4.2.2. Pola Komunikasi Suami Istri Dalam Penyelesaian Konflik Di Usia Pernikahan Di Bawah 5 Tahun
A. Pola Komunikasi Model Interaksional
Model Interaksional menganggap manusia jauh lebih aktif. Komunikasi disini digambar sebagai pebentukan makna yaitu penafsiran
atas pesan atau perilaku orang lian oleh para peserta komunikasi. Beberapa konsep penting yang digunakan adalah diri sendiri, simbol, makna,
penafsiran , dan tindakan. Interaksi yang terjadi antar individu tidak sepihak. Antar individu saling aktif, reflektif, dan kreatif dalam memaknai
dan menafsirkan pesan yang dikomunikasikan. Semakin cepat memberikan pemaknaan dan penafsiran terhadap pesan yang disampaikan
semakin mempelancar kegiatan sehingga jalannya komunikasi terkesan lebih dinamis dan komunikatif. Djamarah 2004:38-43
Berikut pasangan suami istri yang termasuk pola komunikasi model interaksional, dalam arti antara suami atau istri saling aktif dalam
menyampaikan atau menafsirkan pesan secara kreatif untuk menyelesaikan konflik yang terjadi diantara mereka sehingga pesan yang dimaksud dapat
dipahami dan dimengerti. Informan II Suami :
“ ya kita bicara berdua, bicara apa kesalahan kita ya kita minta maaf . trus kita juga perlu intropeksi diri. Kadang istri
kadang saya, kadang saya tergantung siapa yang salah.”
Interview : Kamis, 28 Oktober jam 15.00 di kediaman orang tua
Informan II Istri : “Biasanya dia lebih diam, jadi saya yang memulai
membicarakan lebih dulu, ya biasanya melalui sms atau telepon. Biasanya saya yang mengalah. Ya bagaimana lagi,
daripada ada apa khan saya tidak ingin sampai ada perceraian.”
Interview : Kamis, 28 Oktober jam 15.00 di kediaman orang tua
Cara yang sama juga dilakukan oleh informan IV. Interaksi yang sama antara suami dan istri juga dilakukan untuk menyelesaikan konflik
diantara mereka Informan IV Suami :
“Biasanya ya bicara..sudah berhenti..nanti baik kembali” Interview : Selasa, 6 November 2010 pukul 18.00 di
kediaman orang tua istri
Informan IV istri : “membicarakan bersama”
Interview : Selasa, 6 November 2010 pukul 18.00 di kediaman orang tua istri
Informan V juga menggunakan cara yang sama seperti informan II dan IV, namun proses penyampaiannya jauh lebih perlahan namun
tujuannya sama yaitu untuk menyelesaikan konflik yang terjadi di dalam hubungan mereka.
Informan V Suami : “biasanya saya paling tidak merayu, saya mengajak bicara,
pertama saya alihkan pembicaraan dulu setelah dia ada
respon untuk masuk ke pembicaan intinya baru saya bahas masalah itu”
Interview : Jumat, 12 November 2010 jam 19.00 di kediaman informan
Informan V Istri : “Ya biasanya kalo saya memang ada konflik itu selalu diam
mznya juga kemudian mznya deketin saya bicara , bercanda trus langsung dibicarakan...ya dibuat bercanda...”
Interview : Jumat, 12 November 2010 jam 19.00 di kediaman informan
Informan VI Suami :
“Eh setiap konflik itu hampir kita selesaikan dengan
pembicaraan jadi tidak biarkan berlarut larut jdi ketika konflik itu terjadi kita biasanya kita ingatkan artinya ini tidak
sesuai dengan kesepakatan kita, ini yang harusnya pulang jam 7 kog jadi jam 9 , atau dalam acara kegiatan itu
harusnya sehari jadi 3 hari, artinya proses itu tetap kita lalui artinya parameter yang kita jadikan konflik itu tetep kita
jalankan tetapi untuk menyelesaikannya kita menyampaikan itu seharusnya jangan seperti itu lagi karena jika seperti itu
kita tidak sesuai perkiraan akan menyita waktu dan jadi masalah. ”
Interview : Selasa, 9 November 2010 jam 16.30 di kantor
Informan VI Istri : “ya harus ada yang tenang dulu dan harus ada penjelasan.”
Biasanya melalui telepon khan suami berangkat j 6 pagi pulang j 8, baru ketemu juga malam itu pun langsung
istirahat”
Interview : Selasa, 9 November 2010 jam 16.30 di kediaman orang tua
Komunikasi yang terjalin di antara hubungan suami istri informan III ini sama dengan informan yang lainnya. Namun ada perbedaan dari
perilaku yang sangat ektrim di bandingkan dengan informan yang lainnya. Informan III Suami :
“mudah...ditinggal perginya saja..nanti pulang – pulang langsung tinggal mandi saja..”
Interview : jumat, 29 oktober 2010 jam 16.30 wib di kediaman informan
Informan III istri : : “Ya dibiarkan ..nanti selesai sendiri”
Interview : jumat, 29 oktober 2010 jam 16.30 wib di kediaman informan
Kelima pasangan suami istri ini menyampaikan pesan dan menafsirkan pesan secara aktif. Antara suami dan istri sama-sama aktif
untuk menyampaikan pesan yang ingin disampaikan, kemudian menafsirkannya pesan yang diterima dan memberikan umpan balik atau
feedback sehingga terjadi komunikasi secara dinamis. Cara penyampaian pesan yang dilakukan oleh informan berbeda-
beda. Ada 2 informan menggunakan alat komunikasi sebagai media
pengantara untuk menyampaikan hal ini karena adanya keterbatasan waktu dan tempat. Biasanya cara ini digunakan oleh pasangan suami istri yang
sama- sama sibuk sehingga tidak memiliki banyak waktu untuk bersama. Namun tetap suasana dialog yang terjadi diantara pasangan ini terbuka
dalam arti satu dengan yang lain saling intropeksi diri pada kesalahan masing – masing. Cara penyampaian kedua yaitu dengan bertahap atau
perlahan seperti yang dilakukan oleh infornam V. Sedangkan cara yang lebih ekstrim yaitu yang terjadi pada
informan III. Pasangan ini lebih memilih menghindar untuk menyelesaikan konflik. Konsep komunikasi pasangan ini lebih pada
tindakan masing – masing individu.. Hal ini dilakukan karena adanya perbedaan latar belakang yang dimiliki oleh masing- masing individu.
Baik perbedaan usia, tingkat pendidikan, atau karena faktor suasana psikologi. Djamarah 2004:63
B. Pola Komunikasi Model ABX