Cara Akuntan Publik Mewujudkan Perilaku Profesional Faktor-faktor yang mempengaruhi Profesionalisme Auditor

33

2.2.1.1. Cara Akuntan Publik Mewujudkan Perilaku Profesional

Ikatan Akuntan Indonesia IAI berwenang menetapkan standar yang merupakan pedoman dan aturan yang harus dipatuhi oleh seluruh anggota termasuk setiap kantor akuntan publik lain yang beroperasi sebagai auditor independen. Terdapat lima standar profesional yang merupakan standar teknis yang diterbitkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik, yaitu: 1 Standar Auditing, 2 Standar Atestasi, 3 Standar Jasa Akuntansi dan Review, 4 Standar Jasa Konsultasi, 5 Standar Pengendalian Mutu. Kemudian Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik merupakan aturan moral yang diterbitkan oleh Kompartemen Akuntan Publik. Keenam tipe standar profesional tersebut disusun untuk mengatur mutu jasa yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik bagi masyarakat. Berbagai tipe standar profesional tersebut diklasifikasikan dan dikumpulkan dalam suatu buku yaitu Standar Profesional Akuntan Publik SPAP 1 Januari 2001.

2.2.1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Profesionalisme Auditor

Konsep profesionalisme yang dikembangkan oleh Hall banyak digunakan oleh para peneliti untuk mengukur profesionalisme dari profesi eksternal auditor yang tercermin dari sikap dan perilaku Wahyudi dan Mardiyah, 2008. Dijelaskan bahwa ada hubungan 34 timbal balik antara sikap dan perilaku, yaitu perilaku profesionalisme adalah refleksi dari sikap profesionalisme dan demikian sebaliknya. Konsep profesionalisme tersebut dicirikan oleh adanya lima faktor yaitu: 1 Pengabdian pada profesi, 2 Kewajiban sosial, 3 Kemandirian, 4 Keyakinan terhadap profesi, dan 5 Hubungan dengan rekan seprofesi Hall, 1968 dalam Wahyudi dan Mardiyah, 2006. 1. Pengabdian pada profesi Pengabdian pada profesi dicerminkan dari dedikasi dan profesionalisme dengan menggunakan pengetahuan dan kecakapan yang dimiliki. Keteguhan untuk tetap melaksanakan pekerjaan meskipun imbalan ekstrensik kurang. Sikap ini adalah ekspresi dari pencurahan diri yang total terhadap pekerjaan. Pekerjaan didefinisikan bukan sebagai tujuan, bukan hanya sebagai alat untuk mencapai tujuan. Totalitas ini sudah menjadi komitmen pribadi, sehingga kompensasi utama yang diharapkan dari pekerjaan adalah kepuasan rohani, baru kemudian materi. 2. Kewajiban sosial Kewajiban sosial adalah suatu pandangan tentang pentingnya peranan profesi serta manfaat yang diperoleh baik masyarakat maupun profesional karena adanya pekerjaan tersebut. 35 3. Kemandirian Kemandirian dimaksudkan sebagai adanya suatu pandangan seseorang profesional yang harus mampu membuat keputusan sendiri tanpa tekanandari pihak lain pemerintah, klien, mereka yang bukan anggota profesi. Setiap ada campur tangan dari luar dianggap sebagai hambatan kemandirian secara profesional. Banyak orang yang menginginkan pekerjaan yang memberikan hak-hak istimewa untuk membuat keputusan bekerja tanpa diawasi secara ketat. Rasa kemandirian dapat berasal dari kebebasan melakukan apa yang terbaik menurut yang bersangkutan. 4. Keyakinan terhadap profesi Keyakinan terhadap profesi adalah suatu keyakinan bahwa yang paling berwenang menilai pekerjaan profesional adalah rekan sesama profesi, bukan orang luar yang tidak mempunyai kompetensi dalam bidang ilmu dan pekerjaan mereka. 5. Hubungan dengan rekan seprofesi Hubungan rekan seprofesi adalah menggunakan ikatan profesi sebagai acuan, termasuk di dalamnya organisasi formal dan kelompok kolega informal sebagai ide utama dalam pekerjaan melalui ikatan profesi. 36

2.2.2. Kualitas Audit

Dokumen yang terkait

Pengaruh profesionalisme dan pengalaman auditor terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses pengauditan laporan keuangan

0 7 64

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES PENGAUDITAN LAPORAN KEUANGAN

0 2 64

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP TINGKAT MATERIALITAS DALAM PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN (Survey Pada KAP di Wilayah Surakarta dan Yogyakarta).

0 1 10

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN (Survey pada Auditor di KAP Wila

0 0 18

AUDI01. PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP TINGKAT MATERIALITAS DALAM PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN

1 1 26

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP TINGKAT MATERIALITAS DALAM PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN

0 0 17

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR PROFESIONALISME AUDITOR dan ETIKA PROFESI TERHADAP TINGKAT MATERIALITAS DALAM PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN

0 0 18

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP TINGKAT MATERIALITAS DALAM PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN SKRIPSI

0 0 25

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP TINGKAT MATERIALITAS DALAM PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN PADA KANTOR AKUNTAN PUBLDC DIKOTA PALEMBANG SKRIPSI

0 0 111

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN MATERIALITAS DALAM PROSES PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN DAN KINERJA AUDITOR - Unika Repository

0 0 37