place dan opsi investasi di masa yang akan datang, di mana kesempatan investasi tersebut akan mempengaruhi nilai perusahaan.
4. Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih Munawir, 2002: 31.
E. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, perlu dilakukan langkah-langkah pengolahan data. Berikut ini adalah langkah-langkah pengolahan data:
1. Mengumpulkan Data
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2010-2014. Mengumpulkan data untuk kebijakan dividen kas yang diukur dengan data pembayaran dividen kas oleh perusahaan pada laporan
keuangan tahunan. Mengumpulkan data untuk menghitung laba akuntansi yaitu laba sebelum pajak pada laporan keuangan tahunan. Kemudian
mengumpulkan data untuk menghitung market to book value of asset proksi set investment opportunity yaitu total aset, total ekuitas, jumlah
lembar saham yang beredar, dan harga penutupan saham. Terakhir, mengumpulkan data untuk menghitung current ratio proksi likuiditas
yakni aktiva lancar dan utang lancar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Menghitung Dividen Kas, Laba Akuntansi, Market to Book Value of Asset
MKTBA dan Current Ratio CR a.
Menghitung Dividen Kas Perusahaan Mengumpulkan data untuk kebijakan dividen kas diukur dengan data
pembayaran dividen kas oleh perusahaan pada laporan keuangan tahunan.
b. Menghitung Laba Akuntansi
Mengumpulkan data untuk laba akuntansi diukur dengan data laba sebelum pajak oleh perusahaan pada laporan keuangan tahunan.
c. Menghitung Market to Book Value of Asset MKTBA
Investment opportunity set IOS akan diukur dengan market to book value of asset MKTBA.
MKTBA =
A e − E
+ J Le
×H Pe
A e
d. Menghitung Current Ratio Proksi Likuiditas
Likuiditas diukur dengan current ratio, dirumuskan dengan: � ��� �� � =
Aktiva Lancar Utang Lancar ×
3. Melakukan Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah metode yang menggambarkan sifat-sifat data. Kegiatan statistik di sini berupa kegiatan pengumpulan data, penyusunan
data dan penyajian data dalam bentuk tabel, grafik-grafik maupun diagram- diagram Boedijoewono, 2012: 11. Statistik deskriptif memberikan
gambaran atau deskripsi suatu data. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Mengklasifikasi Data
Penelitian ini menggunakan analisis statistik non-parametrik. Statistik non- parametrik adalah statistik bebas sebaran tidak mensyaratkan bentuk
sebaran parameter populasi, baik normal atau tidak. Selain itu, statistik non-parametrik biasanya menggunakan skala pengukuran sosial, yakni
nominal dan ordinal yang umumnya tidak terdistribusi normal. Metode untuk mengklasifikasikan data menggunakan metode seriaton secara
kelompok. Metode ini digunakan untuk menyusun data dalam kelompok- kelompok berdasarkan kelas interval tertentu sehingga dapat diperoleh
secara tepat data yang terkecil dan yang terbesar dan mengelompokkan data menjadi beberapa bagian apakah menjadi 2 bagian atau lebih
Boedijoewono, 2012: 35-36. a.
Mengklasifikasikan Data Dividen Kas Ukuran data dividen kas berskala rasio, pada pengklasifikasian ini
ukuran data dividen kas diubah menjadi skala ordinal. Skala ordinal mencakup ciri-ciri skala nominal ditambah suatu urutan Cooper dan
William, 1995. Semakin tinggi angka dividen kas berarti semakin tinggi pembagian dividen kas dalam perusahaan, sebaliknya semakin
rendah angka dividen kas berarti semakin rendah pembagian dividen kas
dalam perusahaan.
Berdasarkan hal
tersebut, peneliti
mengklasifikasikan data dividen kas menjadi 4 kategori tingkatan yaitu sangat rendah, rendah, tinggi, dan sangat tinggi. Klasifikasi data
dilakukan dengan membagi angka yang dihasilkan dari histogram, kemudian membuat kategori sebagai berikut:
Sangat rendah : 1
Rendah : 2
Tinggi : 3
Sangat tinggi : 4
b. Mengklasifikasikan Data Laba Akuntansi
Ukuran data laba akuntansi berskala rasio, pada pengklasifikasian ini ukuran data laba akuntansi diubah menjadi skala ordinal. Skala ordinal
mencakup ciri-ciri skala nominal ditambah suatu urutan Cooper dan William, 1995. Semakin tinggi angka laba akuntansi berarti semakin
tinggi perolehan laba akuntansi dalam perusahaan, sebaliknya semakin rendah angka laba akuntansi berarti semakin rendah perolehan laba
akuntansi dalam perusahaan. Berdasarkan hal tersebut, peneliti mengklasifikasikan data laba akuntansi menjadi 4 kategori tingkatan
yaitu sangat rendah, rendah, tinggi, dan sangat tinggi. Klasifikasi data dilakukan dengan membagi angka yang dihasilkan dari histogram,
kemudian membuat kategori sebagai berikut: Sangat rendah
: 1 Rendah
: 2 Tinggi
: 3 Sangat tinggi
: 4 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Mengklasifikasikan Data Market to Book Value of Asset Proksi
Investment Opportunity Set Ukuran data MKTBA berskala rasio, pada pengklasifikasian ini ukuran
data MKTBA diubah menjadi skala ordinal. Skala ordinal mencakup ciri-ciri skala nominal ditambah suatu urutan Cooper dan William,
1995. Semakin tinggi angka MKTBA berarti semakin tinggi nilai MKTBA dalam perusahaan, sebaliknya semakin rendah angka
MKTBA berarti semakin rendah nilai MKTBA dalam perusahaan. Berdasarkan hal tersebut, peneliti mengklasifikasikan data MKTBA
menjadi 4 kategori tingkatan yaitu sangat rendah, rendah, tinggi, dan sangat tinggi. Klasifikasi data dilakukan dengan membagi angka yang
dihasilkan dari histogram, kemudian membuat kategori sebagai berikut: Sangat rendah
: 1 Rendah
: 2 Tinggi
: 3 Sangat tinggi
: 4 d.
Mengklasifikasikan Data Current Ratio Ukuran data current ratio berskala rasio, pada pengklasifikasian ini
ukuran data current ratio diubah menjadi skala ordinal. Skala ordinal mencakup ciri-ciri skala nominal ditambah suatu urutan Cooper dan
William, 1995. Semakin tinggi angka current ratio berarti semakin lancar perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek, sebaliknya
semakin rendah angka current ratio berarti semakin tidak lancar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek. Berdasarkan hal tersebut, peneliti mengklasifikasikan data current ratio menjadi 4
kategori tingkatan yaitu sangat tidak lancar, tidak lancar, lancar, dan sangat lancar. Klasifikasi data dilakukan dengan membagi angka yang
dihasilkan dari histogram, kemudian membuat kategori sebagai berikut: Sangat tidak lancar
: 1 Tidak Lancar
: 2 Lancar
: 3 Sangat Lancar
: 4 5.
Melakukan Analisis Tabulasi Silang Crosstabs Analisis tabulasi silang crosstabs menyajikan data dalam bentuk tabulasi
yang meliputi baris dan kolom dan data untuk penyajian crosstabs adalah data berskala nominal, ordinal atau kategori Ghozali, 2011.
6. Menarik kesimpulan
Kesimpulan pada penelitian ini adalah hasil analisis pada tabel tabulasi silang crosstabs antara variabel dengan melihat kekuatan hubungan dan
arah hubungan berdasarkan nilai Spearman’s rho.
Menurut Cooper dan William 1995 korelasi
Spearman’s rho menghubungkan peringkat antara dua variabel yang sudah diurutkan. Adapun langkah-langkah untuk menarik
kesimpulan adalah sebagai berikut: a.
Menguji tingkat signifikan Penelitian ini akan menggunakan tingkat signifikan sebesar 5 dengan
tingkat kepercayaan sebesar 95. Menguji tingkat signifikan dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
melihat nilai approximate significance. Approximate significance menunjukkan probabilitas atau peluang kesalahan. Jika nilai
approximate significance 0,05, maka tidak terdapat hubungan antara kedua variabel. Sebaliknya, jika nilai approximate significance 0,05,
maka terdapat hubungan antara kedua variabel. Berdasarkan hal tersebut, analisis data akan dilanjutkan dengan menguji kekuatan dan
arah hubungan. b.
Menguji kekuatan hubungan dan arah hubungan Menguji kekuatan hubungan, maka kriteria pengujiannya adalah sebagai
berikut Sugiyono, 2012: 163: Tabel 3. Kriteria Pengujian Kekuatan Hubungan antara Variabel
Berdasarkan nilai Koefisien Korelasi Spearman’s rho
Nilai Spearman’s rho + dan - Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat Lemah 0,20
– 0,399 Lemah
0,40 – 0,599
Sedang 0,60
– 0,799 Kuat
0,80 – 1,00
Sangat Kuat Jika koefisien korelasi positif, maka kedua variabel mempunyai
hubungan positif atau searah. Hal ini berarti nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan tinggi pula. Sebaliknya, jika koefisien
korelasi negatif, maka kedua variabel mempunyai hubungan negatif atau terbalik. Hal ini berarti nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y
akan menjadi rendah dan berlaku sebaliknya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN