Hubungan laba akuntansi, investment opportunity set, likuiditas dengan kebijakan dividen kas. (studi empiris pada perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014).

(1)

ABSTRAK

HUBUNGAN LABA AKUNTANSI, INVESTMENT OPPORTUNITY SET, LIKUIDITAS DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN KAS

Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014

Christopher Gunawan NIM: 122114118 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan laba akuntansi, investment opportunity set, likuditas dengan kebijakan dividen kas.

Jenis penelitian ini adalah studi empiris. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dengan menggunakan teknik dokumentasi. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa 1) laba akuntansi mempunyai hubungan yang kuat dan positif dengan kebijakan dividen kas, 2) investment opportunity set mempunyai hubungan lemah dan positif dengan kebijakan dividen kas, 3) likuiditas tidak mempunyai hubungan dengan kebijakan dividen kas.

Kata Kunci: Kebijakan Dividen Kas, Laba Akuntansi, Investment Opportunity Set, Likuiditas


(2)

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN EARNING, INVESTMENT

OPPORTUNITY SET, AND LIQUIDITY WITH CASH DIVIDEND POLICY An Empirical Study on Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock

Exchange Year 2010-2014

Christopher Gunawan NIM: 122114118 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

The research objectives were to determine the relationship between the earning, the investment opportunity set, and the liquidty with the cash dividend policy.

The research was an empirical study. The data was secondary data obtained using the documentation techniques. Data analysis technique is descriptive statistical analysis.

The results of data analysis showed that 1) the earning has a very strong and positive relationship with the cash dividend policy, 2) the investment opportunity set has a weak and positive relationship with the cash dividend policy, 3) the liquidty has no relationship with the cash dividend policy.


(3)

HUBUNGAN LABA AKUNTANSI, INVESTMENT OPPORTUNITY SET, LIKUIDITAS DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN KAS

Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Christopher Gunawan NIM: 122114118

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

i

HUBUNGAN LABA AKUNTANSI, INVESTMENT OPPORTUNITY SET, LIKUIDITAS DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN KAS

Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Christopher Gunawan NIM: 122114118

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(5)

ii

SKRIPSI

HUBUNGAN LABA AKUNTANSI, INVESTMENT OPPORTUNITY SET, LIKUIDITAS DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN KAS

Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014

Oleh:

Christopher Gunawan NIM: 122114118

Telah Disetujui oleh:

Pembimbing


(6)

iii

3333333SKRIPSI

3

HUBUNGAN LABA AKUNTANSI, INVESTMENT OPPORTUNITY SET, LIKUIDITAS DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN KAS

Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014

Dipersiapkan dan ditulis oleh: Christopher Gunawan

NIM: 122114118

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada Tanggal 21 Juli 2016

dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji

Nama lengkap Tanda Tangan Ketua Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Ak., C.A. ... Sekretaris Lisia Apriani, S.E., M.Si., Ak., QIA., C.A. ... Anggota Drs. Gabriel Anto Listianto, MSA., Ak. ... Anggota Josephine Wuri, S.E., M.Si. ... Anggota A. Diksa Kuntara, S.E., MFA, QIA ...

Yogyakarta, 31 Agustus 2016 Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma Dekan


(7)

iv

PERSEMBAHAN

"You can't have everything. Where would you put it?"

~ Steven Wright (1955)

-Skripsi ini kupersembahkan untuk Tuhan Yesus Kristus

-Kedua orang terhebat, mama dan papa yang aku sayang

-Adik-adiku: Raymond, Michael, dan Monica

-Keluarga di Yogyakarta (Mbah Sastro, Bukde Ijah, Pakde

Mardi, Pakde Purwanto, Mbak Fefi, Mbak Alfin, Mas Eko,

Mas Sulis, dan Mas Agung) yang banyak membantu selama

studi di Yogyakarta

-Sahabat-sahabatku (Chindy(Indo Lai),On Thor, Windy,

Kalobe, Inno (Kalonding), Semuel (SEMFAK), Mas Feb,

Jefri, Efi, Karibo, King Goblin, Rey) yang turut membantu

dan memberikan semangat kepada peneliti.

-Tante Godets, Tante Prihatin, Om Klots, dan Mak Lampir

yang selalu menyuplai persediaan makanan, minuman, dan

rokok bagi peneliti.


(8)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: HUBUNGAN LABA AKUNTANSI, INVESTMENT OPPORTUNITY SET,

LIKUIDITAS DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN KAS Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur

di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014

dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 21 Juli 2016 adalah hasil karya saya. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 31 Agustus 2016 Yang membuat pernyataan,

Christopher Gunawan


(9)

vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Christopher Gunawan

NIM : 122114118

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

HUBUNGAN LABA AKUNTANSI, INVESTMENT OPPORTUNITY SET, LIKUIDITAS DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN KAS

Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014

Berserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolah dalam bentuk pangkalan, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk media lain untuk kepentingan akademisi tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberi royalti kepada saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal, 31 Agustus 2016 Yang membuat pernyataan,


(10)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

2. Drs. Gabriel Anto Listianto, MSA., Ak. selaku pembimbing yang telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Ir. Ignatius Aris Dwiatmoko, M.Sc. selaku pembimbing statistika yang telah membantu selama menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Corta dan Ibu Sisca selaku orang tua yang selalu memberi motivasi, dana, dan semangat selama penyusunan skripsi.

5. Teman-teman MPAT Pak Anto yang mau berbagi ide serta memberikan masukan-masukan yang positif kepada penulis.

6. Teman-teman akuntansi 2012 kelas C yang saling mendukung satu sama lain 7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 31 Agustus 2016


(11)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... viii

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xi

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xii

ABSTRAK ... xiii

ABSTRACT ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Sistematika Penulisan ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

A. Kebijakan Dividen Kas ... 6

B. Laba Akuntansi ... 9

C. Investment Opportunity Set ... 11

D. Likuiditas ... 14

E. Hubungan Laba Akuntansi dengan Kebijakan Dividen Kas... 18

F. Hubungan Investment Opportunity Set dengan Kebijakan Dividen Kas ... 19

G. Hubungan Likuiditas dengan Kebijakan Dividen Kas ... 20

H. Penelitian Terdahulu ... 22

I. Kerangka Pemikiran ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

A. Jenis Penelitian ... 26


(12)

ix

C. Teknik Pengumpulan Data ... 27

D. Definisi Operasional Variabel ... 27

E. Teknik Analisis Data ... 28

1. Mengumpulkan Data ... 28

2. Menghitung Dividen Kas, Laba Akuntansi, Market to Book Value of Asset (MKTBA) dan Current Ratio ... 29

a. Menghitung Dividen Kas ... 29

b. Menghitung Laba Akuntansi ... 29

c. Menghitung MKTBA ... 29

d. Menghitung Current Ratio ... 29

3. Melakukan Statistik Deskriptif ... 29

4. Mengklasifikasi Data ... 30

a. Mengklasifikasi Data Dividen Kas ... 30

b. Mengklasifikasi Data Laba Akuntansi ... 31

c. Mengklasifikasi Data MKTBA ... 32

d. Mengklasifikasi Data Current Ratio ... 32

5. Melakukan Analisis Tabulasi Silang (Crosstabs) ... 33

6. Menarik Kesimpulan ... 33

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 35

A. Populasi Sasaran ... 35

B. Profil Perusahaan ... 37

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 44

A.Analisis Data ... 45

1. Pengumpulan Data... 45

2. Penghitungan Dividen Kas, Laba Akuntansi, MKTBA, dan Current Ratio ... 45

a. Penghitungan Dividen Kas ... 45

b. Penghitungan Laba Akuntansi ... 47

c. Penghitungan MKTBA ... 49

d. Penghitungan Current Ratio ... 50

3. Statistik Deskriptif ... 50

a. Statistik Deskriptif Dividen Kas ... 51

b. Statistik Deskriptif Laba Akuntansi... 55

c. Statistik Deskriptif MKTBA ... 59

d. Statistik Deskriptif Current Ratio ... 64

4. Analisis Tabulasi Silang (Crosstabs) ... 68

a. Analisis Tabulasi Silang Laba Akuntansi dengan Kebijakan Dividen Kas ... 68

b. Analisis Tabulasi Silang MKTBA dengan Kebijakan Dividen Kas ... 70

c. Analisis Tabulasi Silang Likuiditas dengan Kebijakan Dividen Kas ... 72


(13)

x

B. Pembahasan ... 74

1. Hubungan Laba Akuntansi dengan Kebijakan Dividen Kas ... 74

2. Hubungan IOS dengan Kebijakan Dividen Kas ... 75

3. Hubungan Likuiditas dengan Kebijakan Dividen Kas ... 77

BAB VI PENUTUP ... 79

A. Kesimpulan ... 79

B. Keterbatasan Penelitian ... 79

C. Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 81

LAMPIRAN ... 85

LAMPIRAN I Daftar Perusahaan Populasi Sasaran ... 87

LAMPIRAN II Data Pembayaran Dividen Kas ... 88

LAMPIRAN III Data Laba Akuntansi ... 92

LAMPIRAN IV Data MKTBA ... 97

LAMPIRAN V Data Current Ratio ... 102

LAMPIRAN VI Pengklasifikasian Dividen Kas ... 107

LAMPIRAN VII Pengklasifikasian Laba Akuntansi ... 108

LAMPIRAN VIII Pengklasifikasian MKTBA ... 109

LAMPIRAN IX Pengklasifikasian Current Ratio ... 110


(14)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3 Kriteria Pengujian Kekuatan Hubungan ... 34

Tabel 4.1 Kriteria Pemilihan Populasi Sasaran ... 35

Tabel 4.2 Populasi Sasaran Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2010-2014 ... 36

Tabel 5.1 Penghitungan Dividen Kas ... 45

Tabel 5.2 Penghitungan Laba Akuntansi ... 47

Tabel 5.3 Penghitungan MKTBA ... 48

Tabel 5.4 Penghitungan Current Ratio ... 50

Tabel 5.5 Statistik Deskriptif Dividen Kas ... 51

Tabel 5.6 Tabel Dividen Kas ... 54

Tabel 5.7 Statistik Deskriptif Laba Akuntansi ... 55

Tabel 5.8 Tabel Laba Akuntansi ... 58

Tabel 5.9 Statistik Deskriptif MKTBA ... 59

Tabel 5.10 Tabel MKTBA ... 63

Tabel 5.11 Statistik Deskriptif Current Ratio ... 64

Tabel 5.12 Tabel Current Ratio ... 67

Tabel 5.13 Tabulasi Silang Laba Akuntansi dengan Kebijakan Dividen Kas ... 68

Tabel 5.14 Tabel Symmentric Measures Laba Akuntansi dengan Kebijakan Dividen Kas ... 68

Tabel 5.15 Tabulasi Silang MKTBA dengan Kebijakan Dividen Kas ... 70

Tabel 5.16 Tabel Symmentric Measures MKTBA dengan Kebijakan Dividen Kas ... 70

Tabel 5.17 Tabulasi Silang Current Ratio dengan Kebijakan Dividen Kas ... 72

Tabel 5.18 Tabel Symmentric Measures Current Ratio dengan Kebijakan Dividen Kas ... 72


(15)

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Gambar Kerangka Pemikiran ... 25

Gambar 5.1 Histogram Dividen Kas ... 53

Gambar 5.2 Histogram Laba Akuntansi ... 57

Gambar 5.3 Histogram Market to Book Value of Asset ... 62

Gambar 5.4 Histogram Current Ratio ... 66

Gambar 5.5 Bar Chart Hubungan Laba Akuntansi dengan Kebijakan Dividen Kas ... 69

Gambar 5.6 Bar Chart Hubungan MKTBA dengan Kebijakan Dividen Kas ... 71

Gambar 5.7 Bar Chart Hubungan Current Ratio dengan Kebijakan Dividen Kas ... 73


(16)

xiii

ABSTRAK

HUBUNGAN LABA AKUNTANSI, INVESTMENT OPPORTUNITY SET, LIKUIDITAS DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN KAS

Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014

Christopher Gunawan NIM: 122114118 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan laba akuntansi, investment opportunity set, likuditas dengan kebijakan dividen kas.

Jenis penelitian ini adalah studi empiris. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dengan menggunakan teknik dokumentasi. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa 1) laba akuntansi mempunyai hubungan yang kuat dan positif dengan kebijakan dividen kas, 2) investment opportunity set mempunyai hubungan lemah dan positif dengan kebijakan dividen kas, 3) likuiditas tidak mempunyai hubungan dengan kebijakan dividen kas.

Kata Kunci: Kebijakan Dividen Kas, Laba Akuntansi, Investment Opportunity Set, Likuiditas


(17)

xiv

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN EARNING, INVESTMENT OPPORTUNITY SET, AND LIQUIDITY WITH CASH DIVIDEND

POLICY

An Empirical Study on Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock Exchange Year 2010-2014

Christopher Gunawan NIM: 122114118 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

The research objectives were to determine the relationship between the earning, the investment opportunity set, and the liquidty with the cash dividend policy.

The research was an empirical study. The data was secondary data obtained using the documentation techniques. Data analysis technique is descriptive statistical analysis.

The results of data analysis showed that 1) the earning has a very strong and positive relationship with the cash dividend policy, 2) the investment opportunity set has a weak and positive relationship with the cash dividend policy, 3) the liquidty has no relationship with the cash dividend policy.

Key Word: Cash Dividend Policy, Earning, Investment Opportunity Set, Liquidity


(18)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pada saat ini, para pelaku pasar dapat memasuki dunia investasi dengan sangat mudah karena didukung oleh keterbukaan informasi. Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam risiko dan kebimbangan yang sering kali sulit diprediksikan oleh para investor. Bagi seorang investor sebelum melakukan investasi pada perusahaan ada hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu memastikan apakah investasi tersebut mampu memberikan rate of return yang diharapkan atau tidak.

Perusahaan publik yang melaksanakan fungsi manajemen keuangan harus dihadapkan pada tiga keputusan manajemen yang dapat dipilih, yaitu keputusan investasi (penggunaan dana), keputusan pendanaan (memperoleh dana) dan keputusan dividen (pembagian dividen) (Wikasuana et al., 2001: 17). Menurut investor, dividen merupakan salah satu motivator untuk menanamkan dana di pasar modal. Pemegang saham yang menanamkan modal pada di perusahaan cenderung menyukai dividen yang berbentuk tunai (kas) dibandingkan dengan keuntungan modal (capital gain).

Menurut Suharli (2004), kebijakan dividen perusahaan memiliki pengaruh penting terhadap banyak pihak yang terlibat di masyarakat. Menurut pemegang saham atau investor, dividen kas merupakan tingkat pengembalian


(19)

investasi mereka dengan kepemilikan saham yang diterbitkan oleh perusahaan. Penetapan kebijaksanaan mengenai pembagian dividen, faktor yang menjadi perhatian manajemen adalah besar laba yang dihasilkan perusahaan. Ada dua ukuran kinerja akuntansi perusahaan yaitu laba akuntansi dan total arus kas. Penelitian ini menggunakan laba akuntansi sebagai pengukur kinerja akuntansi perusahaan.

Kebijakan dividen sangat dipengaruhi oleh peluang investasi dan ketersediaan dana guna membiayai investasi baru. Hal ini menyebabkan kebijakan residual (Brigham dan Houston, 2006: 40) atau residual theory of dividend, yaitu dividen dibayarkan jika ada pendapatan sisa setelah melakukan

investasi baru. Investment opportunity set menggambarkan tentang luas kesempatan dan peluang investasi bagi suatu perusahaan. Menurut Gaver dan Gaver (1993), investment opportunity set merupakan hubungan antara pengeluaran-pengeluaran yang ditetapkan manajemen pada masa yang akan datang, yang pada saat ini merupakan pilihan-pilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan dividen kas yang lebih besar.

Likuiditas merupakan salah satu dari beberapa pertimbangan utama dalam melakukan keputusan dividen. Perusahaan yang memiliki likuiditas lebih baik akan mampu membayar dividen yang lebih banyak (Suharli, 2007), dibandingkan dengan perusahaan yang mempunyai likuiditas kurang atau tidak baik. Likuiditas perusahaan sangat berpengaruh terhadap perusahaan dalam memperoleh laba dan dibayarkan dalam bentuk dividen kepada pemegang saham. Laba tersebut akan digunakan perusahaan untuk mendanai investasi atau dibayarkan dalam bentuk dividen.


(20)

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kebijakan dividen kas meliputi laba, investment opportunity set, likuiditas, financial leverage, dan kinerja perusahaan. Pada penelitian ini laba akuntansi, investment opportunity set, dan likuiditas diduga mempunyai hubungan yang kuat dengan kebijakan

dividen kas. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Laba Akuntansi, Investment Opportunity Set, Likuiditas dengan Kebijakan Dividen Kas”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana hubungan laba akuntansi dengan kebijakan dividen kas?

2. Bagaimana hubungan investment opportunity set dengan kebijakan dividen kas?

3. Bagaimana hubungan likuiditas dengan kebijakan dividen kas?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian adalah:

1. Mengetahui hubungan laba akuntansi dengan kebijakan dividen kas. 2. Mengetahui hubungan investment opportunity set dengan kebijakan dividen

kas.


(21)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi ilmu pengetahuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang faktor yang mempunyai hubungan dengan kebijakan dividen kas.

2. Bagi manajemen diharapkan dapat bermanfaat bagi manajemen perusahaan untuk dijadikan bahan pertimbangan dan membantu dalam pengambilan keputusan untuk menentukan kebijakan pembagian dividen kas yang optimal sehingga menciptakan kesinambungan antara pembayaran dividen tunai saat ini dan pertumbuhan perusahaan di masa mendatang.

3. Untuk penelitian yang akan datang, penelitian ini memberikan referensi penelitian yang diharapkan dapat melengkapi temuan-temuan yang berhubungan dengan kebijakan dividen kas.

E. Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini disusun dalam enam bab dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan teori-teori pendukung dan hasil penelitian terdahulu sebagai acuan penelitian ini.


(22)

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan jenis penelitian, populasi sasaran, teknik pengumpulan data, definisi operasional variabel dan teknik analisis data.

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini memberikan gambaran mengenai data yang digunakan dalam penelitian, cara peneliti menentukan populasi sasaran, serta daftar dan profil perusahaan yang menjadi populasi sasaran penelitian.

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas mengenai pengujian yang dilakukan, analisis terhadap data, dan temuan empiris yang diperoleh.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan hasil uji dan analisis data yang dilakukan pada bab sebelumnya, dan keterbatasan pada saat proses penelitian. Dari kesimpulan dan keterbatasan penelitian, peneliti memberikan saran-saran bagi pihak yang berkepentingan dengan penelitian ini.


(23)

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kebijakan Dividen Kas

Kebijakan dividen merupakan suatu keputusan untuk menginvestasikan kembali laba yang diperoleh dari hasil operasi perusahaan atau untuk membagikan kepada pemegang saham (investor). Menurut Martono dan Agus (2007: 253), kebijakan dividen (dividend policy) merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang.

Ada beberapa teori yang dapat digunakan sebagai landasan dalam membuat kebijakan dividen yang tepat bagi perusahaan. Brigham dan Houston (2001: 66) menyebutkan beberapa teori kebijakan dividen yaitu:

a. Dividen Irrelevant Theory

Teori ini beranggapan bahwa kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap harga saham (nilai perusahaan) maupun terhadap biaya modal. Kebijakan dividen yang satu sama baik dengan kebijakan dividen yang lain. Pendukung utama irrelevant theory adalah Milner dan Modiglani (2008). Mereka menggunakan asumsi tentang ketiadaan pajak dan biaya pialang.


(24)

Leverage keuangan tidak memiliki pengaruh terhadap biaya modal, investor

dan manajer mempunyai informasi yang sama tentang prospek perusahaan, distribusi laba ke dalam bentuk dividen atau laba ditahan tidak mempunyai biaya ekuitas perusahaan dan kebijakan capital budgeting merupakan kebijakan yang independen terhadap kebijakan dividen.

b. Bird-in-The Hand Theory

Menurut Brigham dan Houston (2001: 66), teori ini dijelaskan dengan menggunakan pemahaman bahwa investor jauh lebih menghargai pendapatan yang diharapkan dari dividen dibandingkan dengan pendapatan yang diharapkan dari keuntungan modal karena komponen hasil dividen mempunyai risiko lebih kecil dari komponen keuntungan modal (capital gain). Para investor kurang yakin terhadap penerimaan keuntungan modal

yang akan dihasilkan dibandingkan jika mereka menerima dividen, karena dividen merupakan faktor yang dapat dikendalikan oleh perusahaan sedangkan capital gain merupakan faktor yang dikendalikan oleh pasar melalui mekanisme penentuan harga saham.

c. Teori Preferensi Pajak

Menurut Litzenberger dan Ramaswamy (1979) dalam Andriyani (2008) ada tiga alasan yang berkaitan dengan pajak untuk beranggapan bahwa investor lebih menyukai pembagian dividen yang rendah daripada yang tinggi, yaitu:

1) Keuntungan modal (capital gain) dikenakan tarif pajak lebih rendah daripada pendapatan dividen. Berdasarkan hal tersebut, investor yang


(25)

memiliki sebagian besar saham mungkin lebih suka perusahaan menahan dan menanam kembali laba ke dalam perusahaan. Pertumbuhan laba mungkin dianggap menghasilkan kenaikan harga saham, dan keuntungan modal dengan pajak rendah akan menggantikan dividen yang mempunyai pajak tinggi.

2) Pajak atas keuntungan tidak dibayarkan sampai saham terjual, sehingga ada efek nilai waktu.

3) Jika selembar saham dimiliki oleh seseorang sampai ia meninggal, sama sekali tidak ada pajak keuntungan modal yang terutang.

Menurut Sandjaja dan Barlian (2003: 57), dividen kas adalah sumber dari aliran kas untuk pemegang saham dan memberikan informasi tentang kinerja perusahaan saat ini dan akan datang. Sebuah korporasi harus memenuhi tiga kondisi terlebih dahulu agar dapat membayar dividen kas yaitu laba ditahan yang mencukupi, kas memadai dan tindakan formal dari dewan komisaris. Berdasarkan pengertian dividen kas tersebut, dapat disimpulkan bahwa kebijakan dividen kas adalah suatu keputusan untuk menginvestasi kembali laba yang diperoleh dari suatu hasil operasi perusahaan atau untuk membagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk tunai (kas).

Pembayaran dividen kas kepada pemegang saham perusahaan diputuskan oleh dewan direksi perusahaan. Direksi umum mengadakan pertemuan yang membahas tentang dividen setiap kuartal atau setengah tahun, mereka mengevaluasi posisi keuangan periode lalu dan menentukan posisi yang akan


(26)

datang dalam pembagian. Investor lebih tertarik dengan dividen yang berupa tunai daripada dividen saham. Hal ini dikarenakan para investor beranggapan dividen yang diterima dalam bentuk kas lebih menggambarkan seberapa besar return dari modal yang mereka tanamkan dan memberikan kepuasan tersendiri

(Sigalingging, 2012: 8).

Penelitian ini akan menggunakan data pembayaran dividen kas (tunai) pada laporan keuangan tahunan oleh perusahaan sebagai proksi dari kebijakan dividen kas.

B. Laba Akuntansi

Menurut pengertian akuntansi konvensional, laba akuntansi adalah perbedaan antara pendapatan yang dihasilkan dari transaksi dalam suatu periode dengan biaya yang layak dibebankan (Muqodim, 2005: 111). Menurut PSAK Nomor 1, informasi laba diperlukan untuk menilai perubahan potensi sumber daya ekonomis yang mungkin dapat dikendalikan di masa depan, menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada, dan untuk perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya (IAI, 2013). PSAK Nomor 46 mendefinisikan laba akuntansi sebagai laba atau rugi selama satu periode sebelum dikurangi beban pajak (laba sebelum pajak) (IAI, 2013). Ukuran kinerja akuntansi perusahaan adalah laba akuntansi. Laba akuntansi diukur berdasarkan penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan dan biaya-biaya operasi perusahaan.


(27)

Menurut SFAC No. 1 dalam Antika (2014) mengasumsikan bahwa: “Laba akuntansi merupakan ukuran yang baik dari kinerja suatu perusahaan dan bahwa laba akuntansi dapat digunakan untuk meramalkan arus kas masa depan”. Menurut Suwardjono (2005: 456), laba akuntansi dengan berbagai interpretasi diharapkan dapat digunakan antara lain sebagai:

1. Indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian atas investasi.

2. Pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemen.

3. Dasar penentuan besar pengenaan pajak.

4. Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomi suatu negara.

5. Dasar penentuan dan penilaian kelayakan tarif dalam perusahaan publik.

6. Alat pengendalian terhadap debitur dalam kontrak utang.

7. Dasar kompensasi dan pembagian bonus.

8. Alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan.

9. Dasar pembagian dividen.

Penelitian ini akan menggunakan data laba sebelum pajak pada laporan keuangan tahunan oleh perusahaan sebagai proksi dari laba akuntansi.


(28)

C. Investment Opportunity Set (Set Kesempatan Investasi)

Istilah investment opportunity set (IOS) atau set kesempatan investasi pertama kali diperkenalkan oleh Myers (2012), dia menguraikan perusahaan sebagai suatu kombinasi antara aktiva riil (assets in place) dan opsi investasi masa depan. Opsi investasi masa depan ini kemudian dikenal dengan istilah investment opportunity set (IOS). Investment opportunity set (IOS) sebagai opsi

masa depan yang tidak hanya ditunjukkan dengan adanya proyek-proyek perusahaan saja tetapi juga dengan kemampuan perusahaan yang lebih tinggi dalam mengeksploitasi kesempatan mengambil keuntungan. Investment opportunity set dijadikan sebagai dasar untuk menentukan klasifikasi potensi

pertumbuhan perusahaan dimasa depan apakah suatu perusahaan masuk klasifikasi yang berpotensi bertumbuh (growth firm) atau tidak bertumbuh (nongrowth firm).

Menurut Myers (2012), investment opportunity set merupakan keputusan investasi dalam bentuk kombinasi antara aktiva yang dimiliki (assets in place) dan opsi investasi di masa yang akan datang, di mana kesempatan

investasi tersebut akan mempengaruhi nilai perusahaan. Kesempatan investasi merupakan pilihan investasi masa depan dan mencerminkan ada pertumbuhan aktiva dan ekuitas. Menurut Gaver dan Gaver (1993), opsi investasi masa depan tidak semata-mata hanya ditunjukkan dengan proyek-proyek yang didukung oleh kegiatan riset dan pengembangan saja, tetapi juga dengan kemampuan perusahaan yang lebih dalam mengeksploitasi kesempatan mengambil keuntungan dibandingkan dengan perusahaan lain yang setara dalam suatu


(29)

kelompok industri. Kemampuan perusahaan yang lebih tinggi ini bersifat tidak dapat diobservasi (unobservable).

Kebijakan dividen sangat dipengaruhi oleh peluang investasi dan ketersediaan dana guna membiayai investasi baru. Hal ini menyebabkan kebijakan residual (Brigham dan Houston, 2006: 40) atau residual theory of dividend, yaitu dividen dibayarkan jika ada pendapatan sisa setelah melakukan

investasi baru. Signalling theory menyatakan bahwa peningkatan dividen merupakan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang. Dividen meningkat diartikan sebagai keuntungan yang akan diperoleh sebagai hasil dari keputusan investasi (Haruman, 2008). Berdasarkan hal tersebut, kesempatan investasi yang memberikan keuntungan tinggi bagi perusahaan tidak selalu diartikan dividen yang dibayarkan akan kecil atau tidak dibayarkan, tetapi dapat diartikan ada prospek yang menjanjikan di masa yang akan datang untuk dapat membayar dividen yang lebih tinggi.

Investasi di masa depan mempengaruhi besar nilai perusahaan. Menurut Myers (2012), nilai perusahaan merupakan gabungan dari aktiva dengan investasi di masa depan. Kesempatan investasi yang tinggi di masa depan bisa dihubungkan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi. Berbagai macam proksi pertumbuhan perusahaan yang dinyatakan dalam satu set kesempatan investasi atau IOS telah digunakan oleh peneliti. Proksi IOS dalam penelitian Smith & Watts (1992) adalah rasio individual dan variabel instrumental IOS yaitu: market to book value of asset, depreciation to firm value, research & development to firm value, variance of rate of return dan earning to price.


(30)

Rasio-rasio tersebut memiliki koefisien yang signifikan dalam pengujian hubungan level IOS dengan kebijakan pendanaan dan dividen. Pada penelitian ini investment opportunity set (IOS) yang diukur dengan market to book value of asset (MKTBA). Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio. Rasio

market to book value of asset (MKTBA) digunakan untuk mengukur prospek

pertumbuhan perusahaan berdasarkan banyaknya aset yang digunakan dalam menjalankan bisnis. Menurut Smith & Watts (1992), MKTBA menjadi bahan pertimbangan dalam penilaian kondisi perusahaan. Indikasi adanya perusahaan yang bertumbuh merupakan informasi yang dapat digunakan investor untuk memperoleh dividen. Semakin tinggi MKTBA semakin besar aset yang digunakan perusahaan dalam bisnis, maka semakin besar kemungkinan perusahaan tersebut untuk bertumbuh, sehingga harga sahamnya akan meningkat, dan pada akhirnya akan menaikkan perolehan dividen kas investor. MKTBA dapat dihitung dengan rumus (Smith & Watts, 1992):

MKTBA= A e − E + J Le ×H Pe

A e

Rumus di atas dihitung dengan cara membagi hasil penjumlahan total aset, total ekuitas dan kapitalisasi pasar (jumlah lembar saham beredar dikalikan dengan harga penutup saham) dengan total aset. Dengan proksi tersebut maka peluang investasi dirumuskan dengan membandingkan antara nilai pasar perusahaan dengan nilai buku. Semakin besar nilai pasar suatu perusahaan terhadap nilai bukunya, maka semakin besar pula investment opportunity set. Nilai pasar adalah kapitalisasi pasar (harga saham penutupan dikalikan jumlah


(31)

saham yang beredar) ditambah total kewajiban. Nilai buku perusahaan adalah total aset. Adapun ekuitas (modal) adalah hak pemilik atas aktiva perusahaan yang merupakan kekayaan bersih (selisih antara aktiva dan utang). Menurut Suwardjono (2010: 84), ekuitas merupakan hak residual pemilik setelah semua aset dikurangi semua kewajiban perusahaan (sering disebut net worth). Menurut Munawir (2002: 30), aset atau aktiva adalah sarana atau sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh suatu kesatuan usaha atau perusahaan yang harga perolehannya atau nilai wajarnya harus diukur secara objektif. Aset atau aktiva dapat berupa aktiva lancar, aktiva tidak lancar, investasi jangka panjang, aktiva tetap, dan aktiva tak berwujud.

D. Likuiditas

Menurut Syamsuddin (2000: 41), likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Munawir (2002: 31), likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Sementara menurut Riyanto (2001: 25), mengemukakan bahwa likuiditas berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial yang harus segera harus dipenuhi.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi atau membayar kewajiban finansial jangka pendek yang harus sesegera mungkin


(32)

dipenuhi. Salah satu cara untuk mengukur likuiditas adalah current ratio yang merupakan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek (current liability) melalui sejumlah aktiva yang dimiliki perusahaan. Semakin

tinggi current ratio menunjukkan kemampuan kas perusahaan untuk memenuhi (membayar) kewajiban jangka pendek (Brigham dan Houston, 2001: 90). Peningkatan current ratio juga dapat meningkatkan keyakinan para investor, bahwa perusahaan dapat membayar dividen yang diharapkan oleh investor. Menurut Sawir (2009: 10), perusahaan yang mempunyai current ratio rendah biasanya terindikasi mempunyai masalah likuidasi yang belum terselesaikan. Sebaliknya, semakin tinggi current ratio perusahaan juga berarti kurang bagus, karena hal tersebut menunjukkan banyaknya dana yang menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampuan perusahaan menghasilkan laba.

Menurut Suharli (2007), perusahaan yang menginvestasikan dana lebih banyak akan menyebabkan jumlah dividen kas yang dibayarkan berkurang, namun likuiditas yang tinggi mampu memperlemah penjelasan tersebut karena perusahaan dapat menunda pembayaran hutang jangka pendek. Hanya perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi yang akan membagikan laba kepada pemegang saham dalam bentuk tunai. Berdasarkan hal tersebut pihak manajemen perusahaan akan mengutamakan potensi likuiditas yang ada untuk melunasi kewajiban jangka pendek ataupun mendanai operasi perusahaan.

Posisi likuiditas akan mempengaruhi tingkat laba sebuah perusahaan. Posisi likuiditas yang tinggi akan menjaga kestabilan proses produksi perusahaan itu (Hastuti, 2013: 29). Setiap perusahaan selalu membukukan


(33)

modal kerja untuk memenuhi operasional sehari-hari perusahaan. Modal kerja merupakan bagian penting dalam perusahaan, karena untuk mengelola modal kerja dan aktiva lancar termasuk bagian dari aktiva (Hastuti, 2013:29).

Proksi current ratio merupakan salah satu rasio yang paling umum digunakan untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek tanpa menghadapi kesulitan (Riyanto, 2001). Proksi current ratio dapat memberikan keyakinan investor terhadap kemampuan perusahaan untuk membagikan dividen tunai (cash dividend) sesuai harapan para pemegang saham (Nurjanah, 2012: 5). Current ratio dapat dihitung dengan rumus (Hanafi, 2004: 37):

� ��� �� � =Aktiva LancarUtang Lancar × %

Current ratio adalah suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan

untuk membayar semua kewajiban keuangan jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Current ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar, semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Apabila rasio lancar 1:1 atau 100% berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua hutang lancar. Jadi dikatakan sehat jika rasionya berada di atas 1 atau di atas 100%. Artinya, aktiva lancar harus jauh di atas jumlah hutang lancar (Harahap, 2002: 301). Berdasarkan hal tersebut, current ratio menjelaskan seberapa besar aktiva lancar menjamin pembayaran hutang lancar. Menurut Sukmalana (2007: 39), aktiva lancar adalah aktiva yang dapat dicairkan dengan segera untuk dijadikan


(34)

uang tunai, dijual atau digunakan pada periode berikut. Aktiva lancar tersebut dapat berupa kas, surat-surat berharga, piutang wesel, piutang dagang, hutang dagang bersisa debet, persediaan barang dagangan, penyajian dalam neraca, penghasilan yang masih akan diterima, uang muka pegawai, dan biaya yang dibayar di muka. Utang lancar adalah kewajiban atau utang perusahaan pada pihak lain yang harus segera dibayar, jangka waktu utang lancar adalah satu tahun (Kasmir, 2008: 40). Menurut Kasmir (2008: 40), utang lancar meliputi utang dagang, utang bank (maksimal 1 tahun), utang wesel, utang gaji dan utang jangka pendek lainnya.

Menurut Kasmir (2008: 135), apabila likuiditas rendah dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar utang. Namun, apabila hasil pengukuran rasio tinggi, belum tentu kondisi perusahaan sedang baik dan akan membayar dividen. Likuiditas suatu perusahaan berhubungan erat dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek yang harus segera dipenuhi. Perusahaan dalam memenuhi kewajiban tersebut harus mempunyai alat-alat likuid yang berupa aset lancar yang jumlahnya harus lebih besar dari jumlah kewajiban-kewajiban yang harus segera dipenuhi (Riyanto, 2008: 25). Semakin besar aset lancar yang dimiliki oleh suatu perusahaan dibandingkan dengan utang lancar, maka semakin besar tingkat likuiditas perusahaan tersebut. Tingkat likuiditas yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki jumlah dana yang banyak menganggur dan apabila terlalu rendah maka perusahaan dianggap tidak berhasil dalam membayar kewajiban lancar.


(35)

E. Hubungan Laba Akuntansi dengan Kebijakan Dividen Kas

Penetapan kebijakan pembagian dividen, faktor yang menjadi perhatian manajemen adalah besar laba yang dihasilkan perusahaan. Belkaoui (2007: 213), menyatakan bahwa laba akuntansi secara operasional didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan yang direalisasikan yang berasal dari transaksi suatu periode dan berhubungan dengan biaya historis. Ukuran kinerja akuntansi perusahaan adalah laba akuntansi. PSAK Nomor 46 mendefinisikan laba akuntansi sebagai laba atau rugi selama satu periode sebelum dikurangi beban pajak (laba sebelum pajak) (IAI, 2013).

Laba akuntansi mempunyai hubungan positif dengan kebijakan dividen kas. Semakin besar laba akuntansi yang diperoleh oleh perusahaan, maka semakin besar pula kesempatan para pemegang saham untuk menerima dividen kas atas modal yang telah diinvestasikan (Triyanto et al., 2014: 3). Jika laba perusahaan besar, maka perusahaan memiliki kemampuan yang besar pula untuk mengalokasikan laba yang diperoleh untuk dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen kas maupun untuk investasi perusahaan ataupun untuk menjaga kelangsungan kinerja perusahaan (Triyanto et al., 2014: 3). Pembagian dividen kas yang diambil dari laba akuntansi dalam hal ini laba bersih perusahaan, menjadi daya tarik bagi para investor yang ingin menginvestasikan modal yang dimiliki. Berdasarkan laba akuntansi tersebut investor dapat menganalisis berapa besar laba bersih perusahaan, dan dari laba tersebut berapa yang akan dibagikan sebagai dividen. Menurut Weston dan Copeland (2010: 45), kebijakan dividen menentukan penempatan laba perusahaan yaitu antara membayar kepada pemegang saham dan


(36)

menginvestasikan kembali dalam perusahaan. Menurut Skousen et al. (2001: 757), dividen adalah pendistribusian laba secara proporsional kepada para pemegang saham sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki. Distribusi laba dalam bentuk kas oleh sebuah korporasi kepada para pemegang saham disebut sebagai dividen kas. Sebuah korporasi harus memenuhi tiga kondisi terlebih dahulu agar dapat membayar dividen kas (Sigalingging, 2013):

1. Laba akuntansi yang mencukupi 2. Kas yang memadai

3. Tindakan formal dari dewan komisaris

F.

Hubungan Investment Opportunity Set dengan Kebijakan Dividen Kas Menurut Myers (2012), investment opportunity set merupakan kombinasi antara aktiva yang dimiliki (assets in place) dan pilihan investasi pada masa yang akan datang dengan net present value (NPV) positif. Menurut Gaver dan Gaver (1993), investment opportunity set merupakan nilai perusahaan yang besarnya tergantung pada pengeluaran-pengeluaran yang ditetapkan manajemen pada masa yang akan datang, yang pada saat ini merupakan pilihan-pilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan return yang lebih besar. Persamaan antara kesempatan investasi dan kebijakan dividen, yakni hal tersebut bersumber dari laba perusahaan. Laba perusahaan yang akan digunakan untuk membayar dividen kepada pemegang saham dan sisa ditahan sebagai laba ditahan yang akan digunakan untuk investasi perusahaan yang berguna untuk pertumbuhan di masa yang akan datang.


(37)

Investement opportunity set mempunyai hubungan positif dengan

kebijakan dividen kas. Menurut Smith dan Watss (1992), investment opportunity set yang diukur dengan market to book value of asset semakin

tinggi, maka semakin besar aset yang digunakan dalam menjelaskan bisnis perusahaan, maka semakin besar kemungkinan perusahaan tersebut untuk bertumbuh, sehingga harga sahamnya akan meningkat, dan pada akhirnya dividen kas yang diperoleh pemegang saham akan semakin tinggi. Signalling theory menjelaskan bahwa peningkatan dividen merupakan sinyal positif

tentang pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, karena peningkatan dividen diartikan sebagai keuntungan yang akan diperoleh sebagai hasil yang diperoleh dari keputusan investasi (Haruman, 2008). Set kesempatan investasi (investment opportunity set) yang memberikan keuntungan tinggi bagi perusahaan tidak selalu diartikan dividen yang dibayarkan akan kecil atau tidak dibayarkan, tetapi dapat diartikan mendapatkan prospek yang menjanjikan di masa yang akan datang untuk dapat membayar dividen yang lebih tinggi (Sigalingging, 2012: 11).

G. Hubungan Likuiditas dengan Kebijakan Dividen Kas

Menurut Syamsuddin (2000), likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Pihak manajemen akan menggunakan potensi likuiditas untuk mendanai operasi perusahaan atau melunasi kewajiban finansial jangka pendek.


(38)

Menurut Kasmir (2008: 129), likuiditas yang diukur dengan current ratio menjelaskan bahwa semakin besar aset lancar yang dimiliki oleh suatu

perusahaan dibandingkan dengan utang lancar, maka semakin besar tingkat likuiditas perusahaan tersebut. Jika likuiditas mengalami peningkatan, maka jumlah dividen kas yang diharapkan mengalami peningkatan. Peningkatan current ratio juga dapat meningkatkan keyakinan para investor, bahwa

perusahaan dapat membayar dividen yang diharapkan oleh investor. Menurut Sawir (2009: 10), hubungan negatif likuiditas dengan kebijakan dividen kas adalah perusahaan yang mempunyai current ratio rendah biasanya terindikasi mempunyai masalah likuidasi yang belum terselesaikan. Sebaliknya, semakin tinggi current ratio perusahaan juga berarti kurang bagus, karena hal tersebut menunjukkan banyaknya dana yang menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampuan perusahaan menghasilkan laba dan mengurangi pembagian dividen kas.

Menurut Kasmir (2008: 135), apabila likuiditas rendah dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar utang. Namun, apabila hasil pengukuran rasio tinggi, belum tentu kondisi perusahaan sedang baik dan akan membayar dividen. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi adanya kebimbangan serta menjaga fleksibilitas perusahaan, maka perusahaan tidak akan membayar dividen dalam jumlah yang besar. Perusahaan yang sedang tumbuh secara rendabel, mungkin tidak begitu kuat posisi likuiditasnya karena sebagian besar dananya dari aktiva tetap dan modal kerja, dengan demikian kemampuan untuk membayarkan dividen pun sangat terbatas. Berdasarkan


(39)

penjelasan tersebut, likuiditas suatu perusahaan ditentukan oleh keputusan-keputusan dibidang investasi dan cara pemenuhan kebutuhan dananya.

H. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini berfokus pada hubungan laba akuntansi, investment opportunity set, likuiditas dengan dividen kas. Sitepu (2010) melakukan penelitian tentang

analisis hubungan laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas pada perusahaan konsumsi yang go public di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menjelaskan bahwa laba akuntansi dan laba tunai mempunyai hubungan yang kuat positif, signifikan dan kuat dengan dividen kas. Penelitian ini menggunakan analisis statistik sebagai metode analisis data. Model Spearman Rank koefisien korelasi untuk menganalisis hubungan korelasi pada penelitian ini.

Wahyuni dan Subagyo (2013) melakukan penelitian tentang pengaruh laba akuntansi, arus kas operasional dan likuiditas perusahaan terhadap pembayaran dividen kas. Hasil penelitian menjelaskan bahwa laba akuntansi berpengaruh signifikan terhadap pembayaran dividen kas. Perusahaan dapat meningkatkan laba akuntansi untuk menarik investor berinvestasi, investor akan lebih berminat kepada pembayaran dividen dalam bentuk kas atau tunai karena dapat meminimalkan kebimbangan atas investasi. Perusahaan dapat mengurangi jumlah hutangnya, baik jangka panjang ataupun jangka pendek, sehingga alokasi dana untuk pelunasan hutang dapat dialokasikan pada dividen kas atau laba ditahan untuk pengembangan perusahaan.


(40)

Antika (2014) melakukan pengujian mengenai pengaruh laba akuntansi, laba tunai dan arus kas pendanaan terhadap kebijakan dividen kas perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan laba akuntansi berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen kas.

Nadapdap (2013) melakukan penelitian tentang pengaruh laba akuntansi dan arus kas terhadap kebijakan dividen kas pada perusahaan manufaktur jenis otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Laba akuntansi berpengaruh terhadap kebijakan dividen kas. Hal ini menjelaskan bahwa laba akuntansi memberikan manfaat bagi perusahaan dalam pengambilan keputusan kebijakan dividen kas. Semakin besar laba akuntansi yang dihasilkan maka kemungkinan kebijakan dividen kas juga semakin tinggi.

Triyanto et al. (2014) melakukan penelitian pengaruh laba akuntansi dan arus kas terhadap dividen kas, hasil dari penelitian adalah untuk variabel laba akuntansi uji t signifikasi memperlihatkan angka 0,036 lebih kecil dari alpha 5% atau 0,05. Angka tersebut menunjukkan bahwa laba akuntansi berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen kas.

Mariah et al. (2012) melakukan penelitian tentang pengaruh profitabilitas dan kesempatan investasi dengan likuiditas sebagai variabel moderating pada emiten pembentuk indeks LQ 45. Hasil penelitian

menunjukkan investment opportunity set mempengaruhi kebijakan dividen kas secara negatif.

Nurjanah (2012) melakukan penelitian tentang pengaruh profitabilitas, investment opportunity set dan debt to equity ratio terhadap kebijakan dividen


(41)

tunai dengan likuiditas sebagai variabel moderating. Hasil penelitian menunjukkan investment opportunity set tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen tunai. Penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa semakin tinggi investment opportunity set yang dilakukan perusahaan, tidak mempengaruhi

kemampuan perusahaan untuk membayar dividen tunai. Hal ini terjadi karena dana dari investasi perusahaan tidak dibiayai dari laba di tahan perusahaan sehingga tidak mempengaruhi pembayaran dividen tetapi kesempatan investasi perusahaan dibiayai dengan modal sendiri yaitu penjualan saham baru.

Pradana dan Sanjaya (2014) melakukan penelitian tentang pengaruh profitabilitas, free cash flow dan investment opportunity set terhadap dividend payout ratio. Hasil penelitian menunjukkan IOS tidak berpengaruh terhadap

kebijakan dividend payout ratio. Peneliti menduga bahwa terdapat faktor lain yang dapat menimbulkan dampak seperti ini. Kemungkinan faktor tersebut adalah adanya wewenang yang hampir mutlak pada rapat umum pemegang saham (RUPS). Di samping itu, peneliti juga menduga bahwa terjadi ekspropriasi oleh pemegang saham pengendali (controlling shareholder) sehingga dividen tunai tidak dibagi selama beberapa periode.

Sandy (2013) melakukan penelitian tentang pengaruh profitabilitas dan likuiditas terhadap kebijakan dividen kas. Hasil penelitian menunjukkan hasil uji F diketahui bahwa secara simultan rasio keuangan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen kas. Berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa secara parsial hanya return on assets (ROA) yang berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen kas, sedangkan empat rasio lainnya yaitu profit margin (PM),


(42)

return on equity (ROE), current ratio (CR) dan quick ratio (QR) tidak

mempunyai pengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen kas.

I. Kerangka Pemikiran

Dividen kas bersumber dari aliran kas untuk pemegang saham yang memberikan informasi tentang kinerja perusahaan saat ini dan akan datang. Dividen kas yang diharapkan merupakan variabel pengembalian utama yang menentukan nilai saham bagi pemilik saham dan investor.

Penelitian ini meneliti hubungan antara variabel sehingga tidak ada perumusan hipotesis dikarenakan kesimpulan yang akan ditarik hanya terbatas pada populasi sasaran. Penelitian ini melihat hubungan satu per satu antara laba akuntansi, investment opportunity set, dan likuiditas dengan kebijakan dividen kas. Berdasarkan hal tersebut, kerangka konseptual dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2: Gambar Kerangka Pemikiran Laba Akuntansi

Kebijakan Dividen Kas Investment

Opportunity Set


(43)

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi empiris. Penelitian empiris merupakan studi yang dilakukan berdasarkan data-data eksperimental hasil pengamatan, pengalaman, uji coba untuk ilmu pengetahuan dan penelitian. Studi empiris pada penelitian ini menggunakan perusahaan-perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan analisis matematika dan statistika untuk menggambarkan, menjelaskan dan membuat prediksi berdasarkan data-data sekunder yang telah didokumentasikan.

B. Populasi Sasaran

Populasi sasaran pada penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. Kriteria populasi sasaran yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2010-2014.

2. Perusahaan manufaktur yang mengeluarkan laporan keuangan dengan mata uang Rupiah selama periode tahun 2010-2014.

3. Perusahaan manufaktur yang mengeluarkan laporan keuangan tahunan dan menghasilkan laba bersih selama periode tahun 2010-2014.

4. Perusahaan manufaktur yang membagikan dividen selama periode tahun 2010-2014.


(44)

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi. Teknik dokumentasi dilakukan dengan menganalisis data sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur. Selain itu juga menggunakan studi pustaka dengan mengumpulkan data, artikel, jurnal, maupun sumber tertulis lain yang berkaitan dengan variabel penelitian.

D. Definisi Operasional Variabel

Analisis data pada penelitian ini menggunakan variabel kebijakan dividen kas, laba akuntansi, investment opportunity set, dan likuiditas. Definisi dari keempat variabel tersebut secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Kebijakan Dividen Kas

Kebijakan dividen kas adalah kebijakan yang dilakukan perusahaan dengan membagikan laba perusahaan berupa uang tunai. Kebijakan dividen kas yang diukur dengan data pembayaran dividen kas oleh perusahaan pada laporan keuangan tahunan.

2. Laba Akuntansi

PSAK Nomor 46 mendefinisikan laba akuntansi sebagai laba atau rugi selama satu periode sebelum dikurangi beban pajak (laba sebelum pajak) (IAI, 2013).

3. Investment Opportunity Set

Menurut Myers (2012), investment opportunity set merupakan keputusan investasi dalam bentuk kombinasi antara aktiva yang dimiliki (assets in


(45)

place) dan opsi investasi di masa yang akan datang, di mana kesempatan

investasi tersebut akan mempengaruhi nilai perusahaan. 4. Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih (Munawir, 2002: 31).

E. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, perlu dilakukan langkah-langkah pengolahan data. Berikut ini adalah langkah-langkah pengolahan data:

1. Mengumpulkan Data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. Mengumpulkan data untuk kebijakan dividen kas yang diukur dengan data pembayaran dividen kas oleh perusahaan pada laporan keuangan tahunan. Mengumpulkan data untuk menghitung laba akuntansi yaitu laba sebelum pajak pada laporan keuangan tahunan. Kemudian mengumpulkan data untuk menghitung market to book value of asset (proksi set investment opportunity) yaitu total aset, total ekuitas, jumlah lembar saham yang beredar, dan harga penutupan saham. Terakhir, mengumpulkan data untuk menghitung current ratio (proksi likuiditas) yakni aktiva lancar dan utang lancar.


(46)

2. Menghitung Dividen Kas, Laba Akuntansi, Market to Book Value of Asset

(MKTBA) dan Current Ratio (CR) a. Menghitung Dividen Kas Perusahaan

Mengumpulkan data untuk kebijakan dividen kas diukur dengan data pembayaran dividen kas oleh perusahaan pada laporan keuangan tahunan.

b. Menghitung Laba Akuntansi

Mengumpulkan data untuk laba akuntansi diukur dengan data laba sebelum pajak oleh perusahaan pada laporan keuangan tahunan.

c. Menghitung Market to Book Value of Asset (MKTBA)

Investment opportunity set (IOS) akan diukur dengan market to book

value of asset (MKTBA).

MKTBA= A e − E + J Le ×H Pe

A e

d. Menghitung Current Ratio (Proksi Likuiditas)

Likuiditas diukur dengan current ratio, dirumuskan dengan: � ��� �� � =Aktiva LancarUtang Lancar × % 3. Melakukan Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah metode yang menggambarkan sifat-sifat data. Kegiatan statistik di sini berupa kegiatan pengumpulan data, penyusunan data dan penyajian data dalam bentuk tabel, grafik-grafik maupun diagram-diagram (Boedijoewono, 2012: 11). Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data.


(47)

4. Mengklasifikasi Data

Penelitian ini menggunakan analisis statistik parametrik. Statistik non-parametrik adalah statistik bebas sebaran (tidak mensyaratkan bentuk

sebaran parameter populasi, baik normal atau tidak). Selain itu, statistik non-parametrik biasanya menggunakan skala pengukuran sosial, yakni nominal dan ordinal yang umumnya tidak terdistribusi normal. Metode untuk mengklasifikasikan data menggunakan metode seriaton secara kelompok. Metode ini digunakan untuk menyusun data dalam kelompok-kelompok berdasarkan kelas interval tertentu sehingga dapat diperoleh secara tepat data yang terkecil dan yang terbesar dan mengelompokkan data menjadi beberapa bagian apakah menjadi 2 bagian atau lebih (Boedijoewono, 2012: 35-36).

a. Mengklasifikasikan Data Dividen Kas

Ukuran data dividen kas berskala rasio, pada pengklasifikasian ini ukuran data dividen kas diubah menjadi skala ordinal. Skala ordinal mencakup ciri-ciri skala nominal ditambah suatu urutan (Cooper dan William, 1995). Semakin tinggi angka dividen kas berarti semakin tinggi pembagian dividen kas dalam perusahaan, sebaliknya semakin rendah angka dividen kas berarti semakin rendah pembagian dividen kas dalam perusahaan. Berdasarkan hal tersebut, peneliti mengklasifikasikan data dividen kas menjadi 4 kategori tingkatan yaitu sangat rendah, rendah, tinggi, dan sangat tinggi. Klasifikasi data dilakukan dengan membagi angka yang dihasilkan dari histogram, kemudian membuat kategori sebagai berikut:


(48)

Sangat rendah : 1 Rendah : 2 Tinggi : 3 Sangat tinggi : 4

b. Mengklasifikasikan Data Laba Akuntansi

Ukuran data laba akuntansi berskala rasio, pada pengklasifikasian ini ukuran data laba akuntansi diubah menjadi skala ordinal. Skala ordinal mencakup ciri-ciri skala nominal ditambah suatu urutan (Cooper dan William, 1995). Semakin tinggi angka laba akuntansi berarti semakin tinggi perolehan laba akuntansi dalam perusahaan, sebaliknya semakin rendah angka laba akuntansi berarti semakin rendah perolehan laba akuntansi dalam perusahaan. Berdasarkan hal tersebut, peneliti mengklasifikasikan data laba akuntansi menjadi 4 kategori tingkatan yaitu sangat rendah, rendah, tinggi, dan sangat tinggi. Klasifikasi data dilakukan dengan membagi angka yang dihasilkan dari histogram, kemudian membuat kategori sebagai berikut:

Sangat rendah : 1 Rendah : 2 Tinggi : 3 Sangat tinggi : 4


(49)

c. Mengklasifikasikan Data Market to Book Value of Asset (Proksi Investment Opportunity Set)

Ukuran data MKTBA berskala rasio, pada pengklasifikasian ini ukuran data MKTBA diubah menjadi skala ordinal. Skala ordinal mencakup ciri-ciri skala nominal ditambah suatu urutan (Cooper dan William, 1995). Semakin tinggi angka MKTBA berarti semakin tinggi nilai MKTBA dalam perusahaan, sebaliknya semakin rendah angka MKTBA berarti semakin rendah nilai MKTBA dalam perusahaan. Berdasarkan hal tersebut, peneliti mengklasifikasikan data MKTBA menjadi 4 kategori tingkatan yaitu sangat rendah, rendah, tinggi, dan sangat tinggi. Klasifikasi data dilakukan dengan membagi angka yang dihasilkan dari histogram, kemudian membuat kategori sebagai berikut:

Sangat rendah : 1 Rendah : 2 Tinggi : 3 Sangat tinggi : 4

d. Mengklasifikasikan Data Current Ratio

Ukuran data current ratio berskala rasio, pada pengklasifikasian ini ukuran data current ratio diubah menjadi skala ordinal. Skala ordinal mencakup ciri-ciri skala nominal ditambah suatu urutan (Cooper dan William, 1995). Semakin tinggi angka current ratio berarti semakin lancar perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek, sebaliknya semakin rendah angka current ratio berarti semakin tidak lancar


(50)

perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek. Berdasarkan hal tersebut, peneliti mengklasifikasikan data current ratio menjadi 4 kategori tingkatan yaitu sangat tidak lancar, tidak lancar, lancar, dan sangat lancar. Klasifikasi data dilakukan dengan membagi angka yang dihasilkan dari histogram, kemudian membuat kategori sebagai berikut:

Sangat tidak lancar : 1 Tidak Lancar : 2 Lancar : 3 Sangat Lancar : 4

5. Melakukan Analisis Tabulasi Silang (Crosstabs)

Analisis tabulasi silang (crosstabs) menyajikan data dalam bentuk tabulasi yang meliputi baris dan kolom dan data untuk penyajian crosstabs adalah data berskala nominal, ordinal atau kategori (Ghozali, 2011).

6. Menarik kesimpulan

Kesimpulan pada penelitian ini adalah hasil analisis pada tabel tabulasi silang (crosstabs) antara variabel dengan melihat kekuatan hubungan dan arah hubungan berdasarkan nilai Spearman’s rho. Menurut Cooper dan William (1995) korelasi Spearman’s rho menghubungkan peringkat antara dua variabel yang sudah diurutkan. Adapun langkah-langkah untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut:

a. Menguji tingkat signifikan

Penelitian ini akan menggunakan tingkat signifikan sebesar 5% dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%. Menguji tingkat signifikan dengan


(51)

melihat nilai approximate significance. Approximate significance menunjukkan probabilitas atau peluang kesalahan. Jika nilai approximate significance > 0,05, maka tidak terdapat hubungan antara

kedua variabel. Sebaliknya, jika nilai approximate significance < 0,05, maka terdapat hubungan antara kedua variabel. Berdasarkan hal tersebut, analisis data akan dilanjutkan dengan menguji kekuatan dan arah hubungan.

b. Menguji kekuatan hubungan dan arah hubungan

Menguji kekuatan hubungan, maka kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2012: 163):

Tabel 3. Kriteria Pengujian Kekuatan Hubungan antara Variabel (Berdasarkan nilai Koefisien Korelasi Spearman’s rho)

Nilai Spearman’s rho (+ dan -) Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Lemah 0,20 – 0,399 Lemah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,00 Sangat Kuat

Jika koefisien korelasi positif, maka kedua variabel mempunyai hubungan positif atau searah. Hal ini berarti nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan tinggi pula. Sebaliknya, jika koefisien korelasi negatif, maka kedua variabel mempunyai hubungan negatif atau terbalik. Hal ini berarti nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan menjadi rendah dan berlaku sebaliknya.


(52)

35

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Populasi Sasaran

Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari periode tahun 2010-2014. Subjek penelitian adalah seluruh perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia. Sedangkan objek penelitian

ini adalah laporan keuangan yang diungkapkan oleh perusahaan manufaktur yang dapat di unduh pada website BEI tersebut. Populasi sasaran pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010, 2011, 2012, 2013, dan 2014. Kriteria populasi sasaran dapat dijelaskan dengan tabel berikut:

Tabel 4.1 Kriteria Pemilihan Populasi Sasaran

Kriteria Populasi Sasaran Jumlah Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

selama periode tahun 2010-2014.

128

Perusahaan manufaktur yang tidak secara berturut-turut melaporkan laporan keuangan selama periode tahun 2010-2014.

(38)

Perusahaan manufaktur yang menggunakan mata uang US$. (18) Perusahaan manufaktur yang tidak mendapatkan laba bersih selama

periode tahun 2010-2014. (21)

Perusahaan manufaktur yang tidak membagikan dividen selama periode tahun 2010-2014.

(31)


(53)

Berdasarkan kriteria yang ditentukan oleh peneliti, terdapat 20 perusahaan manufaktur yang data sesuai dengan kebutuhan penelitian. Kode dan nama perusahaan yang menjadi populasi sasaran penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Populasi Sasaran Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2010-2014

Sumber: data sekunder yang diolah, 2016

No. Kode Emiten Nama Emiten 1 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk 2 AUTO Astra Auto Part Tbk

3 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 4 DLTA Delta Djakarta Tbk

5 GGRM Gudang Garam Tbk 6 GJTL Gajah Tunggal Tbk

7 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk 8 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 9 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk 10 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk 11 KLBF Kalbe Farma Tbk

12 LION Lion Metal Works Tbk 13 LMSH Lionmesh Prima Tbk 14 MEREK Merck Tbk

15 MYOR Mayora Indah Tbk 16 SMGR Semen Indonesia Tbk 17 SMSM Selamat Sempurna Tbk 18 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk 19 TRST Trias Sentosa Tbk


(54)

B. Profil Perusahaan

Tabel-tabel di bawah ini merupakan profil perusahaan manufaktur yang menjadi populasi sasaran pada penelitian ini.

PT Asahimas Flat Glass Tbk

Nama Asahimas Flat Glass Tbk

Kode AMFG

Alamat Kantor Jl Ancol IX/5, Ancol Barat Jakarta 14430 Alamat Email corporate-secretary@amfg.co.id;

hendrik-adrianto@amfg.co.id No. Telepon (021) 6904041 ext 1042 Bidang Usaha Utama Ceramics, Glass, Porcelain

Sektor BASIC INDUSTRY AND CHEMICALS Sub Sektor CERAMICS, GLASS, PORCELAIN

PT Astra Otoparts Tbk

Nama Astra Otoparts Tbk

Kode AUTO

Alamat Kantor Jl. Raya Pegangsaan Dua Km 2.2 Kelapa Gading Jakarta 14250

Alamat Email investor@component.astra.co.id No. Telepon (021) 4603550, 4607025

Bidang Usaha Utama Automotive and Components

Sektor INFRASTRUCTURE, UTILITIES AND TRANSPORTATION

Sub Sektor OTHERS INFRASTRUCTURE, UTILITIES AND TRANSPORTATION

PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk

Nama Charoen Pokphand Indonesia Tbk

Kode CPIN

Alamat Kantor Jl. Ancol VIII/1 Jakarta 14430 Alamat Email hadijanto@cp.co.id

No. Telepon 021-691 9999 Bidang Usaha Utama Animal Feed

Sektor BASIC INDUSTRY AND CHEMICALS Sub Sektor ANIMAL FEED


(55)

PT Delta Djakarta Tbk

Nama Delta Djakarta Tbk

Kode DLTA

Alamat Kantor Jl. Inspeksi Tarum Barat, Desa Setiadharma, Kec. Tambun Bekasi Timur

Alamat Email Eddie@deltajkt.co.id

No. Telepon 021- 882-25-20, 880-05-11, 916-30-85 Bidang Usaha Utama Industri air minum dalam kemasan Sektor CONSUMER GOODS INDUSTRY Sub Sektor FOOD AND BEVERAGES

PT Gudang Garam Tbk

Nama Gudang Garam Tbk

Kode GGRM

Alamat Kantor Jl. Jend. A. Yani No. 79 Jakarta 1051 Alamat Email corporate_secretary@gudanggaramtbk.com No. Telepon (0354) 682-091,820-91-97, 681-555, (021)

420-24-60

Bidang Usaha Utama Industri Rokok

Sektor CONSUMER GOODS INDUSTRY Sub Sektor TOBACCO MANUFACTURERS

PT Gajah Tunggal Tbk

Nama Gajah Tunggal Tbk

Kode GJTL

Alamat Kantor Wisma Hayam Wuruk Lt. 10, Jl. Hayam Wuruk No. 8 Jakarta 10120

Alamat Email gajahjak@gt-tires.com;dradjat.tribrata@gt-tires.com

No. Telepon 021 - 3811102, 3459431, 3459302 Bidang Usaha Utama Automotive and Components

Sektor INFRASTRUCTURE, UTILITIES AND TRANSPORTATION


(56)

PT Champion Pasific Indonesia Tbk

Nama Champion Pacific Indonesia Tbk

Kode IGAR

Alamat Kantor Jl. Sultan Agung Km. 28,5 Bekasi 17133 Alamat Email corporate@champion.co.id;

bogi.dhina@champion.co.id; No. Telepon 021-8840040; 021-8841088 Bidang Usaha Utama Industri Kemasan Plastik

Sektor BASIC INDUSTRY AND CHEMICALS Sub Sektor PLASTICS & PACKAGING

PT Indofood Sukses Makmur Tbk

Nama Indofood Sukses Makmur Tbk

Kode INDF

Alamat Kantor Sudirman Plaza Indofood Tower Lt. 27 Jl. Jenderal Sudirman Kav. 76 - 78 Jakarta 12910

Alamat Email werianty@indofood.co.id;yvonne@indofood.co.id No. Telepon (021) 57958822

Bidang Usaha Utama Food and Beverages

Sektor CONSUMER GOODS INDUSTRY Sub Sektor FOOD AND BEVERAGES

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

Nama Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

Kode INTP

Alamat Kantor Wisma Indocement, Lt.8, Jl. Jend. Sudirman Kav.70-71 Jakarta

Alamat Email corpsec@indocement.co.id; corpadm@indocement.co.id No. Telepon 021- 2512121 021-5703817 Bidang Usaha Utama Produsen Semen

Sektor BASIC INDUSTRY AND CHEMICALS Sub Sektor CEMENT


(57)

PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk

Nama JAPFA Comfeed Indonesia Tbk

Kode JPFA

Alamat Kantor Wisma Millenia Lt. 7 Jl. MT Haryono Kav. 16 Jakarta 12810

Alamat Email christine@japfacomfeed.co.id;sugeng@japfacomfe ed.co.id

No. Telepon 021-8310308 Bidang Usaha Utama Animal Feed

Sektor BASIC INDUSTRY AND CHEMICALS Sub Sektor ANIMAL FEED

PT Kalbe Farma Tbk

Nama Kalbe Farma Tbk

Kode KLBF

Alamat Kantor Gedung KALBE Let.Jend Suprato Kav. 4 Jakarta Alamat Email info@kalbe.co.id

No. Telepon 42873888 Bidang Usaha Utama Farmasi

Sektor CONSUMER GOODS INDUSTRY Sub Sektor PHARMACEUTICALS

PT Lion Metal Works Tbk

Nama Lion Metal Works Tbk

Kode LION

Alamat Kantor Jl. Raya Bekasi Km. 24,5 Cakung Jakarta Alamat Email ptlion@rad.net.id

No. Telepon (021) 4600784

Bidang Usaha Utama Metal and Alied Products

Sektor BASIC INDUSTRY AND CHEMICALS Sub Sektor METAL AND ALLIED PRODUCTS


(58)

PT Merck Tbk

Nama Merck Tbk

Kode MERK

Alamat Kantor Jl. TB. Simatupang No. 8, Pasar Rebo, Jakarta Timur

Alamat Email margaretha.manik@merckgroup.com No. Telepon 28565600

Bidang Usaha Utama Industri Farmasi

Sektor MISCELLANEOUS INDUSTRY Sub Sektor OTHERS

PT Mayora Indah Tbk

Nama Mayora Indah Tbk

Kode MYOR

Alamat Kantor Jl.Tomang Raya No. 21-23 Jakarta

Alamat Email Hermawan@mayora.co.id;yuni@mayora.co.id No. Telepon 565-53-11/20/22; 566 30-37, 619-14-99 Bidang Usaha Utama Industri Makanan Ringan

Sektor CONSUMER GOODS INDUSTRY Sub Sektor FOOD AND BEVERAGES

PT Semen Indonesia Tbk

Nama Semen Indonesia (Persero) Tbk

Kode SMGR

Alamat Kantor Gedung Utama Semen Gresik Jl. Veteran Gresik 61122

Alamat Email corp.sec@sg.sggrp.com; agungw@sg.sggrp.com; szuhri@sg.sggrp.com

No. Telepon 021-5261174; 031-3981731 Bidang Usaha Utama Produsen Semen

Sektor BASIC INDUSTRY AND CHEMICALS Sub Sektor CEMENT


(59)

PT Selamat Sempurna Tbk

Nama Selamat Sempurna Tbk

Kode SMSM

Alamat Kantor Wisma ADR Jl Pluit Raya I No. 1 Jakarta Alamat Email andri.pribadi@adr-group.com

No. Telepon (021) 661-00-33, 669-02-44. Ibu Lidia: Ext 327 Bidang Usaha Utama Automotive and Components

Sektor TRADE, SERVICES & INVESTMENT

Sub Sektor OTHERS TRADE, SERVICES & INVESTMENT

PT Surya Toto Indonesia Tbk

Nama Surya Toto Indonesia Tbk

Kode TOTO

Alamat Kantor Jl. Tomang Raya No. 18 Jakarta 11430 Alamat Email juliawan@toto.co.id

No. Telepon 021-29298686

Bidang Usaha Utama Basic Industry and Chemicals - Cement Sektor BASIC INDUSTRY AND CHEMICALS Sub Sektor CERAMICS, GLASS, PORCELAIN

PT Trias Sentosa Tbk

Nama Trias Sentosa Tbk

Kode TRST

Alamat Kantor Head Office: Desa Keboharan, Km 26 Krian,Sidoarjo 61262 Indonesia

Alamat Email adrian.wibisono@trst.co.id; ekoin@trst.co.id No. Telepon 031 8975825

Bidang Usaha Utama Industri Manufaktur Plastik

Sektor BASIC INDUSTRY AND CHEMICALS Sub Sektor PLASTICS & PACKAGING


(60)

PT Tempo Scan Pasific Tbk

Nama Tempo Scan Pacific Tbk

Kode TSPC

Alamat Kantor Gedung Tempo Scan Tower Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 3-4 Jakarta 12950

Alamat Email investorrelation@thetempogroup.com No. Telepon 2921-8888 (5438)

Bidang Usaha Utama Industri Farmasi

Sektor MISCELLANEOUS INDUSTRY Sub Sektor OTHERS


(1)

LAMPIRAN VII

PENGKLASIFIKASIAN LABA AKUNTANSI

No. Kode Emiten

2010

2011

2012

2013

2014

1 AMFG

1

1

1

1

1

2 AUTO

1

1

1

1

1

3 CPIN

2

2

2

2

2

4 DLTA

1

1

1

1

1

5 GGRM

4

4

4

4

4

6 GJTL

1

1

1

1

1

7 IGAR

1

1

1

1

1

8 INDF

4

4

4

3

4

9 INTP

3

3

4

4

4

10 JPFA

1

1

1

1

1

11 KLBF

1

2

2

2

2

12 LION

1

1

1

1

1

13 LMSH

1

1

1

1

1

14 MERK

1

1

1

1

1

15 MYOR

1

1

1

1

1

16 SMGR

3

3

4

4

4

17 SMSM

1

1

1

1

1

18 TOTO

1

1

1

1

1

19 TRST

1

1

1

1

1

20 TSPC

1

1

1

1

1

1

= Sangat rendah

2

= Rendah

3

= Tinggi

4

= Sangat tinggi


(2)

LAMPIRAN VIII

PENGKLASIFIKASIAN MARKET TO BOOK VALUE OF ASSET

No. Kode Emiten

2010

2011

2012

2013

2014

1 AMFG

1

1

1

1

1

2 AUTO

2

2

1

1

1

3 CPIN

4

4

3

3

1

4 DLTA

2

2

4

4

2

5 GGRM

2

2

2

1

1

6 GJTL

1

1

1

1

1

7 IGAR

4

1

1

1

1

8 INDF

2

1

1

1

1

9 INTP

3

2

3

2

2

10 JPFA

1

1

1

1

1

11 KLBF

3

3

4

3

2

12 LION

1

1

1

1

1

13 LMSH

1

1

1

1

1

14 MERK

3

3

4

4

2

15 MYOR

2

2

2

2

1

16 SMGR

3

2

3

2

1

17 SMSM

1

2

2

2

1

18 TOTO

2

2

2

2

1

19 TRST

1

1

1

1

1

20 TSPC

2

2

3

2

1

1

= Sangat rendah

2

= Rendah

3

= Tinggi

4

= Sangat tinggi


(3)

LAMPIRAN IX

PENGKLASIFIKASIAN CURRENT RATIO

No. Kode Emiten

2010

2011

2012

2013

2014

1 AMFG

2

3

2

3

3

2 AUTO

1

1

1

1

1

3 CPIN

2

2

2

2

2

4 DLTA

4

4

3

3

3

5 GGRM

2

1

2

1

1

6 GJTL

1

1

1

2

2

7 IGAR

4

3

2

2

3

8 INDF

2

1

2

1

1

9 INTP

3

4

4

4

3

10 JPFA

2

1

1

2

1

11 KLBF

3

2

2

2

2

12 LION

4

4

4

4

2

13 LMSH

2

2

3

3

3

14 MERK

4

4

2

2

3

15 MYOR

2

2

2

2

1

16 SMGR

2

2

1

1

2

17 SMSM

2

2

2

2

2

18 TOTO

2

1

2

2

2

19 TRST

1

1

1

1

1

20 TSPC

2

2

2

2

2

1

= Sangat tidak lancar

2

= Tidak lancar

3

= Lancar


(4)

LAMPIRAN X

ANALISIS TABULASI SILANG

LABA AKUNTANSI DENGAN DIVIDEN KAS

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Klasifikasi Dividen *

Klasifikasi Laba Akuntansi 100 100,0% 0 0,0% 100 100,0%

Klasifikasi Dividen * Klasifikasi Laba Akuntansi Crosstabulation Count

Klasifikasi Laba Akuntansi

Total

1,00 2,00 3,00 4,00

Klasifikasi Dividen 1,00 69 0 0 0 69

2,00 2 9 2 2 15

3,00 0 0 2 3 5

4,00 0 0 1 10 11

Total 71 9 5 15 100

Symmetric Measures

Value

Asymptotic Standardized

Errora Approximate Tb

Approximate Significance

Interval by Interval Pearson's R ,935 ,023 26,060 ,000c

Ordinal by Ordinal Spearman

Correlation ,960 ,022 34,049 ,000c

N of Valid Cases 100

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c. Based on normal approximation.


(5)

ANALISIS TABULASI SILANG

MARKET TO BOOK VALUE OF ASSET DENGAN DIVIDEN KAS

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Klasifikasi Dividen * Klasifikasi Market to Book Value of Asset

100 100,0% 0 0,0% 100 100,0%

Klasifikasi Dividen * Klasifikasi Market to Book Value of Asset Crosstabulation Count

Klasifikasi Market to Book Value of Asset

Total

1,00 2,00 3,00 4,00

Klasifikasi Dividen 1,00 41 19 4 5 69

2,00 2 4 6 3 15

3,00 2 2 1 0 5

4,00 5 5 1 0 11

Total 50 30 12 8 100

Symmetric Measures

Value

Asymptotic Standardize

d Errora Approximate Tb

Approximate Significance

Interval by Interval Pearson's R ,093 ,083 ,921 ,359c

Ordinal by Ordinal Spearman

Correlation ,244 ,096 2,493 ,014c

N of Valid Cases 100

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c. Based on normal approximation.


(6)

ANALISIS TABULASI SILANG

CURRENT RATIO DENGAN DIVIDEN KAS

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Klasifikasi Dividen *

Klasifikasi Current Ratio 100 100,0% 0 0,0% 100 100,0%

Klasifikasi Dividen * Klasifikasi Current Ratio Crosstabulation Count

Klasifikasi Current Ratio

Total

1,00 2,00 3,00 4,00

Klasifikasi Dividen 1,00 16 31 13 9 69

2,00 2 10 1 2 15

3,00 2 3 0 0 5

4,00 6 3 1 1 11

Total 26 47 15 12 100

Symmetric Measures

Value

Asymptotic Standardized

Errora Approximate Tb

Approximate Significance

Interval by Interval Pearson's R -,187 ,099 -1,888 ,062c

Ordinal by Ordinal Spearman

Correlation -,176 ,099 -1,772 ,079c

N of Valid Cases 100

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c. Based on normal approximation.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Profitabilitas, Free Cash Flow dan Investment Opportunity Set terhadap Cash Dividend dengan Likuiditas sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008 - 2011

1 64 141

Pengaruh Kemampulabaan Dan Invesment Opportunity Set Serta Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

1 37 96

Pengaruh Investment Opportunity Set, Return on Investment, dan Net Profit Margin Terhadap Devidend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010

0 34 89

Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Investment Opportunity Set, Free Cash Flow, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI)

1 46 91

Pengaruh Investment Opportunity Set dan Profitabilitas terhadap Return Saham dan Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 59 170

Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

5 70 119

Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set Terhadap Cash Dividend Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013

1 49 103

Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS), Voluntary Disclosure, Leverage dan Likuiditas Terhadap Kualitas Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2010-2014)

0 16 193

Analisis Pengaruh Investment Opportunity Set, Kebijakan Dividen, Firm Size Dan Return On Equity Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Periode 2010 - 2014)

1 16 143

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, LIKUIDITAS DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2015)

0 3 116