Pendapatan Asli Daerah sebagai Bagian dan Pendapatan Daerah Sumber Penerimaan Daerah

sumber pembiayaan yang cukup. Tetapi mengingat bahwa tidak semua sumber pembiayaan dapat diberikan kepada daerah, maka kepada daerah diwajibkan untuk menggali sumber-sumber keuangan sendiri berdasarkan peraturan perunadang-undangan yang berlaku. Sumber-sumber keuangan daerah diperoleh melalui berbagai cara yaitu: 1. Pemerintah daerah dapat mengumpulkan dana dari pajak daerah yang telah disetujui oleh pemerintah pusat. 2. Pemerintah daerah dapat mengambil bagian dalam pendapatan pajak sentral yang dipungut oleh daerah, misalnya sekian persen dari pajak sentral tersebut. 3. Pemerintah daerah dapat melakukan pinjaman dari pihak ketiga, pasar, bank ataupun pemerintah pusat. 4. Pemerintah daerah dapat menerima bantuan atau subsidi dari pemerintah pusat. Pendapatan daerah di Indonesia diklasifikasikan sebagai pendapatan rutin dan pembangunan, klasifikasi ini disesuaikan dengan jenis pembiayaan kegiatan dari pemerintah daerah. Pendapatan rutin juga berasal dari subsidi pemerintah pusat.

2.2.4. Pendapatan Asli Daerah sebagai Bagian dan Pendapatan Daerah

Pengertian mengenai pendapatan asli daerah selama ini secara tegas belum ada yang merumuskan. Berikut ini batasan pengertian pendapatan asli daerah sendiri Nordhaus, 1993 : 58 yaitu, Pendapatan merupakan jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorangrumah tangga selama jangka waktu tertentu biasanya 1 tahun. Pendapatan terdiri dari upah tenaga kerja, pendapatan dari kekayaan seperti sewa, bunga deviden, serta pembayaran transferpenerimaan dari pemerintah seperti tunjangan sosialasuransi pengangguran. 2.2.5. APBD 2.2.5.1. APBD Anggaran Pendapatan Belanja Daerah APBD selalu mempunyai dua sisi yaitu sisi penerimaan atau pendapatan dan sisi pengeluaran. Sisi penerimaan atau pendapatan dikelompokkan menjadi penerimaan rutin dan penerimaan pembangunan. Dan sisi pengeluaran juga dibedakan menjadi dua yaitu pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan. Suparmoko, 2000 : 4.

2.2.5.2. Penerimaan Rutin

Penerimaan rutin disebut sebagai penerimaan daerah yang terdiri dari pos pendapatan asli daerah sendiri PADS. Bagi hasil pajak dan bukan pajak dan bagian dari sumbangan dan bantuan. PADS terdiri dari pajak daerah dan retribusi daerah, ditambah dengan keuntungan perusahaan daerah, serta penerimaan lain-lain yang sah seperti biaya dari perizinan hasil kekayaan daerah. Penerimaan pajak pemerintah pusat seperti PBB maupun dari pajak kendaraan bahan bakar, kendaraan bermotor dan lain-lain. Suparmoko, 2000 :4. Dari Sisi pengeluaran Dari sisi pengeluran ada pengeluaran rutin untuk gaji pegawai dan belanja barang disamping untuk pembiayaan DPRD dan Kepala Daerah. Disamping pengeluaran rutin terdapat pengeluaran pembangunan untuk sektor-sektor. Pos pengeluaran pembangunan sektoral yang menonjol adalah untuk sektor transportasi, linkungan hidup dan pendidikan. Suparmoko, 2000 : 5 Pendapatan, terdiri dari :

A. Penerimaan Daerah

PADS : a. Pajak Daerah b. Retribusi Daerah c. Laba PDAM d. Laba BPD e. BKK f. Penerimaan lain-lain Bagi Hasil : a. PBB b. PBB-KB c. BPH-TB Bukan Pajak : - Iuran Hasil Hutan - Pemberian Hak Atas Tanah - Pemeriksaan Kulit Sumbangan dan Bantuan a. Subsidi b. Ganjaran c. SPBO-RSUD d. SBPP-SDN e. SPP-OD f. Bantuan Desa g. OPRS-JPS h. OPRS-JPS i. Dana Pembangunan DATI-II j. Bantuan Apbd TkI k. BLN-Loan IBRD

B. Penerimaan pembangunan

C. Kas dan perhitungan

Pengeluaran A. Pengeluaran rutin a. Belanja DPRD b. Kepala daerah c. Belanja pegawai d. Belanja barang e. Pemeliharaan f. Perjalanan dinas g. Lain-lain h. Ansuran utangbunga i. Ganjaran daerah j. Tak terduga k. Diluar pos yang ada B. Pengeluaran pembangunan a. Industri b. Pertanian dan kehutanan c. Air dan irigasi d. Tenaga kerja e. Perdagangan f. Transportasi g. Tambang dan energy h. Pariwisata dan telekomunikasi i. Bangda j. Lingkungan hidup dan tata ruang k. Dikbud l. Penduduk m. Kesehatankesra n. Permukiman o. Agama p. IPTEK q. Aparatur pembangunan r. Politik s. Kamtib. Umum t. Program daerah

2.2.6. Sumber Penerimaan Daerah

Penerimaan Daerah dalam pelaksanaan Desentralisasi Terdiri atas Pendapatan Daerah dan Pembiayaan. a. Pendapatan Asli Daerah yang terdiri dari: 1. Hasil pajak daerah 2. Hasil retribusi daerah 3. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan b. Dana perimbangan c. Pinjaman daerah d. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah a. Pendapatan Asli Daerah PAD Menurut UU No 33 Pasal 1 ayat 18, “Pendapatan Asli Daerah, selanjutnya disebut PAD adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan Peraturan Perundang- undangan.” 1. Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, dan bersifat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.  Jenis Pajak Daerah 1. Pajak Kendaraan Bermotor 2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Bermotor di Atas Air 3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor 4. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan. 5. Pajak Hotel 6. Pajak Restoran 7. Pajak Hiburan 8. Pajak Reklame 9. Pajak Penerangan Jalan 10.Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C 11.Pajak Parkir 2 Retribusi Daerah Retribusi Daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan danatau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. a Retribusi Jasa Umum b Retribusi Jasa Usaha c Retribusi Perizinan 3. Hasil Pengelolaan Kekayaan yang Dipisahkan Hasil Pengelolaan Kekayaan daerah yang Dipisahkan merupakan hasil dari pengelolalan kekayaan yang terpisahkan dari pengelolaan APBD. Jika atas pengelolaan tersebut memperoleh laba, laba tersebut dapat dimasukkan sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan ini mencakup : o Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik daerahBadan Usaha Milik Daerah BUMD o Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik pemerintahBadan Usaha Milik Negara BUMN o Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik swasta atau kelompok usaha masyarakat. b. Dana Perimbangan Menurut UU No 33 Tahun 2004 Pasal 1 ayat 19, 20, 21, dan 23, Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi.“ Dana perimbangan terdiri dari: 1. Dana bagi hasil adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka presentase untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. - Dana Alokasi Umum, selanjutnya disebut DAU adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi - Dana Alokasi Khusus DAK, selanjutnya disebut DAK adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional Dana bagi hasil terdiri dari: a. Bagi hasil pajak, yang meliputi bagi hasil Pajak Bumi dan Bangunan PBB, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan BPHTB, Pajak Penghasilan PPh Pasal 25 dan Pasal 29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan PPh Pasal 21 . b. Bagi hasil sumber daya alam, yang meliputi sektor kehutanan, pertambangan umum, perikanan, minyak bumi, gas alam, dan panas bumi. Prosentase Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak BHPBP 1. Bagi Hasil Pajak a. Pajak Bumi dan Bangunan PBB Dana Bagi Hasil dari penerimaan PBB sebesar 90 untuk daerah dengan rincian: 1. 16,2 untuk daerah propinsi yang bersangkutan dan disalurkan ke Rekening Kas Umum Daerah Propinsi. 2. 64,8 untuk daerah kabupatenkota yang bersangkutan dan disalurkan ke Rekening Kas Umum Daerah kabupatenkota, dan 3. 9 untuk biaya pemungutan. 10 bagian Pemerintah dari penerimaan PBB dibagikan kepada seluruh daerah kabupaten dan kota yang didasarkan atas realitas penerimaan PBB tahun anggaran berjalan, dengan imbangan sebagai berikut: 1. 65 dibagikan secara merata kepada seluruh daerah kabupaten dan kota, dan 2. 35 dibagikan sebagai insentif kepada daerah kabupaten dan kota yang realisasi tahun sebelumnya mencapaimelampaui rencana penerimaan sektor tertentu. b. Bea perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan BPHTB Dana Bagi Hasil dari penerimaan BPHTB adalah 80 untuk daerah dengan rincian sebagai berikut: 1. 16 untuk daerah propinsi yang bersangkutan dan disalurkan ke Rekening Kas Umum Daerah Propinsi, dan 2. 64 untuk daerah kabupaten dan kota penghasil dan disalurkan ke Rekening Kas Umum Daerah Kabupatenkota. 20 bagian Pemerintah dari penerimaan BPHTB dibagikan dengan porsi yang sama besar untuk seluruh kabupaten dan kota. c. Pajak Penghasilan PPh pasal 25 dan pasal 29 Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Negeri dan PPh pasal 21. Dana Bagi Hasil dari penerimaan Pajak Penghasilan PPH Pasal 25 dan Pasal 29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan PPh Pasal 21 adalah 20 dengan rincian: 1. 60 untuk kabupatenkota 2. 40 untuk propinsi. Sedangkan yang diterima pemerintah pusat sebesar 80. 2. Bagi hasil bukan pajak sumber daya alam a. Kehutanan 1. Iuran Hak Pengusahaan Hutan IHPH dan Provisi Sumber Daya Hutan PSDH. Penerimaan kehutanan yang berasal dari penerimaan Iuran Hak Pengusahaan Hutan IHPH dan provisi Sumber Daya Hutan PSDH untuk daerah adalah 80 dengan rincian: a. 16 untuk propinsi b. 64 untuk kabupatenkota penghasil Sedangkan yang diterima oleh pemerintah pusat adalah 20. 2. Dana reboisasi Penerimaan kehutanan yang berasal dari dana reboisasi adalah 40 untuk daerah dengan rincian: a. 16 untuk propinsi yang bersangkutan b. 32 untuk kabupatenkota penghasil c. 32 dibagikan dengan porsi yang sama besar untuk kabupatenkota lainnya dalam propinsi yang bersangkutan Sedangkan yang diterima oleh pemerintah pusat adalah 60 b. Pertambangan Umum 1. Iuran Tetap Land-rend Penerimaan Iuran Tetap untuk daerah adalah 80 dengan rincian: a. 16 untuk propinsi yang bersangkutan b. 64 untuk kabupatenkota penghasil Sedangkan yang diterima oleh pemerintah pusat adalah 20. 2. Iuran Eksplorasi dan Iuran eksploitasi Royalty Penerimaan Iuran Eksplorasi dan Iuran Eksploitasi Royalty untuk daerah adalah 80 dengan rincian: a. 16 untuk propinsi yang bersangkutan b. 32 untuk kabupatenkota penghasil c. 32 untuk kabupatenkota lainnya dalam propinsi yang bersangkutan Sedangkan yang diterima pemerintah pusat adalah 20. c. Perikanan Penerimaan perikanan yang diterima secara nasional dibagi dengan imbangan: a. 20 untuk pemerintah pusat b. 80 untuk pemerintah daerah d. Pertambangan Minyak Bumi Penerimaan pertambangan minyak bumi yang dihasilkan dari wilayah daerah yang bersangkutan setelah dikurangi dengan komponen pajak dan pungutan lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan dibagi dengan imbangan: 1. 84,5 untuk pemerintah pusat 2. 15,5 untuk daerah, dengan rincian: a. 3 untuk propinsi yang bersangkutan b. 6 untuk kabupatenkota penghasil c. 6 dibagikan untuk kabupatenkota lain dalam propinsi yang bersangkutan d. 0,5 dialokasikan untuk menambah anggaran pendidikan dasar. e. Pertambangan Gas Bumi Penerimaan pertambangan gas bumi yang dihasilkan dari wilayah daerah yang bersangkutan setelah dikurangi dengan komponen pajak dan pungutan lainnya sesuai dengan peraturan perundang- undangan dibagi dengan imbangan: 1. 69.5 untuk pemerintah pusat 2. 30.5 untuk daerah, dengan rincian: a. 6 untuk propinsi yang bersangkutan b. 12 untuk kabupatenkota penghasil c. 12 dibagikan untuk kabupatenkota lainnya dalam propinsi yang bersangkutan d. 0,5 dialokasikan untuk menambah anggaran pendidikan dasar f. Pertambangan panas bumi Penerimaan pertambangan panas bumi yang dihasilkan dari wilayah daerah yang bersangkutan setelah dikurangi dengan komponen pajak dan pungutan lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan dibagi dengan imbangan: 1. 20 untuk pemerintah pusat 2. 80 unuk daerah, dengan rincian: a. 16 untuk propinsi yang bersangkutan b. 32 untuk kabupatenkota penghasil c. 32 dibagikan untuk kabupatenkota dalam propinsi yang bersangkutan c. Pinjaman Daerah Pinjaman Daerah adalah semua transaksi yang mengakibatkan Daerah menerima sejumlah uang atau menerima manfaat yang bernilai uang dari pihak lain sehingga daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. Sumber pinjaman 1. Pemerintah; a. Pendapatan Dalam Negeri rekening pembangunan daerah; b. Pinjaman Luar Negeri Subsidiary Loan Agreement SLAonlending 2. Pemerintah daerah lain; 3. Lembaga Keuangan Bank; 4. Lembaga Keuangan bukan Bank; dan 5. Masyarakat. Pinjaman daerah yang bersumber dari Pemerintah diberikan melalui Menteri Keuangan, sedangkan pinjaman daerah yang bersumber dari masyarakat berupa Obligasi Daerah diterbitkan melalui pasar modal d. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah merupakan penerimaan daerah yang tidak termasuk dalam jenis pajak daerah, retribusi daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. Jenis-jenis lain-lain pendapatan asli daerah yang sah terdiri dari : 1. hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, 2. jasa giro, 3. pendapatan atas tuntutan ganti kerugian daerah, 4. penerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah

2.3. Kerangka Pikir

Berdasarkan teori yang telah diuraikan diatas, maka terbuat kerangka pikir sebagai berikut : a. Semakin tinggi Rasio PAD Pendapatan Asli Daerah dengan TPD maka semakin menguat pula Indeks desentralisasi fiskalnya,dengan Tingkat Kemandirian 20 pada perolehan PAD b. Semakin tinggi Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak BHPBP, semakin kuat pula derajat desentralisasi fiskalnya tingkat kemandirian daerahnya. Semakin rendah Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak PHPBP, maka semakin lemah derajat desentralisasi fiskalnya tingkat kemandirian daerahnya. c. Semakin tinggi Sumbangan Daerah SD maka semakin lemah derajat desentralisasi fiskalnya tingkat kemandirian daerahnya. Semakin rendah Sumbangan Daerah SD maka semakin kuat derajat desentralisasi fiskalnya tingkat kemandiriannya. Gambar 2.3. Paradigma Analisis Desentralisasi Fiskal Kabupaten Jombang Sumber : Penelitian Pendapatan Asli Daerah PAD Indeks Desentralis asi fiskal Tingkat kemandirian Bagi Hasil pajak dan Bukan Pajak untuk Daerah BHPBP Sumbangan Daerah SD T P D

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten di Provinsi Aceh

10 116 90

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (Pad), Dana Alokasi Umum (Dau), Dana Alokasi Khusus (Dak), Dan Dana Bagi Hasil (Dbh) Terhadap Belanja Langsung Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara Pada Tahun 2010-2013

3 91 94

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

2 39 85

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Bagi Hasil Terhadap Kemandirian Daerah Melalui PDRB Per Kapita (Studi Kasus Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara)

1 55 108

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi penerimaan pendapatan asli Daerah (PAD) kota Tangerang Pada Tahun 2004-2008

1 7 172

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN DAERAH Analisis Efektivitas dan Kontribusi Pendapatan Asli Daerah terhadap Penerimaan Daerah (Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten.

0 0 12

Pengaruh Penerimaan Pajak Hotel terhadap Pendapatan Pajak Daerah: Studi Kasus pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Cirebon.

0 1 17

KATA PENGANTAR - ANALISIS PENDAPATAN HASIL DAERAH, BAGI HASIL PAJAK DAN BUKAN, DAN SUMBANGAN DAERAH TERHADAP TOTAL PENERIMAAN DAERAH DENGAN PERHITUNGAN ANGKA INDEKS DESENTRALISASIFISKAL (STUDI KASUS KABUPATEN JOMBANG)

0 0 13

ANALISIS KONTRIBUSI, EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP PENERIMAAN DAERAH

0 0 91

ANALISIS KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN (PASIR) TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH Studi Kasus di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Magelang

0 0 104