36
2.2.2. Kualitas Audit
Kualitas memiliki banyak definisi untuk hal yang berbeda, dan bagi orang yang berbeda. Auditor sangat berkepentingan dengan
kualitas jasa yang diberikan. De Angelo 1981 mendefinisikan audit quality kualitas audit sebagai probabilitas dimana seorang auditor
menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Probabilitas penemuan suatu pelanggaran
tergantung pada kemampuan teknikal auditor dan independensi auditor tersebut. Beberapa penelitian seperti De Angelo 1981; Goldman
Barlev 1974; Nichols Price 1976 umumnya mengasumsikan bahwa auditor dengan kemampuannya akan dapat menemukan suatu
pelanggaran dan kuncinya adalah auditor tersebut harus independen. Tetapi tanpa informasi tentang kemampuan teknik seperti pengalaman
audit, pendidikan, profesionalisme, dan struktur audit perusahaan, kapabilitas dan independensi akan sulit dipisahkan.
AAA Financial Accounting Standards Committee 2000 dalam penelitian Christiawan 2002 menyatakan bahwa ”Kualitas audit
ditentukan oleh dua hal, yaitu kompetensi dan independensi”. Kedua hal tersebut berpengaruh langsung terhadap kualitas audit. Kualitas
adalah sesuatu standar yang ditetapkan oleh suatu organisasi profesi dan wajib dipatuhi oleh setiap anggota profesi agar terdapat suatu
keseragaman dalam hal jasa yang dihasilkan profesi dan untuk
37 memperoleh kepercayaan masyarakat terhadap jasa profesi yang
diserahkan Mulyadi, 2002. Kualitas audit tentu saja mengacu pada standar yang berkenaan
dengan kriteria, atau ukuran mutu serta dikaitkan dengan tujuan yang hendak dicapai dengan menggunakan prosedur yang bersangkutan. Di
Indonesia pengendalian mutu kualitas audit yang digunakan adalah Standar Profesional Akuntan Publik SPAP yang ditetapkan oleh
Ikatan Akuntan Indonesia IAI. Dalam SPAP menyatakan bahwa kriteria atau ukuran mutu mancakup professional auditor. Kriteria mutu
profesional auditor seperti yang diatur dalam Standar Auditing SPAP : IAI, 2001; 150: 1 meliputi:
1. Standar Umum
a. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. b.
Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh
auditor. c.
Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat
dan seksama. 2.
Standar Pekerjaan Lapangan a.
Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.
38 b.
Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus dapat diperoleh untuk merencanakan audit dan
menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.
c. Bukti audit kompeten yang cukup harus dapat diperoleh melalui
inspeksi, pengamatan, pan, pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan
keuangan auditan. 3.
Standar Pelaporan a.
Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia. b.
Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan jika ada ketidak konsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam
penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode
sebelumnya. c.
Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan
auditor. d.
Laporan auditor harus memuat pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atas suatu asersi.
39 Manajemen atau klien akan puas jika audit yang dilakukan oleh
akuntan publik memiliki kualitas yang baik. Terdapat 7 kualitas audit yang berpengaruh signifikan terhadap kepuasan klien, yaitu: 1 atribut
pengalaman melakukan audit, 2 atribut memahami industri klien, 3 atribut responsif terhadap kebutuhan klien, 4 atribut pemeriksaan
sesuai dengan standar umum audit, 5 atribut komitmen kuat terhadap kualitas audit, 6 atribut keterlibatan pimpinan audit terhadap
pemeriksaan, dan 7 atribut melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat menurut Widagdo dkk 2002 dalam penelitian Christiawan
2002. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen memiliki harapan atas kualitas pekerjaan yang dilakukan oleh akuntan publik.
Klien akan puas dengan pekerjaan akuntan publik jika akuntan publik memiliki pengalaman melakukan audit, responsif, melakukan pekerjaan
dengan tepat dan sebagainya. Di sisi lain pemakai laporan keuangan menaruh kepercayaan yang besar terhadap hasil pekerjaan akuntan
publik dalam mengaudit laporan keuangan.
2.2.3. Materialitas