26
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
a. Arleen Herawaty dan Yulius Kurnia Susanto 2008
Judul: “Profesionalisme, Pengetahuan Akuntan Publik dalam Mendeteksi
Kekeliruan, Etika Profesi dan Perkembangan Tingkat Materialitas” Permasalahan:
1. Apakah profesionalisme berpengaruh secara positif terhadap
pertimbangan tingkat materialitas dalam proses audit laporan keuangan?
2. Apakah pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan
berpengaruh secara positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses audit laporan keuangan?
3. Apakah etika profesi berpengaruh secara positif terhadap
pertimbangan tingkat materialitas dalam proses audit laporan keuangan?
Hipotesis: 1.
Diduga profesionalisme berpengaruh secara positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses audit laporan
keuangan. 12
27 2.
Diduga pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan berpengaruh secara positif terhadap pertimbangan tingkat
materialitas dalam proses audit laporan keuangan. 3.
Diduga etika profesi berpengaruh secara positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses audit laporan
keuangan. Kesimpulan:
Hasil temuan ini mengindikasikan bahwa profesionalisme, pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan dan etika profesi
berpengaruh secara positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses audit laporan keuangan. Semakin tinggi
tingkat profesionalisme akuntan publik, pengetahuannya dalam mendeteksi kekeliruan dan ketaatannya akan kode etik semakin baik
pula pertimbangan tingkat materialitasnya dalam melaksanakan audit laporan keuangan.
b. Sekar Mayangsari 2003
Judul: ”Pengaruh Keahlian Audit dan Independensi terhadap Pendapat
Audit: Sebuah Kuasieksperimen” Permasalahan:
1. Apakah terdapat perbedaan pendapat auditor yang ahli dan
independen dengan auditor yang hanya memiliki satu
28 karakteristik atau auditor yang sama sekali tidak memiliki kedua
karakteristik tersebut? 2.
Apakah terdapat perbedaan jenis informasi yang digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan pendapat antara auditor
yang ahli dan auditor tidak ahli? Hipotesis:
1. Diduga auditor yang memiliki keahlian audit dan independen
akan memberikan pendapat tentang kelangsungan hidup perusahaan yang cenderung benar dibandingkan auditor yang
hanya memiliki salah satu karakteristik atau sama sekali tidak memiliki keduanya.
2. Diduga kuantitas informasi yang diinginkan dipengaruhi oleh
jenis informasi. Auditor yang ahli lebih banyak mengingat jenis informasi atypical sedangkan auditor yang tidak ahli lebih
banyak mengingat informasi typical. Kesimpulan:
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendapat auditor yang ahli dan independen berbeda dengan auditor yang hanya memiliki salah
satu karakter atau sama sekali tidak mempunyai karakter tersebut. Pendapat auditor pada kelompok ini mempunyai tingkat prediksi
yang lebih baik dibandingkan pada kelompok yang lain. Simpulan ini diambil karena pada kelompok auditor yang ahli dan independen,
rata-rata pendapat yang diberikan menunjukkan pendapat mereka
29 lebih mengarah kepada lemahnya kelangsungan hidup perusahaan
tersebut sedangkan pada kelompok yang lain cenderung memberikan pendapat bahwa perusahaan yang dianalisis tidak
mengalami kesulitan dalam kelangsungan hidupnya. Padahal sudah disebutkan semula bahwa kasus yang diberikan adalah benar-benar
laporan keuangan dari suatu perusahaan yang sudah dilikuidasi. Atau dengan kata lain pendapat auditor yang ahli dan independen
cenderung benar dibandingkan ketiga kelompok yang lain. c.
Hastuti, Indarto, Susilawati 2003 Judul:
”Hubungan antara Profesionalisme Auditor dengan Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan”
Permasalahan: Bagaimanakah hubungan antara profesionalisme eksternal auditor
dengan pertimbangan tingkat materialitas untuk tujuan audit laporan keuangan klien?
Hipotesis: Diduga eksternal auditor yang mempunyai dimensi profesionalisme
pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, kepercayaan terhadap peraturan profesi, dan hubungan dengan
sesama profesi yang lebih tinggi akan mempunyai pertimbangan tentang tingkat materialitas untuk tujuan audit laporan keuangan
klien yang lebih baik.
30 Kesimpulan:
Tingkat profesionalisme mempunyai hubungan yang signifikan dengan tingkat pertimbangan materialitas. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat profesionalisme auditor dalam 5 dimensi, maka akan semakin baik pula tingkat
pertimbangan materialitas. Seorang auditor yang memiliki dedikasi yang tinggi terhadap profesi dan pekerjaannya, memiliki kesadaran
yang tinggi bahwa profesi auditor adalah profesi kepercayaan masyarakat, memiliki sikap mental mandiri, tidak dibawah tekanan
dalam membuat pertimbangan, memiliki keyakinan penilaian tentang kualitas dirinya akan selalu dilakukan oleh rekan
seprofesinya yang sama-sama tahu dan paham tentang pekerjaan pengauditan, dan memiliki relasi dengan sesama profesi yang luas,
akan berusaha untuk menunjukkan kinerja yang baik, yang ditunjukkan dengan ketepatan dalam menentukan materialitas,
selalu mempertimbangkan risiko audit, serta selalu membuat perencanaan audit dalam setiap penugasan yang dilakukan.
d. Rury Diah Puspita 2009
Judul: ”Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas
Audit Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya” Permasalahan:
31 1.
Apakah kompetensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit?
2. Apakah independensi auditor berpengaruh terhadap kualitas
audit? Hipotesis:
1. Diduga kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit.
2. Diduga independensi berpengaruh terhadap kualitas audit.
Kesimpulan: 1.
Bahwa kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit, yang membuktikan bahwa pengetahuan dan pengalaman yang
dimiliki oleh auditor dapat menciptakan audit yang berkualitas. 2.
Bahwa independensi berpengaruh terhadap kualitas audit, karena seorang auditor mempunyai kewajiban menjaga standar
perilaku etis tertinggi mereka sendiri dimana auditor mempunyai tanggung jawab menjadi independen untuk menjaga integritas
dan obyektivitas mereka sehingga dapat menghasilkan kualitas audit yang maksimal.
2.2. Landasan Teori