106
Gambar 7 – 1 Skema Jalannya Kain pada Penghilangan Kanji, Pemasakan,
Pengelantangan Kontinyu
Keterangan : A = Pencucian setelah penghilangan kanji
B = Larutan pemasakan dan pengelantangan C = Ruang pengukusan
D = Pencucian dingin E = Pencucian panas
F =
Pembilasan G = Pengeringan
7.3.4.2. Pengelantangan Sutera dengan Hidrogen Peroksida
Pengelantangan sutera dengan H
2
O
2
dilakukan pada pH 8 – 10 dengan konsentrasi 1 – 2 volum H
2
O
2
10 – 20 mll H
2
O
2
100 volum dan suhu 75 C.
Proses pengelantangannya dilakukan secara perendaman atau secara batching.
1. Pengelantangan secara perendaman
Bahan direndam dalam larutan H
2
O
2
selama beberapa jam pada bak perendam atau jika menggunakan mesin dipakai mesin Haspel.
Untuk bahan yang ringan sampai setengah berat, digunakan 1,5 – 2 volum H
2
O
2
pada 70 – 75 C dengan penambahan O,08 grl NH
4
OH dan 1,5 grl natrium silikat selama 5 – 6 jam. Kemudian bahan dicuci dengan air hangat,
dan air dingin. Untuk menghasilkan bahan yang lebih butih, setelah pencucian dapat dilakukan penyabunan pada suhu 80 – 90
C, diperas dengan mesin Sentrifugal, ditumpuk satu malam selanjutnya dicuci sampai bersih.
2. Pengelantangan secara
batching
Bahan dipadding dalam larutan 1 – 2 volum H
2
O
2
dengan pH 10 – 11, kemudian dipanaskan dalam ruang pemanas lembab selama 16 jam,
dilanjutkan dengan pencucian dan dikeringkan jika hasilnya kurang putih, pengelantangan dilanjutkan dengan pengerjaan dalam natrium hidrosulfit.
A A B
C D E E
F G
Di unduh dari : Bukupaket.com
107
Pengelantangan dengan H
2
O
2
dapat dikerjakan bersama dengan proses degumming dengan resep :
H
2
O
2
100 volum : 10 mll
Sabun : 8
gl Natrium silikat
: 2 gl
Suhu :
70 – 90 C
Waktu : 60
menit Cara pengelantangan dingin
Contoh resep : H
2
O
2
35 : 25 – 100 mll
Ufirol :
5 – 20 gl Nekanil LH
: 2 – 3 gl
Wet pick up :
60 Dengan menggunakan mesin Padding, bahan dipad, digulung dengan rol dan
dibungkus plastik, dibiarkan berputar selama satu malam, kemudian dicuci bersih berturut-turut dengan air panas dan air dingin.
7.3.4.3. Pengelantangan Wol dengan Hidrogen Peroksida
Pada prinsipnya pengelantangan wol dengan H
2
O
2
sama dengan sutera, tetapi untuk mencegah kerusakan wol pengelantangan dilakukan pada pH dan
suhunya lebih rendah. Pengelantangan wol biasanya dilakukan dengan 2 – 4 volum H
2
O
2
pada pH 7,5 – 8 dan suhu 40 – 50 C.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengelantangan wol antara lain : a. Pengaruh
suhu Suhu lebih kecil dari 50
C tidak menunjukkan kerusakan serat, tetapi suhu di atas 50
C akan menyebabkan terjadinya kerusakan serat wol, karena kadar sistimnya menurun dan kelarutan wol dalam alkali lebih besar.
b. Pengaruh konsentrasi
Makin tinggi konsentrasinya, makin besar pula kemungkinan terjadinya kerusakan serat.
c. Pengaruh pH
Pada pH lebih kecil dari 7 boleh dikatakan tidak ada pengaruhnya terhadap kerusakan wol, tetapi pada pH di atas 8 kelarutan wol dalam suasana alkali
makin besar.
Pengelantangan wol dengan H
2
O
2
dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu cara perendaman dan cara pembacaman batching.
1. Pengelantangan wol cara perendaman Bahan direndam dalam larutan 0,5 – 4 volum H
2
O
2
pada suhu 50 C selama 1 –
24 jam tergantung dari kondisi dan jenis wolnya. Zat stabilisator yang
Di unduh dari : Bukupaket.com
108
digunakan adalah stabilisator C yang merupakan campuran natrium pirofosfat dan natrium oksalat dan juga natrium silikat sendiri.
Cara perendaman Contoh resep :
H
2
O
2
35 : 15 – 25 mll
Lufibrol W :
3 – 5 gl Lunetzol :
0,1 gl
Waktu dan suhu : 1 jam
pada suhu
80 C
2 jam
pada suhu 65 – 70 C
Setelah selesai perendaman, bahan dicuci bersih dan dikeringkan
2. Pengelantangan wol cara pembacaman batching Bahan dipad dalam larutan 1,5 – 10 volum H
2
O
2
, pada pH 9 – 10 dan suhu 17 – 27
C selama 1 – 24 jam, kemudian dicuci bersih. Pengelantangan wol dalam suasana alkali dan stabilisator natrium silikat atau
natrium pirofosfat dalam waktu yang lama dan suhu 50 C dapat memungkinkan
terjadinya kerusakan serat yang ditandai pada hasilnya memberikan pegangan agak kaku dan cenderung membentuk felt.
Untuk menghindari kerusakan serap pada pengelantangan wol dengan H
2
O
2
dilakukan dalam suasana asam. Pengelantangan wol dengan H
2
O
2
dalam keadaan asam dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain :
7.3.5. Pemutihan Optik
Penggunaan zat pemutihan optik kaitannya dengan bahan hasil pengelantangan adalah untuk dapat menambah kecerahan bahan karena
pembesaran pantulan sinar, sehingga kain putih yang diberi zat pemutihan optik nampak lebih putih dan lebih cerah. Pembesaran pantulan sinar ini
disebabkan karena zat pemutihan optik bersifat fluoressensi. Sinar ultraviolet yang diserap bahan dan selanjutnya diubah menjadi sinar-sinar yang panjang
gelombangnya berubah-ubah. Fluoressensi violet sampai hijau kebiru-biruan banyak digunakan untuk zat
pemutih karena mengandung warna kuning yang memisah, sehingga dapat dilihat dengan mata dan dapat berkilau bila menyerap sinar ultra violet.
Zat pemutihan optik yang efektif, paling sedikit mengandung 4 ikatan rangkap yang letaknya berselang-seling dengan ikatan tunggal seperti :
-C=C-C=C-C=C-C=C- atau –N=C-C=C-C=N-C=C-
Di unduh dari : Bukupaket.com