Fisika SMAMA XII
74
Celah horisontal Celah vertikal
Gambar 2.10
Polarisasi gelombang
D. Polarisasi Cahaya
Polarisasi adalah peristiwa pe- nyerapan arah bidang getar dari gelom-
bang. Gejala polarisasi hanya dapat dialami oleh gelombang transversal saja,
sedangkan gelombang longitudinal tidak mengalami gejala polarisasi. Fakta bahwa
cahaya dapat mengalami polarisasi me- nunjukkan bahwa cahaya merupakan
gelombang transversal. Pada umumnya, gelombang cahaya mempunyai banyak
arah getar. Suatu gelombang yang mempunyai banyak arah getar disebut
gelombang tak terpolarisasi, sedangkan gelombang yang memilki satu arah getar
disebut gelombang terpolarisasi. Gejala
polarisasi dapat digambarkan dengan gelombang yang terjadi pada tali yang dilewatkan pada celah. Apabila tali digetarkan
searah dengan celah maka gelombang pada tali dapat melewati celah tersebut. Sebaliknya jika tali digetarkan dengan arah
tegak lurus celah maka gelombang pada tali tidak bisa melewati celah tersebut.
Sinar alami seperti sinar Matahari pada umumnya adalah sinar yang tak terpolarisasi. Sinar tak terpolarisasi
dilambangkan sedangkan sinar yang terpolarisasi
dilambangkan atau
. Cahaya dapat mengalami polarisasi dengan berbagai cara,
antara lain karena peristiwa pemantulan, pembiasan, bias
kembar, absorbsi selektif, dan hamburan.
1. Polarisasi karena Pemantulan
Perhatikan Gambar 2.11 menggambarkan peristiwa
polarisasi yang terjadi pada cahaya yang disebabkan oleh peristiwa pemantulan. Cahaya yang datang ke cermin dengan
sudut datang sebesar 57
o
, maka sinar yang terpantul akan merupakan cahaya yang terpolarisasi. Cahaya yang berasal dari
cermin I adalah cahaya terpolarisasi akan dipantulkan ke cermin. Apabila cermin II diputar sehingga arah bidang getar
antara cermin I dan cermin II saling tegak lurus, maka tidak akan ada cahaya yang dipantulkan oleh cermin II. Peristiwa
ini menunjukkan terjadinya peristiwa polarisasi. Cermin I disebut
polarisator, sedangkan cermin II disebut analisator. Polarisator akan menyebabkan sinar yang tak
terpolarisasi menjadi sinar yang terpolarisasi, sedangkan
Di unduh dari : Bukupaket.com
75
Fisika SMAMA XII
analisator akan menganalisis sinar tersebut merupakan sinar terpolarisasi atau tidak.
Gambar 2.11 Polarisasi gelombang karena pemantulan
2. Polarisasi karena Pemantulan dan Pembiasan
Berdasarkan hasil eksperimen yang dilakukan para ilmuwan Fisika menunjukkan
bahwa polarisasi karena pemantulan dan pembiasan dapat terjadi apabila cahaya yang
dipantulkan dengan cahaya yang dibiaskan saling tegak lurus atau membentuk sudut 90
o
. Di mana cahaya yang dipantulkan merupakan cahaya
yang terpolarisasi sempurna, sedangkan sinar bias merupakan sinar terpolarisasi sebagian. Sudut
datang sinar yang dapat menimbulkan cahaya yang dipantulkan dengan cahaya yang dibiaskan
merupakan sinar yang terpolarisasi. Sudut datang seperti ini dinamakan
sudut polarisasi i
p
atau sudut Brewster. Pada saat sinar pantul dan sinar bias saling tegak
lurus membentuk sudut 90
o
akan berlaku ketentuan bahwa :
i c + r = 90
o
atau r = 90
o
- i Dari hukum Snellius tentang pembiasan berlaku bahwa :
= n = =
n = =
n
tg i
p
= = n .... 2.17
Cermin I Cermin I
Cermin II Cermin II
Gambar 2.12 Polarisasi karena pemantulan dan pembiasan
Di unduh dari : Bukupaket.com
Fisika SMAMA XII
76
3. Polarisasi karena Bias Kembar Pem- biasan Ganda