa Pos Edisi 16 Oktober Sampai 25 Januari 2013)

0 4 34

ANALISIS ISI RUBRIK OPINI PADA SURAT KABAR JAWA POS PERIODE JANUARI 2012 SAMPAI BULAN APRIL 2012(Studi Deskriptif Analisis Isi Dalam Rubrik Opini Pada Surat Kabar Jawa Pos Periode Bulan Januari 2012 Sampai Bulan April 2012).

0 0 116

OBJEKTIVITAS JAWA POS DALAM PEMBERITAAN KASUS VIDEO PORNO (Analisis Isi Tentang Objektivitas Berita Video Porno mirip Artis Luna Maya, Ariel, dan Cut Tari di Harian Jawa Pos Edisi 07 Juni sampai 11 Juni 2010).

2 8 96

OBJEKTIVITAS BERITA KEBAKARAN DISKOTEK redboXX di SURABAYA (Analisis Isi Objektivitas Berita Kebakaran Diskotek RedboXX di Surabaya Pada Koran Harian Jawa Pos Edisi 26 Juni-1 Juli 2010).

0 2 132

RELASI BONEK DAN JAWA POS DALAM PERSPEKTIF STRUKTURASI

0 1 16

PEMBERITAAN BONEK OLEH JAWA POS DI ERA PASCA KEPEMILIKAN PERSEBAYA OLEH PT JAWA POS Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 14

OBJEKTIVITAS BERITA KEBAKARAN DISKOTEK redboXX di SURABAYA (Analisis Isi Objektivitas Berita Kebakaran Diskotek RedboXX di Surabaya Pada Koran Harian Jawa Pos Edisi 26 Juni-1 Juli 2010)

0 0 20

OBJEKTIVITAS JAWA POS DALAM PEMBERITAAN KASUS VIDEO PORNO (Analisis Isi Tentang Objektivitas Berita Video Porno mirip Artis Luna Maya, Ariel, dan Cut Tari di Harian Jawa Pos Edisi 07 Juni sampai 11 Juni 2010)

0 0 20

OBJEKTIFITAS JAWA POS DALAM PEMBERITAAN BONEK (Analisis isi tentang objektivitas berita bonek di harian jawa pos edisi 24 januari sampai 30 januari 2010)

1 5 19