seseorang, seperti cara berpakaian, alas kaki yang digunakan, sampai warna kulit pun juga dapat menjadi simbol kepribadian seseorang.
Pada dasarnya, simbol adalah sesuatu yang berdiri atau ada untuk sesuatu yang lain, kebanyakan diantaranya tersembunyi atau tidak jelas. Sebuah simbol
dapat berdiri untuk suatu institusi, cara berpikir, ide, harapan dan banyak hal lain. Kebanyakan dari apa yang paling menarik tentang simbol ada hubungannya
dengan ketidaksadaran. Simbol-simbol seperti kata Asa Berger dalam Sobur, 2004: 163, adalah kata kunci yang memungkinkan kita untuk membuka pintu
yang menutupi perasaan-perasaan ketidaksadaran dan kepercayaan kita melalui penelitian yang mendalam.
2.2.1 Penggunaan Personifikasi Alegori Dalam Iklan
Personifikasi berasal dari bahasa latin persona orang, pelaku, aktor atau topeng yang dipakai dalam drama dan fic membuat. Karena itulah, apabila kita
menggunakan personifikasi, kita memberikan ciri-ciri atau kualitas pribadi kepada benda-benda tidak bernyawa ataupun kepada gagasan-gagasan. Dale dalam
Tarigan, 1993: 123. Personifikasi ialah jenis majas yang melekatkan sifat-sifat insani kepada
barang-barang yang tidak bernyawa atau ide yang abstrak. Moeliono dalam Tarigan, 1993: 123.
Sedangkan Alegori berasal dari bahasa Yunani allegorien yang berarti “berbicara secara kiasan”, diturunkan dari kata allos “yang lain” dan agorevin
“berbicara”. Alegori merupakan sebuah cerita atau gagasan-gagasan yang mempunyai maksud, makna atau tujuan yang diperlambangkan. Tarigan, 1993:
125. Dalam iklan, penggunaan alegori menghubungkan obyek dalam narasi
tertentu dan diluar arti-arti narasi tersebut. Dengan kata lain terdapat sesuatu yang lain dari apa yang direpresentasikan secara literal.
Alegori sering digunakan untuk mempromosikan produk yang sulit diiklankan tanpa menyinggung atau membuat marah beberapa kelompok
masyarakat. Meskipun demikian, kegunaan alegori tentunya tidak dibatasi hanya untuk produk-produk yang tabu. Shimp, 2003, 173.
Karakter lain yang dimiliki oleh alegori adalah personifikasi. Dalam dunia iklan, para pengiklan menyimpulkan bahwa dengan menggunakan personifikasi
contoh: binatang yang mirip manusia atau karakter-karakter produk yang merupakan karakter manusia, iklan-iklan yang berpotensi menyinggung perasaan
atau produk-produk yang berisiko akan lebih mudah diterima publik. Shimp, 2003: 175.
Shimp dalam bukunya 2003, 175-177 memberikan contoh iklan yang mengunakan personifikasi alegori. Iklan tersebut dari Budwiser yang merupakan
iklan produk minuman keras. Iklan yang menampilkan binatang kadal Louie dan kodok Frank rekannya yang baik. Kadal Louei merupakan personifikasi dari
seseorang yang tidak setia dan kodok Frank personifikasi dari seorang yang baik. Bisa jadi cerita dibalik iklan yang menggunakan kedua karakter binatang
tersebut menceritakan competitor atau pesaing yang iri dengan kesuksesan Budwiser.
2.2.2 Komunikasi Non Verbal