Hubungan Laba Akuntansi dengan Kebijakan Dividen Kas

E. Hubungan Laba Akuntansi dengan Kebijakan Dividen Kas

Penetapan kebijakan pembagian dividen, faktor yang menjadi perhatian manajemen adalah besar laba yang dihasilkan perusahaan. Belkaoui 2007: 213, menyatakan bahwa laba akuntansi secara operasional didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan yang direalisasikan yang berasal dari transaksi suatu periode dan berhubungan dengan biaya historis. Ukuran kinerja akuntansi perusahaan adalah laba akuntansi. PSAK Nomor 46 mendefinisikan laba akuntansi sebagai laba atau rugi selama satu periode sebelum dikurangi beban pajak laba sebelum pajak IAI, 2013. Laba akuntansi mempunyai hubungan positif dengan kebijakan dividen kas. Semakin besar laba akuntansi yang diperoleh oleh perusahaan, maka semakin besar pula kesempatan para pemegang saham untuk menerima dividen kas atas modal yang telah diinvestasikan Triyanto et al., 2014: 3. Jika laba perusahaan besar, maka perusahaan memiliki kemampuan yang besar pula untuk mengalokasikan laba yang diperoleh untuk dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen kas maupun untuk investasi perusahaan ataupun untuk menjaga kelangsungan kinerja perusahaan Triyanto et al., 2014: 3. Pembagian dividen kas yang diambil dari laba akuntansi dalam hal ini laba bersih perusahaan, menjadi daya tarik bagi para investor yang ingin menginvestasikan modal yang dimiliki. Berdasarkan laba akuntansi tersebut investor dapat menganalisis berapa besar laba bersih perusahaan, dan dari laba tersebut berapa yang akan dibagikan sebagai dividen. Menurut Weston dan Copeland 2010: 45, kebijakan dividen menentukan penempatan laba perusahaan yaitu antara membayar kepada pemegang saham dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menginvestasikan kembali dalam perusahaan. Menurut Skousen et al. 2001: 757, dividen adalah pendistribusian laba secara proporsional kepada para pemegang saham sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki. Distribusi laba dalam bentuk kas oleh sebuah korporasi kepada para pemegang saham disebut sebagai dividen kas. Sebuah korporasi harus memenuhi tiga kondisi terlebih dahulu agar dapat membayar dividen kas Sigalingging, 2013: 1. Laba akuntansi yang mencukupi 2. Kas yang memadai 3. Tindakan formal dari dewan komisaris F. Hubungan Investment Opportunity Set dengan Kebijakan Dividen Kas Menurut Myers 2012, investment opportunity set merupakan kombinasi antara aktiva yang dimiliki assets in place dan pilihan investasi pada masa yang akan datang dengan net present value NPV positif. Menurut Gaver dan Gaver 1993, investment opportunity set merupakan nilai perusahaan yang besarnya tergantung pada pengeluaran-pengeluaran yang ditetapkan manajemen pada masa yang akan datang, yang pada saat ini merupakan pilihan-pilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan return yang lebih besar. Persamaan antara kesempatan investasi dan kebijakan dividen, yakni hal tersebut bersumber dari laba perusahaan. Laba perusahaan yang akan digunakan untuk membayar dividen kepada pemegang saham dan sisa ditahan sebagai laba ditahan yang akan digunakan untuk investasi perusahaan yang berguna untuk pertumbuhan di masa yang akan datang. Investement opportunity set mempunyai hubungan positif dengan kebijakan dividen kas. Menurut Smith dan Watss 1992, investment opportunity set yang diukur dengan market to book value of asset semakin tinggi, maka semakin besar aset yang digunakan dalam menjelaskan bisnis perusahaan, maka semakin besar kemungkinan perusahaan tersebut untuk bertumbuh, sehingga harga sahamnya akan meningkat, dan pada akhirnya dividen kas yang diperoleh pemegang saham akan semakin tinggi. Signalling theory menjelaskan bahwa peningkatan dividen merupakan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, karena peningkatan dividen diartikan sebagai keuntungan yang akan diperoleh sebagai hasil yang diperoleh dari keputusan investasi Haruman, 2008. Set kesempatan investasi investment opportunity set yang memberikan keuntungan tinggi bagi perusahaan tidak selalu diartikan dividen yang dibayarkan akan kecil atau tidak dibayarkan, tetapi dapat diartikan mendapatkan prospek yang menjanjikan di masa yang akan datang untuk dapat membayar dividen yang lebih tinggi Sigalingging, 2012: 11.

G. Hubungan Likuiditas dengan Kebijakan Dividen Kas

Dokumen yang terkait

Pengaruh Profitabilitas, Free Cash Flow dan Investment Opportunity Set terhadap Cash Dividend dengan Likuiditas sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008 - 2011

1 64 141

Pengaruh Kemampulabaan Dan Invesment Opportunity Set Serta Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

1 37 96

Pengaruh Investment Opportunity Set, Return on Investment, dan Net Profit Margin Terhadap Devidend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010

0 34 89

Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Investment Opportunity Set, Free Cash Flow, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI)

1 46 91

Pengaruh Investment Opportunity Set dan Profitabilitas terhadap Return Saham dan Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 59 170

Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

5 70 119

Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set Terhadap Cash Dividend Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013

1 49 103

Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS), Voluntary Disclosure, Leverage dan Likuiditas Terhadap Kualitas Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2010-2014)

0 16 193

Analisis Pengaruh Investment Opportunity Set, Kebijakan Dividen, Firm Size Dan Return On Equity Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Periode 2010 - 2014)

1 16 143

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, LIKUIDITAS DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2015)

0 3 116