44
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data
1. Pengumpulan Data
Data mengenai dividen kas perusahaan manufaktur dapat dilihat pada bagian lampiran II. Data mengenai laba akuntansi dapat dilihat pada bagian
lampiran III. Data mengenai investment opportunity set dengan proksi market to book value of asset MKTBA berupa jumlah lembar saham,
harga penutupan saham, total aset dan total ekuitas dapat dilihat pada lampiran IV. Data mengenai likuiditas dengan proksi current ratio berupa
aktiva lancar dan utang lancar dapat dilihat pada bagian lampiran V. Data mengenai pengklasifikasian dividen kas dapat dilihat pada lampiran VI.
Data mengenai pengklasifikasian laba akuntansi dapat dilihat pada lampiran VII. Data mengenai pengklasifikasian market to book value of asset
MKTBA dapat dilihat pada lampiran VIII. Data mengenai pengklasifikasian current ratio dapat dilihat pada lampiran IX. Hasil
analisis tabulasi silang dapat dilihat pada lampiran X. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Penghitungan Dividen Kas, Laba Akuntansi, Market to Book Value of Asset
MKTBA dan Current Ratio CR a.
Penghitungan Dividen Kas Hasil penghitungan dividen kas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 5.1 Penghitungan Dividen Kas
No. Kode
Emiten DIVIDEN KAS Rp
2010 2011
2012
1 AMFG
34.720.000.000 34.720.000.000
34.720.000.000 2
AUTO 506.130.000.000
456.525.109.760 404.857.572.000
3 CPIN
643.774.000.000 652.640.000.000
688.716.000.000 4
DLTA 152.095.561.000
171.895.005.000 187.830.906.000
5 GGRM 1.250.657.000.000 1.727.450.000.000 1.924.088.000.000
6 GJTL
59.097.000.000 44.622.000.000
34.770.000.000 7
IGAR 2.904.849.877
48.435.607.389 91.546.184.457
8 INDF
816.580.000.000 1.167.797.000.000 1.536.575.000.000 9
INTP 827.946.000.000
967.786.000.000 827.946.000.000
10 JPFA
10.359.000.000 756.182.000.000
159.604.000.000 11
KLBF 234.375.610.551
549.527.564.394 890.627.320.090
12 LION
6.406.073.525 10.204.577.000
15.332.542.500 13
LMSH 288.691.575
467.731.875 700.925.450
14 MERK
109.725.898.000 99.810.638.000
185.699.699.000 15
MYOR 84.658.400.000
84.658.400.000 99.655.920.000
16 SMGR
1.472.581.786.000 1.472.581.786.000 1.962.720.885.000 17
SMSM 129.570.197.400
115.173.509.385 187.156.951.800
18 TOTO
122.960.368.892 56.792.731.001
99.076.072.973 19
TRST 43.347.786.334
61.846.747.657 55.902.643.125
20 TSPC
270.000.000.000 215.251.540.000
260.838.811.350
Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
Tabel 5.1 Penghitungan Dividen Kas Lanjutan
No. Kode
Emiten Dividen Kas Rp
2013 2014
1 AMFG
34.720.000.000 34.720.000.000
2 AUTO
419.316.771.000 402.447.705.500
3 CPIN
754.308.000.000 754.308.000.000
4 DLTA
191.869.037.000 192.158.000.000
5 GGRM 1.539.270.000.000 1.539.270.000.000
6 GJTL
93.873.000.000 34.799.000.000
7 IGAR
38.757.163.920 9.688.367.980
8 INDF
1.624.380.000.000 1.246.821.000.000 9
INTP 1.658.442.000.000 2.312.009.000.000
10 JPFA
212.804.000.000 106.402.000.000
11 KLBF
890.627.320.090 796.877.075.870
12 LION
20.557.419.062 20.525.197.750
13 LMSH
1.123.104.535 2.158.305.750
14 MERK
79.356.638.000 139.752.919.000
15 MYOR
176.314.320.000 205.700.037.470
16 SMGR
2.181.263.329.000 2.416.611.132.000 17
SMSM 122.372.000.000
223.149.000.000 18
TOTO 97.615.308.360
148.219.335.698 19
TRST 27.914.034.588
14.022.810.098 20
TSPC 260.777.123.850
261.013.141.350
Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
b. Penghitungan Laba Akuntansi
Tabel berikut ini merupakan hasil penghitungan laba akuntansi: Tabel 5.2 Penghitungan Laba Akuntansi
No. Kode
Emiten Laba Akuntansi Rp
2010 2011
2012
1 AMFG
439.009.000.000 446.661.000.000
463.812.000.000 2
AUTO 1.394.261.000.000 1.255.083.000.000 1.263.368.000.000
3 CPIN
2.818.227.000.000 2.974.580.000.000 3.376.499.000.000 4
DLTA 192.972.439.000
204.871.170.000 287.505.070.000
5 GGRM 5.631.296.000.000 6.614.971.000.000 5.530.646.000.000
6 GJTL
1.120.440.000.000 855.681.000.000 1.457.400.000.000
7 IGAR
68.891.685.165 55.322.166.080
58.881.731.387 8
INDF 5.432.375.000.000 6.352.389.000.000 6.316.960.000.000
9 INTP
4.248.476.000.000 4.708.156.000.000 6.239.550.000.000 10
JPFA 1.436.855.000.000
872.309.000.000 1.364.891.000.000 11
KLBF 1.770.434.609.435 1.987.259.361.668 2.308.017.092.492
12 LION
50.270.400.829 67.194.615.167
103.652.045.381 13
LMSH 10.316.267.000
15.147.641.116 45.070.617.424
14 MERK
157.318.093.000 283.226.816.000
145.914.877.000 15
MYOR 658.358.847.453
626.440.817.709 959.815.066.914
16 SMGR
4.722.623.381.000 5.089.952.338.000 6.287.454.009.000 17
SMSM 204.764.888.090
279.598.030.634 369.687.759.532
18 TOTO
260.026.707.893 293.026.805.000
336.281.961.008 19
TRST 175.300.786.505
180.428.671.520 80.748.964.071
20 TSPC
629.492.861.436 740.100.267.340
812.379.718.258
Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
Tabel 5.2 Penghitungan Laba Akuntansi Lanjutan
No. Kode
Emiten Laba Akuntansi Rp
2013 2014
1 AMFG
450.753.000.000 597.807.000.000
2 AUTO
1.268.604.000.000 1.108.055.000.000 3
CPIN 3.451.333.000.000 2.106.892.000.000
4 DLTA
358.395.988.000 379.519.000.000
5 GGRM 5.936.204.000.000 7.205.845.000.000
6 GJTL
166.473.000.000 394.059.000.000
7 IGAR
48.442.303.122 75.826.220.743
8 INDF
4.666.958.000.000 6.229.297.000.000 9
INTP 6.595.154.000.000 6.789.602.000.000
10 JPFA
895.947.000.000 542.549.000.000
11 KLBF
2.572.522.717.231 2.763.700.548.048 12
LION 85.027.065.076
62.857.739.316 13
LMSH 19.437.691.207
11.006.796.283 14
MERK 234.707.739.000
205.058.431.000 15
MYOR 1.356.073.496.557 326.361.377.187
16 SMGR
6.920.399.734.000 7.090.765.967.000 17
SMSM 458.595.417.885
541.150.000.000 18
TOTO 323.204.864.975
381.882.728.642 19
TRST 72.553.777.173
63.101.740.322 20
TSPC 829.935.403.086
742.732.619.498
Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
c. Penghitungan Market to Book Value of Asset MKTBA
Hasil penghitungan market to book value of asset MKTBA dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.3 Penghitungan Market to Book Value of Asset
No. Kode
Emiten 2010 2011 2012 2013 2014
1 AMFG
1,28 1,26
1,37 1,08
0,83 2
AUTO 2,23
2,20 1,99
1,64 1,04
3 CPIN
6,54 6,55
5,18 3,89
1,92 4
DLTA 2,90
2,74 5,68
7,24 2,17
5 GGRM
2,81 3,43
2,61 1,59
1,75 6
GJTL 1,43
1,52 1,18
1,01 1,13
7 IGAR
6,38 1,59
1,49 1,15
0,88 8
INDF 2,30
1,36 1,29
1,25 1,04
9 INTP
3,97 3,59
3,78 2,77
2,17 10
JPFA 0,93
1,50 1,76
1,52 1,08
11 KLBF
4,93 4,96
5,93 5,43
2,87 12
LION 0,80
0,92 0,27
1,42 0,59
13 LMSH
0,99 0,91
0,32 0,76
0,50 14
MEREK 5,14
5,23 6,25
6,34 3,24
15 MYOR
2,42 2,29
2,48 2,99
1,40 16
SMGR 3,82
3,71 3,85
3,02 1,90 17
SMSM 1,96
2,13 2,75
3,33 1,22 18
TOTO 2,19
2,28 2,57
2,59 1,35 19
TRST 0,76
0,89 0,82
0,69 0,69 20
TSPC 2,42
2,98 3,89
2,99 1,64
Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
d. Penghitungan Current Ratio
Hasil penghitungan current ratio dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.4 Penghitungan Current Ratio
No. Kode
Emiten 2010 2011 2012 2013 2014
1 AMFG
3,94 4,42 3,89 4,18
5,68 2
AUTO 1,76
1,35 1,16 1,89 1,33
3 CPIN
2,71 3,59 3,31 3,79
2,24 4
DLTA 6,33
6,01 5,26 4,71 4,47
5 GGRM
2,43 1,69 2,17 1,72
1,62 6
GJTL 1,70
1,75 1,72 2,31 2,02
7 IGAR
6,61 5,77 3,77 2,95
4,12 8
INDF 2,04
1,91 2,05 1,67 1,81
9 INTP
5,55 6,99 6,03 6,15
4,93 10
JPFA 2,63
1,59 1,82 2,06 1,77
11 KLBF
4,39 3,65 3,41 2,44
3,40 12
LION 9,44
7,10 9,34 6,73 3,69
13 LMSH
2,44 2,35 4,07 4,20
5,57 14
MERK 9,35
7,52 3,87 3,98 4,59
15 MYOR
2,58 2,22 2,76 2,44
1,50 16
SMGR 2,92
2,65 1,71 1,88 2,21
17 SMSM
2,17 2,72 2,05 2,10
2,11 18
TOTO 2,03
1,88 2,15 2,19 2,11
19 TRST
1,24 1,39 1,30 1,14 1,24 20
TSPC 3,37 3,08 3,09 2,96 3,00
Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
3. Statistik Deskriptif
Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan program IBM SPSS Statistics 23. Hasil statistik deskriptif variabel dividen kas, laba akuntansi,
market to book value of asset proksi invesment opportunity set, dan current ratio proksi likuiditas dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Statistik Deskriptif Dividen Kas
Tabel berikut ini merupakan hasil statistik deskriptif variabel kebijakan dividen kas.
Tabel 5.5 Statistik Deskriptif Dividen Kas
Dividen Kas N
Valid 100
Missing
Range 2.416.322.440.425
Minimum 288.691.575
Maximum 2.416.611.132.000
Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 5.5, terdapat 100 data valid dan tidak ada data missing. Data missing 0 menjelaskan tidak ada nilai atau data yang
hilang. Range, perbedaan jarak antara nilai maksimum dan minimum, sebesar Rp 2.416.322.440.425. Hal ini menunjukkan bahwa dividen kas
memiliki sebaran data yang luas. 1
Dividen Kas Sangat Rendah Berdasarkan tabel 5.5, pembagian dividen kas yang sangat rendah
adalah Rp 288.691.575. Angka dividen kas tersebut diperoleh oleh perusahaan Lionmesh Prima Tbk pada tahun 2010. Berdasarkan data
penelitian ini, perkembangan pembagian dividen kas selama tahun 2010-2014 mengalami tren peningkatan yang positif, walaupun
tergolong paling rendah bila dibandingkan dengan perusahaan manufaktur lainnya. Selama periode penelitian, perolehan laba
bersih Lionmesh Prima Tbk mengalami perkembangan yang fluktuatif. Hal ini ditandai dengan peningkatan laba bersih oleh
perusahaan pada tahun 2010-2012, tetapi pada tahun 2013-2014 perusahaan mengalami penurunan laba yang cukup tajam.
Walaupun Lionmesh Prima mengalami perkembangan laba bersih yang fluktuatif, tetapi hal ini tidak mempengaruhi pembagian
dividen kas. Bahkan perusahaan mampu melakukan peningkatan dividen kas cukup tinggi.
2 Dividen Kas Sangat Tinggi
Pembagian dividen kas yang sangat tinggi adalah Rp 2.416.611.132.000. Angka dividen kas tersebut diperoleh oleh
perusahaan Semen Indonesia Tbk pada tahun 2014. Semen Indonesia Tbk merupakan produsen semen yang terbesar di
Indonesia. Semen Indonesia Tbk mempunyai angka yang sangat tinggi dibandingkan dengan perusahaan manufaktur yang menjadi
populasi sasaran pada penelitian ini. Selain pembagian dividen kas perusahaan yang sangat tinggi, perkembangan pembagian dividen
kas selama tahun 2010-2014 mengalami tren positif. Selama tahun penelitian, perolehan laba bersih Semen Indonesia Tbk mengalami
peningkatan secara berkesinambungan. Hal tersebut disebabkan oleh perolehan laba perusahaan yang meningkat sehingga
pembagian dividen kas kepada pemilik saham juga mengalami peningkatan.
3 Histogram Dividen Kas
Secara visual, dividen kas dapat dijelaskan dengan gambar histogram berikut:
Gambar 5.1: Histogram Dividen Kas Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
Histogram merupakan tampilan bentuk grafis untuk menunjukkan distribusi data secara visual atau seberapa sering suatu
nilai yang berbeda itu terjadi dalam suatu kumpulan data. Berdasarkan histogram, peneliti dapat mengklasifikasi data dividen
kas. Berdasarkan gambar 5.1, yang membagikan dividen kas sebesar Rp 0
– Rp 500.000.000.000 terdapat 69 perusahaan. Membagikan dividen kas sebesar Rp 500.000.000.000
– Rp 1.000.000.000.000 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terdapat 15 perusahaan. Membagikan dividen kas sebesar Rp 1.000.000.000.000
– Rp 1.500.000.000.000 terdapat 5 perusahaan. Membagikan dividen kas sebesar Rp 1.500.000.000.000
– Rp 2.000.000.000.000 terdapat 8 perusahaan. Membagikan dividen kas
sebesar Rp 2.000.000.000.000 – Rp 2.500.000.000.000 terdapat 3
perusahaan. Berdasarkan
penjelasan tersebut,
peneliti mengklasifikasikan dividen kas dengan kategori sebagai berikut
dalam milyar Rupiah. Rp 0
– ≤ Rp 500 : Sangat rendah
Rp 500 – ≤ Rp 1.000
: Rendah Rp 1.000
– ≤ Rp 1.500 : Tinggi
Rp 1.500 : Sangat tinggi
Hasil pengklasifikasian dividen kas dapat dilihat pada lampiran VI. Berikut ini adalah tabel dividen kas setelah diklasifikasikan.
Tabel 5.6 Tabel Dividen Kas
Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 5.6, sebanyak 69 perusahaan atau 69 dari keseluruhan perusahaan membagikan dividen kas sangat rendah.
Sebanyak 15 perusahaan atau 15 dari keseluruhan perusahaan membagikan dividen kas rendah. Sebanyak 5 perusahaan atau 5
dari keseluruhan perusahaan membagikan dividen kas tinggi.
Frequency Percent
Sangat rendah 69
69,0 Rendah
15 15,0
Tinggi 5
5,0 Sangat tinggi
11 11,0
Total 100
100,0 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sebanyak 11 perusahaan atau 11 dari keseluruhan perusahaan membagikan dividen kas sangat tinggi.
b. Statistik Deskriptif Laba Akuntansi
Tabel di bawah ini merupakan hasil statistik deskriptif variabel laba akuntansi.
Tabel 5.7 Statistik Deskriptif Laba Akuntansi
Laba Akuntansi N
Valid 100
Missing
Range
7.195.528.733.000
Minimum 10.316.267.000
Maximum
7.205.845.000.000
Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 5.7, terdapat 100 data valid dan tidak ada data missing. Data missing 0 menjelaskan tidak ada nilai atau data yang
hilang. Range, perbedaan jarak antara nilai maksimum dan minimum, sebesar Rp 7.195.528.733.000. Hal ini menunjukkan bahwa laba
akuntansi memiliki sebaran data yang luas. 1
Laba Akuntansi Sangat Rendah Berdasarkan tabel 5.7, perolehan laba akuntansi yang sangat rendah
adalah Rp 10.316.267.000. Angka laba akuntansi tersebut diperoleh oleh perusahaan Lionmesh Prima Tbk pada tahun 2010.
Berdasarkan data pada penelitian ini, perkembangan perolehan laba akuntansi selama tahun 2010-2014 mengalami perkembangan yang
fluktuatif. Selama tahun 2010-2012 perolehan laba akuntansi Lionmesh Prima Tbk mengalami peningkatan, sedangkan pada
tahun 2013-2014 mengalami penurunan. Permasalahan menurunnya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perolehan laba akuntansi dikarenakan adanya kenaikan pada bahan baku dan beban operasi perusahaan yang menyebabkan perolehan
laba menjadi rendah atau menurun. 2
Laba Akuntansi Sangat Tinggi Perolehan laba akuntansi yang sangat tinggi adalah Rp
7.205.845.000.000. Angka laba akuntansi tersebut diperoleh oleh perusahaan Gudang Garam Tbk pada tahun 2014. Gudang Garam
Tbk merupakan perusahaan produsen rokok populer asal Indonesia. Walaupun pembagian laba akuntansi perusahaan sangat tinggi,
tetapi perkembangan perolehan laba akuntansi selama tahun 2010- 2014 mengalami tren yang fluktuatif. Perolehan laba akuntansi
Gudang Garam Tbk mengalami peningkatan dan penurunan. Hal tersebut disebabkan oleh kinerja keuangan perusahaan yang
membaik dan
setiap perusahaan
manufaktur mengalami
pertumbuhan penjualan yang tinggi. Sebaliknya, perolehan laba akuntansi yang menurun dikarenakan adanya penurunan penjualan,
kenaikan pada bahan baku dan beban operasi perusahaan. Hal ini menyebabkan perolehan laba menjadi rendah atau menurun.
3 Histogram Laba Akuntansi
Secara visual, laba akuntansi dapat dijelaskan dengan gambar histogram berikut:
Gambar 5.2: Histogram Laba Akuntansi Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
Histogram merupakan tampilan bentuk grafis untuk menunjukkan distribusi data secara visual atau seberapa sering suatu
nilai yang berbeda itu terjadi dalam suatu kumpulan data. Berdasarkan histogram, peneliti dapat mengklasifikasi data laba
akuntansi. Berdasarkan gambar 5.2, perolehan laba akuntansi sebesar Rp 0
– Rp 2.000.000.000.000 terdapat 72 perusahaan. Perolehan laba akuntansi sebesar Rp 2.000.000.000.000
– Rp PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.000.000.000.000 terdapat 8 perusahaan. Perolehan laba akuntansi sebesar Rp 4.000.000.000.000
– Rp 6.000.000.000.000 terdapat 9 perusahaan. Perolehan laba akuntansi sebesar Rp 6.000.000.000.000
– Rp 8.000.000.000.000 terdapat 11 perusahaan. Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti mengklasifikasikan laba akuntansi
dengan kategori sebagai berikut dalam milyar Rupiah. Rp 0
– ≤ Rp 2.000 : Sangat rendah
Rp 2.000 – ≤ Rp 4.000
: Rendah Rp 4.000
– ≤ Rp 6.000 : Tinggi
Rp 6.000 : Sangat tinggi
Hasil pengklasifikasian laba akuntansi dapat dilihat pada lampiran VII. Berikut ini adalah tabel laba akuntansi setelah diklasifikasikan.
Tabel 5.8 Tabel Laba Akuntansi
Frequency Percent
Sangat rendah
71 72,0
Rendah 9
8,0 Tinggi
5 9,0
Sangat tinggi 15
11,0 Total
100 100,0
Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 5.8, sebanyak 71 perusahaan atau 71 dari keseluruhan perusahaan membagikan laba akuntansi sangat
rendah. Sebanyak 9 perusahaan atau 9 dari keseluruhan perusahaan memperoleh laba akuntansi rendah. Sebanyak 5
perusahaan atau 5 dari keseluruhan perusahaan memperoleh laba PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
akuntansi tinggi. Sebanyak 15 perusahaan atau 15 dari keseluruhan perusahaan memperoleh laba akuntansi sangat tinggi.
c. Statistik Deskriptif Market to Book Value of Asset
Tabel berikut ini merupakan hasil statistik deskriptif variabel market to book value of asset.
Tabel 5.9 Statistik Deskriptif Market to Book Value of Asset
Market to Book Value of Asset N
Valid 100
Missing
Range
6,97
Minimum ,27
Maximum
7,24
Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 5.9, terdapat 100 data valid dan tidak ada data missing. Data missing 0 menjelaskan tidak ada nilai atau data yang
hilang. Range, perbedaan jarak antara nilai maksimum dan minimum, sebesar 6,97. Hal ini menunjukkan bahwa nilai market to book value of
asset memiliki sebaran data yang luas. 1
Market to Book Value of Asset Sangat Rendah Berdasarkan tabel di atas, market to book value of asset yang sangat
rendah adalah 0,27. Nilai market to book value o f asset tersebut diperoleh perusahaan Lion Metal Works Tbk pada tahun 2012.
Market to book value of asset MKTBA digunakan untuk mengukur prospek pertumbuhan perusahaan berdasarkan banyaknya aset yang
digunakan dalam menjalankan bisnis perusahaan. MKTBA sebesar 0,27 menjelaskan prospek pertumbuhan perusahaan Lion Metal
Works Tbk hanya sebesar 27 dari total aset yang digunakan untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menjalankan bisnis perusahaan. Prospek pertumbuhan sebesar 27 menggambarkan Lion Metal Works Tbk tidak mengalami
pertumbuhan karena tidak dapat mengelola secara efektif aset yang tersedia
untuk menjalankan
kegiatan bisnis
perusahaan. Berdasarkan data penelitian ini, perkembangan nilai market to book
value of asset Lion Metal Works Tbk selama tahun 2010-2014 mengalami
perkembangan yang
fluktuatif. Hal
tersebut diindikasikan oleh harga kapitalisasi pasar perusahaan berupa
jumlah lembar saham beredar dan harga per lembar saham yang berubah-ubah.
2 Market to Book Value of Asset Sangat Tinggi
Nilai market to book value of asset yang sangat tinggi adalah 7,24. Nilai market to book value of asset tersebut diperoleh perusahaan
Delta Djakarta Tbk pada tahun 2013. Market to book value of asset MKTBA digunakan untuk mengukur prospek pertumbuhan
perusahaan berdasarkan banyaknya aset yang digunakan dalam menjalankan bisnis perusahaan. MKTBA sebesar 7,24 mempunyai
arti prospek pertumbuhan perusahaan Delta Djakarta Tbk sebesar 724 dari total aset yang digunakan untuk menjalankan bisnis
perusahaan. Prospek pertumbuhan sebesar 724 menggambarkan Delta Djakarta Tbk mengalami pertumbuhan karena dapat
mengelola secara efektif aset yang tersedia untuk menjalankan kegiatan bisnis perusahaan. Berdasarkan data penelitian ini, nilai
market to book value of asset Delta Djakarta Tbk mempunyai angka PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang sangat tinggi dibandingkan dengan perusahaan manufaktur yang menjadi populasi sasaran pada penelitian ini. Walaupun nilai
market to book value of asset perusahaan sangat tinggi tetapi perkembangan nilai market to book value of asset selama tahun
2010-2014 mengalami tren yang fluktuatif. Secara umum perkembangan market to book value of asset
mengalami fluktuasi. Semakin tinggi nilai market to book value of asset, maka semakin besar aset yang digunakan perusahaan dalam
bisnis, maka semakin besar kemungkinan perusahaan tersebut untuk bertumbuh, sehingga harga sahamnya akan meningkat. Perusahaan
yang berpotensi mengalami pertumbuhan growth firm mempunyai nilai market to book value of asset yang tinggi begitu pula sebaliknya
perusahaan yang tidak mengalami pertumbuhan nongrowth firm cenderung mempunyai nilai market to book value of asset yang
rendah. Peningkatan dan penurunan yang terjadi disebabkan beberapa faktor yaitu harga penutupan saham perusahaan yang
berubah-ubah setiap tahun. Hal lainnya diindikasikan oleh peningkatan dan penurunan total aktiva dan total ekuitas pada
perusahaan. Hal ini yang menyebabkan nilai market to book value of asset dapat meningkat ataupun sebaliknya menurun.
3 Histogram Market to Book Value of Asset
Secara visual, market to book value of asset dapat dijelaskan dengan gambar histogram berikut.
Gambar 5.3: Histogram Market to Book Value of Asset
Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
Histogram merupakan tampilan bentuk grafis untuk menunjukkan distribusi data secara visual atau seberapa sering suatu
nilai yang berbeda itu terjadi dalam suatu kumpulan data. Berdasarkan histogram, peneliti dapat mengklasifikasi data market
to book value of asset. Berdasarkan gambar 5.3, market to book value of asset sebesar 0,00
– 2,00 terdapat 50 perusahaan. Market to book value of asset sebesar 2,00
– 3,99 terdapat 36 perusahaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Market to book value of asset sebesar 4,00 – 6,00 terdapat 8
perusahaan. Market to book value of asset sebesar 6,00 – 8,00
terdapat 6 perusahaan. Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti mengklasifikasikan market to book value of asset dengan kategori
sebagai berikut. 0,00
– ≤ 2,00 : Sangat rendah
2,00 – ≤ 4,00
: Rendah 4,00
– ≤ 6,00 : Tinggi
6,00 : Sangat tinggi
Hasil pengklasifikasian market to book value of asset dapat dilihat pada lampiran VIII. Berikut ini adalah tabel market to book value of
asset setelah diklasifikasikan. Tabel 5.10 Tabel Market to Book Value of Asset
Frequency Percent
Sangat rendah
50 50,0
Rendah 30
36,0 Tinggi
12 8,0
Sangat tinggi 8
6,0 Total
100 100,0
Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 5.10, sebanyak 50 perusahaan atau 50 dari keseluruhan perusahaan mempunyai market to book value of
asset sangat rendah. Sebanyak 30 perusahaan atau 30 dari keseluruhan perusahaan mempunyai market to book value of asset
rendah. Sebanyak 12 perusahaan atau 12 dari keseluruhan perusahaan mempunyai market to book value of asset tinggi.
Sebanyak 8 perusahaan atau 8 dari keseluruhan perusahaan mempunyai market to book value of asset sangat tinggi.
d. Statistik Deskriptif Current Ratio
Tabel berikut ini merupakan hasil statistik deskriptif variabel current ratio.
Tabel 5.11 Statistik Deskriptif Current Ratio
Current Ratio N
Valid 100
Missing
Range
8,30
Minimum 1,14
Maximum
9,44
Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 5.11, terdapat 100 data valid dan tidak ada data missing. Data missing 0 menjelaskan tidak ada nilai atau data yang
hilang. Range, perbedaan jarak antara nilai maksimum dan minimum, sebesar 8,30. Hal ini menunjukkan bahwa current ratio memiliki
sebaran data yang luas. 1
Current Ratio Terendah Berdasarkan tabel 5.11, current ratio yang sangat rendah adalah
1,14. Current ratio tersebut diperoleh perusahaan Trias Sentosa Tbk pada tahun 2013. Current ratio menjelaskan seberapa besar aktiva
lancar menjamin pembayaran hutang lancar. Hasil penghitungan current ratio sebesar 1,14 atau di atas 100 mempunyai arti bahwa
aktiva lancar perusahaan dapat menutupi semua hutang lancar karena aktiva lancar jumlahnya jauh di atas jumlah hutang lancar.
Berdasarkan data yang diperoleh, perkembangan current ratio Trias PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sentosa Tbk yang terendah terjadi pada periode tahun 2013 di mana pada periode tahun 2010-2014 mengalami perkembangan yang
fluktuatif. 2
Current Ratio Tertinggi Current ratio yang sangat tinggi adalah 9,44. Current ratio tersebut
diperoleh perusahaan Lion Metal Works Tbk pada tahun 2010. Current ratio menjelaskan seberapa besar aktiva lancar menjamin
pembayaran hutang lancar. Hasil penghitungan current ratio sebesar 9,44 atau di atas 100 mempunyai arti bahwa aktiva lancar
perusahaan dapat menutupi semua hutang lancar karena aktiva lancar jumlahnya jauh di atas jumlah hutang lancar. Berdasarkan
data yang digunakan pada penelitian ini, perkembangan nilai current ratio Lion Metal Works Tbk selama tahun 2010-2014 mengalami
perkembangan yang fluktuatif. Secara umum perkembangan current ratio tahun 2010-2014
mengalami fluktuasi. Perusahaan yang mempunyai current ratio rendah berarti nilai utang lancar dapat melebihi atau mendekati nilai
aktiva lancar perusahaan. Perusahaan yang mempunyai current ratio rendah biasanya diindikasikan mempunyai masalah likuidasi yang
belum terselesaikan. Sebaliknya, semakin tinggi current ratio perusahaan juga berarti kurang bagus, karena hal tersebut
menunjukkan banyaknya dana yang menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampuan perusahaan menghasilkan
laba. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3 Histogram Current Ratio
Secara visual, current ratio dapat dijelaskan dengan gambar histogram berikut.
Gambar 5.4: Histogram Current Ratio Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
Histogram merupakan
tampilan bentuk
grafis untuk
menunjukkan distribusi data secara visual atau seberapa sering suatu nilai yang berbeda itu terjadi dalam suatu kumpulan data.
Berdasarkan histogram, peneliti dapat mengklasifikasi data current ratio. Berdasarkan gambar 5.4, current ratio sebesar 0,00
– 2,00 terdapat 26 perusahaan. Current ratio sebesar 2,00
– 4,00 terdapat 47 perusahaan. Current ratio sebesar 4,00
– 6,00 terdapat 15 perusahaan. Current ratio sebesar 6,00
– 8,00 terdapat 9 perusahaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Current ratio sebesar 8,00 – 10,00 terdapat 3 perusahaan.
Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti mengklasifikasikan current ratio dengan kategori sebagai berikut.
0,00 – ≤ 2,00
: Sangat tidak lancar 2,00
– ≤ 4,00 : Tidak lancar
4,00 – ≤ 6,00
: Lancar 6,00
: Sangat lancar Hasil pengklasifikasian current ratio dapat dilihat pada lampiran IX.
Berikut ini adalah tabel current ratio setelah diklasifikasikan. Tabel 5.12 Tabel Current Ratio
Frequency Percent Sangat Tidak Lancar
26 26,0
Tidak lancar 47
47,0 Lancar
15 15,0
Sangat Lancar 12
12,0 Total
100 100,0
Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 5.12, sebanyak 26 perusahaan atau 26 dari keseluruhan perusahaan mempunyai current ratio sangat tidak
lancar. Sebanyak 47 perusahaan atau 47 dari keseluruhan perusahaan mempunyai current ratio tidak lancar. Sebanyak 15
perusahaan atau 15 dari keseluruhan perusahaan mempunyai current ratio lancar. Sebanyak 12 perusahaan atau 12 dari
keseluruhan perusahaan mempunyai current ratio sangat lancar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Analisis Tabulasi Silang Crosstabs
a. Analisis Tabulasi Silang Laba Akuntansi dengan Kebijakan Dividen
Kas Tabel di bawah ini merupakan output analisis tabulasi silang laba
akuntansi dengan kebijakan dividen kas. Tabel 5.13 Tabulasi Silang Laba Akuntansi dengan Dividen Kas
Klasifikasi Laba Akuntansi Total
Sangat Rendah
Rendah Tinggi Sangat Tinggi
Klasifikasi Dividen
Kas Sangat Rendah
69 69
Rendah 2
9 2
2 15
Tinggi 2
3 5
Sangat Tinggi 1
10 11
Total
71 9
5 15
100 Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 5.13, perusahaan yang mempunyai laba akuntansi sangat rendah dan dividen kas sangat rendah berjumlah 69
perusahaan. Laba akuntansi rendah dan dividen kas rendah berjumlah 9 perusahaan. Laba akuntansi tinggi dan dividen kas tinggi berjumlah 2
perusahaan. Laba akuntansi sangat tinggi dan dividen kas sangat tinggi berjumlah 10 perusahaan. Kekuatan dan arah hubungan dapat dijelaskan
dengan tabel symmentric measures berikut ini. Tabel 5.14 Tabel Symmentric Measures Laba Akuntansi dengan
Dividen Kas
Value Approximate
Significance Ordinal by Ordinal Spearman Correlation 0,960
0,000
N of Valid Cases 100
Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
Penelitian ini menggunakan tingkat signifikan sebesar 5 dengan tingkat kepercayaan sebesar 95. Tabel 5.13 menunjukkan nilai
approximate significance sebesar 0,000 0,05 menjelaskan bahwa hubungan kedua variabel adalah signifikan. Approximate significance
menunjukkan probabilitas atau peluang kesalahan adalah sebesar 0, atau dapat diartikan juga sebagai tingkat kesalahan atau tingkat
kekeliruan yang ditoleransi oleh peneliti 5. Nilai Spearman’s rho
sebesar 0,960. Hal ini berarti kekuatan strength hubungan laba akuntansi dengan kebijakan dividen kas adalah sangat kuat. Nilai
Spearman’s rho positif, hal ini berarti arah hubungan kedua variabel positif. Secara visual untuk menunjukkan hubungan antara kedua
variabel tersebut dapat digambarkan pada chart berikut:
Gambar 5.5: Bar Chart Hubungan Laba Akuntansi dengan Dividen Kas Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
b. Analisis Tabulasi Silang Market to Book Value of Asset dengan Dividen
Kas Tabel di bawah ini merupakan output analisis tabulasi silang MKTBA
dengan kebijakan dividen kas. Tabel 5.15 Tabulasi Silang MKTBA dengan Dividen Kas
Klasifikasi MKTBA Total
Sangat Rendah
Rendah Tinggi
Sangat Tinggi
Klasifikasi Dividen
Kas Sangat Rendah
41 19
4 5
69 Rendah
2 4
6 3
15 Tinggi
2 2
1 5
Sangat Tinggi 5
5 1
11
Total 50
30 12
8 100
Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
Keterangan: MKTBA : Market to Book Value of Asset
Berdasarkan tabel 5.15, perusahaan yang mempunyai market to book value of asset sangat rendah dan klasifikasi dividen kas sangat
rendah berjumlah 41 perusahaan. Market to book value of asset rendah dan dividen kas rendah berjumlah 4 perusahaan. Market to book value
of asset tinggi dan dividen kas tinggi berjumlah 1 perusahaan. Market to book value of asset sangat tinggi dan dividen kas sangat tinggi berjumlah
0 perusahaan. Kekuatan dan arah hubungan dapat dijelaskan dengan tabel symmentric measures berikut ini.
Tabel 5.16 Tabel Symmentric Measures MKTBA dengan Dividen Kas
Value Approximate Significance
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation 0,244
0,014
N of Valid Cases 100
Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
Penelitian ini menggunakan tingkat signifikan sebesar 5 dengan tingkat kepercayaan sebesar 95. Tabel 5.16 menunjukkan nilai
approximate significance sebesar 0,014 0,05 menjelaskan bahwa hubungan kedua variabel adalah signifikan. Approximate significance
menunjukkan probabilitas atau peluang kesalahan adalah sebesar 1,4, atau dapat diartikan juga sebagai tingkat kesalahan atau tingkat
kekeliruan yang ditoleransi oleh peneliti 5. N ilai Spearman’s rho
sebesar 0,244. Hal ini berarti kekuatan strength hubungan investment opportunity set dengan kebijakan dividen kas adalah lemah. Nilai
Spearman’s rho positif, hal ini berarti hubungan kedua variabel positif. Secara visual untuk menunjukkan hubungan antara kedua variabel
tersebut dapat digambarkan pada chart berikut:
Gambar 5.6: Bar Chart Hubungan MKTBA dengan Dividen Kas Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
c. Analisis Tabulasi Silang Current Ratio dengan Dividen Kas
Tabel di bawah ini merupakan output analisis tabulasi silang current ratio dengan dividen kas.
Tabel 5.17 Tabulasi Silang Current Ratio dengan Kebijakan Dividen Kas
Klasifikasi Current Ratio Total
Sangat Tidak
Lancar Tidak
Lancar Lancar Sangat
Lancar
Klasifikasi Dividen
Kas Sangat Rendah
16 31
13 9
69 Rendah
2 10
1 2
15 Tinggi
2 3
5 Sangat Tinggi
6 3
1 1
11
Total
26 47
15 12
100 Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 5.17, perusahaan yang mempunyai current ratio sangat lancar dan dividen kas sangat rendah berjumlah 9 perusahaan.
Current ratio lancar dan dividen kas rendah berjumlah 1 perusahaan. Current ratio tidak lancar dengan dividen kas tinggi berjumlah 3
perusahaan. Current ratio sangat tidak lancar dengan dividen kas sangat tinggi berjumlah 6 perusahaan. Kekuatan dan arah hubungan dapat
dijelaskan dengan tabel symmentric measures berikut ini. Tabel 5.18 Tabel Symmentric Measures Current Ratio dengan
Kebijakan Dividen Kas
Value Approximate Significance
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -0,176
0,079
N of Valid Cases 100
Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
Penelitian ini menggunakan tingkat signifikan sebesar 5 dengan tingkat kepercayaan sebesar 95. Tabel 5.18 menunjukkan nilai
approximate significance sebesar 0,079 0,05 menjelaskan bahwa hubungan kedua variabel adalah tidak signifikan. Approximate
significance menunjukkan probabilitas atau peluang kesalahan adalah sebesar 7,9, atau dapat diartikan juga sebagai tingkat kesalahan atau
tingkat kekeliruan yang ditoleransi oleh peneliti 5. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa likuiditas tidak
mempunyai hubungan dengan kebijakan dividen kas. Secara visual untuk menunjukkan hubungan antara kedua variabel tersebut dapat
digambarkan pada chart berikut:
Gambar 5.7: Bar Chart Hubungan Current Ratio dengan Dividen Kas Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
B. Pembahasan