27
- Nomor benang
Jika benang-benang dibuat dari serat-serat yang mempunyai panjang, kekuatan dan sifat-sifat serat yang sama, maka benang yang mempunyai
nomor lebih rendah, benangnya lebih kasar dan akan mempunyai kekuatan yang lebih besar daripada benang yang mempunyai nomor lebih besar.
1.13.6. Mulur
Benang
Mulur ialah perubahan panjang benang akibat tarikan atau biasanya dinyatakan dalam persentasi terhadap panjang benang. Mulur benang selain menentukan
kelancaran dalam pengolahan benang selanjutnya, juga menentukan mutu kain yang akan dihasilkan. Benang yang mulurnya sedikit akan sering putus pada
pengolahan selanjutnya. Sebaliknya benang yang terlalu banyak mulur akan menyulitkan dalam proses selanjutnya.
Kalau panjang benang sebelum ditarik = a cm dan panjang benang pada waktu ditarik hingga putus = b cm,
maka mulur benang tersebut =
100 x
a a
b
. Mulur pada benang dipengaruhi antara lain oleh :
- Kemampuan mulur dari serat yang dipakai.
- Konstruksi dari benang.
1.13.7.
Kerataan
Benang
Kerataan Benang stapel sangat dipengaruhi antara lain oleh : - Kerataan panjang serat
Makin halus dan makin panjang seratnya, makin tinggi pula kerataannya. - Halus kasarnya benang
Tergantung dari kehalusan serat yang dipergunakan, makin halus benangnya makin baik kerataannya.
- Kesalahan dalam pengolahan Makin tidak rata panjang serat yang dipergunakan, makin sulit penyetelannya
pada mesin. Kesulitan pada penyetelan ini akan mengakibatkan benang yang dihasilkan tidak rata.
- Kerataan antihan Antihan yang tidak rata akan menyebabkan benang yang tidak rata pula.
- Banyaknya nep
Makin banyak nep pada benang yaitu kelompok-kelompok kecil serat yang kusut yang disebabkan oleh pengaruh pengerjaan mekanik, makin tidak rata
benang yang dihasilkan. Serat yang lebih muda dengan sendirinya akan lebih mudah kusut dibandingkan dengan serat-serat yang dewasa.
Di unduh dari : Bukupaket.com
28
1.14.Penomoran Benang
Untuk menyatakan kehalusan suatu benang tidak dapat dengan mengukur garis tengahnya, sebab pengukurannya diameter sangat sulit. Biasanya untuk
menyatakan kehalusan suatu benang dinyatakan dengan perbandingan antara panjang dengan beratnya. Perbandingan tersebut dinamakan nomor benang.
1.14.1. Satuan-Satuan yang Digunakan
Untuk mempermudah dalam perhitungan, terlebih dahulu harus dipelajari satuan-satuan yang biasa dipergunakan dalam penomoran benang. Adapun
satuan-satuan tersebut adalah sebagai berikut :
Satuan panjang 1 inch 1” = 2,54 cm
12 inches = 1 foot 1’ = 30,48 cm 36 inches = 3 feet
= 1 yard = 91.44 cm 120 yards = 1 lea
= 109,73 m 7 lea’s = 1 hank
= 840 yards = 768 m
Satuan berat 1 grain
= 64,799 miligram 1 pound 1 lb = 16 ounces
= 7000 grains = 453,6 gram 1 ounce 1 oz = 437,5 grains
Ada beberapa cara yang dipakai untuk memberikan nomor pada benang. Beberapa negara dan beberapa cabang industri tekstil yang besar, biasanya
mempunyai cara-cara tersendiri untuk menetapkan penomoran pada benang. Tetapi banyak negara yang menggunakan cara-cara penomoran yang sama.
Pada waktu ini, ada bermacam-macam cara penomoran benang yang dikenal, tetapi pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua cara yaitu :
-
Penomoran benang secara tidak langsung dan -
Penomoran benang secara langsung.
1.14.2. Penomoran Benang Secara Tidak Langsung