Pemutihan Optik Pengelantangan pada Bahan Tekstil

108 digunakan adalah stabilisator C yang merupakan campuran natrium pirofosfat dan natrium oksalat dan juga natrium silikat sendiri. Cara perendaman Contoh resep : H 2 O 2 35 : 15 – 25 mll Lufibrol W : 3 – 5 gl Lunetzol : 0,1 gl Waktu dan suhu : 1 jam pada suhu 80 C 2 jam pada suhu 65 – 70 C Setelah selesai perendaman, bahan dicuci bersih dan dikeringkan

2. Pengelantangan wol cara pembacaman batching Bahan dipad dalam larutan 1,5 – 10 volum H

2 O 2 , pada pH 9 – 10 dan suhu 17 – 27 C selama 1 – 24 jam, kemudian dicuci bersih. Pengelantangan wol dalam suasana alkali dan stabilisator natrium silikat atau natrium pirofosfat dalam waktu yang lama dan suhu 50 C dapat memungkinkan terjadinya kerusakan serat yang ditandai pada hasilnya memberikan pegangan agak kaku dan cenderung membentuk felt. Untuk menghindari kerusakan serap pada pengelantangan wol dengan H 2 O 2 dilakukan dalam suasana asam. Pengelantangan wol dengan H 2 O 2 dalam keadaan asam dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain :

7.3.5. Pemutihan Optik

Penggunaan zat pemutihan optik kaitannya dengan bahan hasil pengelantangan adalah untuk dapat menambah kecerahan bahan karena pembesaran pantulan sinar, sehingga kain putih yang diberi zat pemutihan optik nampak lebih putih dan lebih cerah. Pembesaran pantulan sinar ini disebabkan karena zat pemutihan optik bersifat fluoressensi. Sinar ultraviolet yang diserap bahan dan selanjutnya diubah menjadi sinar-sinar yang panjang gelombangnya berubah-ubah. Fluoressensi violet sampai hijau kebiru-biruan banyak digunakan untuk zat pemutih karena mengandung warna kuning yang memisah, sehingga dapat dilihat dengan mata dan dapat berkilau bila menyerap sinar ultra violet. Zat pemutihan optik yang efektif, paling sedikit mengandung 4 ikatan rangkap yang letaknya berselang-seling dengan ikatan tunggal seperti : -C=C-C=C-C=C-C=C- atau –N=C-C=C-C=N-C=C- Di unduh dari : Bukupaket.com 109 Penggunaan zat pemutihan optik tergantung dari hasil akhir bahan, sehingga dapat dipakai tersendiri atau bersama-sama dengan proses penyempurnaan khususnya. Berikut ini adalah beberapa contoh resep pemakaian zat pemutihan optik : 1. Untuk bahan kapas atau rayon cara perendaman 1 Leucophor A : 0,25 – 1 NaCl atau Na 2 SO 4 : 10 Suhu : 90 C Waktu : 30 menit Setelah selesai bahan diperas dan dikeringkan. 2. H 2 O 2 : 1- 2 volum Stalisator C : 5,5 gl Suhu : 50 C Waktu : 8 jam 3. H 2 O 2 : 1 volum pH :7,5 – 8 Na 2 SiO 3 Suhu : 50 C Waktu : 12 – 15 jam 4. Untuk bahan tebalberat H 2 O 2 : 4 volum Suhu : 50 C Waktu : 24 jam pH : 7,5 – 8 2. Untuk kapas atau rayon cara padding bersama dengan penyempurnaan Louxophor A : 0,5 – 4 gl Finish LCRN : 100 gl Sancozin NI : 1 gl pendispersi MgCl 2 6H 2 O : 13 gl katalisator Prosesnya kain dipadd dengan efek peras 75, kemudian dikeringkan pada suhu 100 C selama 5 menit dan akhirnya dipanggang pada suhu 150 C selama 3 menit. 3. Untuk kain poliester secara carier Lencophor EFR : 0,5 – 2 Carier : 2 mll Suhu : 98 C Waktu : 60 menit Untuk menghilangkan sisa-sisa cariernya, setelah proses bahan dicuci bersih, dan dikeringkan. 4. Untuk kain poliester secara termosol Di unduh dari : Bukupaket.com 110 Kain dipad dalam larutan leucophor EFR 10 – 40 gl dengan efek peras 60, dikeringkan pada suhu 100 – 120 C dan diikuti dengan proses fiksasi secara termosol pada suhu 180 – 200 C selama 30 – 40 detik. 5. Untuk kain campuran poliester kapas atau poliester rayon Proses pemutihan optiknya dikerjakan dulu terhadap serat poliesternya, selanjutnya diikuti proses kedua terhadap serat kapas atau rayonnya menurut cara-cara yang dikehendaki

7.3.6. Pemeriksaan Larutan Zat Pengelantang